Ryan Mc Greggor, seorang pemuda dengan karir cemerlang sebagai Kepala Bagian Kredit di sebuah Bank besar di kotanya, PT.Bank Hedon. Tetapi dia dipaksa keluar kerja oleh direktur bank-nya sendiri, Hanks Thompson untuk menjadi mata-mata di bank saingannya, PT. Bank Chtonic. Dengan kecerdasan dan pengalamannya yang luas tentu mudah bagi Ryan untuk pindah kerja.
masalah mulai timbul ketika Ryan jatuh cinta dengan Kabag Kredit di bank tempat barunya bekerja, Mila Helsinski. Ryan dalam dilema antara menjadi mata-mata dan menjatuhkan nasib Mila atau berhenti menjadi mata-mata dan akhirnya tentu saja ketahuan Direktur barunya.
Bagaimanakah kisah Ryan McGreggor selengkapnya? ikuti terus kisah Ryan, sang mafia perbankan.
Novel ini juga akan banyak dilengkapi teori-teori ekonomi sehingga cocok bagi kalian yang kuliah di jurusan ekonomi. Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RIZA ANWAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTEMUAN DUA DIREKTUR
"Ryan, kita dipanggil oleh Direktur George Salvano untuk mempresentasikan hasil survey kita kemarin di tempat wisata Mr.Robert Glorius, pengelola tempat wisata pegunungan Manisting kemarin. Aku tidak tahu apa masalahmu hari ini tapi coba cuci mukamu dulu... singkirkan semua perasaan negatifmu... kita harus presentasikan hasil survey kita dengan kondisi yang terbaik," kata Mila memberikan arahan untuk Ryan yang masih shock dengan peristiwa tadi pagi.
Ryan mengikuti saran dari Mila, dia pergi ke toilet pria, mencuci wajahnya, mengatur rambutnya supaya lebih klimis dan berusaha mengingat-ingat hasil survey-nya kemarin.
tak butuh beberapa lama, Ryan dan Mila pun sudah menghadap Direktur George Salvano.
"Baiklah, silahkan kalian berdua presentasikan hasil survey kalian. Mungkin Ryan bisa memulai terlebih dahulu!" saran direktur George Salvano.
"Siap Mr.George Salvano. Semuanya berkaitan dengan analisa kualitatif dan kuantitatif termasuk analisa kredit 5 C dan 1 P sudah kami tuliskan dalam memorandum kredit yang sudah kami buat dan hasilnya positif, Mr.Robert Glorius layak diberikan pinjaman. Tapi saya pikir untuk meyakinkan bapak, cukup saya katakan bahwa Mr.Robert Glorius bersedia untuk kita bukakan rekening tabungan Escrow Account," Jelas Ryan.
"Mr.George Salvano akan menyetorkan setiap Minggu hasil penjualan tiket ke bank kita, untuk sementara uang setoran hasil penjualan tiket itu kita masukkan rekening pasif Escrow account, Setelah terkumpul dalam satu bulan maka kita ambil sebesar angsuran setiap bulannya kemudian sisanya baru kita masukkan ke rekening aktif milik beliau. Kredit yang aman sekali kan pak. Pendapatan beliau ditransfer di bank kita, bukan lain. Dan manisnya lagi pendapatan beliau langsung dipotong angsuran. Jadi beliau terima bersih setelah hutang bank," tambah Ryan.
"Wah, kamu memang jenius Ryan. Kalo sampai Mr.Robert Glorius bersedia dengan sistem pembayaran seperti itu berarti kamu juga termasuk marketing yang handal," puji Mr.George Salvano.
Mila Helsinski disamping Ryan pun tersenyum dan membenarkan pujian Mr.George Salvano. Mila kemarin mengikuti aktifitas Ryan seharian dan mulai menyadari bahwa Ryan memang lebih cerdas daripada dirinya. Ryan pun juga bukan orang yang sombong seperti yang Mila kira di awal pertemuannya. Yang ada di pikiran Mila sekarang adalah tentang pemuda yang tampan, pintar, rendah hati dan tentunya juga romantis. Empat kata yang selalu terngiang dipikiran Mila kalo berhadapan dengan Ryan... tampan, pintar, rendah hati dan romantis. Mila pun mulai menaruh benih cinta yang mulai bersemi.
"Baiklah, sudah setengah jam lebih presentasi kalian. Aku yakin dengan hasil survey kalian berdua. Mila koordinasikan dengan bagian administrasi kredit untuk segera membuatkan perjanjian kredit, besok permohonan kredit Mr.Robert Glorius bisa dicairkan. Satu jam lagi aku harus datang pada pertemuan dengan CEO seluruh bank di kota Manisting ini. Ryan, kamu bisakan menemaniku?" minta Mr.George Salvano.
"Siap Pak," jawab Ryan.
"Ok, minta pak Donny, sopir perusahaan kita untuk menyiapkan mobil, yuk, kita segera berangkat," ajak Mr.George.
Ryan melihat Mila, ternyata dia tersenyum pada Ryan. Tanpa disangka Mila menghampiri Ryan dan membantu membenarkan dasi Ryan yang tampak sudah longgar. "Semangat, aku doakan karirmu sukses disini sehingga kamu bisa langsung diangkat menjadi direktur saja. Kamu tak perlu bersaing denganku menjadi Kabag Kredit," canda Mila sambil tersenyum lagi.
Ryan membalas senyuman itu dan pamit segera pergi meninggalkan kantor. Ryan bersama Mr.George pun segera menuju basemen menuju mobil.
______________________________
Di dalam mobil, Ryan mencoba mengingat kata-kata Direktur George Salvano, kemana dia akan diajak.
"Waduh....!!!" teriak Ryan. Dia baru teringat kalau Direktur George Salvano akan pergi ke pertemuan CEO, artinya pertemuan direktur antar bank. Bagaimana kalau Direktur Hanks Thompson, direktur Bank Hedon keparat itu juga disana...!!
"Ryan, kenapa kamu tiba-tiba berteriak...?" tanya Direktur George Salvano.
Ryan tersenyum dan malah kembali bertanya, "anda mengajak saya ke pertemuan CEO. Berarti direktur Bank Hedon, Hanks Thompson juga ada disana dong pak...?"
"Ya, mungkin saja! Makanya aku mengajakmu sekaligus bertanya langsung padanya... Mengapa kamu melepas Ryan McGreggor, pemuda cerdas ini ke perusahaan ku...hehehe"
Ryan hanya tersenyum kecut. Tidak mungkin tiba-tiba dia mau membatalkan diri untuk tidak ikut pertemuan itu. Dia juga sudah di dalam mobil. Mobil sudah berjalan dan kurang setengah jam lagi akan sampai di lokasi.
\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_
Pertemuan antar direktur dilakukan di hall hotel bintang lima Manisting. Pertemuan itu sepertinya juga mendatangkan langsung ahli perbankan dari ibukota, tampak dari banner yang terpampang di luar hotel.
Ryan memasuki hall hotel Manisting dengan dada yang berdegup kencang. Dia sudah membohongi direktur Hanks Thompson soal data rahasia debitur yang sudah didapatkannya. Bagaimana kalau nanti mereka berdua bertemu dan rahasia persengkongkolan Mereka berdua terbongkar? Tapi Ryan meyakinkan diri, bahwa Direktur Hanks Thompson tidak mungkin sebodoh itu. Membocorkan rahasia sama saja membocorkan niat jahatnya.
Ryan berjalan pelan di belakang direktur George Salvano. Dia turut menyalami para CEO yang didatangi direktur George Salvano satu-persatu. Tak lupa, Direktur George Salvano juga memperkenalkan Ryan dan memujinya setinggi langit. Ryan tampak tersenyum malu sambil trus memegangi kepalanya.
Jarak kurang dari 10 meter, Ryan melihat sosok yang sudah sangat lama dikenalnya. Ya, itu adalah direktur Hanks Thompson yang berjalan ke arahnya! Tidak, lebih tepatnya direktur Hanks Thompson langsung berjalan ke arah direktur George Salvano!
"Halo, sobat lamaku... sudah cukup lama aku tak bertemu denganmu. Kalo tidak salah, terakhir dua bulan yang lalu di pertemuan hotel Beika," sapa direktur Hanks Thompson kepada direktur George Salvano.
"Oh, Hanks Thompson.... Saudaraku! Kamu tampak gemuk sekali, dibandingkan 2 bulan yang lalu. Kamu sudah makmur sekali ya...hehehe," jawab Direktur George Salvano. "kamu kenal dengan pria di sampingku ini tidak? hehehe...," tanya direktur George Salvano mengajak bercanda.
"Oh Ryan, mantan Kabag Kreditku tercinta... Sebulan yang lalu dia pengajuan resign. Aku sudah mencoba mencegahnya. Tapi katanya dia harus resign untuk menambah pengalaman perbankan-nya... Tentu aku tidak bisa mencegahnya. Kebutuhan akan aktualisasi diri adalah kebutuhan tertinggi manusia kan.." jawab direktur Hanks Thompson berdiplomasi
Ryan McGreggor tersenyum lega. Ternyata Hanks Thompson juga pintar bermain peran.
"teori Abraham Maslow ya... Mungkin aku harus berterimakasih padamu... pernyataan itu berarti kamu sekarang sudah mengakui, kalo Bank Chtonic milikku, lebih baik daripada bank Hedon-mu. Hehehe," kata direktur George Salvano yang sepertinya ingin memancing emosi direktur Hanks Thompson.
"untuk sekarang aku akui itu. Tapi jangan senang dahulu... Manusia itu kadang diatas, kadang juga bisa langsung jatuh kebawah... Begitu juga perusahaan mu. Mending mulai sekarang, jagalah baik-baik perusahaan mu itu..!" tantang direktur Hanks Thompson.
Suasana tampak mulai memanas. Ryan dari tadi hanya bisa berdiri mematung melihat dia direktur itu saling sindir.
Untungnya pembawa acara sudah naik keatas panggung untuk segera mulai memanggil acara.
"Bapak-Ibu undangan yang saya hormati. kami persilahkan untuk segera duduk di tempat yang sudah disediakan. Sebentar lagi acara dari pakar perbankan kita, Mr.Brooklyn akan segera dimulai. Kepada Mr.Brooklyn. Waktu dan tempat kami persilahkan..!" sambutan dari pembawa acara yang disambut tepuk riuh dari para undangan.
Dua direktur yang berusaha sok ramah, walau sebenarnya saling bermusuhan memperebutkan nasabah itupun akhirnya bersalaman. Mereka menuju kursinya masing-masing. Untungnya, tempat duduk direktur Hanks Thompson dan direktur George Salvano cukup berjauhan.
\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_
"Mapping area debitur anda adalah hal yang sangat penting. Itu adalah hal pertama yang harus anda lakukan. Anda petakan debitur anda berdasarkan cluster usaha dan jarak tempuhnya dari kantor anda." Mr.Brooklyn memulai acaranya.
"Tetapi yang tidak kalah penting anda harus yakin bahwa tenaga marketing atau Account officer anda benar-benar mengunjungi nasabah anda. Baik itu untuk melakukan promosi kredit atau melakukan penagihan. Sesuai dengan target 5 kali kunjungan per hari yang sudah anda tetapkan!"
"maka dari itu kami sudah mempersiapkan aplikasi di Smartphone mereka yang bisa mengetahui lokasi mereka setiap saat. Anda bisa tenang duduk di kantor sambil mengamati mereka benar menjalankan tugasnya atau tidak."
"Aplikasi itu juga bisa memberitahu mereka para marketing bahwa mereka sedang di lokasi sentra industri kerajinan tangan, pertanian, peternakan atau industri apa saja... sehingga mereka harus segera follow up melakukan promosi. Aplikasi ini dibuat dan dirancang oleh ahlinya untuk anda para CEO di lembaga keuangan!"
Ternyata pertemuan itu adalah promosi suatu produk perbankan. Ryan McGreggor sebenarnya cukup tertarik tetapi semuanya tergantung dari direktur George Salvano nantinya.
Acara kemudian diisi sambutan oleh beberapa orang dan kemudian sampai pada acara puncak, yaitu ramah tamah dan sekaligus makan siang bersama para CEO.
"Ayo, kita kembali ke kantor saja. Aku sudah bosan disini...." ajak direktur George Salvano.
Ryan cukup terperangah karena direktur George Salvano melewatkan acara ramah tamah. Tetapi dia juga bersyukur, itu artinya dia tidak perlu bertemu direktur Hanks Thompson lagi.
\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_
"Bagaimana menurutmu Ryan? Apa kamu tertarik dengan aplikasi smartphone semacam itu?" tanya Direktur George Salvano ketika sudah di dalam mobil. Sopir kantor pun juga sudah menjalankan mobil dan pergi menuju kantor.
"Hmm.. Saya pikir sih cukup bermanfaat. Tapi itu juga belum pasti, tergantung sudut pandang anda Pak.." jawab Ryan, dia merasa direktur George Salvano memiliki pandangan lain.
"Produk itu hanyalah sampah. Para marketing kita sudah cukup tahu tugasnya sebagai Account officer. Kita sudah mendidik mereka dengan tanggung jawab dan ilmu perbankan yang cukup. Mereka sudah tahu harus mencapai target untuk mendapatkan bonus, kenapa masih harus kita bayangi-bayangi dengan mengikuti Mereka seharian. Mereka menjadi tidak nyaman bekerja dan akhirnya malah berbalik menjadi musuh kita. mereka harus kita anggap sebagai keluarga sehingga mereka memahami kita, akhirnya mereka pun akan memahami kita juga."
"Mereka juga sudah harus tahu pusat-pusat sentra industri di kota Manisting ini tanpa harus bergantung pada aplikasi itu. Mereka lebih berpengalaman sebagai manusia. Bahkan, media sosial pun lebih bermanfaat memberikan informasi yang up to date tentang kondisi suatu daerah sentra daripada aplikasi itu... Kita sama sekali tidak membutuhkan aplikasi itu".
Ryan tidak tahu ternyata direktur George Salvano memiliki hati yang bijak. Dia menganggap karyawannya adalah rekan yang juga manusia yang harus dihormati, bukan sapi yang selalu diperah. Ryan semakin kagum dengan direktur utamanya itu.
Seandainya, tidak ada perjanjian busuknya dengan Hanks Thompson, Ryan sudah sangat betah di tempat kerja barunya, Bank Chtonic. Ada Mila yang dia cintai, ada Presiden Direktur George Salvano yang baik hatinya dan ada rekan-rekan kerja dibawahnya yang selama ini menunjukkan citra yang manis.
Cicil baca sampai sini dulu ya thor.