NovelToon NovelToon
Istri Cantik Si Pewaris Lumpuh

Istri Cantik Si Pewaris Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Pengasuh / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Harsie Alive

Arin seorang penyandang disabilitas menyelamatkan David dari serangan preman di tepi pantai. Dia membawa pria itu ke rumahnya dan menemukan bahwa David adalah putra dari penyelamatnya di masa lalu. Tapi gawat, pria itu lupa ingatan!
Bencana dimulai, David Bima Carat sebagai pewaris perusahaan besar dinyatakan hilang oleh teman-teman dan adiknya. Kenyataannya David diserang oleh salah satu sahabatnya atas perintah pria tua di balik layar yang menuduh keluarga David menculik adiknya.
Rekan David berusaha mencari keberadaannya, sedang di sana, David terjebak dalam pernikahan dengan Arin karena jebakan pembenci gadis itu.
Bagaimana teman-teman David mengungkap kasus hilangnya David? siapa pria tua yang memerintahkan orang itu menyerang David dan siapa adik yang dia maksud? bagaimana kelanjutan hubungan antara Arin dan David? Benarkah David lupa ingatan atau hanya sandiwara?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

^^^Mereka siapa!? Kenapa bicaranya kasar, dan lagi pria jangkung itu, apa dia tidak bisa bicara lembut? Kenapa harus main kasar pada wanita? Ku-sumpahi kau jatuh cinta pada perempuan bar-bar!^^^

^^^-Arin-^^^

...****************...

Arin membersihkan tubuh David dengan telaten memberinya obat dan sarapan sebelum gadis itu berangkat ke klinik.

" Hari ini Arin harus masuk kerja, David istirahat yang banyak di sini, setelah urusan Arin selesai, kita akan ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi David," jelas Arin.

" David paham kan?" tanya Arin.

David mengangguk dengan polos," Tangan David sakit... Bu dokter bisa tidak sembuhkan tangan David?" ucapnya dengan suara merengek seperti anak kecil.

"Buk dokter? Prrff..." Arin menahan tawanya.

Sebagai seorang perawat profesional, Arin harus panjang sabar untuk menghadapi pasien dengan kebutuhan khusus seperti David.

Yap!

Arin menyimpulkan kalau David adalah orang dewasa berkebutuhan khusus. Bisa jadi David menderita syndrom tertentu hingga sifatnya kekanak-kanakan seperti ini.

Dengan senyuman lebar gadis itu mengusap pucuk kepala David. Sejenak pria itu terdiam dan tertegun sambil menatap Arin.

" David anak baik, kalau makan banyak dan tidur yang cukup, lukanya akan segera sembuh!" ucapnya.

Lalu Arin mendekati kedua tangan David.

Huuhhh.... huuhhh...

Ditiupnya kedua tangan David yang terluka," segala penyakit go away!" seru Arin.

" Nah sekarang beristirahatlah, Arin harus berangkat ke klinik sekalian memanggil ambulance untuk David supaya kita ke rumah sakit!" jelasnya.

" Baiklah, terimakasih Arin!" ucap David dengan wajahnya yang polos.

Karakternya saat ini benar-benar jauh berbeda dengan David Bima Carat yang dikenal semua orang.

Gadis itu hanya bisa menghela nafas berat, kondisi memprihatinkan yang dialami David juga gangguan mental pria itu cukup membuat dirinya merasa kasihan dan ingin menolong David.

Arin berangkat menuju klinik di pemukiman warga. Dia hanya tinggal di kota pinggiran yang kata orang adalah kota terbuang karena kondisinya lebih mirip desa tertinggal daripada sebuah kota.

Arin menatap sekitar, dia memastikan tidak ada seorang pun dari pria jahat kemarin yang masih tersisa di sana.

Saat Arin keluar dari rumah, dia menatap ada sekelompok pria bertubuh besar sedang mengitari sekitar pantai seolah sedang mencari sesuatu.

Diantara mereka ada Frans dan Max, sahabat baik David yang turun ke wilayah itu setelah mendapatkan laporan dari pihak kafe kalau David menghilang dan tidak pulang semalaman.

Arin terkejut bukan main, dia takut orang-orang itu adalah bagian dari para pria jahat yang mengejar David semalam.

" Bagaimana ini... Mereka pasti anggota orang-orang jahat semalam, apa mereka datang ke sana untuk mencari David!?"

" dasar orang-orang kejam!" umpat gadis itu seraya mencengkram tasnya.

Arin berjalan dengan santai, mengeluarkan sepeda motornya dari pekarangan dan berakting seolah tak terjadi apa-apa di sana.

Benar dugaan Arin, orang-orang itu menghampirinya.

" Permisi nona, apa anda pemilik kediaman ini!?" Frans, pria tinggi dengan rambut hitam legam itu menatap Arin dengan tatapan datar dan dingin.

Lebih tepatnya, Frans sedang menganalisis siapa gadis itu.

" Sepertinya dia perawat di klinik kota, apa dia tunarungu? " pikir Frans yang tak sadar kalau matanya menelisik Arin dari ujung kepala sampai ujung kaki berulangkali.

"Ehh...mas... Gak usah gitu banget liatin saya,saya tahu saya cantik, tapi matanya tolong dijaga, kalah gak mau saya colok!!" kesal Arin.

Frans dan Max terkejut,dikira gadis yang kalem, tau-tau nya Arin gadis bar-bar nan kasar.

"Hahaha.... Maaf mbak, teman saya memang rada pea, " ucap Max sambil menarik Frans mundur dari hadapan Arin.

Sifat Frans adalah fotokopi David, itu sebabnya dia tidak cocok berbicara dengan orang lain.

" Ohh... Ternyata ada juga yang waras!" ucap Arin dengan nada ketus sambil menatap mereka dari ujung kepala sampai ujung kaki seperti yang dilakukan Frans.

" Kenapa kalian ribut-ribut di sini? "

" Memangnya ada bagi-bagi bansos disini!? " celetuk gadis itu.

" Buset dahh...nih cewek sewot amat jadi orang!" gumam Max dengan wajah pasrah, karena dia bertemu gadis cerewet lain selain Debora.

" Apa anda bilang!" balas Arin yang bisa mendengar ucapan Max.

" heheheh... Gini mbak, kami sedang mencari orang, apa kebetulan mbak pernah lihat orang ini!?" Max menunjukkan foto David pada Arin.

Jelaslah Arin pernah lihat, orangnya saja sekarang sedang mondok di dalam rumahnya. Tapi Arin yang berhati-hati, tidak akan sembarang membuka informasi mengingat David mengatakan kalau ada orang yang ingin membunuhnya.

" Sekalipun mereka ini teman-teman nya David, kalau aku kasih tahu aku pernah lihat, takutnya pembunuh semalam malah mengejar David, untuk sementara akan ku rahasiakan sampai aku mengetahui identitas asli mereka!" batin gadis itu.

Dia tidak ingin gegabah dan sembarang memberikan informasi, dia ingin menyelamatkan David, dan membantu pria itu pulih.

" Paman Baik hati, Arin akan tolong anak paman, maaf karena Arin gak tahu kalah paman sudah jadi bintang' di langit, "

" Sampai ingatan David kembali, Arin akan bantu dia, Paman tenang saja, bibi baik hati juga tenang saja!" batin gadis it.

klak!! Klakk!!

" Halo nona, kenapa melamun, anda pernah lihat tidak!?" tanya Max.

Arin tersadar dari lamunannya," Tidak!" jawabannya singkat padat dan jelas.

" Tapi semalam, saat saya kembali ke rumah, saya lihat ada banyak bekas pijakan kaki di bibir pantai dan bekas benda seolah terseret air,"

" Lalu... tunggu sebentar!" ucap Arin.

Gadis itu kembali ke dalam rumah. Dia menemui David yang masih berbaring dengan tenang.

" Loh Arin kok kembali lagi?" tanya David terkejut.

Arin menaruh jarinya di depan bibir David," Ada orang mencurigakan di luar, jangan sampai mengeluarkan suara, mereka bilang kenal David, tapi Arin takut kalau mereka anggota pembunuh semalam!"

" David jangan berisik, sepatunya Arin pinjam sebelah, nanti Arin belikan yang baru," ucap gadis itu.

David menatapnya, dia bisa merasakan ketulusan dari hati gadis itu.

" Arin hati-hati, David juga gak mau ketemu orang-orang itu," ucap David.

Arin mengangguk sambil tersenyum," iya, tenang saja!" balasnya dengan lembut sambil menepuk kepala David lagi.

" Arin pergi ya!" ucap gadis itu.

" Emm... Arin tunggu!" panggilnya, membuat Arin menghentikan langkahnya.

" Ada apa?" tanya Arin.

" Emmm....itu..." David melirik tangan Arin.

" Mau puk puk di kepala!" ucapnya sambil tersenyum malu-malu.

" Puk puk?" mata Arin membulat sempurna.

" Maksudnya begini?" tanya Arin seraya menepuk pucuk kepala David sekali lagi.

"hahah... Iya... Aku suka, rasnya seperti Mama sedang menepuk kepalaku," balas David sambil tertawa sumringah.

Blushhh...

Pipi Arin bersemu merah. David membuatnya tertawa geli," hahahahah.... dasar bocah!" ucap Arin.

" Arin pergi dulu ya, tidur yang nyenyak, Arin akan datang beberapa jam lagi," ucap gadis itu.

David terlihat nyaman, dia mengangguk sambil terus tersenyum dan menatap Arin.

" David, apapun yang tejadi, Arin akan melindungi David, karena David itu berharga!" ucapnya sambil tersenyum lalu dia keluar dari kamar dan menutupnya rapat.

David menatap kepergian gadis itu. Hatinya terasa sangat nyaman seolah untuk kali pertama dia merasakan rasa aman dan nyaman seperti ini.

" Berharga?" gumam David.

tiiiiitttttt.......

Suara melengking tiba-tiba membuatnya mendelik kesakitan.

" Arkhhh!!!!!" hampir dia berteriak kencang. Dia menahan suaranya agar tidak membuat keributan.

David kesakitan lalu beberapa detik kemudian dia kembali tenang.

Sementara itu, Arin kembali menemui Frans dan yang lainnya. Dia senyum-senyum sendiri mengingat betapa menggemaskan pria itu.

" Ekhmmm..." Gadis itu menghampiri Max.

" Ini, aku menemukan sepatu ini di bibir pantai!" ucap Arin menyerahkan sepatu David pada mereka.

Deghh !!

Mata Frans dan Max terbelalak tak percaya. Mereka mengenali sepatu itu, sepatu yang persis sama dengan milik David.

"Frans periksa apa ini benar milik David!" ucap Max dengan wajah pucat pasi.

Frans mengambil sepatu itu dari tangan Arin, lalu memeriksanya. Ada tulisan inisial nama David di bagian belakang sol sepatu, Frans tahu karena dia yang membelikan dan mendesain khusus untuk David.

" Ini milik David, tapi dimana pemiliknya!!"

" Di mana kau sembunyikan David!!" tuduh Frans sambil mencengkram leher Arin dengan kuat.

" arkhhh.... Uhuk... Uhuk...sa... Sakit!!!" Arin berontak kesakitan.

Jemari Frans yang panjang membuat alat bantu dengar Arin bergeser.

Ngiiingggghg...

suara melengking keluar dari alat itu sebagai peringatan letaknya bermasalah.

Arin mengayunkan kakinya dan...

Bughh!!!

Ditendangnya tulang kering pria itu sampai tangan Frans lepas dari lehernya.

" Sialan!!!" pekik Arin murka. Dia semakin yakin mereka itu orang jahat yang hendak membunuh David.

" Kurang ajar kau sialan!!!"

" Arrkhhh..... Kau pikir itu tidak sakit!!" Arin meringkuk kesakitan sambil memperbaiki alat bantu dengarnya.

1
famida
ok gak cerita ni... cuma jangan terlalu lama update nyer...
famida
jangan lama sangat update nyer Thor.... nanti bosan....
Melvi Ana
apakah Airin....?
Moms Arkha
lanjut
Harsie Alive
sampai sejauh ini, masih sepi 😣
Septian Ramadhan
aku baru buka kotak notifikasi, semangat thor up terus
Harsie Alive
hai yuk letakkan komentar kalian, tunggu kelanjutannya ya 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!