"Ini semua salah ku!, aku pantas mendapatkan semua ini" Suara hati Faela, tubuhnya terjatuh dari lantai tempat tinggal istri selingkuhannya.
Darah mengalir dari kepalanya dengan deras, dan dia menghembuskan nafas terakhir nya dengan mata terbuka memandang awan biru.
Tiba-tiba saja Faela melihat cat warna merah menyirami tubuhnya.
"Kamu tidak apa-apa? " Tanya Siska, teman kuliah Faela.
Faela lalu mengusap matanya dengan kain lap yang diberikan Siska.
Lalu dia melihat sekelilingnya dan dia berada di kampus lamanya.
Apa yang terjadi pada Faela?, Bagaimana kisah cinta Faela yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ms. simple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengintai.
Hugo yang seharian menemani Fa ela, dia mengantarkan dirinya pulang.
Setelah itu dia mampir ke markas blue, dia menyapa kawan-kawannya yang sudah berkumpul disana.
"Dari mana saja kamu selama ini? " Tanya Mark.
"Benar, biasanya sehabis kuliah kamu kemari berkumpul dengan kita" Ucap Simon.
"Kalian ini keterlaluan!, dia sekarang sudah punya pacar jadi waktu nya bukan hanya untuk kita saja" Canda Ciko dengan tersenyum.
"Pacar!, siapa? " Tanya Mark.
"Apa kamu memang suka wanita? " Tanya Simon.
Hugo lalu kesal dan berdiri.
"Kamu mau aku jadikan cewek" Ucap Hugo yang marah.
"Sudahlah Hugo!, Simon hanya bercanda jangan dimasukkan ke hati. Benarkan? " Ucap Ciko yang menengahi mereka.
"Benar, karena kamu selalu menolak jika didekati wanita dan aku mengira kamu seorang gay" Ucap Simon.
"Sudahlah aku mau kembali ke rumah, jika perlu apa-apa padaku hubungi Ciko saja" Perintah Hugo dengan tegas.
"Siap! " Seru mereka semua bersama-sama.
Hugo pun kembali ke rumahnya, saat masuk kedalam kamarnya dia sudah ditunggu kakek nya didalam kamarnya.
"Kakek, ada apa kemari? " Tanya Hugo.
"Kakek baru pulang dari manila, ini oleh-oleh untuk mu" Ucap Brian.
"Terima kasih kakek" Seru Hugo.
"Sepertinya kampusmu, akhir-akhir ini ada yang menyenangkan? " Tanya Brian.
"Tidak kek, tapi ada yang membuat ku tertarik" Jawab Hugo.
"Apa? " Tanya Brian yang penasaran.
"Itu rahasia" Jawab Hugo dengan tersenyum.
"Baiklah, kakek akan cari tahu sendiri rahasia mu itu" Ucap Brian yang berlalu pergi dari kamar Hugo.
Saat Hugo dikamar sendirian, dia melihat ponselnya. Hugo yang diam-diam mengambil foto Fa ela, dia memandangi nya terus.
"Daya tarik apa yang kamu miliki sehingga membuat ku terpikat dengan mu? " Gumam Hugo yang sedang tidur-tiduran diranjangnya.
Di rumah Fa ela, saat dia pulang dihalaman dia bertemu dengan Nico yang sedang duduk di kursi taman rumah mereka.
"Hei, bocah!. Kemarilah! " Perintah Nico sambil melambaikan tangannya.
Fa ela pun tidak memperdulikan panggilan kakaknya itu, dia pun berjalan masuk kedalam rumah.
"Bocah katanya!, kamu yang bocah. Bagaimana pun juga aku ini lebih tua dari pada kamu! " Gerutu Fa ela yang tidak suka dengan panggilan Nico.
Nico lalu berlari kearahnya dan memegangi tangannya dan menariknya ke taman.
Lalu didudukan nya Fa ela dikursi taman rumah nya.
"Kalau kakak yang panggil itu nurut! " Seru Nico.
Fa ela pun cuek dengan yang dikatakan oleh Nico.
"Ada apa? " Tanya Fa ela.
"Aku disuruh bawa teman wanita atau saudara, di kencan buta bersama temanku. Jadi aku minta bantuan adikku yang cantik ini" Ucap Nico yang berpura-pura manis.
Fa ela pun ingat dengan yang dulu dia lakukan bersama Nico, di acara kencan buta tersebut.
_______________________
Saat kencan buta itu Nico membohongi Fa ela kalau teman pria nya tampan-tampan.
Tapi kenyataannya berkata lain, wajah dan tubuh temannya tidak sesuai dengan yang dibayangkan oleh Fa ela.
Dan akhirnya Fa ela pergi dari sana, dengan melarikan diri.
Dan paling parahnya lagi Nico dirampok oleh teman wanita kencannya yang hanya pulang dengan memakai celana dalam saja kerumah.
Dan itu membuat ayah menjadi marah dengan Nico, bagaimana ayahnya tidak marah mobil, jam tangan mewah, kalung emas dan pakaian bermerek milik Nico diambil begitu saja, tanpa tahu siapa yang mengambilnya sampai sekarang.
"Kakak bodoh!, dia mau melakukan hal gila itu lagi" Pikir Fa ela.
"Kenapa kamu diam saja?, ayolah bantu kakakmu ini! " Ujar Nico sambil memaksa Fa ela.
"Aku akan pikirkan! " Seru Fa ela. "Sekarang aku boleh pergi kan! " Ucap Fa ela.
Nico pun lalu memberikan jalan untuk Fa ela pergi dari sana, dengan tersenyum.
"Nanti aku kirimkan dimana alamatnya! " Seru Nico sambil berbicara lantang.
"Jika aku tidak ikut, maka aku tidak tahu siapa wanita yang menipu kakakku yang bodoh ini" Pikir Fa ela yang berjalan masuk kedalam rumah.
Keesokan harinya Fa ela yang berada di kelasnya dia mendapatkan pesan dari Nico tentang tempat janji kencan buta mereka.
Siska yang menghampiri Fa ela untuk membicarakan hubungan dia dengan Hugo.
"Kamu mau kemana lagi? " Tanya Siska.
"Aku ada janji dengan kakakku" Jawab Fa ela yang terburu-buru.
"Aku ingin bicara sebentar dengan mu, tentang Hugo" Ucap Siska.
"Besok saja, ini masalah terpenting untuk masa depan kakakku" Tolak Fa ela.
Fa ela pun langsung pergi dari kelasnya dan dia mengunakan taksi untuk sampai ditempat yang dijanjikan.
Akhirnya Fa ela sampai dicafe tempat kencan buta itu, seperti dulu yang pernah dia alami, yang masih membosankan seperti dulu.
Tapi mata Fa ela tidak lepas dari Nico, Nico yang terlihat akrab dengan wanita berambut pirang bermata sipit. Lalu dia tanyakan pada teman Nico siapa wanita itu.
"Kak, siapa wanita yang bersama dengan kakakku itu? " Tanya Fa ela.
"Oh, dia. Ana teman yang dibawa Yoyo dia teman online kami" Jawab Hito teman dekat Nico.
"Ada apa?, kamu kenal gadis itu? " Tanya Hito.
"Tidak, aku cuma penasaran saja! " Seru Fa ela.
Nico dan Ana lalu pergi dari cafe tersebut, dan Fa ela mengikutinya dan berusaha keluar dari kencan buta yang menyebalkan itu.
Setelah berhasil keluar dari cafe dia mengikuti Nico dan Ana dibelakangnya.
Saat mengikuti Nico yang masuk ke toko buku, dan Fa ela juga masuk kedalam sana. Dia memperhatikan dari jauh tingkah kakaknya dan gadis itu.
Tiba-tiba saja pundak Fa ela ditepuk seseorang dan dia adalah Erik.
"Ela! " Panggil Erik.
Fa ela langsung menoleh kearah Erik.
"Sstt!, diamlah aku mengikuti seseorang" Ucap Fa ela dengan pelan.
Erik pun yang penasaran juga ikut melihat siapa yang diikuti Fa ela itu.
"Kamu mau apa? " Tanya Fa ela dengan pelan.
"Aku mau tahu siapa yang kamu ikuti? " Ucap Erik dengan pelan sambil tersenyum.
"Dia kakakku dan pacarnya" Jawab Fa ela.
"Untuk apa kamu mengikuti mereka? " Tanya Erik.
"Sulit untuk dijelaskan, pokoknya dia wanita jahat. Aku cuma mau melindungi saudara ku itu" Jawab Fa ela.
Erik pun tersenyum mendengar jawaban Fa ela, tiba-tiba Nico yang melihat kearah Fa ela.
Langsung saja Fa ela menarik kerah baju Erik karena Erik melihat kearah Nico dengan menutupi dirinya, jadi Fa ela bersembunyi dibalik tubuh Erik.
Tubuh mereka berdua berjarak berdekatan Fa ela memegang baju Erik dengan erat, dan itu membuat Erik menjadi gugup.
Saat bersembunyi Fa ela mengintip Nico, dan dia melihat Nico dan pacar nya mau pergi ke kasir.
Fa ela lalu melepaskan pelukannya dari Erik.
"Maaf, soalnya kakakku melihat kearah sini!, kalau begitu terima kasih atas bantuannya" Ucap Fa ela.
"Iya, sama-sama" Jawab Erik.
Saat Nico pergi, Fa ela pun juga ikut pergi, tapi sebelum pergi Erik menahan Fa ela.
"Tunggu sebentar! " Cegah Erik.
"Ada apa?, aku buru-buru" Ucap Fa ela.
"Bisakah kita berteman seperti yang lain" Ucap Erik.
"Tentu saja, jika teman kita bisa" Jawab Fa ela. "Karena jika hubungan kita lebih dari itu, kita tidak akan berhasil" Suara hati Fa ela.
Setelah pembicaraan itu Fa ela pergi mengikuti Nico, dan Erik masih didalam toko buku dia tidak berani untuk berkata lebih banyak kepada Fa ela.
Saat melihat nya saja jantungnya berdetak kencang, mulutnya terasa terkunci. Sepertinya Erik mulai jatuh cinta pada Fa ela.
