NovelToon NovelToon
Air Mata Istri

Air Mata Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Percintaan Konglomerat / Suami amnesia / suami ideal / istri ideal / bapak rumah tangga
Popularitas:13.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mawar Hitam Berduri

Fatimah gadis yatim piatu, dia dinikahi oleh Yusuf pengusaha muda dan tampan. Namun dia mengalami banyak sekali konflik rumah tangga mulai dari ibu mertuanya yang tidak menyukai dia. Dia juga divonis sulit hamil karena dia menderita PCOS. Hingga datanglah Gea teman masa kecil Yusuf yang merupakan calon menantu idaman ibu mertuanya. Bagaimana nasib pernikahan Fatimah? Mungkinkah Yusuf tergoda dengan Gea perempuan di masa lalunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mawar Hitam Berduri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 - Badai Pasti Berlalu

Di Kamar, pukul 04.00 sore.

Fatimah menyandarkan kepalanya di bahu kanan Yusuf, dia terpukul dengan kejadian beberapa jam yang lalu.

"Mas, apa yang membuatmu bertahan denganku selama lima tahun terakhir ini?" Fatimah menatap Yusuf. "Padahal aku bukan wanita sempurna yang mampu memberikanmu seorang keturunan."

Yusuf sejenak terdiam, dia menatap kedua manik mata indah Fatimah.

"Aku mencintaimu dengan segala kekuranganmu. Aku menikahimu untuk menua bersama dan menyempurnakan ibadah kepada Allah semata. Soal diberi atau tidaknya keturunan, semua itu adalah takdir. Yang penting kita sudah berusaha. Bagiku, kamu tetap wanita terhebat dan tercantikku."

"Mas tapi mamamu..."

"Nggak usah pedulikan apa kata mamaku, karena yang menjalani pernikahan adalah aku dan kamu. Kita bisa adopsi anak di Panti Asuhan, kita akan menyayanginya sepenuh hati. Kamu harus tahu kalau Allah sudah merencanakan sesuatu yang indah untuk kita," kecupan singkat Yusuf di kening Fatimah.

"Mas, kenapa Allah selalu kasih kita ujian? Apa Allah tidak sayang dengan kita mas?" Tanya Fatimah.

Yusuf menangkupkan kedua telapak tangannya ke wajah Fatimah. "Sayang, Allah itu sayang sebenarnya sama kita. Cuman caranya aja berbeda. Semakin sayang Allah semakin perhatian memberikan kita banyak sekali ujian kehidupan. Kita sebagai hambanya harus lebih banyak bersyukur atas nikmatnya."

Kedua mata Fatimah berkaca-kaca. "Tapi kenapa aku harus mengalami kondisi seperti ini, Mas? Kenapa aku merasa bukan wanita sempurna seperti wanita lain yang bisa mengandung anaknya?"

"Sayang, janganlah kamu berpatokkan dengan standarisasi orang lain, karena semua takdir sudah diberikan oleh kuasa Allah. Hanya saja kita harus rajin berdoa. Karena hanya doa yang mampu mengubah takdir seseorang," ucap Yusuf.

Fatimah merasa hatinya hancur dan kecewa. Apalagi dia divonis mengalami hamil anggur atau hamil di luar kandungan. Kedua matanya berlinang air mata. Dia seakan menahan sesak di dada.

"Aku tahu kamu saat ini kecewa sama Allah, tapi kamu harus tahu kalau ini cara Allah memberikan kasih sayangnya. Agar kita terus mengingat cinta-Nya. Karena ketika kita terlalu bahagia hingga membuat kita lupa dan tidak sadar diri. Kita kadang terlena dunia yang fana dan sementara. Sehingga rasa bersyukur itu hilang," Yusuf menatap Fatimah. "Apapun yang terjadi aku tidak akan meninggalkanmu. Kecuali maut yang memisahkan kita."

Air mata Fatimah terjatuh, dia memeluk Yusuf begitu erat. Hingga dia menangis sekencang-kencangnya dalam pelukan Yusuf.

"Ya Allah, maafkan hamba-Mu yang terlalu berprasangka buruk terhadap-Mu. Mungkin ini adalah cara-Mu untuk memberikan kejutan takdir terindah, di waktu yang tepat," ucap Fatimah, menangis dalam pelukkan Yusuf.

Yusuf hanya mampu menepuk-tepuk punggung belakang Fatimah agar tenang. "Aku nggak akan menduakan cintamu, seperti halnya aku takkan menduakan cinta Allah," batinnya. "Takkan pernah ku lukai hatimu demi ego keluargaku, sayang," batinnya.

*

Seminggu kemudian, Yusuf menjadwalkan proses penguretan janin di luar kandungan Fatimah bersama dokter Anita.

Di ruang rawat inap VVIP.

"Mas, aku deg-degkan," Fatimah mengenggam erat tangan Yusuf.

"Tenang aja, Sayang. Semuanya akan baik-baik saja. Allah akan selalu menjagamu," Yusuf memegang tangan kanan Fatimah begitu dingin.

"Tapi aku takut, Mas."

"Nggak usah takut sayang, aku di sini akan selalu mendoakan kamu," ucap Yusuf meyakinkan Fatimah.

"Halah! Ngapain kamu pakai pertahankan wanita penyakitan ini, kalau bisa kamu ceraiin wanita nggak ada gunanya ini. Yang ada cuman ngabisin uang keluarga," ceplos Desi yang baru saja datang, dia bersama Alicia dan Gea.

Fatimah merasa sesak, dia merasa benar-benar cuman sebagai beban untuk Yusuf.

"Nggak usah dengerin apa kata mamaku, Sayang. Kamu fokus aja sama operasi nanti," ucap Yusuf.

"Bucin banget!" Desis Gea. "Ih... jijik rasanya," gumamnya.

Desi menatap sinis ke Fatimah. "Udahlah, emang kenyataannya begitu. Udah penyakitan! Mandul! Ngabisin duit! Latar belakang keluarga nggak jelas!" Ucapnya. "Apa sih yang kamu harapankan dari wanita yang cuman NOL persen, kalau dinilai?! Kamu cuman buang-buang waktumu, Yusuf!"

"Ma...Fatimah itu wanita yang terbaik dan terhebat bagi Yusuf."

"Halah, terbaik tapi mandul!" Kata Desi. "Mama udah siapin calon istri kedua buat kamu. Yang pasti punya bibit, bebet dan bobot baik!"

"Ma, sampai kapanpun Yusuf nggak akan menikah lagi, atau berpoligami. Lagian kalau misal Allah belum ngasih, kita sebagai manusia hanya bisa berdoa dan berusaha. Ini bukan salah Fatimah juga, Ma," kata Yusuf.

"Kamu itu jadi anak durhaka, ngelawan mama terus. Terus aja belain istri kamu yang nggak berguna itu! Mama akan hapus kamu dari data ahli waris, karena kamu menolak permintaan mama buat nikah lagi!" Tegas Desi.

"Ma, Yusuf nggak butuh harta warisan yang banyak. Hanya ketenangan bersama keluarga. Untuk apa harta yang melimpah tapi tidak ada ketenangan dan kebahagiaan, Ma?"

"Terserah kamu! Mulai besok, kamu nggak usah kerja di Aurora Advertising! Dan seluruh fasilitas mama akan tarik semua!" Putus Desi, lalu dia pergi bersama Alicia dan Gea.

"Terserah mama, Yusuf ikhlas," balas Yusuf. Dia mengenggam erat jemari tangan kanan Fatimah.

Desi keluar dari ruang rawat inap Fatimah dengan mengumpat kesal berulang kali.

*

Pukul 09.00 pagi, di Rumah Sakit Medika Utama.

Desi berjalan menyusuri koridor rumah sakit, dia tampak kesal. Dia berjalan diikuti Alicia dan Gea. Dia mengedumel kesal.

"Kak Ge, serem banget tante Desi, kalau marah," Alicia berbisik ke Gea.

"Udah, kita ikutin aja," balas Gea.

"Tapi...."

"Sssttt...ntar aja kita ngomongnya," Gea berbisik ke Alicia.

"Ayo dong! Kalian kalau jalan, jangan kayak siput! Yang cepet sat set gitu!" Omel Desi menoleh ke Alicia dan Gea.

"Iya, Tan," sahut Gea dan Alicia. Helaan napas berat mereka, bahkan mereka saling melirik memberikan kode.

*

Di Kafe Friendzone. Pukul 09.15 pagi. Di dekat Taman Kota.

Zakaria duduk di depan meja 8. Dia sedang sibuk dengan laptopnya.

"Aduh! Mana deadline lagi," gumam Zakaria, dia memijit keningnya yang mulai oleng. Dia harus mengerjakan beberapa materi untuk presentasi bisnisnya.

Di atas mejanya ada secangkir hot matcha latte favoritnya. Dia juga memesan churos coklat sebagai snack.

"Ehem.."

Zakaria tersentak, dia menoleh ke samping. Sejenak dia terdiam menatap seorang gadis cantik menggunakan hijab ungu.

"Vika?"

"Eh... kamu masih inget aku, Zak?"

"Ingetlah, kamu sejak kapan berubah penampilan kayak ukhti gini, Vik?"

"Sejak Allah berikan aku petunjuk," ujar Vika.

"Subhanaallah, kamu makin cantik, Vik."

"Nggak usah lebay, Zak. Semua wanita cantik, tapi tergantung di mata lelaki yang tepat," ucap Vika, tersenyum ke Zakaria.

Zakaria tersenyum.

"Ya, hukum alamnya begitu. Secantik apapun wanita, sehebat apapun wanita. Kalau bukan di mata lelaki yang tepat. Akan dipandang kurang terus, Zak," ucap Vika. "Karena lelaki yang tepat, tidak akan pernah mencari kekurangan wanitanya. Dia akan lebih bersyukur dan menerima segala kekurangannya."

"Kamu benar,  Vik."

"Kalau ketemunya sama lelaki yang kurang bersyukur dan kurang menerima. Ya pasti dia akan menuntut, bahkan membandingkan dengan kelebihan wanita lain yang dianggap sempurna di matanya," kata Vika.

"Betul sih, apa katamu. Yang mencintaimu akan melakukan segala penerimaan seutuhnya. Bukan mencari atau mengoreksi kekurangan pasangannya," kata Zakaria.

"Duduk dulu, Vik."

"Makasih, Zak."

"Sama-sama."

"Perihal cinta itu saling melakukan penerimaan terhadap pasangannya. Bahkan saling bahagia. Kalau yang satu nggak bersyukur atau masih merasa kurang, atau yang satu bahagia tapi yang satu menderita. Untuk apa bertahan dalam suatu hubungan. Karena sejatinya cinta tak bisa dipaksakan," helaan napas berat Vika.

"Terpaksa berujung kandas dalam hubungan. Ujung-ujungnya pasti salah satunya akan saling playing victim. Terus saling menjatuhkan. Bahkan gilanya lagi sampai di update di medsos dibikin video, demi cari empati ke manusia lain."

"Hah, itu sih caper. Kalau nggak jodoh, sekalipun dipaksakan ya ujung-ujungnya saling nyakitin. Sebaiknya harus bisa belajar tentang perihal 'People come and go' sih," ucap Vika. "Karena yang singgah, bukan berarti akan menetap menjadikan kita rumah penuh kenyamanan."

"Ya, ibaratnya kalau kita nggak nyaman dan tenang di rumah tempat kita singgah. Ya pergi, meskipun harus ada kata pamit. Karena kita masuknya pakai assalamuaikum atau salam. Ya keluarnya harus ada salam perpisahan juga."

"Ya, untuk apa bertahan dalam status. Tapi salah satu diantara kita terasingkan dalam hubungan. Itu bukan cinta tapi fix toxic. Aduh amit-amit, Zak. Kapok banget pernah terjebak hubungan sama orang kayak gitu. Rasanya singgah dalam rumah, tapi ngerasa tertawan dan tersiksa di dalamnya."

"Ya, gimana yaa. Biasanya seseorang yang kayak gitu, belum bisa memanusiakan dirinya sendiri. Berdamai dengan dirinya sendiri. Bukan menjadikan orang lain sebagai pelampiasan atas dirinya. Yang dia butuhkan cuman penerimaan terhadap dirinya sih."

"Iya, mantanku kemarin menyalahkan masa lalunya. Hah. Terus playing victim banget. Pakai ngancam mau bunuh diri. Tapi, Zak. Aku awalnya kasihan lama-lama jadi risih. Akhirnya aku beranikan diri usir dia dalam hidupku, Zak."

"Aku setuju sih, apa kata kamu, Vik."

"Ya, aku bilang. Kalau kamu mau bunuh diri silahkan, apa kamu butuh bantuan rekam video buat pesan-pesan terakhir ke keluarga atau teman terdekatmu," ujar Vika. "Ya, aku malas sama orang yang nggak waras. Orang aku pengen bahagia, bukan malah membuat ketidak warasan dalam diriku sendiri."

"Kalau kita sama orang kayak gitu, yang ada kita malah jadi stress dan beban mental. Harus di cut off dalam kehidupan kita, Vik."

"Yups, Zak. Hidup lagi cape-capenya, eh ditambahin beban sama orang yang ngaku trust issue lah, terus lagi sakit mental. Aduh enggak deh. Aku sendiri aja lagi berjuang menjaga tetap waras. Bukan malah jadi nggak waras," Vika mengeleng-geleng kepalanya. Dia langsung minum secangkir matcha latte milik Zakaria.

"Ya, betul harus berani tegas. Untuk apa menjamin kebahagiaan orang lain, sementara diri sendiri aja belum bahagia. Bukan egois, tapi cuman pengen hidup tenang dan damai. Udah difase males ribet juga, Vik."

"Yups betul, males ribet. Malas mikir berat. Hidup udah kayak mikul tumpukan batu di gunung," kata Vika.

"Yups, mending itu gunain waktu bermanfaat. Dan tetap menjaga kewarasan diri sendiri. Karena bukan orang lain yang bisa menyelamatkan kita, tapi diri sendiri."

"Yupz, Zak."

"Mbak!" Zakaria memanggil pelayan.

"Iya, Mas."

"Satu hot matcha latte lagi ya."

"Baik, ditunggu ya, Mas," kata pelayan kafe.

"Sorry, haus banget, Zak. Jadi ku habisin," Vika tersenyum.

"It's ok, Vik. Minum aja. Kalau kurang ntar pesan lagi."

"Makasih, Zak."

"Sama-sama, Vik."

*

"Ketulusan cinta akan terlihat, ketika cinta itu diuji dari dua insan dalam sebuah hubungan. Bertahan walau badai menghadang," batin Fatimah.

Di ruang operasi, pukul 01.00 siang. Perawat telah menyuntikan obat injeksi pada selang infus Fatimah. Hingga dalam hitungan detik Fatimah tertidur pulas di atas meja operasi.

Dokter segera mengambil tindakan dalam proses operasi pengangkatan janin di luar kandungan Fatimah. Dokter didampingi oleh beberapa tenaga ahli medis lainnya.

Di ruang tunggu, perasaan was-was menyelimuti hati Yusuf, berdzikir sepanjang proses operasi Fatimah. Hatinya terasa deg-degkan.

"Aku yakin semua akan baik-baik saja atas izin dan pertolonganmu ya Allah," Yusuf mengumam dalam hatinya, kegelisahaan menyelimuti hatinya.

"Mas."

Yusuf menoleh ke belakang. Dia melihat Zakaria menghampirinya.

"Mas, nggak usah cemas, mbak Fatimah pasti akan baik-baik saja," ucap Zakaria, duduk di samping Yusuf.

"Semoga aja, operasinya lancar, Dek."

"Iya, Mas. Mbak Fatimah itu orang baik, jadi Allah pasti lindunginya. Mas, harus yakin ini bagian ujian dari Allah untuk mengangkat derajat umat-Nya," Zakaria menatap wajah gelisah dan galau Yusuf.

"Kamu benar, Dek."

"Mas, udah makan belum?"

"Tadi udah cuman roti sobek aja, tapi rasanya nggak nafsu makan banget."

"Yaudah, yang penting mas makan. Apapun yang terjadi mas harus kuat demi mbak Fatimah," ucap Zakaria.

"Makasih, Dek," balas Yusuf, rasanya separuh jiwanya melayang. Hatinya teriris. Kegelisahan menyelimutinya.

"Ya Allah, semoga saja operasi mbak Fatimah lancar, Amin," batin Zakaria.

Operasi masih berlangsung, kegelisahan menyelimuti hati Yusuf.

*

1
Susi Raghisa
c fatimah mah mani bedegong jeng egois.
Yati Syahira
nenek tua tempramen ntar kena struk baru tahu
Mawar Hitam Berduri: 🤭🤭🤭🤭 begitulah nenek desi
total 1 replies
Yati Syahira
knapa fatima dan adam tdk peegi jauh yg tdk bisa diketemukqn yusuf samq ibunya
Mawar Hitam Berduri: Terima kasih sudah mampir membaca, jawabannya ada di episode selanjutnya. 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Susi Raghisa
euh pada egois semua..
Susi Raghisa
pasti nanti disuruh cepet nikah sama ulat keket..kayanya aku ga rela deh kalau sampe bener sku mundur deh bacanya..maaf ya kaka bukan ga menghargai karya kaka..karya kaka bagus ko saya suka tp kakau ada poligami maaf.
Mawar Hitam Berduri: Di tunggu saja episode lanjutannya. . .Terima kasih atas jejak komentarnya 🙂☺️
total 1 replies
Muhammad Bagus
kek sinetron ikan terbang

tokoh jahat dibuat lebay jahatnya
tokoh baik dibuat lebay baiknya
Mawar Hitam Berduri: terima kasih atas komentarnya, tapi lebih baik buat baca sampai tamat, karena setiap cerita punya alurnya masing-masing. 🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!