Menikahi Pria Koma

"aku harus mengandalkan diriku sendiri untuk menemukan nya, aku tidak bisa mengandalkan bantuan orang lain, aku harus bisa," kata Randy lagi.

Namun tiba-tiba terdengar dering di ponsel nya, ia mengambil ponsel tersebut dan melihat kalau saat ini sang mama yang sedang menelpon nya.

Dengan cepat Randy menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan telepon tersebut.

Call on.

"Hallo ma," ujar Randy sambil menempelkan telpon tersebut ke telinga nya.

"Randy, sudah beberapa hari kau tidak menelpon mama, apakah sudah ada kabar? Rencana nya mama dan papa akan menyusul mu ke Jakarta beberapa hari lagi," ungkap suara di seberang telepon yang ternyata adalah mama dari dokter Randy.

"Apa? Mama mau ke Jakarta? Apa mama yakin?" tanya Randy sedikit kaget.

"Ya, mengandalkan mu sendiri di sana mama jadi sedikit cemas," ungkap mama nya lagi.

"Baik lah ma, tapi sebelumnya aku benar-benar minta maaf, aku sama sekali belum mendapatkan berita tentang adik," kata Randy sambil mengigit bibir bawah nya karena khawatir sang mama akan kecewa.

"Tidak masalah, mama akan ke sana untuk membantu mu, mama juga mengerti kalau kau juga sibuk dengan pekerjaan mu," ujar sang mama begitu pengertian.

"Baik ma, terimakasih banyak," jawab Randy lega.

"Kalau begitu mama tutup dulu telpon nya," sang mama pun berpamitan dan kemudian mematikan telepon secara sepihak.

Call off.

"Sepertinya mama benar-benar sudah tidak sabar," ujar Randy.

Sementara itu di sisi lain, terlihat Maudy yang sedang merapikan toko bunga nya, dia ingin menutup toko tersebut karena jam sudah menujukkan pukul enam sore.

Namun tiba-tiba seseorang menerobos masuk ke dalam toko tersebut dengan tampa basa-basi sedikit pun.

"Maudy, ayo ikut aku sebentar," ucap nya kepada Maudy yang saat ini menatap nya tak percaya.

"Mas El, kenapa kau ada di sini? Keluar aku ingin menutup toko," kata Maudy tak senang.

"Kenapa? Aku sudah merendahkan diriku untuk datang ke sini hanya demi mama, jika tidak aku juga tidak akan menginjakkan kaki ku di tempat tak berguna ini," kata Elgara dengan kasar nya.

"Tolong jaga bicaramu," ungkap Maudy dengan tatapan penuh kebencian karena Elgara sudah menghina tempat nya mencari nafkah untuk dirinya sendiri.

"Jangan banyak bicara, ayo cepat ikut aku," kata Elgara yang kemudian memegang pergelangan tangan Maudy dan hendak menyeretnya keluar.

"Lepaskan, aku tidak mau, lepaskan mas El ini sakit," kata Maudy berusaha melepaskan dirinya.

"Ayo cepat aku tidak suka bertele-tele," kata Elgara kasar.

"Hentikan, apa yang sedang kau lakukan kepada nya?" tanya Randy yang bergegas melepaskan tangan Maudy dari genggaman Elgara.

Terlihat merah di pergelangan tangan Maudy.

"Tuan Elgara, kau seorang CEO di perusahaan ternama kenapa kau bersikap kasar dengan seorang wanita? Apa kau tidak punya harga diri?" kata Randy dengan tatapan tajam.

"Jangan ikut campur dokter Randy, ini urusan aku dan Maudy, biar bagaimanapun kami belum berpisah dan dia masih istri ku, aku berhak memperlakukan nya dengan cara apapun.

"Apa kau gila? Kau melakukan ini kau bisa terkena pidana atas kdrt, dan aku tidak akan membiarkan mu membawa Maudy," kata Randy.

"Kak Randy sudah," ucap Maudy tidak ingin ada pertengkaran.

"Cih, benar kata Mona, kau memang wanita penggoda kau bisa membuat pria manapun tunduk dengan mu! Sampai dokter Randy juga? Kemana selingkuhan mu itu? Kemana?" ucap Elgara dengan lantang.

Plak ...

Seketika suasana jadi hening, Elgara memegang pipinya yang terasa memanas akibat sebuah tamparan keras yang di berikan Maudy.

"Sekali lagi aku tegaskan, aku bukan wanita penggoda, apa kau pikir karena aku ini lemah aku tidak bisa melawan? Selama ini aku hanya diam dengan tuduhan mu, kau masih menganggap ku istri tapi kau sendiri mempercayai wanita lain hanya dengan bukti yang tidak jelas asal usulnya! Sekarang pergilah dari sini dan jangan pernah muncul di hadapan ku lagi! Pergi!" ucap Maudy yang saat ini sudah tidak bisa membendung emosi nya.

Kali ini Maudy benar-benar tidak kuat dengan semua hinaan Elgara ia sampai melayangkan sebuah tamparan ke pipi laki-laki itu.

"Kita akan berpisah, secepatnya! Ayo kak Randy," setelah mengatakan hal itu Maudy membawa Randy ke belakang meningalkan Elgara sendirian di luar.

"Maudy, dia menampar ku? Apa maksudnya bukti yang tak jelas? Aku tidak pernah melihat nya sekasar ini," kata Elgara sambil menatap tangan Maudy yang saat ini memegang tangan Randy dan mereka berjalan pergi dari hadapan nya.

Beberapa puluh menit kemudian.

Elgara kembali ke rumah dengan perasaan campur aduk, rasa sakit di hatinya melihat Maudy dan Randy sangat dekat membuat nya jadi seperti orang mabuk, mungkin saja dia masih mencintai sang istri dan cemburu akan hal ini.

"Tuan muda, di mana nyonya muda?" tanya Yani yang sedari tadi menunggu dengan penuh harapan.

"Dia tidak bisa datang, dan dia tidak mau datang," jawab Elgara yang kemudian berlalu pergi meninggalkan Yani.

"Ada apa dengan tuan muda? Kenapa dia terlihat sangat marah?" Batin Yani lagi.

Elgara meloyor pergi dan melewati kamar sang mama, dia melihat mama nya yang sedang terbaring di ranjang, kesedihan pun merasuki jiwanya, dia tidak bisa menepati janji kepada sang mama yang saat ini menunggu kedatangan Maudy.

"Maaf ma, aku benar-benar tidak bisa membawa wanita itu kembali, lagipula kepada mama harus menginginkan dia?" batin Elgara.

Tak ingin memikirkan Maudy lagi, Elgara pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar nya di mansion untuk menenangkan diri nya.

Sementara itu di sisi lain.

"Maudy, kau baik-baik saja? Aku tidak menyangka tuan muda Elgara adalah orang yang seperti itu," ucap Randy menatap wajah Maudy yang saat ini terlihat sangat sedih.

"Aku baik-baik saja, jangan kan kak Randy, aku sendiri tidak pernah mengira kalau dia adalah laki-laki yang seperti itu, sudah lah aku tidak mau membahas soal ini lagi," kata Maudy sambil menyeka air matanya yang hendak turun membasahi pipinya.

"Baik lah lupakan saja aku akan membantu mu untuk menyelesaikan masalahmu dengan tuan muda Elgara," kata Randy sambil memegang kedua pundak Maudy.

Maudy mengangguk kan kepala nya.

Beberapa hari pun akhirnya berlalu, sidang perpisahan Maudy dan Elgara pun telah selesai dan kini mereka benar-benar resmi berpisah.

Meskipun sangat sakit bagi Maudy namun ia sudah berusaha keras untuk melepaskan laki-laki yang kenyataan nya lebih memilih percaya kepada wanita lain ketimbang sang istri.

"Selamat, kau sudah berhasil membuat kami benar-benar berpisah kak," kata Maudy kepada Mona yang juga mengikuti sidang perpisahan tersebut.

"Kau tau berterima kasih juga rupanya, dan kau juga seperti nya sekarang semakin dengan dengan pak dokter Randy, apa kalian ada hubungan?" tanya Mona.

Randy memegang tangan Maudy yang saat itu hendak emosi dan menampar Mona.

Bersambung ....