Kiss My Heart

Setelah tiba di rumah sakit, Keira langsung dilarikan ke IGD. Zayn menunggu Keira di depan ruangan itu dengan perasaan cemas. Bagi Zayn, saat ini waktu seolah berjalan begitu lambat.

Seorang dokter keluar dari ruangan tempat Keira di tangani dan Zayn pun langsung menghampiri dokter itu.

"Bagaimana keadaan mereka, Dok?" tanya Zayn tidak sabar.

"Nyonya mengalami kram perut, tapi untungnya hal ini tidak membahayakan kandungannya, karena kandungannya kuat. Semua itu terjadi karena nyonya terlalu kelelahan, tertekan dan juga stress. Anda suaminya?" tanya dokter itu seraya memicingkan sebelah matanya menatap Zayn.

"Iya," sahut Zayn tanpa keraguan.

"Seharusnya sebagai seorang sua.."

"Saya akan menjelaskan kronologi kejadiannya," ucap Zayn memotong kata-kata dokter itu.

Zayn bisa menduga apa yang akan dikatakan dokter itu setelah mendengar sepenggal kalimat yang baru di ucapkan dokter itu. Apalagi saat melihat ekspresi wajah dokter di depannya itu sama seperti dokter yang ada di hotel tempatnya menginap tadi.

Zayn pun langsung menceritakan bahwa ada yang sengaja memberi dirinya obat peningkat gairah. Zayn tidak ingin lagi diceramahi dokter untuk yang kedua kalinya. Karena saat melihat Keira kesakitan tadi, Zayn sudah sangat merasa bersalah. Sebab Keira tidak akan seperti saat ini, jika bukan karena dirinya semalam.

Zayn memesan ruangan rawat VIP untuk Keira, agar wanita itu bisa beristirahat dengan nyaman. Keadaan Keira saat ini memang belum pulih, tapi sudah jauh lebih baik.

"Maaf, semalam itu benar-benar di luar kendaliku," ucap Zayn mengenggam lembut jemari tangan Keira. Tatapan mata pemuda itu penuh dengan rasa bersalah dan penyesalan

Keira hanya terdiam, karena bingung harus menjawab apa. Melihat tatapan mata Zayn yang seperti saat ini membuat Keira kehilangan perbendaharaan katanya.

"Janin ini.." Zayn nampak ragu melanjutkan kata-katanya, namun tanpa sadar tangannya yang besar mengusap lembut perut Keira.

"Janin ini adalah darah daging mu," sahut Keira menatap Zayn lekat. Keira ingin melihat bagaimana reaksi Zayn setelah mengetahui tentang kehamilannya.

"Benarkah?" tanya Zayn dengan ekspresi wajah yang sulit untuk di deskripsikan.

"Selagi kita masih berada di rumah sakit, kita lakukan tes DNA untuk memastikannya. Aku tidak ingin kamu meragukan anak ini," pinta Keira penuh keseriusan.

"Tidak perlu, aku yakin janin ini milikku," sahut Zayn tersenyum lembut pada Keira. Ada kebahagiaan yang terpancar dari sorot mata pemuda itu setelah mengetahui Keira sedang mengandung. Entah mengapa Zayn sangat percaya bahwa janin yang dikandung Keira adalah darah dagingnya.

"Tidak. Kita harus melakukan tes itu. Aku tidak ingin ada masalah suatu saat nanti karena hal ini," tegas Keira yang benar-benar tidak ingin ada keraguan Zayn atas janin di dalam kandungannya.

"Okey, aku akan melakukannya, jika itu bisa membuat mu merasa tenang. Tapi, meskipun seandainya janin di dalam kandungan kamu ini bukan darah daging ku, aku tetap ingin menikahi mu," ucap Zayn yang membuat Keira terkejut.

"Aku tidak salah dengar, 'kan? Aku bahkan belum sempat mengatakan maksud dan tujuan ku mencarinya. Aku belum meminta pertanggung jawaban darinya, tapi dia sudah memiliki niat untuk menikahi aku. Padahal kami baru bertemu tiga kali. Bahkan sampai detik ini, aku belum tahu siapa namanya," gumam Keira dalam hati menatap Zayn dengan tatapan tidak percaya. Keira benar-benar masih belum percaya kalau Zayn mau bertanggung jawab atas perbuatannya.

"Kenapa? Kamu tidak percaya padaku?" tanya Zayn yang melihat tatapan tidak percaya yang terpancar dari sorot mata Keira.

"Bu..bukan begitu..Aku.. aku hanya terkejut saja," sahut Keira tergagap.

"Aku akan mengabari kedua orang tuamu. Kita akan segera menikah dan mengadakan pesta pernikahan. Katakan padaku, kamu ingin konsep pernikahan yang seperti apa?" tanya Zayn nampak serius.

"Aku hanya ingin pernikahan sederhana saja, tidak perlu mengadakan pesta. Yang penting sah di mata hukum dan agama," sahut Keira setelah mempertimbangkan segalanya.

"Kamu yakin?" tanya Zayn nampak tidak percaya.

"Iya. Cukup keluarga kita saja yang menghadiri pernikahan kita," sahut Keira penuh keyakinan.

"Baiklah, jika itu yang kamu inginkan," sahut Zayn menyetujui, "tapi, kenapa kamu tidak ingin kita mengadakan pesta pernikahan?"

"Aku.. aku nggak suka keramaian dan nggak suka menjadi pusat perhatian," sahut Keira berbohong.

"Okey, nggak apa-apa. Lalu, kapan kamu ingin kita menikah?" tanya Zayn memastikan.

"Secepatnya," ucap Keira yang tidak ingin Zayn berubah pikiran, jika terlalu lama menunda waktu untuk menikah.

Ada banyak alasan mengapa Keira ingin menikah dengan. Zayn secepatnya. Pertama, karena Keira tidak ingin janin dalam kandungannya lahir tanpa seorang ayah. Kedua, karena Arsen yang terus mengejar dirinya. Keira tidak ingin rencana pernikahannya terdengar oleh Arsen. Keira takut Arsen menggunakan kekuasaannya untuk menghalangi pernikahannya dengan Zayn. Andai saja Keira tahu identitas Zayn yang sebenarnya, Keira tidak perlu lagi merasa takut pada Arsen seperti saat ini.

Alasan ke tiga adalah, setelah melihat sikap Zayn yang lembut padanya dan perasaan nyaman saat bersama Zayn membuat Keira mantap untuk menikah dengan Zayn. Apalagi akhir-akhir ini Keira sudah cukup merasa stress karena wajah Zayn yang tidak bisa hilang dari ingatannya, bahkan Keira semakin merindukannya.

Sedangkan alasan ke empat mengapa dirinya tidak ingin mengadakan pesta pernikahan adalah, selain takut Arsen tahu juga karena Keira tidak ingin banyak pasang mata yang menatap dirinya dan juga menatap Zayn, saat mereka bersanding di atas pelaminan. Entah mengapa, baru membayangkan banyak wanita yang menatap Zayn saja sudah membuat Keira merasa tidak suka.

Apakah ini bisa dibilang cemburu? Ataukah posesif? Terserah yang mana saja, karena setiap orang memiliki sudut pandang yang tidak sama, alias berbeda.

Sedangkan Zayn nampak tidak percaya saat mendengar Keira mengatakan ingin menikah dengan dirinya secepatnya.

"Secepatnya? Kamu yakin?" tanya Zayn serius.

"Aku yakin," sahut Keira tanpa keraguan.

"Okey, hari ini juga kita menikah. Apa kamu setuju?" tanya Zayn antusias.

"Hah?!! Ha..hari ini?" tanya Keira seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Kenapa? Apa terlalu cepat? Atau kamu merasa kesehatan kamu tidak mendukung?" tanya Zayn yang sebenarnya memang ingin secepatnya menikahi Keira.

Keira telah membuat hati Zayn yang selama ini membeku telah menghangat. Jiwanya yang selama ini terasa kosong kembali terisi, dan separuh nyawa dan napasnya yang sebelumnya terasa tinggal separuh, kini kembali utuh. Rasa hampa dalam dadanya pun hilang saat bersama Keira. Karena itu, Zayn ingin segera memiliki Keira seutuhnya, secepatnya, kalau perlu di jam, menit dan detik ini juga.

"Tidak. Aku sudah merasa lebih baik. Jika hanya melakukan upacara pernikahan dan menandatangani surat-surat saja, aku bisa. Tapi masalahnya, bagaimana mengurus surat-surat untuk pernikahannya?" tanya Keira yang tahu bahwa untuk mengurus surat-surat itu memerlukan waktu.

"Kamu tenang saja. Serahkan semua padaku. Kamu tinggal mengabari kedua orang tuamu dan menyiapkan surat-surat persyaratan untuk menikah. Selebihnya, serahkan padaku. Aku akan mengurusnya," sahut Zayn yang tentu saja bisa melakukan hal itu. Apalagi saat ini hari masih pagi. Masih ada banyak waktu untuk melakukan persiapan.

"Baiklah. Aku akan mengabari mamaku," sahut Keira, namun Keira baru ingat kalau handphonenya tertinggal di kamar hotel.

"Pakai saja handphone ku. Kamu ingat nomor telepon orang tuamu, 'kan?" tanya Zayn seraya menyodorkan handphonenya pada Keira. Zayn tahu Keira tidak membawa handphone saat ke rumah sakit tadi.

"Iya. Aku ingat," sahut Keira seraya mengambil handphone yang disodorkan Zayn padanya.

"Katakan saja untuk menyiapkan semua surat-suratnya. Nanti anak buahku akan mengambilnya. Di rumah mamamu, 'kan?" tanya Zayn memastikan.

"Di rumah mamaku? Apa maksud kamu?" tanya Keira yang merasa Zayn seperti tahu, kalau mama dan papanya tinggal terpisah.

Zayn menghela napas panjang mendengar pertanyaan Keira.

"Sejujurnya, aku sudah menyelidiki kamu sejak malam pertama aku meniduri kamu. Jujur, malam itu aku setengah mabuk, dan aku tidak yakin jika yang aku tiduri adalah kamu, karena sejak pertemuan kita di lift hotel waktu itu, aku selalu terbayang-bayang wajahmu. Saat aku bangun kamu sudah tidak ada di kamar hotel itu. Malam itu cctv hotel juga sedang mengalami kerusakan. Jadi aku tidak tahu apakah orang yang tidur denganku malam itu benar-benar kamu,*

"Karena itu aku menyelidiki kamu dan aku sudah tahu banyak tentang kamu. Hanya saja,, akhir-akhir ini anak buahku belum memberikan laporan padaku tentang kamu, karena aku ada pekerjaan di luar negeri," sahut Zayn jujur.

Keira tidak menyangka jika Zayn melakukan semua itu untuk memastikan siapa wanita yang tidur dengannya. Padahal waktu itu Keira sudah berprasangka buruk pada Zayn. Keira mengira bahwa Zayn sengaja kabur, karena tidak ingin bertanggung jawab atas perbuatannya.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued