NovelToon NovelToon
PELANGI DI LANGIT SENJA

PELANGI DI LANGIT SENJA

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:100.2k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Cahayaku

Gue Benua Biru Baskara Untuk Pertama kalinya Gue menemukan gadis yang sangat Cantik yang selalu menemani gue kemanapun gue Pergi.

Kalo bukan karena Doa gue sendiri yang selalu Bilang Hopefully we can meet the Beautiful Woman again Mungkin gue gak akan Pernah mengenalmu Senja Nayyra Aurelie Gue akan Pernah mau ada orang yang menyakiti hatinya mau gue sekalipun. karena Bagi gue kebahagiaan Senja adalah kebahagiaan gue sendiri membuat Senja tersenyum adalah tugas gue.

Tapi hal yang gue Takutin adalah jika semesta tidak menakdirkan gue dan Senja untuk bersatu.

ini Cerita Perjalanan Cinta gue Dan Senja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Cahayaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 10. Promise

...Senja aku Biru berjanji aku akan selalu ada untukmu ...

Ting

Suara notifikasi Pesan dari handphone Senja berbunyi bersamaan dengan keluarnya dosen dari ruangan kelasnya. Gadis itu langsung membuka handphone-nya untuk melihat kiriman Pesan dari siapa yang masuk.

Kedua ujung bibir Senja terangkat sempurna ketika mengetahui bahwa Pesan masuk tersebut dari kekasihnya. Biru lelaki itu memberikan kabar bahwa dirinya sudah berada di kawasan Parkiran kampus untuk menjemputnya.

Senja langsung membereskan Perlengkapan alat tulisnya lalu bergegas Pergi meninggalkan kelasnya. Gadis itu berjalan dari gedung fakultasnya menuju Parkiran kampus untuk menemui Biru yang sudah menunggunya di sana.

Beberapa saat kemudian Senja telah sampai di dekat mobil kekasihnya terparkir. Sebelum mendekat Pada mobil milik lelaki itu. Ia menoleh ke berbagai sudut Parkiran memastikan bahwa tidak ada orang yang memperhatikannya.

Biru dan Senja masih belum mengekspos hubungan mereka berdua Pada semua orang. Maka dari itu sedikit sulit bagi mereka untuk jalan berduaan di tempat umum dengan Bebas apalagi kampus.

Merasa Parkiran sudah sepi dan tidak ada siapa pun yang melihatnya lantas dengan cepat Senja langsung berjalan menghampiri mobil Biru.

Senja membuka Pintu mobilnya lalu memasukinya.

" Hello My sunshine " sapa Biru dengan seuntai senyum manis yang menunjukkan kedua lesung Pipinya.

" Hi ! Maaf ya tunggu lama " sahut Senja turut tersenyum ke arah lelaki di sampingnya.

" Enggak lama, kok,"

" Kamu ini beneran kan nggak ada kelas hari ini,"

" Gak ada kok Sayang. Dosennya bilang kelasnya diganti jadi Minggu depan. Makannya aku mau ajak kamu jalan,"

Senja tersenyum.

" How' s your class ?" tanya Biru mengusap kepala Senja.

" Hm, just like the other day,"

" Kita lunch dulu, habis itu kita jalan-jalan ya,"

" Jadi Pergi ke Pantai kan,"

Biru tersenyum mengganggukkan kepalanya

" Pasang belt-nya, Sayang kita lansung berangkat sekarang ?" Perintah Biru.

Senja menarik seat belt yang ada di samping, Namun gadis itu sedikit kesusahan saat menarik talinya.

Biru yang sejak tadi memperhatikan. Kekasihnya hanya terkekeh melihatnya. Di detik kemudian lelaki itu mencondongkan tubuhnya ke samping ia memasangkan seat belt-nya Pada Senja.

Cup

Senja membulatkan matanya. Lelaki yang baru saja memasangkan seat belt untuknya itu secara tiba-tiba mencium Pipinya.

" Biru ! Tegur Senja menatap tajam ke arah kekasihnya

Yang mencium tidak menggubris. Ia hanya tersenyum menahan tawanya. Beberapa detik kemudian. Lelaki itu langsung menancapkan Pendal gas mobilnya lalu melajukan mobilnya.

••••••

Biru dan Senja kini tengah menyantap makan siang mereka di sebuah restoran. Seketika Perhatian Senja tiba-tiba teralihkan ketika melihat meja di seberangnya yang berisi satu keluarga besar sedang merayakan ulang tahun salah satu anggota keluarganya. Sekumpulan orang itu tampak bahagia dan Penuh canda tawa.

Senja tersenyum melihat kehangatan keluarga di meja seberang itu dan tak henti terus memperhatikan mereka.

Biru yang teramat Peka dengan Senja langsung tersadar bahwa gadis itu tengah memperhatikan sekumpulan orang di meja seberang. Di detik selanjutnya, Biru mencari Perhatian kekasihnya hingga lamunan gadis itu membuyarkan.

" Senja Makan dong " ucap Biru mengusap kepala Senja.

Senja menoleh Pada Biru yang berada di Tepat di sampingnya dengan senyum manis di wajahnya.

" Iya, ini makan kok " jawab Senja kembali melanjutkan menyantap makanannya

" Mau aku suapin ?" tawar Biru.

" It's okay, Sayang, aku bisa makan sendiri kok," tolak Senja secara lembut

Biru tersenyum lalu ia sisihkan beberapa helain rambut yang menghalangi wajah Senja ke belakang telinga gadis itu.

" Abisin makanannya, ya," ucap Biru dibalas anggukan dari Senja.

Netra Biru terus menatap Senja yang sedang menyantap makanannya. Sebenernya ada Pertanyaan yang ingin ia tanyakan Pada Senja. Tapi ia rasa ini bukan waktu yang tepat untuk menanyakan hal yang terlintas di benaknya.

Di detik berikutnya kemudian Pandangannya teralih menatap sekumpulan orang yang ada meja seberang beberapa saat. Setelah itu ia kembali fokus menyantap makanan yang ada Piringnya.

•••••

Setelah berjalan-jalan seharian ke berbagai tempat, kini Biru dan Senja datang ke tempat terakhir rencana mereka hari ini yaitu Pantai. Bagi Biru dan Senja, Pantai yang mereka kunjungi saat ini adalah tempat yang Penuh makna. Pasalnya di tempat yang sedang mereka Pijak itu merupakan tempat yang menjadi saksi bagaimana hubungan keduanya dimulai.

Kini keduanya sama-sama sedang berdiri menatap lurus ke depan memandangi Langit berwarna jingga karena sang fajar yang Perlahan mulai tenggelam. Suara ombak yang bergemuruh membuat mereka terhanyut dengan suasananya, sehingga hanya tercipta keheningan antar keduanya.

Biru mengalihkan Pandangannya Pada gadis di sampingnya Senja, gadis itu tampak lebih banyak diam sejak di tempat restoran tadi. Satu hal yang Biru tahu Pasti, ada kesedihan yang gadis itu tutupi di balik senyum manisnya. Jelas sekali terlihat dari raut yang terpampang di wajahnya.

Gadis itu sedang tidak baik-baik saja. Terlihat jelas jika ada sesuatu yang sedang berusaha ia sembunyikan darinya.

Biru menaruh tangan kanannya di pinggang Senja lalu ia mengusap lembut Pinggang gadis itu.

" Lepasin, aja Senja jangan ditahan sendirian nanti kamu sakit hati. Kamu Punya aku sekarang, lepasin semua Perasaan yang selalu kamu tahan dan selalu kamu simpan selama ini. I told you it's okay to have cry sometimes," ucap Biru terus mengusap lembut Punggung Senja.

Senja masih memilih untuk tetap diam, tak merespons ucapan Biru.

Beberapa menit kemudian, akhirnya gadis itu mengeluarkan suaranya. " Kata orang ayah itu adalah cinta Pertama bagi seorang anak Perempuannya. Kata orang ayah akan selalu jadi Pahlawan garda terdepan jika ada yang berani menyakiti anak Perempuannya. Dan kata orang ayah adalah satu-satunya lelaki yang tak akan Pernah menyakiti anak Perempuannya. Begitupun dengan sosok ibu. Kata orang seorang ibu adalah sosok Perempuan yang akan selalu kamu kagumi di dalam hidupmu. Kata orang ibu akan selalu ada di sisimu bahkan saat dunia sedang hancur sekalipun. Dan kata orang surga ada di telapak kaki ibu. Lantas di mana Pahlawan hidupku Biru dan telapak surgaku sekarang Di mana Biru," Tanya Senja. " Aku nggak Pernah tau siapa dan bagaimana bentuk dari Pahlawan hidupku dan telapak surgaku itu. Aku juga nggak Pernah tau bagaimana rasanya dilindungi sosok seorang ayah saat ada orang lain yang menyakitiku. Dan aku juga nggak tau bagaimana rasanya ada sosok seorang ibu yang selalu ada bersamaku saat hidupku sedang hancur,"

Biru langsung mengerti ke mana arah Pembicaraan Senja. Dengan lekat, Biru masih terus menatap teduh mata Senja dan setia mendengarkan setiap Patah kata yang gadis itu ucapkan.

" Biru Sejak kecil aku itu selalu iri melihat anak lain yang dengan beruntungnya merasakan kasih sayang dari orang tuanya. Aku iri melihat anak yang dengan senang bermain ditemani ayahnya. Aku iri melihat anak yang dengan enak disuapi oleh ibunya saat makan Aku melihat anak yang apabila mereka bersedih dan menangis dapat langsung mengadu Pada ayah dan ibunya. Dan sekarang setelah dewasa rasa iri itu masih tetap masih ada. Aku iri melihat orang yang leluasa menceritakan semua masalah yang di hadapinya Pada ayah dan ibunya. Aku iri melihat orang yang selalu merayakan hari spesialnya bersama ayah dan ibunya. Aku juga iri melihat orang yang setiap harinya dapat makan bersama dalam satu meja, sambil berbincang tentang kesehariannya Pada ayah dan ibunya. Bukannya aku tidak bersyukur atas apa yang aku miliki sekarang. Aku bahkan sangat, sangat bersyukur Pada Tuhan dengan apa yang aku miliki saat ini. Aku yang sejak kecil tumbuh di Panti asuhan kini Punya keluarga baru. Om Hadi dan Tante Amira dan Naura, mereka orang yang sangat baik. Berkat mereka aku bisa merasakan bagaimana hangatnya keluarga yang utuh. Selama beberapa tahun aku tinggal bersama mereka, aku merasakan kehangatan keluarga mereka, bagaimana mereka bersenang-senang dan menghabiskan waktu bersama. Aku senang ikut dalam kehangatan mereka, tapi tetap saja masih ada rasa hampa dan kekosongan yang selalu memenuhi isi Pikiran dan hatiku. Setiap melihat kehangatan mereka, aku selalu membayangkan bagaimana jika itu yang aku lakukan bersama keluarga kandungku. Aku sudah berusaha buat terima semua kenyataan yang ada. Aku sudah berusaha untuk sembuhkan semua luka. Aku sudah berusaha untuk berdamai dengan semuanya. Tapi tetap saja luka itu masih selalu ada, Biru ...  " Senja menundukkan kepalanya. Tetes demi air mata kini mulai berjatuhan membasahi Pipi gadis itu.

Biru yang melihat gadis di sampingnya itu tertunduk dan mulai menangis dengan sigap Biru langsung mendekati tubuh gadis itu lalu ia rengkuh tubuh mungil Senja ke dalam Pelukannya.

" Aku ingin bertemu ayah dan ibu kandungku. Biru masih adakah mereka di dunia ini ? Kenapa mereka begitu tega meninggalkanku di Panti asuhan aku salah apa ? Apa aku tidak seberharga itu ya di mata mereka ? Aku selalu mengharapkan mereka menjemput aku Pulang, tapi nyatanya hingga saat ini mereka tak kunjung datang," lirih Senja dengan suara yang bergetar serta tangisan yang kian Pecah seketika di Pelukan Biru.

Satu tetes air mata lolos keluar dari mata Biru ketika mendengar suara tangisan Senja yang terdengar sangat menyakitkan saat mengungkapkan lukanya. Biru langsung menyeka air matanya dengan sigap, lalu lelaki itu semakin mengeratkan Pelukannya Pada Senja ia tak Pernah menyangka ternyata selama ini Senja menyimpan segudang luka selama hidupnya.

" Udah Jangan nangis lagi " ucap Biru mengusap air matanya di Pipi Senja

" Ada aku di sini Senja aku selalu ada untukmu,"

Senja memeluk tubuh Biru begitu sangat erat saat ini yang dibutuhkan oleh Senja itu hanyalah sebuah sandaran, sandaran untuk Pulang Dan kini, Senja tak sendirian lagi Biru selalu ada untuknya Biru selalu selalu ada bersamanya menjadi sandaran hidupnya

••••••••

1
Anonymous
lanjut deh Thor
Anonymous
next Thor
Anonymous
jangan lama-lama 🥰🥰🥰
Anonymous
next Thor
Harid
jangan lama-lama
Harid
next Thor
Anonymous
lanjut deh Thor😍😍😍
Anonymous
next Thor
Cinta
jangan lama-lama
Cinta
next Thor
New
jangan lama-lama Thor😍😍😍😍
New
next Thor
Anonymous
lanjut Thor
Anonymous
Biru🥰🥰🥰
Anonymous
next Thor
Anonymous
jangan lama-lama Thor 😍😍😍 aku tunggu
Anonymous
jangan lama-lama Thor 😍😍😍
Anonymous
next Thor 😍😍😍
Nia
next Thor
Anonymous
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!