NovelToon NovelToon
Jeritan Hati Sang Isteri Siri

Jeritan Hati Sang Isteri Siri

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: christinsenia seranica

Cobaan Demi cobaan yang datang dalam rumah tangga Dea seakan tiada hentinya.

Setelah resmi bercerai dengan suami pertamanya yang sangat jarang memberinya nafkah berupa uang, Dea harus rela menjadi isteri siri seorang anggota TNI.
Cobaan yang dijalani Dea semakin berat menjadi seorang isteri siri, Selain Dea harus berjuang untuk menghidupi anaknya sendiri, Sang suami juga tidak memperlakukan Dea dengan baik, Bahkan selama menikah dengan suaminya yang bernama Anton itu Dea kerap disakiti dan disiksa.
Akankah Dea sanggup menghadapi ujian demi ujian yang datang sirih berganti itu! ataukah Dea akan menyerah dengan keadaan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon christinsenia seranica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

"Anda seorang dokter?" Tanya Dea yang melihat pria tersebut langsung memeriksa kondisi bayi mungil itu.

"Iya saya salah satu dokter yang bekerja dirumah sakit ini!" Sahut Pria yang berprofesi sebagai dokter itu.

"Bagaimana kondisi bayi saya?" Tanya Dea pada dokter tersebut.

"Kondisi bayi anda tidak terlalu parah, Untung saja bayi ini tidak telat ditangani!"Jelas sang dokter itu.

"Tadi saya panik dok karena tiba-tiba dia kejang-kejang!" Ungkap Dea.

"Itu terjadi karena demam yang terlalu tinggi!" Ucap sang dokter itu.

"Kira-kira berapa biaya pengobatan bayi saya dok! Apa bisa saya cicil bayarannya karena saat ini saya tidak punya uang!" Ucap Dea dengan raut wajah sedih.

"Tidak usah bayar!" Ucap sang dokter itu

"Terima kasih atas kebaikan anda dokter!"

"Kamu mau kerja ditempat saya?" Tanya dokter itu dengan tiba-tiba.

"Iya dok, Kebetulan saya memang butuh sekali pekerjaan!"

"Nanti begitu anakmu sehat, Kamu bisa langsung kerja dirumah saya!" Sang dokter itu tampak memberikan alamat rumahnya pada Dea.

Setelah itu, Dokter itu pergi meninggalkan Dea disana. Begitu sang dokter pergi, Dea melihat sebuah kartu nama yang diberikan sang dokter itu.

"Nama dokter itu Ervan! Dokter Ervan orang yang sangat baik!" Dea membatin

"Astaga komplek perumahan dokter Ervan sama dengan komplek perumahan yang aku tempati!" Dea tampak terkejut menatap lamat-lamat alamat yang diberikan dokter Ervan itu.

Setelah itu Dea duduk di dekat tempat bayinya tertidur. Ketika Dea tampak sedang duduk di dekat brangkar baby Rafa, Tiba-tiba ponsel Dea berbunyi.

Drttttttt......Bunyi ponsel tersebut. Mendengar suara ponsel itu, Dea langsung mengambilnya dari atas laci yang ada dirumah sakit tersebut.

"Halo De, Tadi kamu menelpon ya! Maaf kakak sedang memasak tadi jadi nggak dengar panggilanmu!" Terdengar suara Ima dari seberang sana.

"Iya kak, Rafa sakit makanya aku telpon kakak! Tadi aku sempat panik akibat panas Rafa nggak turun!" Jelas Dea lewat ponsel itu.

"Terus kamu dimana sekarang? Apa kamu sudah bawa Rafa ke dokter!" Ima terdengar panik dari seberang sana.

"Kami berada dirumah sakit kasih bunda kak!" Beri tahu Dea.

"Syukurlah, Ya sudah kamu temani Rafa dulu nanti kakak menyusul kesana!" Ucap Ima dari seberang sana.

"Baiklah kak"Sahut Dea.

***

Setelah beberapa hari dirumah sakit, Perlahan-lahan kondisi baby Rafa berangsur membaik sehingga baby Rafa di perbolehkan untuk pulang.

Karena telah diperbolehkan pulang, Dea pun membereskan barang-barangnya selama menginap dirumah sakit tersebut.

Seusai membereskan barang-barangnya, Dea pun bergegas untuk pulang seraya mengendong bayi mungil itu.

Diperjalan pulang, Dea tak henti-hentinya menatap ke arah bayi laki-laki dengan pipi cabi itu.

"Sayang, Kamu kok makin gemesin sih!" Dea tampak gemes melihat putra kecilnya itu.

Beberapa saat kemudian, Dea telah sampai didepan rumahnya. Ketika hendak membuka pintu, Dea benar-benar kaget karena pintunya itu tidak terkunci.

"Astaga........ Perasaan aku sudah mengunci pintunya!" Dea membatin.

Dengan sikap was-was, Perlahan-lahan Dea membuka pintu tersebut. Ketika hendak masuk kedalam, Langkah Dea pun terhenti secara tiba-tiba.

"Dari mana saja kamu? Aku tungguin kamu pulang tapi semalaman nggak pulang!" Terdengar Suara Anton yang menghentikan langkah kaki Dea.

"Aku dari rumah sakit mas! Bukankah sudah aku beri tahu kalau baby Rafa sakit!" Jelas Dea

"Kamu hanya memberitahu jika Rafa sakit, Tetapi kamu enggak memberi tahu jika Rafa rawat inap dirumah sakit!" Terdengar bentakan Anton pada Dea.

"Mas kenapa sih tiap kesini pasti bawaannya emosi aja! Mas kesini hanya untuk marah-marah, Mending enggak usah datang kesini!" Ucap Dea dengan suara lantang.

"Kamu sudah berani ya melawanku sekarang!" Anton mendekat ke arah Dea lalu menarik rambut Dea.

"Sakit mas! Tolong lepas!" Pekik Dea

"Jangan sekali-kali kamu membantah atau melawanku! Aku tidak suka dibantah!" Gertak Anton.

"Maaf mas, Tolong lepaskan tanganmu mas sakit!" Dea terus menjerit kesakitan.

"Kalau kamu berani melawanku lagi, Kamu akan tahu sendiri akibatnya!" Anton perlahan melepas tangannya dari rambut Erlina.

"Iya mas," Ucap Dea seraya merundukkan kepala.

"Sekarang kamu masak sana! Aku lapar!" Perintah Anton.

Lalu tanpa protes lagi Dea pun langsung memenuhi apa yang sang suami perintahkan. Belum juga menyelesaikan kegiatan memasaknya, Anton sudah berteriak memanggil Dea.

"Dea, Lama sekali kamu masak! Aku sudah lapar!" Teriak Anton dengan keras.

"Iya mas sebentar lagi selesai!" Sahut Dea.

Beberapa waktu kemudian,Dea telah menyelesaikan masakannya. Selesai memasak, Dea hendak menyajikan masakannya di meja makan, Namun baby Rafa tiba-tiba menangis sehingga Dea berjalan ke kamar baby Rafa.

"Mau kemana kamu?" Tanya Anton

"Mas, Baby Rafa menangis! Jadi aku ke kamar baby Rafa dulu!" Ucap Dea

"Rafa biar saya yang urus, Kamu siapkan saja yang kamu masak tadi!" Perintah Anton.

"Baiklah mas," Dea pun langsung berbalik arah menuju dapur untuk mengambil makanan yang dimasaknya itu.

Selesai menghidangkan makanan, Dea tampak duduk di meja makan. Ketika hendak makan, Tiba-tiba Anton datang dengan menggendong Rafa.

"Mas, Biar baby Rafa sama aku saja!" Dea hendak mengambil baby Rafa dari gendongan sang ayah.

"Kamu makan aja! Gantian, Nanti selesai makan baru kamu gendong Rafa!" Perintah Anton.

"Iya mas," Dea pun melanjutkan untuk makan. Selesai makan, Dea langsung mengambil baby Rafa dari gendongan sang ayah.

Karena baby Rafa rewel, Dea berniat untuk mengajak baby Rafa jalan-jalan di gang depan rumah. Ketika Dea hendak mendorong baby Rafa keluar dengan menggunakan trolinya itu, Anton menghentikan langkahnya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Anton yang tampak sinis

"Aku mau ajak Rafa jalan-jalan sekitaran gang depan!" Ucap Dea

"Siapa yang mengizinkan kamu mengajak Rafa keluar!" Teriak Anton.

"Rafa rewel mas, Makanya aku mau ajak dia jalan-jalan sebentar!" Ungkap Dea

"Oh itu alasan kamu agar kamu bisa keluar! Terus kamu mau ketemu selingkuhanmu!" Anton menatap Dea tajam.

"Astaga mas, Kenapa mas bisa berpikir seperti itu!" Ucap Dea dengan suara lemah.

"Lebih baik sekarang kamu masuk!" Perintah Anton.

"Iya mas," Dea pun mengurung niatnya untuk membawa baby Rafa jalan-jalan, Dea sebisa mungkin untuk berusaha tidak ribut dengan Anton. Dea lelah jika terus menerus ribut dengan Anton karena hal sepele.

Beberapa saat setelah berada dikamarnya, Anton pun pamit pada Dea untuk pulang.

"Sayang, Mas pulang dulu ya!" Ucap Anton.

"Iya sayang, Kamu hati-hati!" 

"Gitu dong jangan mengeluh terus, Kalau kamu pengertian begini kan aku senang lihatnya!"

"Iya mas, Pelan-pelan bawa mobilnya!"

"Oh iya, Ini ada uang 200 ribu kamu pakai untuk keperluan Rafa!" Anton memberikan uang itu pada Dea.

"Terima kasih mas,".

Setelah Anton pulang, Dea tampak berjalan masuk ke arah kamarnya lalu segera beristirahat disana.

1
aca
pelakor mengharap bahagia jangan mimpi
aca
dea dea np harus selingkuh sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!