NovelToon NovelToon
LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: GadisBodoh

Disclimer ⚠️ kalo misalnya ada yang ga sesuai kenyataan mohon untuk di mengerti. ini cerita hanya mengalir sesuai fantasi di otak saya jadi kalo banyak kejadian aneh bin ga masuk akal mohon dimaafkan. sekali lagi ini hanya Fiksi. Terima kasih. 🙏🙏

but , happy Reading guys

Arbian , pemuda tampan dan juga mapan yang dulu hidup dengan rasa nyaman kini berubah setelah kepergian sosok yang berarti baginya.

Dia terpaksa harus menjaga seorang gadis karena permintaan konyol adiknya saat akan menghembuskan napas terakhirnya. Di satu sisi , Arbian sudah memiliki seorang gadis yang ia sukai.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah Arbian ? terus ikuti kekanjutan dari cerita ini yaa ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GadisBodoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 2 - LunArbi

Happy Reading ...

Disebuah kamar bernuansa feminin , seorang pemuda tengah memberikan segelas air pada gadis di hadapannya. Dengan raut wajah penuh kekhawatiran tangan kirinya terus mengusap lembut puncak kepala sang gadis.

" udah minumnya ?" Tanya nya pada gadis itu.

" hmm , udah . Makasih ya udah mau kesini dan ganggu waktu istirahat kamu." Ucapnya dengan raut wajah menyesal.

Pemuda itu tersenyum seraya menggelengkan kepalanya pelan. Tangannya masih mengelus rambut gadis itu.

" udah enakan perutnya ?" Tanyanya dengan suara lembut. Gadis itu hanya mengangguk dengan senyuman kecil.

" yaudah , sekarang tidur ya . Udah malem soalnya "

"Hm "

Beberapa menit berlalu ..

Melihat gadis itu sudah tertidur di ranjangnya , pemuda itu melirik jam di pergelangan tangannya pukul 12 lebih lima menit. Lalu memutuskan untuk meninggalkan kediaman gadis itu.

Pemuda itu kini sudah berada di kursi kemudinya. Tangannya mencengkram kuat kemudi dengan bibir bawah yang digigit kuat. Tiba tiba saja bayangan sosok gadis yang menangis setelah dengan teganya ia meninggalkannya seorang diri di taman tadi membuat hatinya sedikit merasakan penyesalan.

" dia udah pulang kan ?"

" ga mungkin masih nungguin gue kan ?"

" shit !! Harusnya gue anterin dia dulu tadi. Kalo ada apa apa dengan dia gimana ?"

Dengan gusar , Pemuda itu meraih ponselnya dan melihat banyak pesan yang dikirimkan oleh gadis ditaman tadi yang tak lain adalah Luna.

✉✉

Luna : Kak .. kakak serius ninggalin aku sendiri disini ?

Luna : kak ini udah malem , dari tadi aku ga bisa dapetin taksi. Aku ga enak kalo harus hubungin Bella

Luna : kak..

Luna : aku takut ..

Luna : kak .. Kakak ga perlu khawatir sama aku . Bella udah bisa aku hubungin kok dia lagi otw kesini.

Luna : Luna cuma mau bilang , makasih untuk beberapa bulan ini udah mau ngisi hari hari Luna. Luna sadar cinta kakak udah ga ada lagi buat Luna. Terima kasih untuk malem ini , Luna janji ga bakal lagi ganggu kehidupan kakak. Luna nyerah sama hubungan ini .

Bughh !!!

Pemuda itu memukul stir kemudinya kuat , matanya memerah melihat beberapa pesan yang dikirim oleh gadis yang masih berstatus kekasihnya itu. Bulir air mata tak terasa menetes di pipinya.

Rasa bersalah semakin menggerogoti hatinya. Lagi dan lagi dia meninggalkan kekasihnya untuk menemui gadis lain. Lagi lagi dia menyakiti hati gadis se-baik Luna.

" shiitt !! "

" Arrgghhh ... lo brengsek Arbian... lo brengsek " raungnya.

" harusnya lo ga ninggalin dia disana sendirian . LO KEJAM AR , LO BRENGSEK "

Pemuda itu meracau seraya menarik kuat rambutnya . Entahlah , rasa bersalah itu semakin menghantui dirinya kali ini.

Beberapa menit kemudian , pemuda itu menggelengkan kepalanya.

" gak Ar , ini yang lo mau . Dia udah nyerah sama hubungan ini . Bagus kalo dia udah benci dengan lo. Jadi , lo ga perlu berurusan lagi dengan dia. Dan lo ga perlu ngerasa bertanggung jawab lagi dengannya." Bisiknya pada diri sendiri.

" sekarang lo hanya perlu fokus pada Sisil . Ya , inget hanya Sisil."

Setelah menguatkan diri sendiri , pemuda itu memacu kendaraannya menuju kediamannya.

 

Hari terus berlalu..

Dua pasang muda mudi kini tengah berjalan beriringan memasuki area kafe yang cukup populer belakangan ini. Canda tawa mengiringi setiap langkah kaki mereka.

" ayo Ar , kita duduk disana aja " ucap gadis itu menunjuk tempat kosong.

Setelah mendapat persetujuan mereka melanjutkan perjalanan menuju meja yang mereka inginkan. Hingga tak lama pelayan kafe datang menghampiri mereka lantas memesan makanan dan minuman yang mereka inginkan.

" sudah mbak itu saja ? Ada yang ingin ditambahkan ? " tanya pelayan itu.

" tidak itu saja . Kalo kamu ar ?" Jawab gadis itu seraya menoleh kearah pemuda disampingnya.

" itu saja."

Pelayan itu mengangguk , " baik , silahkan ditunggu pesanannya mas , mbak ."

..

..

Tak jauh dari sana tepatnya di salah satu sudut kafe seorang gadis tengah menatap keduanya dengan sorot mata penuh kekecewaan. Air matanya menggenang seakan sudah tak bisa di tampung lagi. Sejak awal kedatangan dua orang itu sudah mengalihkan atensinya.

" jadi , kamu beneran udah ga sayang aku lagi kak ? Jadi dia perempuan beruntung itu . Cantik sekali , wajar saja perlakuanmu pada nya berbeda saat kamu memperlakukan aku. Bahkan janji itu pun kamu ingkari. " gumam gadis itu dalam hati.

Sedangkan disampingnya , terdapat seorang gadis perawakan tomboy nya itu kini tengah menahan amarahnya melihat sahabatnya menangis dan kecewa untuk kesekian kalinya itu.

" emang dasar cowok brengsek si Bian itu , dia ninggalin elo di taman malem-malem sendirian tapi ga ada minta maaf sama sekali sampe detik ini . Lah sekarang malah jalan sama cewek lain." Ucap gadis bernama Bella itu dengan rahang mengeras.

" kita udah putus Bel " jawabnya lirih .

" what ? Kapan ?"

" malam itu . Aku minta dia untuk ga pergi nemuin cewek itu . Aku bahkan ancam dia dengan kata putus tapi dia seakan ga perduli. Mungkin dia emang udah bosen sama aku , dia cuma nunggu waktu yang tepat buat mutusin aku." Ucapnya menahan tangis.

" iya tapi enggak gini juga lah Lun. Dia seakan lupa gimana dulu dia ngejar ngejar elo padahal lo ga mau . Sekarang saat dia bosen dia malah ngebuang lo seenak udel dia ." Ucap Bella dengan bersungut sungut. Gadis itu kesal bukan main , ingin sekali memeberikan bogeman pada wajah sok gantengnya itu yah walaupun memang ganteng aslinya. Tapi Luna tetap saja menahannya dengan alasan ga enak jadi pusat perhatian.

" hah " Luna mendesah lelah. " mau gimana lagi ? Berarti kita ga jodoh."

" lo jadi orang jangan terlalu pasrah gitu lah Lun . Mauan banget di injek injek orang." Kesal Bella.

" bukan gitu Bel , tapi ,-- "

" HALO !! DUA ISTRIKU YANG CANTIKKK "

Ucapan Luna terpotong oleh lengkingan suara dari sosok pemuda tampan yang sudah tersenyum lebar seraya merentangkan kedua tangannya seakan hendak memeluk Bella dan Luna.

Ck !!

Bella berdecak kesal seraya memutar dua bola matanya jengah melihat tingkah salah satu sahabatnya itu . Sedangkan Luna hanya menggelengkan kepalanya seraya menutup wajah menahan malu . Karena kini mereka bertiga menjadi pusat perhatian di kafe karena suara lantang pemuda itu.

" mulut lo Dika , nyebelin banget " ketus Bella.

Pemuda bernama Dika itu hanya menyengir menampilkan gigi gingsulnya yang menambah kesan manis di wajah nya. Dika , pemuda dengan perawakan tinggi , tidak terlalu kurus dengan warna kulit tak terlalu putih itu. Lumayan cukup untuk dikatakan tampan.

" ck , lo mah ga pernah seneng perasaan kalo liat gue Bel ."

" gimana mau seneng , lo malu maluin gue sama Luna mulu." Sewot Bella.

" emang iya Lun ? " Tanya Dika menoleh pada Luna. " eh wait, tunggu! kok muka lo sembab gini sih Lun ? Lo abis nangis?"

Pemuda itu langsung menangkup wajah cantik itu dengan kedua tangannya. Ada intonasi khawatir dalam suaranya itu saat melihat wajah sembab salah satu sahabatnya itu. Bahkan pemuda itu juga sudah memeluk tubuh mungil Luna.

" itu dia nangis karena saking malunya punya temen modelan elo " serobot Bella.

" ck , gue ga nanya elo ya Bellek " sewot Dika pada Bella. Setelah melepaskan pelukannya pada Luna.

Bella hanya memutar bola matanya malas , Dika selalu mengatainya Bellek padahal namanya sudah bagus bagus Arabella Indah Cahyani . Malah dipanggil Bellek . Sedangkan Luna sendiri sudah terkekeh geli melihat dua sahabatnya yang memang tak pernah akur jika bertemu.

" aku gapapa Dika ."

" serius Lun ?" Luna mengangguk mantap membuat Dika hanya menghela napas kasar .

Dia yakin , terjadi sesuatu pada sahabatnya itu tapi tetap saja menyembunyikan itu dari nya.

" yaudah . Kalo ada sesuatu cerita ke gue . Jangan ke Bellek aja ga guna cerita sama dia mah ,-- awwhhh "

Dika menjerit saat kepala bagian belakangnya dipukul oleh Bella menggunakan tote bag gadis itu.

" bangke sakit Bella "

" Lo duluan ya , ngata-ngatain gue ."

" ck , baperan lo "

" lo najisin "

" lo pikir gue babi "

" sejenis "

" lo,-- "

" CUKUP .. UDAH .. udah yah ! Ga enak jadi tontonan orang dari tadi ." Ucap Luna merelai.

Keduanya emang menurut dan tak adu mulut lagi . Namun , kaki keduanya masih saling menendang dibawah meja membuat Luna mendesah kasar seraya memijat pelipisnya.

Tanpa sadar , interaksi mereka diperhatikan oleh sepasang mata yang terus melihat kearah mereka dengan Sorot mata tajam. Namun terlihat sedikit menyendu saat melihat sosok gadis yang beberapa bulan ini selalu ada di sisinya.

Ada rasa panas di hatinya yang merebak saat melihat pria lain begitu dekat dengan gadis itu. Bahkan mampu membuat tawa gadis itu pecah.

Tanpa sadar telapak tangannya menggenggam erat sendoknya. Rahang tegasnya pun ikut mengetat. Ada rasa tak terima melihat gadis itu bahagia bersama pria lain.

Egois ! Ya memang terdengar sangat egois . Dia yang menyakiti namun tak terima jika gadis itu dibahagiakan oleh pria lain.

Hingga suara lembut menyeruak di telingannya. Bahkan tangannya yang menggenggam erat sendok itu pun di sentuh dengan pelan.

" kamu kenapa Ar ? Kok makannnya gak dimakan?"

" hah ? Oh.. ini aku makan kok " jawabnya gagap dengan senyuman canggungnya . Lalu kembali menyuap makanannya.

Tapi nafsu makannya semakin terasa menghilang . Perut yang semula lapar mendadak kenyang saat melihat sosok gadis yang dia sakiti itu pergi meninggalkan cafe dengan canda tawa mengiringi langkah kaki mereka tanpa menyadari keberadaan.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!