NovelToon NovelToon
Menjelang Malam Di Bumi Perkemahan

Menjelang Malam Di Bumi Perkemahan

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mengubah Takdir / Roh Supernatural
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rin Arunika

🍀
Sebuah rahasia akan selalu menjadi rahasia jika tak ada lagi jejak yang ditinggalkan. Namun, apa yang terjadi jika satu persatu jejak itu justru muncul kembali dengan sendirinya ? Akankah rahasia yang sudah terkubur akan terungkap kembali ?
Apakah itu semua berhubungan dengan mitos yang beredar bahwa ‘mereka’ akan selalu hadir di tempat yang paling mereka ingat selama hidup mereka ?
..
🍀

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rin Arunika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada Yang Aneh

Di area dekat panggung, memang ada Pak Bayu yang tengah memberi arahan kepada para pemimpin regu dan para panitia perkemahan.

Banyak sekali yang Pak Bayu sampaikan. Mereka telah berkumpul tak lama setelah dilaksanakannya ibadah sholat bersama.

“Okay. Sekarang kita prepare dulu buat pentas seni. Nanti Pak Miko yang dampingi kalian habis dia beres pimpin doa, Bapak ada urusan dulu. Terus… Kalian yang mau ikut doa bersama, silakan. Yang tidak ikut berdoa, tidak ikut sembahyang, kalian kembali lagi ke tenda masing-masing”

“Siap, Pak!”jawab mereka kompak.

Kumpulan itu pun akhirnya membubarkan diri dari sana. Dan sesuai arahan Pak Bayu, sebagian dari mereka ada yang bergegas menuju tenda dan banyak pula yang ikut berdoa bersama yang dipimpin oleh Pak Miko.

Tak seperti murid lain yang menaati aturan dengan tetap berada di area perkemahan, Lia terbilang bertindak cukup berani.

Entah kapan mereka membuat janji temu. Yang jelas, saat ini Lia datang menjumpai Nathan yang ternyata sudah stand by di selatan area perkemahan menunggu kedatangan Lia.

“Kak Nathan !” panggil Lia

“Sayang !” balas Nathan singkat

#

Meninggalkan Nathan dan Lia bersama urusan mereka, di area perkemahan sana para peserta dan panitia mulai sibuk mempersiapkan acara pentas seni.

“Tes… Tes… Halo... Halo…” Pak Miko berada di atas panggung

“Untuk seluruh panitia. Bapak minta perhatiannya. Tolong kumpul dulu di depan podium…” ujar Pak Miko

Tak butuh waktu lama, anggota panitia perkemahan sudah berkumpul di depan panggung sesuai perintah Pak Miko.

“Heh ! Gue gak liat si Nathan” bisik Riza. Kebetulan Riza berbaris di bagian belakang, jadi bisikannya tidak begitu terdengar sampai ke Pak Miko.

“Eh ? Dia gak bilang ke elu ? Tadi sih dia bilang ke kita-kita, katanya kebelet…” jawab teman di sebelahnya

“Ooo…” Riza menganggukkan kepalanya

“Nah, kakak-kakak, Bapak gak mau bertele-tele lagi… Untuk penanggung jawab regu, kalian cek dan kabari regu buat persiapan pentas seni. Memang ndak masuk penilaian, tapi pentas seni ini wajib ya. Lumayan kan untuk hiburan habis seharian lomba. Ayok! Cepat siap-siap…” jelas Pak Miko.

“Siap, Pak!”

Seperti yang pak Miko perintahkan, para panitia perkemahan bergegas menghampiri regu yang menjadi tanggung jawab mereka.

Oiya, setiap regu di sana merupakan tanggung jawab untuk dua orang panitia. Dan memang sudah mereka rencanakan sejak awal, Riza dan Nathan sama-sama berencana menjadi penanggung jawab Regu C Putra.

“Syafiiiqq…” teriak Riza dari depan tenda.

Belum terdengar ada yang menjawab.

“Leee… Moon… “ teriak Riza lagi

“Eh! Elu, bang!” Leo menyibak pintu tenda.

“Si Syafiq kemana dah ? Pentas seni, aman ?” tanya Riza

“Ooo… Si Syafiq lagi ama Si Simon, Bang... Katanya mereka ada butuh apa gitu, lagi pada nyari pinjeman ke tenda cewek. Kalem aja, Bang. Udah diatur Si Syafiq. Kita mah tinggal terima jadi, heheh…” balas Leo panjang.

“Baguslah. Untung banget ada Si Syafiq. Eh, lu liat Si Nathan, gak ? Tuh anak udah gak bisa ditelpon, dicariin dimana-mana juga kagak ada…” ungkap Riza kesal

“Si Nathan belom balik ?” tanya Leo dengan polosnya

“Ya makanya itu, gue nanya…” balas Riza

“Lu tau gak, dia ke mana ?” Leo kembali bertanya

“Kalo gue tau, udah dari tadi dah gue susulin…” Riza menyilangkan tangan di dada

“Ssstt… Gue sebenernya tau, Bang. Tapi gue takut malah jadi gosip ga bener” ungkap Leo

“Kemana tuh anak ?” Riza penasaran

“Pacaran keknya, Bang” bisik Leo

Riza tersentak. “Lu gak ngarang, kan ? Lu tau dari mana ?”

“Yeee… Ngapain gue ngarang-ngarang. Orang si Nathannya yang ngomong. Si Lia juga gue perhatiin tadi melengos dari tenda” Leo memanyunkan bibirnya

“Terus ? Lo ga ngejar mereka ?” Riza kembali melontarkan pertanyaan

“Kagak. Males gua”

“Ngomong-ngomong mereka ke mana ? Lu tau gak ?” tanya Riza lagi

“Lu ada kepikiran tempat buat pacaran ama pacar lu gak bang ?” Leo balik bertanya

“Pacar aja gua ga punya” jawab Riza malas

“Ya elah. Sepi amat idup-”

“Eh bentar” Riza mendadak memotong kalimat Leo

Sementara itu, Leo melirik Riza diikuti seringai aneh, “lu kepikiran ke sana juga, kan ?”

“Anjir… Ke sono ?” Riza tersentak

“Ya kagak tau. Tapi ke mana lagi ?”

Riza dan Leo saling melempar tatapan aneh. Binar mata Leo terlihat seolah memancarkan ribuan tanda tanya. Sementara Riza masih berpikir dengan keras.

“Gas” pungkas Riza

Obrolan panjang itu akhirnya berakhir. Keduanya sepakat mencari dan memastikan keberadaan Nathan malam itu.

#

Di tenda Pembina sana, kekhawatiran Pak Bayu dan Pak Miko nampaknya belum memudar.

Windy memang telah dibawa ke sebuah rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik. Namun, kabar yang diterima dari Bu Niken sama sekali kurang melegakan.

“Pak… Saya khawatir berat lho sama si Windy itu” ucap Pak Miko

“Kita percayain sama tim medis di sana saja. Saya juga sama khawatir. Tapi mau gimana lagi, Pak…” jawab Pak Bayu datar.

#

Yang tidak mereka berdua ketahui adalah kabar keberadaan Kakek Vivianne, atau biasa dipanggil Pak Damun. Kala itu, Pak Damun terlihat berada di rumah sakit tempat Windy mendapatkan perawatan.

Bu Niken yang masih terjaga dan menemani Windy di ruang rawat inap dibuat terkejut oleh kehadiran seorang pria paruh baya ke ruangan itu.

“Misi… Bu ?” panggil pria itu

“Eh ? Pak Damun ? Bapak di sini juga ? Siapa yang sakit, Pak ?” Bu Niken spontan menanyai pria itu.

Mereka berdua terlihat cukup akrab, tidak terlihat canggung.

“Gak ada yang sakit… Justru saya mau jenguk anak ini…” Pak Damun melempar tatapan ke arah Windy

Bu Niken terdiam sesaat.

Kok… Pak Damun tau ? batin Bu Niken kala itu

“Begini, Bayu sempet telpon saya. Katanya ada temennya Vivi yang dirawat” kata Pak Damun.

Sudah jelas bahwa apa yang Pak Damun ucapkan itu bukanlah sebuah kebenaran.

“Oalah… Bapak dikabarin Pak Bayu. Itu, iya Pak. Anak ini, lho. Temennya Vivi. Kata perawatnya sih dia ‘bersih’, tapi masih belum siuman sampe sekarang” ungkap Bu Niken dengan penuh rasa khawatir

“Oiya, Pak. Saya ambilin minum dulu, ya. Sebentar” kemudian Bu Niken bergegas menuju dispenser di sudut lain ruang perawatan.

Dengan langkah yang disertai rasa ragu, Pak Damun beranjak mendekati Windy yang masih terbaring tak sadarkan diri di ranjang perawatan.

Bagi Bu Niken, semua terlihat normal. Tak ada yang mengganggu. Namun, berdeda dengan apa yang Pak Damun pikirkan. Terlihat jelas dari ekspresi aneh yang Ia tunjukkan ketika dirinya semakin dekat dengan Windy.

“Tapi anak ini gak demam ya, Bu ?” ucap Pak Damun sambil meletakkan tangannya di dahi Windy.

“Enggak, Pak. Dari tadi siang dia memang gak keliatan sakit. Dia malah happy banget ikut kemah. Cuma mendadak anak ini pingsan. Dan, gitulah. Sampe sekarang belum sadar-sadar. Ga ngerti, kenapa ni anak. Kasian…” ungkap Bu Niken.

Dengan tangannya yang masih memegangi dahi Windy, Pak Damun terlihat seperti merapalkan sesuatu ketika Bu Niken menjelaskan apa yang terjadi pada Windy di perkemahan.

Namun apa yang dilakukan Pak Damun itu sepertinya tidak disadari oleh Bu Niken. Sebab, Bu Niken memang masih belum selesai menyiapkan sajian untuk Pak Damun.

Entah apa yang sebenarnya menimpa Windy. Yang jelas, saat ini Pak Damun terlihat sangat terkejut. Ia nampak berusaha keras menyembunyikan rasa terkejutnya.

“Pak. Minumnya…” ujar Bu Niken

“I-iya… Makasih Bu” suara Pak Damun terdengar sedikit gemetar

Setelah minuman itu Ia habiskan, Pak Damun akhirnya berpamitan pada Bu Niken dan bergegas meninggalkan ruang rawat itu.

1
Xxxcyzz
cerita nya bagus lanjutkan kak
Flyrxn: mungkin next time bikin cerita horor lagi /Determined/ cerita yang ini udah end kak /Cry/
btw thank you, seneng rasanya kalo ceritanya disukain /Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!