NovelToon NovelToon
Penyihir Di Dunia Aura

Penyihir Di Dunia Aura

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Epik Petualangan / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Akademi Sihir / Perperangan
Popularitas:21.9k
Nilai: 5
Nama Author: BlackMail

Aku adalah Arthurian Merlin, pengkultivasi sihir iblis yang melampaui batas kemampuan manusia. Aku menolak kedewaan dan berkeliaran di Bumi sebagai Iblis Amarah. Seorang pria yang membuat sungai darah mengalir disetiap langkahnya.

Banyak perang terjadi dari langkahku, tetapi pemenangnya tetap sama. Aku adalah orang yang kejam dan Iblis di antara segala Iblis. Semua pembantaian itu semata-mata demi melampiaskan dendamku terhadap tujuh Dewa dan kuil penyokong mereka yang telah menghancurkan keluargaku.

Namun, apa ini? Mengapa penyihir Iblis tersohor sepertiku bangkit di tubuh pemuda yang lemah ini? Lalu, mereka tidak menggunakan sihir di sini?

Aku, Arthurian Merlin, sang Iblis Amarah yang mencatat sejarah dengan darah, bangkit kembali di dunia yang berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlackMail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 : Pahlawan

"Kau tertawa!?" Selena menggertakkan giginya dan dengan marah mengarahkan niat membunuhnya pada Arthur. "Apa menurutmu situasi ini lucu dan pantas untuk ditertawakan!?" Dengan begini, semua mata yang terfokus pada ibunya kini beralih padanya.

Arthur terkejut pada awalnya dengan bagaimana energi magis yang liar di sekitar mulai menekan tubuhnya. Tanpa rapalan dan tanpa kendali, Arthur benar-benar tidak mengerti bagaimana caranya bibinya melemparkan sihir dominasi padanya. Meski begitu, dominasinya begitu lemah, dan tidak berefek pada mental Arthur.

Dia pernah bertarung dengan tujuh Dewa, tidak masuk akal baginya untuk termakan oleh rasa takut pada tingkatan ini. Selain itu, bakat Ketenangan hati menstabilkan detak jantungnya."Saya tidak tertawa, tuh," jawab Arthur datar.

"Apa!? Beraninya kamu berbohong...." Selena berdiri dari tempat duduknya dan hendak melakukan sesuatu, tetapi dihentikan oleh Nahel, "Sudah, hentikan. Semua orang berpengaruh di wilayah ini sedang berkumpul di sini, jangan membuat keributan," tegasnya.

"Tapi anak ini...."

"Siapa yang ribut-ribut di rumahku!?" Suara keras yang menggema datang dari bagian dalam kastil.

Serentak, semua orang tertegun dan mengalihkan pandangannya ke arah yang sama. Arnold Al Mahesa ada di sana, berdiri dengan keangkuhannya. Dari kehadirannya, semua orang menundukkan kepalanya dan mengatur suara napasnya, terkecuali Arthur yang menatap kakeknya dengan jantung yang berdebar kencang.

Kuat, sosok yang berdiri dihadapannya ini adalah sosok pejuang yang kuat. Itu adalah kesan pertama yang muncul di benak Arthur. Berdasarkan ingatan pemilik tubuh sebelumnya, kakeknya adalah yang terkuat di keluarga Mahesa dan diseluruh wilayah Timur Laut. Seorang ksatria aura bintang enam tahap akhir, atau jika di Bumi mungkin setara dengan penyihir kelas Aristokrat. Kelas kelima dari sembilan.

Dialah Arnold Al Mahesa, figur legendaris di wilayah Timur Laut. Sosok yang menjadi sumber ketakutan besar bagi anak-anaknya. Tentu saja hal yang mereka sangat takuti sebenarnya adalah uang yang dimilikinya atau dalam arti lain mereka takut dengan keserakahan mereka sendiri. Mereka takut tidak bisa mewarisi uang tersebut, mereka takut bagiannya diambil oleh saudara mereka yang lain, dan mereka takut tidak dapat mempertahankan gelar bangsawan di nama mereka.

Hari ini adalah hari yang cukup menyegarkan bagi Arnold, setidaknya sampai keributan terjadi di antara keturunannya yang selama ini ia jaga dan bela dengan segenap jiwanya. Mereka bertengkar, berteriak, dan tampak congkak sebelum dia datang. Namun, lihatlah mereka sekarang. Leher mereka mengerucut selayaknya seekor kura-kura.

Mengecewakan, sangat mengecewakan. Bagi Arnold, putra dan putrinya sangat membuatnya kecewa. Oleh karena itu, dia tidak memutuskan kepada siapa dia akan mewariskan keluarga Mahesa dan mulai berharap bahwa cucu-cucunya tidak mengecewakannya.

Saat Arnold hendak pergi, dia terkejut dengan Arthur yang memandangnya langsung seolah tanpa tekanan. Dia memusatkan tekanan padanya, tetapi pemuda itu tetap bergeming pada tempat ia berdiri. Melihat ini Arnold tersenyum dan membatin, "Lihatlah anak ini? Apa pengalaman melihat jurang maut membuatnya menjadi seberani ini sekarang? Menarik, semua cucu-cucuku memang menarik, hahahaha!"

Arnold berjalan ke depan Arthur dan berkata padanya, "Pergilah ke halaman belakang kastil. Semua saudaramu berkumpul di sana." Arthur mengangguk dan mengikuti seorang pelayan yang memandunya ke halaman belakang.

Di halaman belakang kastil.

"Huh?"

Seorang pria berbadan besar dengan rambut pirang keriting dan baju besi ringan sedang bersandar ke dinding ketika dia menyadari seseorang yang ia kenal masuk ke lapangan pelatihan kastil.

Anak laki-laki ini adalah Harish Al Mahesa, cucu tertua keluarga Mahesa yang baru saja lulus dari akademi ksatria. "Mengapa sampah itu ada di sini?" Harish menggosok matanya, bertanya-tanya apakah dia sedang berhalusinasi atau tidak. Di depan gerbang belakang kastil berdiri seorang laki-laki yang mirip dengan idolanya. Mata merah menyala yang menjadi salah satu ciri khas kakeknya, kepala keluarga Mahesa.

"Arthur!?" Dia mendengus. Mengabaikan kejengkelannya yang semakin besar, dia perlahan mendekati Arthur yang mengabaikannya. Saat jarak semakin dekat, mata birunya yang tajam bersinar dan bibirnya membentuk seringai.

"Hey, Arthur." Harish menyapa, tetapi Arthur hanya menatap kosong ke arah lapangan latihan, membuat pria itu marah besar.

"Beraninya kamu mengabaikanku!" Harish mengangkat tinju besarnya ke kepala Arthur seperti orang gila. Namun, Arthur hanya menatapnya, bergerak sedikit, seolah mengabaikan bahaya yang akan segera datang.

Sejak Arthur diperkenalkan padanya, Harish sangat membencinya. Dia marah karena Arthur sangat mirip dengan idolanya yakni kakeknya sewaktu masih muda. Dia sangat mengidolakan Arnold Al Mahesa sampai-sampai dia mencoba meniru gaya berpakaian dan gaya bertarungnya. Melihat Arthur memiliki mata merah itu dia tidak bisa untuk tidak merasa dengki.

"Mari kita lihat berapa lama kamu bisa terus bersikap sombong seperti itu dihadapanku... Eh!?" Tinju Harish tersentak ke depan dengan suara yang lembek dan teredam. Hal ini sangat aneh baginya. Tinjunya jelas-jelas mengenai tubuh kurus dan lemah Arthur, tetapi mengapa bocah ini baik-baik saja?

Salah satu hal yang ditiru oleh Harish dari Arnold adalah tinju bajanya, dia bekerja keras dan melatihnya dengan baik sampai pada titik dapat menghancurkan batu gunung dengan tinju tanpa Aura. Dia bahkan diakui oleh kakeknya atas pencapaian ini. Namun, ada apa dengan anomali barusan? Si lemah ini menahan tinjunya?

Harish mencoba menyerangnya kembali, tetapi hasilnya tetap sama bahkan terasa lebih buruk. "Apa ini? Kali ini kamu menghindarinya? Serangan secepat itu? Ada yang tidak beres, padahal kau nggak cepat... rasanya aneh sekali."

Arthur dengan diam menghembuskan napasnya dan memegangi pipinya yang pedas akibat pukulan pertama yang tidak cukup cepat ia redam.

Sebelumnya, begitu Arthur memasuki lapangan pelatihan, matanya terpaku pada para pemuda dan sekelompok penjaga yang sedang berlatih dan bertanding. Namun, di antara mereka, seorang pria tampan dengan kulit putih dan mata biru yang jernih menarik perhatiannya.

"Sialan, bahkan di dunia ini pun, ada orang yang terlahir sebagai Pahlawan." Arthur melontarkan kata-kata itu seperti makanan busuk.

Pria yang memegang pedang ganda itu mengingatkannya dengan Pahlawan Cahaya, Raymoon Stuart, seorang pria yang mengaku sebagai sahabatnya, orang yang membuatnya menyerah untuk berjalan di jalur sihir pada awalnya, dan sosok yang memaksanya masuk ke gua pengasingan.

Mereka tampak persis sama dari bentuk tubuh hingga bagaimana tatapan matanya, tetapi dia berbeda dengan Raymoon Stuart yang tampak polos, pria itu penuh dengan rasa bangga diri.

Meski begitu, rasa jengkel masih tidak tertahankan di perutnya. Pahlawan, putra keberuntungan, protagonis dunia, atau apapun sebutan orang tentang mereka. Yang jelas, mereka semua memiliki kemampuan untuk berkembang secara pesat dan memiliki bakat tak tertandingi di bawah langit.

Dulu, Merlin menyerah berjalan di jalur sihir karena ketimpangan bakat di antara mereka. Lalu, ketika keluarga Arthurian dimusuhi oleh tujuh Dewa, Merlin tahu bahwa dia akan berhadapan dengan Raymoon sekali lagi.

Merlin tahu dengan baik bahwa dengan kemampuannya saat itu tidak mungkin bisa menang melawan Raymoon yang bahkan sudah dianugerahi kekuatan suci oleh para Dewa. Merlin pada akhirnya masuk ke gua pengasingan untuk memikirkan cara untuk berhadapan dengannya. Pada akhirnya dia sampai pada kesimpulan untuk menggunakan otoritas para Demon, musuh alami para Dewa.

1
system
konyol hadiahnya🤭 sekop pemanggil petir 🤣🤣🤔 tongkat pemukul luka🤦‍♂️🤦‍♂️🤦‍♂️
system
hadir
arfan
istimewa
Cecek
edisi nabung lagi
Buang Sengketa
gud
Buang Sengketa
ada loker buat loper, asongan n agen gak ini? lamar jadi wartawan boleh juga 😁
Buang Sengketa
kakek takluk ke cucu
Buang Sengketa
👍
Buang Sengketa
para jompo di kacangin anak kecil. sang kakek akhirnya tunduk 😁
Swallowsky
buruan update lagi dah, sebelum hype chapter ini menghilang
Swallowsky
perfect cut bgt gila, buruan update dah thor
Buang Sengketa
kakeknya abis ini pasti mengiyakan semua maunya Arthur...haha meski gak ikhlas 👍
Buang Sengketa
bisa mati berdiri kakeknya ini 😁
Buang Sengketa
si Bella harus di makin d hinakan sama selingkuhan nya 😁
MR LA
wah hahahahaha gua liat ada rasa gregetan soalnya chapter nya dikit dan agak ngegantung bikin penasaran
•Aergrid[♧
Luar biasa
HarusameName
author macam orang yang punya masalah kompleks ama ukuran barangnya. perlu banget, ya info ini?
kioza: bqcot luh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!