Bianca seorang gadis yang bekerja sebagai kasir di sebuah supermarket di jodohkan oleh seorang wanita paruh baya yang baik hati yang dia tolong saat ia selesai bekerja.
entah hanya bercanda atau beneran serius yang di katakan Ibu itu tapi entah lah membuat Bianca membayangkan akan menjadi bagian dari keluarga di rumah besar itu. "Ah Halu lo Bi, mikir apa sih haha emang lu siapa berharap yang gak mungkin, menghayal aja kerjaan otak lu ini" Gumam Bianca dalam hati sambil menggelengkan kepala nya
namun omongan itu selalu terngiang2 di kepala nya membuat nya berandai andai jika suatu saat ia bisa menikah dengan pria kaya
ah entah lah pacar saja tidak punya apalagi mikir di nikahin pria kaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amih Er, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adik
Setelah menempuh perjalanan jauh, Agam dan Bianca sampai di kediaman Maven.
Bianca yang telah mengganti pakaian nya di Bandara kini terlihat sangat cantik.
Ia merasa takjub saat melihat betapa besar rumah keluarga calon suami nya, Namun perasaan takut lebih besar menghinggapi pikiran nya, takut dengan tanggapan kedua orang tua Agam tentang hubungan nya, walaupun ia telah mengenal Ibu Agam, namun untuk status baru nya kini ia tak yakin akan di terima begitu saja
Agam dan Bianca melangkahkan kaki nya ke dalam rumah menuju ruang tamu
"Mas, aku takut, apa reaksi keluarga kamu tentang hubungan kita" Tanya Bianca cemas
"Tenang aja sayang, keluarga ku pasti terima hubungan kita" Ucap Agam sambil menggandeng tangan Bianca agar merasa tenang
Tibalah kedua nya di ruang keluarga , kedatangan kedua nya di sambut hangat oleh Sandra, Ibu nya Agam
"Halo Tante, Apa kabar?" Sapa Sandra gugup namun memaksakan diri nya untuk tetap tersenyum
"Hai Ca, Baik, apa kabar sayang" Sambut Sandra sambil memeluk Bianca
"Baik Tante" Bianca ikut membalas pelukan calon mertua nya itu "Ini bunga buat Tante" Bianca memberikan buket bunga yang mereka beli di perjalanan menuju kediaman Maven
"Aduh makasih sayang cantik nya, tapi sayang nya bunga nya minder" Ucap Sandra yang membuat Agam Bianca dan Maven bingung dan mengerutkan kening mereka
"Minder karna kalah cantik sama Calon mantu mama" Tawa Sandra membuat ketiga orang di dekat nya ikut tertawa
"Bisa aja Tante. Tante yang cantik nya kebangetan" Puji Bianca
"By, kenalin ini papa" Kata Agam sambil merujuk ke arah papa nya " Pa kenalin ini Bianca, kekasih Agam" Sambung Agam
"Halo Om, perkenalkan saya Bianca" Sapa Bianca sambil mengulur kan tangan kanan nya dengan gugup
Ayah Agam pun mengulurkan tangan sambil tersenyum " Maven, Ayah Agam. Ayo silahkan duduk"
Ke empat nya pun duduk di sofa
"Gimana perjalanan nya Ca? Cape ya?
"Enggak kok Tante" Jawab Bianca "Seneng banget bisa ketemu tante lagi"
"Tante juga seneng banget kamu kesini Ca" Sahut Sandra dengan tulus.
"Ma pada kemana 2 bocah tengil itu?" Tanya Agam pada sang mama
"Ada di kamar nya, nanti juga mereka turun" Jawab Sandra
"Pah, Bianca ini gadis yang pernah menolong mama waktu itu" Ucap Sandra memperkenalkan Bianca lagi pada suami nya
"Ohh.." Menganggukkan kepala nya "Ekhm.. Terimakasih Bianca sudah menolong istri saya"
" Iya om, saya juga senang bisa menolong" Jawab Bianca
"Jadi bagaimana kalian bisa dekat?" Tanya Maven sambil melirik Agam dan Bianca secara bergantian
Agam pun menceritakan perjalanan hubungan mereka yang terkesan masih seumur jagung
"Anak sama Ayah nya sama sama tim gercep" Sahut Sandra tertawa saat Agam selesai menceritakan kisah mereka berdua di sambut tawa oleh Maven dan Agam, Sedangkan Bianca ikut tertawa kecil sangking canggung nya
"Ayo Ca, di minum dulu" Ucap Sandra menawarkan Minuman yang baru saja di hidangkan oleh pak Kamir kepala Asisten rumah tangga di kediaman Maven
"Iya Tante, terimakasih" Ucap Bianca sambil mengangkat cangkir dan meminum nya
"Ehhh Calon Kakak Ipar dateng" Terdengar Suara Teriak Tasya, Adik bungsu Agam menghampiri ke empat nya di ruang Tamu
"Hai Tasya, apa kabar?"
"Hai Bianca" Sapa Tasya sambil melambaikan tangan nya dan tersenyum "Baik, makin cantik aja Ca" Puji Tasya
"Kamu juga cantik" Balas Puji Bianca
"Baru sampe mas?" Sapa Tasya pada kakak tertua nya
"Dari tadi, kamu aja yang betah banget di kamar mulu" Ujar Agam
"Haha tempat ternyaman itu kan di kamar mas" Jawab Tasya terkekeh
"Palingan sebentar lagi tempat ternyaman Mas Agam juga di dalam kamar" Tasya semakin tertawa terbahak bahak karna berhasil menggoda kakak nya itu tanpa malu di hadapan kedua orang tua nya
"Permisi Tuan, Nyonya. Makan malam sudah siap" Ucap Dina anak Pak Kamir kepala asisten rumah di kediaman Maven memberitahu pada majikan nya
Sudah berpuluh tahun Pak Kamir bekerja di rumah keluarga Maven, Bahkan anak nya pun terlahir di rumah itu membuat Dina ikut besar di rumah milik Maven, namun Istri pak Kamir meninggal saat Dina lahir, membuat Sandra berbelas kasih pada Dina dan membiayai seluruh kehidupan bahkan sekolah Dina pun di sama kan dengan Tasya.
Dan lagi Maven dan Sandra memang tak pernah memandang rendah semua pegawai nya, ia pun membiarkan Dina bermain bersama Tasya dan anak anak nya yang lain, membuat Dina pun dekat dengan Agam dan Jenaro sedari kecil.
Agam, Jenaro dan Tasya menuruni sifat kedua orang tua nya, mereka tidak pernah memandang seseorang dari status sosial nya membuat ke tiga anak itu menerima Dina sebagai teman nya juga
Namun sikap Agam yang perhatian pada adik adik nya termasuk pada Dina yang berada di rumah itu membuat Dina menyimpan perasaan nya pada Agam
Beberapa bulan saat Agam tinggal di kediaman Maven untuk belajar terjun ke perusahaan Ayah nya, Dina semakin melekat pada Agam, memberi perhatian dan menyiapkan segala kebutuhan Agam.
Namun Agam hanya menganggap nya sebagai teman dan adik bagi nya, Tidak lebih!
Maven mengajak istri, anak dan calon menantu nya itu untuk beranjak ke ruang makan
Saat menyusuri meja makan Dina pun berjalan di samping Agam
"Mas Agam apa kabar?" Sapa Dina sambil tersenyum pada Agam namun ia sekilas melirik sinis pada Bianca
Ya Dina tahu dari Nyonya nya bahwa hari ini mereka harus menyiapkan makanan untuk kedatangan Agam dan Kekasih nya.
Namun sebelum janur kuning melengkung Dina tak ingin menyerah untuk mendapatkan hati Agam
"Udah dari tadi Din" Jawab Singkat Agam lalu menarik kursi makan mempersilahkan Bianca duduk di sebelah kiri nya
Dina pun berdiri di samping Agam, dengan cepat Dina menyendok kan nasi di atas piring Agam sama seperti biasa nya saat Agam berkunjung ke rumah orang tua nya
Bianca yang melihat apa yang di lakukan Dina pun terkejut, pasal nya kedua orang tua Agam saja mengambil nasi nya masing masing
Ingin sekali ia memaki wanita itu untuk berhenti melayani Agam namun ia tahan karna tak enak pada tuan rumah jadi dia hanya bisa menahan rasa cemburu nya sambil mengeraskan rahang nya.
Sandra yang melihat Bianca terusik segera menghentikan Dina dan menyuruh nya memanggil Jenaro
"Dina, Panggil Jenar kemari untuk makan malam" Ucap Sandra untuk membuat Dina menjauh dari Agam
Deg
Bianca kembali mendengar nama yang ia kenal
membuat nya teringat pada satu nama yang dekat dengan nya
Melihat Bianca yang hanya diam saja tak mengambil makanan, Agam pun menawari nasi pada nya
"Sayang, kok diem, ayo mau makan apa sini mas ambilin"
Bianca hanya menjawab dengan tersenyum yang ia buat dengan terpaksa karna tak ingin marah pada Agam di depan kedua orang tua Agam
"Kemari Je" Ucap Tuan Maven saat melihat putra kedua nya menuruni tangga
Bianca pun seketika menoleh ke arah belakang
Duarrr
Serasa otak nya meledak ketika melihat sosok yang sedang menuruni anak tangga dengan malas
"Jenaro" Gumam Bianca pelan namun tetap terdengar Agam
Jenaro yang berhasil menuruni anak tangga melihat ke arah meja makan dan betapa terkejut saat melihat sosok wanita yang di cintai nya berada di rumah orang tua nya
Lebih tepat nya duduk di sebelah Agam
"Bi-Bianca" Lirih Jenaro tak menyangka membuat nya berpegangan pada dinding merasa kaki nya hampir tak mampu menahan beban tubuh nya
"By... Kamu kenal Adik ku?" Tanya Agam sambil mengernyitkan dahi nya
"A-adik??? " Tanya Bianca sambil mengangakan mulut nya tak percaya
"Iyaa Jenaro, kalian saling kenal? " Sahut Nyonya Sandra
Namun tak di jawab oleh Bianca yang tanpa sadar masih menganga kan mulut nya sembari menatap Jenaro yang mulai berjalan menghampiri nya
"Bianca, se-sedang apa kamu disini?" Tanya Jenaro dengan perasaan gelisah nya
"A-aku ... "