Bukan Sekedar Kebebasan

Malam yang ditunggu akhirnya tiba, Henry dan Aurora telah mempersiapkan segalanya dengan cukup matang. Jelas di tempat itu dilarang membawa pedang, dan juga senjata lainnya.

Semua itu dilakukan pihak kerajaan Timur untuk memberikan rasa aman pada para tamu yang hadir, para petinggi Kerajaan nampak telah tiba. Selain itu, para bangsawan dan tamu yang diundang dari berbagai Kerajaan juga nampak telah tiba.

Aurora dan Henry juga sudah berada dalam satu ruangan yang sama bersama para utusan dari masing-masing Negara lainnya. Setelah pesta ini, Aurora dan Henry memutuskan untuk langsung mengajukan perdagangan keesokan harinya. Dan lusa, mereka akan segera pulang karena beberapa waktu lalu Pangeran ketiga mengirimkan informasi bila sang Raja tengah sakit.

Aurora tahu siapa pelaku yang membuat sang Raja menjadi sakit seperti itu, dia juga mengirimkan beberapa ramuan yang bisa dikonsumsi oleh Raja sementara waktu. Henry sendiri juga memperingati Pangeran ke tiga untuk jangan mempercayakan Raja pada siapapun dan siapkan pelayan terpercaya saja untuk melayani Raja.

Tentu saja Pangeran ketiga melakukan instruksi yang dilakukan oleh sang Kakak. Karena selain Henry, saat ini tak ada yang dapat dia percaya lagi.

Suasan dalam pesta itu tiba-tiba saja berubah riuh saat datang seorang wanita dari Kerajaan Utara bernama Putri Helena. Dia adalah Puri Raja saat ini, alih-alih membawa pengawal atau dayang dia malah membawa seekor binatang buas masuk ke dalam acara tersebut.

Henry merasa tidak khawatir pada keselamatan Aurora, jelas saja karena Aurora sebelumnya pernah menjinakkan binatang liar yang tengah menggila di arena Gladiator. Jadi bintang yang di bawa oleh Putri Helena saat ini bukanlah apa-apa menurut Henry.

“Dia berniat membunuh seseorang sekarang,” Bisik Aurora, Henry terdiam dan manggut-manggut saja.

Tak berapa lama kemudian serangan tiba-tiba saja muncul tak kala Pangeran Mahkota dan Putri Mahkota Kerajaan Timur tiba bersama dengan Raja dan Permaisuri.

Sesuai yang direncanakan oleh Aurora, bahkan semua hal yang diperkirakan oleh Aurora dan Henry berjalan sesuai dan antisipasi yang dilakukan sang Raja hancur begitu saja.

Keriuhan tercipta dengan adanya beberapa bangsawan yang terluka akibat anak panah, para penjaga di kerahkan memasuki ruangan dan mengamankan semua orang.

“Dasar orang-orang gila! Kenapa mereka menyerang di saat seperti ini?” Gumam seorang pria berparas tampan yang agaknya adalah salah satu Pangeran Kerajaan Timur, atau saudara dari Pangeran Mahkota Kerajaan Timur.

Dalam kesempatan yang sama, binatang buas milik Putri Helena juga ikut panik dan mengamuk. Sontak ketakutan kian menjadi, sehingga binatang itu siap menyerang para keluarga Kerajaan.

“Siapkan pasukan!” Teriak Henry, yang akhirnya mengeluarkan beberapa pasukan elit Harvis dan Barrel.

10 Senjata yang di buat Aurora di gunakan mereka untuk melumpuhkan para lawan, tanpa terkecuali Aurora yang juga ikut menumpas para pemberontak.

Semua orang terpesona melihat garis depan yang kini dipimpin oleh Henry dan Aurora, para Bangsawan di ungsikan pada daerah yang aman. Sempat terjadi cekcok dan saling menyalahkan, karena mereka bukanlah Negara yang rukun pada dasarnya.

Pangeran Mahkota Kerajaan Timur juga tak diam saja. Dia juga ikut bersama para pasukan elit, namun kemampuannya benar-benar di bawah pasukan elit Harvis dan Barrel apa lagi bila dibandingkan dengan Aurora dan Henry.

Sepasang manusia itu menggila menumpas orang-orang yang menyerang mereka secara membabi buta, hingga akhirnya halaman istana yang megah itu berubah menjadi lautan darah.

Pangeran Kerajaan Timur yang lainnya terpaku melihat kegilaan dua manusia dan 8 pasukan elit dari Kerajaan mereka yang berhasil menumpas seluruh pemberontak dengan senyuman. Nampak tak ada lelah di antara mereka, semuanya seolah mengalir bagaikan air, semuanya bahu membahu mendapatkan hasil kemenangan.

Hingga para pemberontak berhasil dimusnahkan, tentu saja yang jadi pahlawan kala itu  adalah Kerajaan Barat. Namun tak sedikit yang menganggap bila semua itu dilakukan oleh Kerajaan Barat sendiri untuk memonopoli peradangan. Sedangkan Para perwakilan dari Kerjaan masing-masing telah tahu akan siapa yang melakukan hal tersebut.

Aurora dan Henry tidak ambil pusing, dia juga tidak peduli dengan pendapat para Bangsawan itu, saat ini yang lebih penting adalah tali persahabatan yang didambakan oleh Kerajaan Barat.

Usai pertempuran yang sudah membuat seluruh pesta berubah menjadi bencana itu akhirnya tatapan dingin Aurora dan Henry yang selama ini jarang mereka perlihatkan dapat mereka lihat sendiri, semua orang ketakutan di buatnya.

Namun tak lama kemudian, seekor harimau yang di bawa oleh Puri Helena lepas dari genggamannya. Dia berlari hendak menyerang beberapa pengawal Kerajaan Barat.

Henry terdiam, begitupun Aurora. Sedangkan Putri Helena tampak berlari dan menghentikan kucing besarnya yang tengah mengamuk. 

“Apa kita perlu membantu?” Bisik Henry, Aurora menggelengkan kepalanya. Dia tak ingin bila identitasnya terbongkar terlalu banyak dan akan mengakibatkan kerugian di masa depan. Toh, bawahannya sendiri agaknya dapat mengantisipasi amukan kucing besar itu.

“Jangan beritahu siapapun tentang rahasia ku sayang.” Aurora mencubit pinggang suaminya. Henry terkikik sebelum mereka kembali memasang wajah serius.

“Perayaan penyambutan macan apa ini!” Seorang wanita keluar dari keramaian, dia adalah adik dari Tang Yi bernama Tang Er berasal dari Dinasti Tang yang terletak di wilayah selatan.

“Kami bahkan hampir mati di sergap musuh, apa hanya seperti ini kemampuan kalian?” Ucapnya lagi, tatapan Tang Yi nampak menyiratkan tidak suka saat mendengar ucapan dari adiknya sendiri.

“Kenapa kalian hanya diam? Apa ada yang salah?” Ocehnya lagi tanpa merasa bersalah.

“Apa kamu bodoh?” Akhirnya Tang Yi benar-benar menunjukkan ketidak sukaannya dengan sangat jelas.

“Sebaiknya kamu pulang saja dan jangan datang kemari lagi, katakan pada Raja bila perdagangan serta persahabatan yang kamu tawarkan, sudah kamu gagalkan.” Ucap Putri Mahkota Tang Yi, Permaisuri juga maju ke depan dan berdiri di samping Tang Yi, dia ingin memberi kekuatan pada menantunya sendiri

“Aku tidak akan bersikap sebaik ini bila kamu bukan adik dari menantu ku, pulanglah dan katakan apa yang tadi di katakan oleh Tang Yi.” Ucapnya, wanita itu nampak gemetar seketika.

“Apa maksud kalian!” Pekiknya tak terima sat mendengar usiran tersebut.

“Kamu jangan pura-pura lagi Tang Er, hampir semua orang sudah tahu wajah busuk mu kali ini. Semakin kamu berbohong, maka kamu akan semakin malu Tang Er.” Ucap Putri Mahkota Tang Yi, semua orang mengangguk setuju namun nampaknya Tang Er masih tidak terima.

“Dasar gila! Apa maksud ucapan mu heh!” Pekiknya, Putri Helena berjalan dan berdiri di hadapan Tang Yi bersama dengan peliharaannya. 

“Aku memang pernah mengirimkan mata-mata yang tidak bermoral, tapi aku juga menyesal melakukan kebodohan semacam itu. Wajah cantik mu saat ini bahkan lebih buruk dari kotoran, Nona Tang.” Ucap Putri Helena kejam, ya memang begitulah Kerajaan Utara saat berucap. Mereka sangat blak-blakan dalam mengutarakan sesuatu.

“Kamu sok tau dasar Putri buangan!” Ledek Tang Er, Tang Yi kembali maju tak kala sang adik kembali berulah.

“Kamu di buang oleh ayah mu dan sekarang, apa kamu tidak malu berada di sini?” 

PLAK!

Sebuah tamparan keras mengenai pipi Tang Er, dua giginya copot seketika dan darah keluar dari mulutnya.

“Berisik!” Ucap Aurora kesal. Sedangkan Henry nampak kawatir saat melihat tingkah sang istri.

"Sayang, tangannya sakit gak?" Tanya Henry manis, dia melihat tangan Aurora yang tidak apa-apa. "Sakit ya? Kenapa kamu tampar si Yank? Makhluk seperti ini bukan di tampar pantasnya. Tapi di tendang!" Henry menendang perut Tang Er sampai terpental beberapa meter kebelakang. Tang Er nampak masih hidup namun dia sangat tidak berdaya saat ini.

"Kamu tahu apa akibatnya macam-macam pada istri ku? Kamu terlalu berisik hingga membuat telinga ku berdengung tau! Sepatu ku jadi bau sekarang gara-gara menendang mu!" Ucap Henry, meski terkesan tak masuk akal namun hal itu memang sebuah penghinaan besar.