NovelToon NovelToon
Edward : Balada Dari Bukit Gloosween

Edward : Balada Dari Bukit Gloosween

Status: sedang berlangsung
Genre:Iblis / Epik Petualangan / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Akademi Sihir / Dendam Kesumat
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mr 18

Edward, seorang anak yatim piatu, tinggal di panti asuhan yang menjulang tinggi di puncak Bukit Gloosween.

Meski tidak memiliki mana yang mengalir didalam dirinya, Edward tidak pernah patah semangat untuk menjadi yang terbaik.

Setiap hari, ia belajar sihir dan beladiri dengan penuh semangat dari Kak Slivia dan Lucy, menemukan kebahagiaan dalam kehidupannya meskipun tidak memiliki mana.

Namun, kehidupan Edward tiba-tiba berubah saat desanya diserbu oleh pasukan Raja Iblis, yang menghancurkan segala yang ada di desa itu, termasuk Kakak Silva dan teman-temannya.

Peristiwa tragis ini tidak hanya mengubah nasibnya, tetapi juga membawa Edward ke dalam petualangan yang gelap dan penuh tantangan untuk membalas dendam dan menyelamatkan apa yang tersisa dari dunianya yang hancur.

Lalu bagaimana Edward menghadapi semua itu ? Tantangan apa yang menghadang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr 18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 26 Pelatihan Tahap Ketiga

Saat matahari terbit, timku berkumpul di tengah lapangan kamp pelatihan dengan semangat baru yang terpancar dari wajah mereka, karena kamilah tim pertama yang sudah mencapai latihan tahap ketiga.

Cahaya pagi yang hangat menyelimuti kami, memberikan dorongan semangat yang segar. Di tengah lapangan, Kak Silvia dan Kak Lucy berdiri dengan sikap tegas, siap memberikan briefing pagi.

Kak Lucy memulai, suaranya penuh ketegasan dan wibawa. "kalian telah menyelesaikan latihan tahap kedua dengan baik," katanya, pandangannya menyapu seluruh tim. "Tapi sekarang, kalian akan menghadapi tantangan yang lebih besar."

Kak Silvia melanjutkan, nadanya serius dan tegas. "Latihan tahap ketiga kali ini adalah penyelamatan sandera. Kalian harus bekerja sama untuk menemukan lokasi mereka, menyusup ke dalam benteng musuh, dan membebaskan mereka tanpa diketahui. Ini bukan latihan yang mudah, tapi aku yakin kalian bisa melakukannya."

Aku,sebagai pemimpin tim, mengangkat tangannya. "Apa informasi yang kita miliki tentang lokasi sandera dan benteng musuh?"

Kak Lucy menjawab dengan cepat, "aku akan memberikan informasi sandera disimpan di sebuah kompleks tersembunyi di pedesaan bagian utara. Kami telah memodifikasi Lokasi tersebut dengan adanya rune sihir, golem penjaga, dan patroli prajurit bayangan. Kalian harus berhati-hati dan bergerak cepat."

"Apa ada rincian lebih lanjut tentang sistem keamanannya?" tanya Sarah, ahli sihir di tim kami.

"Sistem keamanan yang kami siapkan untuk latihan kali ini, terdiri dari rune yang bisa mendeteksi gerakan, mata-mata magis, dan patroli prajurit bayangan yang menggunakan ilmu hitam," jawab Kak Silvia.

"Kalian harus menggunakan segala cara untuk menghindari deteksi. Ingat, Latihan ini tentang kecepatan dan ketepatan."

Maya, seorang anggota tim yang tenang namun tangguh, berbicara dengan suara tenang namun tegas. "Kita harus membagi tugas dengan jelas. Siapa yang akan memimpin infiltrasi, dan siapa yang akan menangani pengawasan?"

Aku mengambil alih, "Aku akan memimpin tim infiltrasi.Kak Sarah, kamu bertanggung jawab atas pengawasan dan penonaktifan rune sihir. Kak Ryan dan Kak Simon, kalian akan menjadi pengawas belakang dan memberikan dukungan bila diperlukan. sedangkan aku dan untuk Kak Roland, kau berada digarda depan nanti."

Kak Silvia menambahkan, "Gunakan keterampilan yang telah kalian pelajari. Kalian telah berlatih keras untuk momen seperti ini. Percayalah pada diri kalian sendiri dan pada satu sama lain."

Dengan semangat dan tekad yang kuat, timku mempersiapkan diri untuk misi besar ini. Kita mengingat pelajaran dari misi sebelumnya, mengandalkan keahlian individu dan kerja sama tim untuk menghadapi segala rintangan. Ini adalah ujian sejati bagi kita, dan kita bertekad untuk berhasil.

Aku berdiri di depan timku dan berkata, "Ini adalah kesempatan kita untuk menunjukkan apa yang telah kita pelajari. Ingat, kita adalah tim. Kita bergerak bersama, kita berhasil bersama. Ayo lakukan ini."

Seluruh tim mengangguk, dan dengan semangat baru, kita berangkat untuk simulasi penyelamatkan sandera, siap menghadapi segala tantangan yang ada di depan.

Kita mengenakan jubah sihir pelindung dan mempersiapkan pedang berkilau serta tongkat sihir . Kita tahu, bahwa dalam dunia penuh sihir dan bahaya ini, hanya keberanian dan persatuan yang akan membawa kita pada kemenangan.

Setelah briefing selesai, aku mengumpulkan timku di halaman utama benteng untuk mempersiapkan peralatan mereka.

Sebagai pemimpin, aku bertanggung jawab memastikan semua anggota tim memiliki perlengkapan yang diperlukan, mulai dari pedang, jimat pelindung, hingga ramuan penyembuh.

Aku memeriksa peta magis yang berkilauan dengan cahaya biru, memastikan setiap anggota tim memiliki kristal komunikasi yang bercahaya di bawah sinar matahari.

"Kak Sarah, kamu sudah cek kristal komunikasinya?" tanya ku, menatap salah satu penyihir di tim.

"Sudah, Dik Ed. Semua berfungsi dengan baik," jawab Sarah sambil menyimpan kristal itu ke dalam tas kulitnya yang dihiasi simbol sihir.

"Bagus. Jangan lupa untuk selalu terhubung di saluran utama," Aku mengingatkan. "Dan Kak Ryan, pastikan semua ramuan penyembuh sudah siap."

Ryan, sang alkemis, mengangguk. "Sudah diperiksa, semuanya lengkap dan dalam kondisi baik."

Kak Lucy kemudian mendekat, membawa peta besar yang terbuat dari kulit naga dan menempelkannya di papan kayu. "Oke, tim. Ini beberapa tips strategi yang perlu kalian ingat. Gunakan peta ini untuk mengidentifikasi rute terbaik dan titik pengawasan musuh. Jangan pernah bertindak sendiri, selalu berkomunikasi dengan jelas."

"Ini titik rawan yang harus kalian hindari," lanjut Kak Lucy, menunjuk beberapa area di peta dengan tongkat sihirnya. "Dan ini adalah rute alternatif jika terjadi sesuatu yang tidak terduga."

Edward dan timnya mendengarkan dengan penuh perhatian, mencatat setiap saran yang diberikan.

"Kalau ada situasi darurat, apa langkah pertama yang harus kita ambil?" tanya Roland.

"Prioritaskan keselamatan tim. Jika ada yang terluka, segera hubungi Ryan untuk bantuan medis," jawab Kak Lucy. "Dan selalu ingat, komunikasi adalah kunci."

Di sisi lain halaman, Kak Silvia sudah menunggu untuk sesi latihan fisik. "Kalian harus dalam kondisi terbaik untuk misi ini," katanya dengan suara tegas. "Ayo, mulai dengan pemanasan!"

Aku memimpin timku dalam serangkaian latihan ketahanan yang intens. Aku berlari di antara tiang-tiang batu yang menjulang tinggi, melompat melewati parit yang dipenuhi air, dan melakukan berbagai latihan dengan menggunakan gelang pemberat yang menuntut kekuatan fisik.

"Kalian mungkin menghadapi medan yang sulit," ujar Kak Silvia sambil mengawasi mereka. "Pastikan tubuh kalian siap untuk segala kemungkinan."

Setelah latihan fisik selesai, tim berkumpul kembali. Keringat mengalir di wajah mereka, tetapi semangat mereka tetap tinggi.

"Kita sudah siap, Ed?" tanya Simon dengan senyum penuh semangat.

"Siap sekali," jawab ku dengan tegas. "Ingat, ini bukan hanya tentang strategi atau kekuatan fisik. Ini tentang bagaimana kita bekerja sama sebagai satu tim."

Sarah menepuk bahuku. "Kita akan berhasil. Aku yakin."

Edward tersenyum dan menatap rekan-rekannya. "Ini saatnya. Kita akan menghadapi tantangan ini bersama-sama. Jangan pernah ragu, kita bisa melakukannya."

Dengan perlengkapan lengkap, strategi yang matang, dan kondisi fisik yang prima, timku siap untuk memulai misi mereka. Kita tahu bahwa jalan di depan penuh dengan tantangan, tetapi dengan persiapan yang telah kita lakukan, mereka yakin bisa menghadapinya dan berhasil.

Dengan peralatan lengkap dan strategi yang matang, tim Edward bergerak dengan hati-hati menuju lokasi misi. Malam itu gelap, hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang memantul di atas hutan lebat yang mereka lewati.

Mereka melangkah tanpa suara, masing-masing anggota menggunakan kemampuan unik mereka untuk menyusup dan menghindari jebakan yang dipasang musuh.

Aku memimpin di depan, menggunakan sihir bilah anginku untuk memotong cabang-cabang tebal dan membuka jalan tanpa suara.

Dengan gerakan tangan yang halus, dia mengendalikan bilah angin yang tajam seperti pedang, memotong dedaunan dan ranting yang menghalangi jalan mereka.

"Berhati-hatilah, jebakan bisa ada di mana saja," bisik ku kepada tim, mataku tajam mengawasi sekitar.

Sarah, dengan kemampuan penyihirnya, menggunakan mantra deteksi untuk memindai area sekitar, mencari tanda-tanda jebakan atau keberadaan musuh. "Jalan aman sejauh ini," katanya pelan.

Di tengah perjalanan, mereka mendengar suara gemerisik dari semak-semak di depan. Edward memberi isyarat kepada timnya untuk berhenti.

Dari bayangan muncul seorang pengawas latihan, seorang prajurit bersenjata lengkap dengan mata yang penuh determinasi.

"Siapa di sana?" teriak ku itu, menghunus tombakku .Aku maju dengan tenang. "Kami tidak mencari masalah, tapi jika kau menghalangi jalan kami, kami tidak punya pilihan lain." lanjutku dengan tombak yang teracungkan

Di bawah sinar bulan yang samar, Pengawas itu tidak menunggu jawaban. Dia menyerang dengan cepat, pedangnya berkilat di bawah sinar bulan. Edward dengan sigap menangkis serangan itu dengan tombakku , percikan energi magis berhamburan saat dua senjata bertemu.

Setiap kali senjata kami bertabrakan, percikan energi magis melesat, memantulkan kilatan warna-warni di antara bayangan pepohonan.

"Tak usah berpura-pura, berikan informasi tentang sandera itu," desak ku pada pengawas dengan suara yang tajam, matanku mencari celah di balik kewaspadaan.

Namun, aku tetap tenang di bawah tekanan ini, mataku tak lepas dari gerakan pedangnya yang ganas.

" Edward dia itu pengawas latihan, kenapa kamu malah meminta informasi." Ucap Sarah panik.

Ryan berjalan mendekat, menenangkan ku. "Dik Edward tenanglah, jangan menyerangnya aku takut kita tidak lolos pada pelatihan kali ini, cuma gara-gara menyerang pengawas." Ucap Ryan panik.

Seketika pengawas itu menyerang Ryan dengan pedangnya, dia melihat Ryan orang terlemah didalam tim.

Aku bergerak cepat, mencoba untuk menangkis serangannya. "Trangg!" Suara senjata magis berbenturan, membuat suara menggema diseluruh penjuru.

"Apa kakak lupa dengan pesan kak Silvia tidi pagi?, kita harus percaya pada diri kita sendiri. " jawabku tegas, suara terdengar tenang meski hati ini berdebar dalam ketegangan.

Pertarungan kami memasuki fase yang semakin intens. Gerakan-gerakan cepat dan refleksif memenuhi udara, dengan detik-detik ketegangan yang terasa berkepanjangan di antara kami. Setiap serangan dan belokan tombak dan pedang, berusaha untuk menemukan celah di pertahanan lawan.

Di dalam hutan yang sunyi, suara dentingan logam dan desisan angin bergabung menjadi simfoni pertarungan yang tak terhindarkan.

Kedua belah pihak saling menantang, mengejar kemenangan atau kekalahan, dalam pertarungan yang tak hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga kecerdasan dan ketenangan dalam menghadapi ancaman malam.

1
Lhe
sukaaa banget
夢見る者
hmm, mayan sih
Darkness zero
up nya lama sekalinya up langsung belasan chapter
Muhammad Rama: Sory bang lama up nya/Frown/, gw juga ada kesibukan jadi nggak bisa up sehari langsung belasan/Sob/, sabar bang pasti up kok setiap hari
total 1 replies
Ulin Nuha
menarik
Gundaro
Total likenya kok janggal? like 151 tapi gak ada komentar, apakah author ngebom like?
wondervilz`
Jangan lupa mampir di karyaku yg berjudul , Life saver the series system
Aili
lanjut Thor!!/Determined//Determined/
Muhammad Rama: Siap /Hey/
total 1 replies
Aili
dah mampir nih/Determined//Slight/
Muhammad Rama: Tanks kak
total 1 replies
Aili
1 /Rose/+ 1 iklan untukmu thor/Determined//Determined/
Muhammad Rama: Oke /Joyful/
Aili: saling² membantu kakak ~/Proud/
total 3 replies
Hudan Nafil
Thor, jaga kesehatan ya? Jangan terus nulis sampe lupa makan dan ridur
Fawwas Tholib
Selalu berkarya thor
Dirhan Saputra
Tetap up bang
Amir Syamlan
Thor jangan lupa istirahat 😂
Ahmad Faldi
Semangat berkarya kak👍
hide my smile
up lah buset
hide my smile: wkwkkwkkk🗿🗿🗿
Muhammad Rama: Sabar bang, gue insyaallah pasti up tapi sehari sekali🤣
total 2 replies
Taru
Sippp mulai seru nih
Taru
Seru banget bang, tolong terus UP gw pasti nungguin setiap hari. /Tongue/
Taru
Hmmm menarik 😜
꧁གMSHKཁ꧂
Bagus banget 😍, pembawaan ceritanya bagus banget, seakan-akan kita jadi edward
꧁གMSHKཁ꧂
Kasihan banget Edward 😭 padahal dia sudah berharap banget dapat kekuatan. Dasar Destrover sialan😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!