Suami Dan Mertua Toxic

Dedy tertawa terbahak-bahak di ikuti rekan kerja yang lainnya, mereka merasa lucu dengan perkataan Danang. Jangan samakan Dedy dengannya karena Dedy mau dengan Tiara bukan karena bekas Danang melaikan Tiara wanita terhormat.

Hahahaha....

"Astaga, aku tidak akan menikah dengan wanita pembawa sial dan murahan itu walaupun di berikan secara gratis aku jijik. Dengar Danang aku mendekati Tiara bukan karena dia bekas kamu, tapi karena dia wanita terhormat sementara wanita kamu yang sekarang bisa aku katakan bahwa selain dia murahan dia juga pembawa sial. Buktinya baru saja dia datang kerumah kamu malamnya kalian di arak. Lihatlah kehidupan kamu sekarang akan hancur sebentar lagi." ujar Dedy

" Karena kamu telah menyia-nyiakan istri sebaik Tiara dan lebih memilih wanita jalang itu. Apa kamu tidak tahu jika apa yang kamu lakukan itu akan membuat kehidupan kamu hancur.... sehancur-hancurnya. Tapi tidak apa-apa aku bersyukur karena kamu melepaskan Tiara. Dengan begitu aku bisa mendapatkan istri soleha seperti dia. Karena setelah ini aku akan pergi cari dia dan setelah ketemu aku akan langsung meminang dia sebagai istriku." Sambungnya

Sebenarnya Dedy juga bingung mau cari Tiara dimana. Dedy rencana hari ini dia cepat pulang dan pergi mencari Tiara bersama ibu Sanas dan Anisa.

"Hmmm....memang dasarnya mentalmu mental pengemis...menyukai sisa orang dari pada mencari wanita lain untuk di nikahi. Memang tidak ada wanita lain apa, sampai kamu menunggu wanitaku sampai bercerai?." Tanya Danang.

"Akan aku tunjukkan pada kamu bagaimana cara merawat sebuah permata agar bisa terlihat bersinar. Aku tidak perna mengemis tapi kamu sendiri yang memberikannya" ujar Dedy.

Dedy sudah bosan bertengkar Dengan Danang sehingga dia keluar dari ruangan itu karena saatnya mereka pergi ke aula.

"Dasar sialan....bujang lapuk benar-benar deh...kenapa ya denganku. Aku yang membuang Tiara karena lebih memilih Miranda yang kaya. Tapi setelah tanpa sengaja ketemu dengannya parkiran rasanya aku tidak iklas di dekati pria lain. Apakah sekarang aku mulai menyesal dan tidak ingin kehilangan dia? Tapi mana mungkin aku kembali dengannya sementara aku sudah menikah dengan Miranda" batin Danang.

Sudah mulai timbul penyesalan dalam hati Danang, apalagi dari dulu Danang paling tidak suka dengan Dedy. Walaupun mereka tetangga dan teman dari kecil.

"Sudah Danang...lebih baik kamu siapkan diri untuk kita ke aula semua karyawan sudah pada kesana. Tidak ada untungnya bagimu untuk bertengkar dengan Dedy seperti itu. Yang ada bikin malu diri sendiri." ujar Bram.

Dari tadi Miranda tidak berani masuk ke ruangan Danang karena Miranda tidak mau dia di ultimatum oleh Bram. Miranda sangat tahu sikap Bram.

Memang awalnya Miranda mau antar berkas untuk Danang, namun langkahnya terhenti saat Miranda tidak sengaja mendengar perkataan Dedy dan Bram yang mengatakan Danang akan menyesal karena memilih Miranda.

Jelas semua rekan kerja disana lebih memihak kepada Dedy. Karena semua tahu bahwa Dedy adalah pria baik hati. Sedangkan Danang memiliki sikap arogan dan kasar.

Setelah Dedy keluar dari ruangan dia langsung menuju ke aula dan ternyata sudah banyak karyawan yang menunggu disana. Banyak para petinggi di perusahaan juga sudah duduk santai menunggu yang lain.

Yang membuat jantung mereka berdebar karena ada beredar informasi bahwa akan terjadi pemecatan terhadap beberapa karyawan baik dari yang atas sampai yang bawa. Maka itu setiap karyawan kembali mengingat-ingat kesalahan apa yang perna mereka

lakukan.

Tak lama setelah Dedy masuk ruangan, di susul oleh Danang, Bram dan karyawan lainnya termasuk Miranda. Bahkan saat Miranda melangkahkan kaki kedalam ruangan itu semua mata tertujuh kepadanya.

"Kira-kira ada apa ya kita semua berkumpul disini? Tadi katanya meeting tapi sekarang bukan?" Tanya salah satu karyawan.

"Tidak tahu juga tunggu saja bos kita datang."

********

"Tuan semua karyawan sudah menunggu di aula." Ujar Pak Bambang.

"Baik" jawab Tuan Viktor.

"Sayang yuk ikut ke ruangan" aja Tuan viktor. Tiara bangkit dari duduknya dan pergi bersama dengan Tuan Viktor dan nyonya Maudy. Namun Tiara tidak langsung masuk dia menunggu diluar masih mengenakan topeng dan bahkan Tiara sudah menganti baju.

"Selama pagi semuanya" ujar Tuan Viktor ramah, namun saat pandangan Tuan Viktor menatap tajam ke dua pasangan suami istri yang duduknya tidak bisa jauh lengket saja.

"Aku harus memanfaatkan momen ini untuk mengakui diriku sebagai putri tunggal Tuan Viktor. Karena aku yakin putri aslinya tidak ada hanya angan-angan mereka saja buktinya Tuan Viktor dan nyonya Maudy sudah masuk tapi tidak ada putrinya." Batin Miranda.

Bukannya takut di pecat, Miranda justru ingin memanfaatkan kesempatan untuk mengakui dirinya sebagai putrinya Tuan Viktor.

"Baik kita langsung saja, saya mengumpulkan para karyawan dan rekan kerja lain disini karena ada hal penting yang ingin saya sampaikan. Mungkin sudah lama para karyawan disini atau rekan kerja yang sudah berjuang selama ini membantu untuk mengembangkan perusahaan ini, sudah tahu bahwa saya dan istri saya memiliki seorang anak perempuan. Karena kami sibuk di luar negeri dan jarang pulang ke indonesia sehingga kami tidak ingin memperkenalkannya ke publik karena saya sebagai ayahnya tidak ingin putri saya celaka."

"Wah...seperti apa ya wajah putrinya Tuan Viktor pasti sangat cantik. Aku sudah tidak sabar ingin melihatnya."

"Iya sama aku juga. Tapi ya berita yang beredar katanya sekretaris Miranda adalah putrinya Tuan Viktor, semoga berita itu nggak benar."

"Sekretaris Miranda tolong kesini." panggil Tuan Viktor.

"Saya pak?" tanya Miranda, bukannya manggil Tuan dengan enteng dia bilang pak.

"Ya kamu" ujar Tuan Vikto.

Dengan wajah sumringah Miranda maju kedepan dengan bangga karena Miranda yakin dirinya yang akan di akui sebagai putri Tuan Viktor padahal tidak ada ikatan apapun.

Dengan gaya anggun Miranda bangkit dari duduknya dan berdiri di dekat Tuan Viktor dan nyonya Maudy.

"Wah...ternyata Miranda benaran putrinya Tuan Viktor. Aku pasti akan di panggil juga sebagai menantu pastinya, dan akan aku tunjukan kepada Dedy dengan Bram aku tidak salah pilih." batin Danang, dia kegirangan dalam hati.

Banyak desas desus terjadi di dalam ruangan lantaran Miranda yang di panggil kedepan. Banyak karyawan yang berpikir Miranda benaran adalah putrinya Tuan Viktor.

Bahkan Dedy dan Bram saja sudah mulai percaya bahwa Miranda memang anaknya Tuan Viktor.

"Hari ini saya akan memperkenalkan putri tunggal saya, sekalian mengangkat menjadi direktur utama di perusahaan ini. Dan ada pula terjadi pemecatan terhadap karyawan yang tidak disiplin dan melanggar aturan di perusahaan ini. Danang tolong maju kedepan" ujar Tuan Viktor.

Danang terkejut namanya di panggil tapi dia merasa bahagia karena akan menunjukkan ke Dedy kalau dia yang di hargai karena menikah dengan Miranda.