NovelToon NovelToon
Semesta Kaviandra

Semesta Kaviandra

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Riunakim

Banyak yang bilang jodoh itu adalah cerminan dari diri kita sendiri. Dan sekarang Savinna sedang terjebak dalam perkataan itu. Ya, gadis yang baru saja menduduki bangku SMK itu tiba-tiba jatuh hati pada seorang anggota futsal yang ternyata memiliki banyak sekali kesamaan dengannya. Mulai dari hobi hingga makanan favorit. Akankah dengan kesamaan yang mereka punya akan menyatukan keduanya? Apakah dengan banyaknya kesamaan diantara mereka turut menimbulkan perasaan yang sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riunakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hilang

Bima sudah sangat geram dengan Savinna. Rasanya, anak gadisnya itu sudah tidak bisa mengikuti perkataannya lagi. Bima sudah mencoba untuk menegur anaknya itu baik-baik bahkan kemarin ia sempat menggunakan kekerasan pula. Tapi lihat saja, hari ini anak gadisnya itu malah semakin menjadi-jadi. Buktinya, magrib sudah hampir berkumandang tapi batang hidungnya belum juga muncul di hadapan Bima.

"Kemana anak itu? Apa dia benar-benar sudah mau Papa coret dari KK?"

Mira yang sedari tadi duduk bersebelahan dengan sang suami pun kembali risih mendengar keluhan sang suami.

"Tunggu aja sebentar lagi, dia pasti pulang."

"Assalamualaikum.."

"Nah, benar kan apa kata Mama?" Mira pun bergegas untuk menghampiri putrinya.

Sementara Bima? Ya, Bima juga ikut menghampiri sang anak dengan segala keluhan yang ada di hatinya.

"Gimana kabarnya pacarmu? Mama dengar dia udah siuman ya?" tanya Mira saat Savinna tengah menyalami tangannya.

Savinna pun mengangguk, "Alhamdulillah, Ma.. Kak Fazriel udah siuman. Tinggal pemulihannya aja," jawab Savinna sambil melirik Bima.

Papa ada disini, apa dia udah nggak marah lagi sama gue?

"Pa.."

Savinna yang hendak menyalami tangan Bima langsung ditepis keras oleh pria paruh baya itu, "Untuk apa cium tangan saya lagi? Bukannya kamu udah gak anggap saya sebagai orangtua kamu lagi?"

Savinna terdiam di tempatnya. Ia sangat menyesal sudah melakukan hal bodoh tadi. Seharusnya ia langsung saja berjalan menuju kamarnya tanpa menghiraukan keberadaan pria tua itu.

"Pah.. Jangan kelewatan gitu ah," tegur Mira.

"Sekarang kamu pilih, tinggalkan laki-laki berandal itu atau tinggalkan rumah ini?" tanya Bima memberikan pilihan pada Savinna.

Savinna pun tersenyum miring menatap Bima yang lebih tinggi darinya. Savinna sama sekali tidak pernah menyangka jika Bima selaku Papa kandungnya akan memberikan opsi seperti itu padanya, "Gak usah basa basi begitu, Pa. To the point aja, Papa mau lihat aku keluar dari rumah ini 'kan?" tanya Savinna diikuti dengan suara tawa yang lirih, "Detik ini juga, aku pergi dari sini, Pa."

"Kamu ini bicara apa sih? Jangan terlalu didengar ucapan Papa kamu barusan, Vin," tegur Mira berusaha menahan Savinna agar tidak pergi meninggalkan rumah.

Sambil menahan air matanya agar tidak tumpah di hadapan Mira dan Bima, Savinna beralih menatap Mira, "Aku gapapa, Ma. Lebih baik aku pergi dari rumah ini daripada aku harus nurutin semua keinginan Papa dan mengorbankan kebahagiaan aku."

Tidak ada yang bisa Mira lakukan saat itu. Putrinya begitu keras mempertahankan hubungannya bersama Kavi, sementara sang suami juga sangat besar egonya dalam memaksa Savinna untuk menuruti semua keinginannya.

Savinna pun mulai mengemas seragam, buku serta keperluan pribadinya yang lain. Ia masukkan semuanya ke dalam satu koper besar miliknya. Setelah itu, Savinna pun pergi dari rumahnya tanpa tujuan yang jelas.

***

Keesokan harinya, Nauval mendatangi kelas Savinna seperti biasa. Laki-laki itu masih menjalankan amanah yang diberikan oleh Kavi untuk menjaga Savinna selama Kavi tidak berada di sekolah.

Tapi, setibanya di kelas Savinna, Nauval mendapati bangku tempat duduk Savinna terlihat kosong. Nauval memang sudah curiga sejak tadi pagi karena nomor handphone yang Savinna gunakan tampak tidak aktif, begitu pula dengan WhatsAppnya.

"Eh, Savinna kemana dah?" tanya Nauval saat melihat salah seorang teman sekelas Savinna keluar untuk pergi ke kantin.

"Savinna gak masuk tanpa keterangan, Kak."

Loh, jadi dia bolos? batin Nauval.

"Oke-oke, makasih ya," ucap Nauval sembari mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya. Tampaknya, Nauval akan menghubungi seseorang melalui panggilan telepon.

"Halo?" sapa seorang laki-laki dengan suara lemas dari seberang sana.

"Halo, Kav? Savinna ada disana kah?" tanya Nauval.

"Ya gaada lah, ini kan masih jam sekolah."

"Tapi dia gak masuk sekolah hari ini, kata teman sekelasnya, dia alfa."

"Serius lo?"

"Iya, gue masih di depan kelasnya nih sekarang. Gue lihat, tas dia juga gak ada di kelas."

"Chat gue aja dari semalam belum dia balas sampai sekarang, dari kemarin dia aneh banget, Val. Gue rasa dia beneran udah bosen sama gue. Mungkin juga karena kondisi gue sekarang makanya dia jadi ngejauh kayak gini."

"Lo ngomong apaan sih, Kav? Gue yakin Savinna bukan tipe cewek kayak begitu," bantah Nauval membela Savinna.

"Tapi buktinya dari kemarin dia aneh, dia berusaha menghindar dari gue terus, Val."

"Gue curiga ini semua ada hubungannya sama kejadian kemarin."

"Maksud lo? Kejadian yang mana?" tanya Kavi bingung.

Kayaknya gue gak perlu kasih tau soal ini dulu ke Kavi. Gue takut dia jadi kepikiran dan malah menghambat kesembuhannya, batin Nauval.

"Halo, Val?"

"Nanti gue kabarin lagi ya, gue mau ke kantin dulu."

"Eh tapi—"

Bip..

Nauval mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.

Apa masalah keluarganya belum beres sampai-sampai buat dia jadi bolos begini? batin Nauval bertanya-tanya.

***

Di tempat yang berbeda, Kavi terus-terusan berusaha untuk menghubungi Savinna.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar servis area, —"

Namun, lagi-lagi, operator lah yang mengangkatnya.

Kamu kemana sih? Kenapa jadi menghilang begini? batin Kavi cemas.

"Kav, ayo makan dulu, Papa udah beliin bubur buat kamu nih," tegur Rami membuyarkan lamunan Kavi.

"Kavi belum laper, Ma. Nanti aja ya," tolaknya.

"Tapi kamu harus makan sekarang, kamu kan harus minum obat juga, Sayang," bujuk Rami yang pada akhirnya tidak membuahkan hasil sama sekali.

Hingga pada akhirnya, Anton lah yang harus turun tangan dalam membujuk putranya itu.

"Kenapa anak Papa gak mau makan? Hm?" tanya Anton sembari mendudukkan dirinya di pinggir ranjang pasien.

"Gak nafsu."

"Mau Papa beliin yang lain? Kavi mau apa? Ayo request."

Kavi menggeleng pelan tanda menolak tawaran dari sang Papa.

"Gimana kamu mau sembuh kalo begini, Kav? Emang kamu gak mau buru-buru sembuh biar bisa ajak Savinna jalan-jalan lagi?" tanya Anton.

Kavi menghela napas panjang, "Kavi gabisa makan, Pa. Rasanya gak nafsu banget. Kavi kepikiran sama Savinna. Karena Savinna ngejauhin Kavi lagi."

"Gak ada yang ngejauhin kamu disini, termasuk Savinna. Jadi Papa harap kamu buang jauh-jauh pikiran jelek kamu itu," ucap Anton menyadarkan anaknya yang sejak kemarin memang sudah dihantui oleh rasa overthinking.

"Tapi nyatanya Savinna beneran jauhin Kavi kok, Pa. Dia gak balas chat Kavi dari kemarin malam. Hari ini pun dia gak kasih kabar apa-apa ke Kavi padahal dia gak masuk sekolah hari ini."

"Masa iya sih Savinna begitu?" tanya Rami yang mulai termakan omongan Kavi.

"Mungkin aja Savinna ada urusan mendesak yang buat dia gak bisa hubungi kamu dalam waktu dekat, tolong jangan terus-terusan berburuk sangka. Papa yakin Savinna itu anak yang baik. Sifatnya gak mungkin sama seperti mantan kamu waktu itu," ucap Anton yang masih berusaha berpositif thinking pada Savinna. "Sekarang kamu harus makan dulu sambil kita tunggu kabar dari Savinna. Kalo sampai nanti malam anak itu gak ada kabar juga, Papa yang akan cari tau kabarnya langsung ke rumahnya."

"Emangnya Papa berani?" tanya Kavi ragu.

"Demi kamu, Papa bakal lakuin apapun."

Senyuman Kavi merekah, "Beneran ya, Pah?"

"Iya, tapi kamu harus makan dulu sampai habis, deal?"

"Deal!" sahut Kavi sangat bersemangat.

***

"Apa Savinna beneran gak datang ke sekolah hari ini?" tanya Reza pada wali kelas Savinna.

Ya, siang ini Reza berinisiatif untuk menemui sang adik, langsung di sekolahnya. Karena kemarin, tepatnya saat Savinna tengah berkonflik dengan Bima, Reza masih berada di kantornya karena harus menggantikan atasannya untuk menghadiri sebuah meeting. Alhasil, Reza pun tidak bisa membantu Mira untuk menahan Savinna agar tidak pergi meninggalkan rumah.

"Dari hasil absensi hari ini, Savinna dinyatakan tidak masuk tanpa keterangan, Pak," jawab Rima, wali kelas Savinna.

Kemana perginya anak itu? batin Reza khawatir.

"Apa Bapak ini berasal dari keluarga Savinna?" tanya Rima.

Reza mengangguk, "Saya Reza, Kakak dari Savinna."

"Apa Savinna tidak ada di rumah juga?" tanyanya lagi.

"Iya, Bu. Tadi malam, dia pergi dari rumah. Dan sekarang, kami sekeluarga tidak ada yang tau dimana keberadaannya. Seingat saya, adik saya itu baru saja menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang baru dia kenal dari sekolah ini—"

"Iya, Pak. Satu sekolah ini sudah tau tentang berita itu. Savinna memang sedang menjalin hubungan bersama Kaviandra Fazriel, kakak kelas yang satu jurusan dengan dia," jelas Rima memotong ucapan Reza.

"Apa saya boleh minta alamat rumah laki-laki itu?" tanya Reza. Tampaknya pria itu ingin mengambil jalan pintas untuk menemukan sang adik yaitu dengan cara memanfaatkan Kavi selaku pacarnya.

"Maaf Pak, untuk itu sepertinya saya tidak bisa beritau karena akan melanggar hak privasi murid disini. Tapi, saya bisa bantu Pak Reza untuk menemui Kavi yang memang sedang dalam perawatan rumah sakit akibat insiden pengeroyokan kemarin."

"Baik, Bu. Saya mau temui Kavi. Tapi apa bisa hari ini?" tanya Reza lagi.

"Bisa, Pak. Tapi setelah jam pulang sekolah nanti ya. Karena saya masih harus mengajar setelah ini."

"Baik, Bu. Akan saya tunggu."

1
cikuaa
suka banget lanjut trs
call me una
🤩🤩
Rodiyah Tamar Diyah
😘😘😘
Rodiyah Tamar Diyah
😚😚😚
Rodiyah Tamar Diyah
/Wilt//Wilt//Wilt/
cinta cahaya putri
/Rose//Rose/
meltedcheese
likeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!