Update hari RABU, JUM'AT DAN MINGGU
Ini lanjutan cerita penghianatan Suamiku dan sahabatku.
Gerhana Kavindra seorang Mafia kejam. Siapapun yang berani mengusiknya, ia akan menghancurkan orang itu tanpa sisa. Sifat dinginnya membuat banyak orang takut berurusan dengannya. Namun seperti itu banyak wanita berusaha menggoda Gerhana agar bisa memiliki Gerhana. Bahkan mereka selalu berusaha menghalalkan segala cara agar Gerhana bisa jadi miliknya.
kemudian satu ketika Gerhana menolong Mahasiswa baru yang menggunakan cadar dikerjai oleh seniornya. disaat itu Gerhana mulai penasaran dengan Gadis Gerhana yang menurutnya mempunyai sejuta rahasia. Ketika ia ketemu dengan wanita itu Gerhana merasakan berdebar.
Apakah Gerhana dapat menaklukkan gadis bercadar itu?
ataukah Gadis bercadar bisa membuat Gerhana meninggalkan dunia bawah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chinta Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MMGM 009
Pagi harinya, Gerhana sudah rapi dengan pakaian casualnya. Hari ini Gerhana tidak kekampus. Gerhana ke pondok pesantren Nur Hikmah Darussalam untuk menjemput calon istrinya. Dia akan pergi fitting gain pengantin dan membeli cincin.
Sementara Gerhana yang Melajukan mobilnya menuju pesantren. Beda lagi suasana kampus yang dimana Rey dan Arion yang terus diteror oleh Bianca menanyakan dimana keberadaan Gerhana.
"Pasti kalian tahu dimana keberadaan Gerhana.?" Tanya Bianca memelas. Berharap Rey atau Arion memberi tahu dimana keberadaan Gerhana sang pujaan hatinya.
"Gue ngga tahu Bianca. GUE TIDAK TAHU. Ngerti ngga sih dengan bahasa manusia." Geram Rey.
"Kalau lo mau tahu dimana keberadaan Gerhana. Lo Tanya itu sana. saudara kembarnya." Arion menunjuk kearah Bintang yang berjalan sambil bergandengan tangan sama Tari.
Bianca yang menatap kearah Tari hanya bisa menelan salivanya dengan susah paya. Bianca menarik nafas dan menghembuskannya pelan sebelum menghampiri Tari dan Bintang.
"Bintang...." Panggil Bianca berlari kecil kearah Bintang dan Tari.
"Ada apa lo panggil-panggil suami gue.?" Tanya Tari.
"A-aku cu-cuma mau nanya, Gerhana kemana?" Tanya Bianca gugup.
"Lagi urus pernikahannya." Jawab Tari langsung to the point. Kemudian ia melangka pergi meninggalkan Bianca sendiri yang masih memikirkan perkataan Tari tentang Gerhana yang lagi urus pernikahannya.
"Tidak.. Itu tidak akan kubiarkan, Gerhana harus tetap jadi milikku." Ucap Bianca dengan tangan terkepal.
Sementara itu, Gerhana baru saja sampai di pesantren. Gerhana turun dari mobil mewahnya dengan wajah datarnya.
Semua santri putri menatap kagum Gerhana yang memiliki wajah tampan bahkan wajahnya nyaris sempurna.
"Astaghfirullah..." Salah satu Ustadzah di pondok pesantren menundukkan kepalanya sambil beristighfar dalam hati karena berani menatap laki-laki yang bukan muhrimnya.
Sedangkan Seorang Ustadz menatap Gerhana dengan tatapan bingun. "Siapa dia, Apakah dia keluarga Kyai Ahmad." Batin Ustadz Zayn.
Tok.... Tok... Tok...
"Assalamualaikum..." Gerhana mengetuk pintu sambil memberi salam pada orang ndalem.
"Wa'alaikum salam, Silahkan masuk nak Gerhana." Kyai Ahmad mempersilahkan masuk calon menantunya.
"Silahkan duduk Nak." Ucap Umi Adiba.
"Khadijah...." Panggil Umi Adiba.
"Iya Umi..."
"Panggil Icha kesini ya..."
"Baik Umi.."
Sebelum Khadijah pergi meninggalkan ruang tamu. Ia sejenak menatap Gerhana dan beberapa pertanyaan dikepalanya. Buat apa Gerhana datang Kerumah Aisyah. itulah yang ada dipikiran Khadijah.
Tok... Tok.. Tok...
Ceklek
Pintu terbuka dan terlihatlah Icha yang sudah rapi. "Dipanggil Umi."
"Ayo..."
Icha berjalan kearah Umi Adiba sedangkan Khadijah kembali ke dapur untuk membantu para ART membersihkan piring kotor.
"Umi, Aku dan Icha pergi dulu ya. takutnya kemalaman pulangnya." Pamit Gerhana mencium punggung tangan Umi Adiba dan Kyai Ahmad.
"Hati-hati bawah mobilnya ya nak." peringat Umi Adiba.
Semua Santri Putri dan putra menatap Gerhana dan Aisyah yang masuk kedalam mobil bersama seorang pria. Sedangkan Ustadz Zayn merasakan sakit dihatinya.
Tanpa banyak bicara Ustadz Zayn masuk kedalam kamarnya. Ustadz Zayn ambil Air wudhu untuk melaksanakan sholat Dhuha. Setelah Ia sholat agar hatinya tenang dan tidak ada rasa amara.
Di dalam Mobil tidak ada pembicaraan keduanya. Gerhana yang melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang dan sesekali melirik Aisyah yang terus menatap luar jendela.
"Apa kamu terpaksa menerima pernikahan ini." Ucap Gerhana yang mulai membuka pembicaraan agar didalam mobil tidak terlalu sunyi.
Icha menoleh kearah Gerhana dan tersenyum di balik cadarnya. "Tidak, Saya tidak terpaksa menerima perjodohan kita. Karena saya tahu Abi dan Umi pasti mau terbaik untuk saya."
Gerhana menganggukkan kepalanya. "Gue bukan jodoh yang terbaik untukmu. Tanganku sudah sering berlumuran darah sedangkan lo Adalah perempuan solehah yang tak pernah lihat kekerasan." Batin Gerhana.
ᥴ⍴𝗍ᥒ kk