Seorang Badboy dengan sifat bengisnya itu jatuh cinta dengan seorang gadis manis yang punya pribadi lembut .
Dengan sifat dingin yang dimiliki Badboy itu justru membuat gadis itu menghindarinya , meski Badboy itu sudah memiliki pacar dia terus berusaha mendapatkan hati gadis itu .
Akankah Badboy itu bisa mendapatkannya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ssnjaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Langkah Dion terayun ke arah rooftop , tempat dimana Daffa menunggunya saat ini .
Sedari tadi jantung Dion berdegub dengan kencang , dia fikir jika Daffa sudah berubah dan tidak akan membullynya lagi .
Nyatanya itu hanyalah khayalannya saja .
Cklek
Dion membuka pintu rooftop itu , netra hitam miliknya melihat sekeliling area itu tapi sepertinya tidak da tanda-tanda Daffa dan juga kedua temannya .
Dion ingin berbalik saja , pikirnya Daffa tidak jadi saat berbalik dia tidak sengaja menabrak dada bidang Daffa yang terasa begitu keras.
Dion yang tidak siap itu tubuhnya terpental karna saking kerasnya dada Daffa .
" awh " ringisnya pelan .
Daffa tersenyum miring melihat Dion yang tampak kesakitan itu .
Dion bangkit dengan sendirinya , dan mengikuti langkah Daffa sambil sesekali membersihkan celananya yang kotor .
Daffa menatap hiruk pikuk kota jakarta saat ini dari atas gedung sekolahnya . Dia menghela nafasnya kasar dan berbalik menatap Dion yang tampak menunduk ketakutan itu .
" Hana " ucap Daffa tiba-tiba.
Mendengar nama Hana , Dion langsung mendongak menatap Daffa penuh tanya .
" Lo kenal Bara ? ".
" b-bara ? " sahut Dion terbata .
Dia begitu gugup berhadapan dengan Daffa saat ini , aura pemuda itu begitu kuat hingga rasanya lidahnya kelu untuk sekedar berbicara santai .
Daffa terlihat menganggukkan kepalanya , Dion mencoba mengingat nama Bara , tapi dia sama sekali tidak mengingatnya .
Dengan ragu dia menggeleng dan hal itu membuat Daffa kesal .
" jawab yang benar anjng ! " sergah Daffa tiba-tiba sambil mencengkram Krah baju Dion .
" a-ampun Daffa , aku emang gak tahu ! " sahut Dion dengan nada bergetar ketakutan .
Daffa melepaskan tangannya itu dengan kasar hingga membuat tubuh Dion lagi-lagi terpental di atas lantai .
Daffa mengalihkan pandangannya saat ini , dia mengepal tangannya kuat hingga kukunya memutih .
" Lo boleh pergi ! " .
" a-apa ? " .
" Lo budeg hah ? " .
" i-iya Daffa aku pergi ! " .
Dion pemuda itu berlari terbirit-birit , dia harus bersyukur karna Daffa tidak membully nya saat ini .
Dadanya terasa sesak saat ini , dia butuh angin .
Daffa menuruni rooftop dengan langkah jenjangnya , dengan langkah yakin dia berjalan menuju kelas Bella .
Bella yang memang sedang berada di kelas nya itu , menatap berbinar ke arah Daffa yang baru saja datang itu , sudah satu tahun mereka berpacaran tapi tidak pernah satu kali pun Daffa menghampirinya lebih dulu .
" sayang " ucap Bella langsung berlari memeluk tangan Daffa .
" gue ada perlu sama Lo , ikut gue ! " sahut Daffa dengan nada dingin .
Bella gadis itu tidak pernah mempermasalahkan perilaku Daffa padanya , yang dia butuhkan hanyalah status sebagai pacar sang most wanted .
Keduanya berjalan beriringan , saat di tengah perjalanan Daffa berpapasan dengan Hana dan juga Sinta yang baru saja keluar dari area kantin .
Ekor mata Daffa melirik Hana yang tampak cuek itu , hatinya berdesir perih , pasti saat ini Hana salah paham dengannya .
Daffa membawa Bella ke gudang , dengan riang Bella mengikutinya.
" ada apa Daffa ? " tanya Bella dengan mata berbinar menatap Daffa .
" bel , sorry selama satu tahun ini gue gak pernah baik sama Lo , sebenarnya gue nerima cinta Lo karena iseng aja , gue suka sama orang lain bel , dan mulai sekarang kita PUTUS ! " ucap Daffa yang langsung to the point.
Degh
Jantung Bella berdegub kencang , ada rasa nyeri yang hinggap di dadanya saat ini .
Satu tahun bukan waktu yang singkat untuk sebuah hubungan , apalagi selama ini Daffa selalu bersikap dingin dan juga cuek padanya .
Bella sebisa mungkin selalu terlihat ceria di depan Daffa , tapi sekuat apapun dia berusaha jika bukan dia yang Daffa mau dia bisa apa ? .
Bella masih saja diam , hal itu membuat Daffa merasa kasian , dia tahu sekali bagaimana perasaan Bella untuknya .
Tapi Daffa tidak ingin menjadi laki-laki pengecut , sudah cukup selama satu tahun ini dia bersembunyi dan membohongi perasaannya sendiri .
" Daffa kamu serius ? " tanya Bella dengan bahu yang bergetar .
" maaf bel , gue gak bisa suka sama Lo , awalnya gue nyoba , tapi makin kesini gue sadar kalo yang gue mau bukan Lo ! " .
" siapa ? " .
" apanya ? " .
" cewek itu ? Cewek yang buat kamu putusin aku ? " .
" sorry bel , Lo gak perlu tahu ! Gue harap mulai hari ini dan seterusnya Lo jauhin gue ! " .
" kamu pikir gampang ? " .
" gue tahu itu gak mudah ! tapi gue beneran gak bisa sama Lo lagi ! " .
" kenapa Daffa ? Apa kurangnya aku ? " .
" Lo sempurna bel , Lo juga cantik , tapi cantik aja gak cukup , Lo gak bisa bikin gue nyaman ! " .
" terus siapa cewek itu ? Apa cewek itu bisa bikin kamu nyaman ? " .
" iya , dari awal masuk sekolah ini emang cuma dia yang gue mau ! " .
" dia satu sekolah sama kita ? " .
" sorry bel , gue gak bisa jawab itu , gue minta maaf karna udah nyakitin Lo ! Gue pergi dulu bel " ucap Daffa dingin dan datar .
Tidak tahukah Daffa jika cinta Bella untuknya begitu tulus , bahkan dia menolak para pemuda yang ingin menjadikan dia pacarnya itu semua demi Daffa , tapi apa balasannya ? .
Dengan teganya Daffa bilang jika bukan Bella yang dia mau .
Tubuh Bella merosot ke atas lantai begitu saja , seakan dia tidak kuat menopang tubuhnya sendiri .
Bella menyeka air matanya kasar , air mata yang luruh begitu saja tanpa mampu dia hentikan .
Dia mengepal kan tangannya , dengan tekad kuat dia ingin mencari tahu siapa gadis yang sudah memiliki hati Daffa itu .
Langkah jenjang Daffa berjalan menuju kantin , hatinya terasa sesak bukan karna dia memutuskan Bella , melainkan atas sikap Hana yang sedikit berubah cuek padanya .
Apa Hana tidak tahu arti pelukan Daffa semalam , tidak ada yang bisa menyentuh Daffa seperti apa yang Hana lakukan bahkan Bella saja tidak pernah mendapatkan pelukan hangat Daffa .
" sepet banget tuh muka ! " ucap Reza yang melihat Daffa baru saja datang .
Daffa tidak menjawab , dia mengambil minuman dingin yang ada di atas meja , tidak perduli itu milik siapa .
" kenapa ? " tanya Ares penasaran .
Daffa melirik sekilas , kemudian dia meminum lagi minuman dingin itu , dadanya terasa panas dan juga sesak secara bersamaan.
" kenapa njir ? " tanya Reza penasaran .
Daffa menggeleng samar , mencoba untuk menyembunyikan kondisi hatinya saat ini .
" Hana ? Atau Bella ? " tanya Ares berbisik .
Daffa menghela nafasnya kasar .
" gue udah putus sama Bella ! " ucapnya enteng yang membuat kedua temannya melotot tak percaya .
" gila Lo ! " .
" Lo serius ? " sahut Ares yang ikut menimpali .
Daffa mengangguk sambil terus minum .
" terus ? " .
" apanya ? " .
" Lo mau deketin Hana ? " tanya Reza penasaran.
" hah .... entahlah menurut kalian Hana suka gak sih sama gue ? " .
" sejak kapan seorang Daffa pesimis gini ? " sahut Reza tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar .
" gue takut di tolak ! " .
" anjrrr ! " .
doubel up kak
nanti di bully Bella. susah lagi hidup hana