My Wife My Enemy

Kinan baru saja selesai membuat semangkuk mi instant yang dia beri topping sosis dan pentol.

Sebenarnya Farah sudah memasakkan nasi dan juga beberapa lauknya, seperti ayam goreng dan oseng udang saos tiram, namun selera makannya berkurang saat ini.

"Huft akhirnya jadi... Mama pasti ngomel tuh kalo tau gue makan mi instant..." gumam Kinan sembari membawa semangkuk mie yang masih mengepul itu ke meja makan.

Dia mendudukkan dirinya, dan bersiap menyantap mi itu saat tiba-tiba terdengar deru motor yang berhenti di depan rumahnya.

Kemudian selang beberapa detik, bel pintunya berbunyi.

Kinan mendengus saat itu. "Siapa sih... Ganggu orang makan aja."

Bel berbunyi lagi. "Iya sebentar... Gak sabaran amat sih !"

Dengan malas Kinan berjalan ke arah pintu.

Seketika Kinan memutar bola matanya malas mengetahui Bintang yang berdiri disana dengan senyum menyebalkannya.

"Ngapain sih?" tanya Kinan ketus.

"Mau jengukin lo, katanya lo sakit?" tanya Bintang.

"Gue udah sembuh, sana lo balik aja." Kinan hendak menutup pintu rumahnya, namun Bintang menahannya.

"Eeh bentar dong... Lo gak sopan amat sama tamu !" gerutu Bintang.

"Huuufftt... Terserah deh !!"

Kinan membiarkan ocehan Bintang itu, dan meninggalkannya kembali ke ruang makan.

Bintang mengekori nya masuk ke dalam.

"Mama lo kemana Kin?

"Ke butik !" jawab Kinan sembari menyuapkan mi instant nya.

Bintang menatap heran ke arah mi yang sedang di makan Kinan.

"Katanya lo lagi sakit perut, kok malah makan mi instant sih..!"

"Suka-suka gue lah, mau makan apa kek... Yang penting gue gak minta elo kan...!"

"Gak usah marah kalik, Gue kan cuma ingetin... Karena gue gak mau lo sakit."

Kinan berdecih.

"Gak usah sok perhatian deh... Oh, atau jangan-jangan ...." ucap Kinan menggantung sembari menunjuk ke arah Bintang.

"Jangan-jangan apa ...!?" Bintang menepis tangan Kinan.

"Lo kasih sesuatu ya di makanan yang gue makan kemarin di rumah lo ?!." tuduh Kinan membuat Bintang melotot.

"Sembarangan... Gue gak se jahat itu kalik, Lagian kalo gue racunin tuh makanan yang dirumah gue sendiri, harus nya gue dan oma juga sakit perut dong kayak lo.. Nyatanya enggak kok !!" jawab Bintang dan Kinan hanya meliriknya sekilas.

Dia kembali menyuapkan mi instant nya tanpa memperdulikan Bintang yang duduk di sampingnya.

Kinan heran, sempat-sempatnya Bintang pergi ke rumahnya dengan dalih menjenguk... Seperti gak ada kerjaan saja.

Lama-lama jiwa tidak tegaan Kinan pun keluar, melihat Bintang yang hanya memainkan ponselnya tepat disampingnya, sedangkan dia menikmati mi instant nya dengan lahap.

Kinan menghela nafas. "Lo mau makan gak? biar gue ambilin nasi?" tanya Kinan membuat Bintang mendongak.

"Lo nawarin gue makan??" tanya Bintang dengan senyum herannya.

"Hmmm..." gumam Kinan mengiyakan.

"Boleh deh !!" sahut Bintang berbinar. Dia juga belum makan siang setelah tadi dari kampus langsung meluncur ke rumah Kinan.

"Dih... Udah gue tebak... Aslinya lo kepingin makan kan dari tadi, cuma karena malu..." ejek Kinan namun tetap mengambilkan sebuah piring dan mengisi nya dengan nasi secukupnya.

"Ck... Lo aja yang gak peka, punya tamu kok ya cuma dianggurin !!" sahut Bintang tak terima.

"Nya nye nye nye..." Kinan menirukan omongan bintang.

"Apaan sih...!!"

Kinaan pun menyerahkan piring itu ke Bintang.

"Nih... lauknya lo pilih sendiri ."

"Ambilin sekalian aja, gue mau ayam sama udangnya." jawab Bintang membuat Kinan melirik nya kesal.

"Dasar manja !!"

"Biarin... Manja sama aspri sendiri gak papa kan !!" goda Bintang sambil menaik turun kan alisnya.

Kinan menggeram kesal, membuat Bintang terkekeh.

Mereka menghabiskan makanan mereka dalam diam.

***

Ponsel Bintang yang tergeletak di meja ruang tengah Kinan berbunyi. Kinan melongok melihat siapa yang menelfon, dan ternyata adalah Eva.

"Bintang.... Pacar lo telfon nih !!" teriak Kinan, namun Bintang yang sedang ada di toilet dekat dapur pun tidak mendengarnya.

"Gak denger lagi...!" gumam Kinan pelan.

Dengan iseng, Kinan menjawab panggilan telepon itu, namun dia diam tidak mengucap sepatah kata pun.

"Halo sayang... Hmm... Maaf ya malem ini aku gak jadi bisa pergi, tiba-tiba dapat tugas tambahan dari Pak Ardi, dan aku harus kumpulin besok siang. Lain kali aja ya kita pergi nya."

"Ooh mau jalan bareng !!" gumam Kinan dalam hati.

"Halo sayang? Kamu kok diem aja?"

Kinan mendelik, dan segera mematikan teleponnya. Sesaat setelah panggilan berakhir, terlihat pesan dari Eva yang masuk.

"Kamu kok diam aja sih, ada apa?"

Kinan dapat membaca pesan itu lewat notifikasi yang muncul di layar kunci. Kinan mengabaikannya dan kembali meletakkan ponsel milik Bintang di meja.

Tak lama setelah itu, Bintang muncul dari balik pintu kamar mandi dengan wajahnya yang segar, terlihat seperti baru saja mencuci mukanya.

Kinan meliriknya. "Lama amat sih, Bab ya lo !!?"

"Baru juga 5 menit, gue tuh habis cuci muka, nih... Ganteng kan..!!" Bintang menyisir rambutnya ke belakang.

"Narsis !!" ucap Kinan ketus, Bintang hanya terkekeh kemudian mendudukkan dirinya di samping Kinan.

"Tadi pacar lo telfon, katanya malem ini gak bisa jalan sama lo." ucap Kinan.

"Kenapa?"

"Dapet tugas tambahan katanya." sambung Kinan tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

"Susah juga ya Kin punya pacar calon dokter, sibuk mulu, gak kayak kita atau fakultas lain, santai gitu lho !!" ucap Bintang yang entah kenapa nadanya seperti sedang curhat.

Kinan terkekeh. Satu ide terbersit di otaknya, untuk menghasut musuhnya itu.

"Belum lagi nih ya, entar kalo dia udah jadi dokter, beuuh... Pasti sibuk nya minta ampun... Elo kalo jadi suaminya, pasti jadi kurus deh, karena gak pernah diurusin !"

"Iya juga ya." Bintang nampak berfikir.

"Hmm... Tapi gue gak mau putus sama dia deh, sayang banget." ucap Bintang membuat Kinan menoleh.

"Kenapa?"

"Entar lo kesenengan berhasil menghasut gue !!" jawab Bintang sembari melirik Kinan.

Kinan pun tertawa lebar.

"Gue kira lo bakalan kemakan omongan gue Bin, hahaha."

"Gak lah.. Gue gak se naif itu."

"Ya udah deh , mendingan lo balik sekarang, ngapain juga masih ada di sini." usir Kinan dengan teganya.

"Nanti aja deh... Gue masih pengen disini."

"ih... gue mau istirahat, sana pergi !!" Kinan mendorong pelan lengan Bintang.

"Iya deh gue pergi, tapi berhubung Eva gak bisa gue ajak jalan nanti malem, sedangkan gue udah pesen 2 tiket film, nanti malem gue jemput lo ya, temenin gue nonton."

"Dih, kenapa jadi gue !!" sahut Kinan cepat.

"Sayang tiketnya Kin, please lah nonton doang."

"Lo kan bisa ajak temen-temen lo, atau siapa kek !" ucap Kinan.

"Darren sama Edo mau nonton balapan nanti malem, gue gak ikut mereka karena gue kira Eva bisa jalan bareng gue."

"Ck... gak mau gue, orang lagi sakit gini."

"Mana ada orang sakit perut makannya mi instant. Udah sembuh itu namanya." sergah Bintang.

"Hhhhh terserah deh!"

"Terserah? Oke , gue cabut... Nanti malem gue jemput jam 7." Bintang mengambil jaketnya dan berlalu kearah pintu depan rumah Kinan.

"Woy... maksa banget sih !!" gerutu Kinan yang tak di hiraukan Bintang.