NovelToon NovelToon
Penantian Lama Mr. Alarick

Penantian Lama Mr. Alarick

Status: sedang berlangsung
Genre:Slice of Life / Anak Genius / Dark Romance / Mafia / Fantasi Wanita / Cintapertama
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: lee_jmjnfxjk

Novel ini akan mengisahkan tentang perjuangan Lucas Alarik yang menunggu sang kekasih untuk pulang kepelukannya. Mereka berjarak terhalang begitulah sampai mungkin Lucas sudah mulai ragu dengan cintanya.

Akankah Mereka bertemu kembali dengan rasa yang sama atau malah asing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_jmjnfxjk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22.Perhitungan yang Melenceng

Mansion itu terlalu sunyi untuk seseorang yang tubuhnya tidak pernah benar-benar tenang.

Gio duduk di tepi ranjang besar di salah satu kamar tamu, kedua kakinya menapak lantai marmer yang dingin. Punggungnya bersandar hati-hati, seolah sedikit saja ia salah posisi, dunia bisa kembali berputar. Tirai jendela terbuka setengah, cahaya sore Jepang masuk lembut—kontras dengan perutnya yang terasa mengeras dan mual yang datang tanpa aba-aba.

Sejak tiba, tubuhnya seperti bukan miliknya sendiri. Cepat lelah. Kepala berat. Nafsu makan aneh—kadang ada, kadang membuatnya ingin muntah hanya dengan mencium aroma makanan.

Revan berdiri di dekat meja kecil, menuangkan air hangat ke gelas kaca. Gerakannya tenang, penuh kehati-hatian yang lahir dari pengalaman. Ia menyerahkan gelas itu ke Gio.

“Minum pelan-pelan,” ucapnya lembut.

Gio menerimanya dengan dua tangan. “Makasih, Paman.”

Athaya berdiri di dekat jendela besar, menghadap ke luar. Kota Jepang terbentang di bawah sana—tertata, dingin, dan jauh dari segala kekacauan yang ia bawa masuk ke mansion ini. Tangannya bersedekap, rahangnya mengeras. Ia tidak ikut duduk. Seolah jika ia diam terlalu lama, pikirannya akan meledak.

“Kondisi kamu udah berapa lama kayak gini?” tanya Athaya tanpa menoleh.

Gio menarik napas pelan. “Beberapa minggu.”

“Beberapa minggu,” ulang Athaya, kini menoleh. Tatapannya tajam. “Dan kamu baru ngomong sekarang.”

Gio menunduk. “Aku juga gak yakin di awal.”

Revan menghela napas pelan, lalu menatap Athaya. “Aya,” panggilnya lembut tapi tegas, “duduk dulu.”

Athaya tidak langsung menurut. “Kamu udah periksa?” tanyanya lagi, langsung ke inti.

“Iya.” Jari Gio mencengkeram ujung selimut. “Aku cek beberapa kali.”

Kalimat itu menggantung, berat.

Revan merasakan jantungnya berdegup lebih cepat. Ia mengenali tanda-tandanya. Terlalu mengenali. “Hasilnya?” tanyanya hati-hati.

Gio mengangkat wajahnya perlahan. Matanya merah, tapi tidak ada air mata jatuh.

“Aku hamil.”

Udara seolah berhenti.

Athaya membeku. Beberapa detik berlalu sebelum emosinya naik tajam—cepat, keras, dan penuh kejutan. Ia berbalik, melangkah dua kali, lalu menghantamkan telapak tangannya ke meja.

“Sial,” desisnya.

Revan langsung bergerak mendekat. “Athaya. Jangan.”

“Aku tau,” potong Athaya cepat. Ia berbalik, menatap Gio—marah, tapi bukan pada orangnya. “Ini gak seharusnya kejadian.”

Gio mengecil di tempat duduknya. “Aku gak—”

“Aku tau kamu gak minta ini,” Athaya memotong lagi, suaranya meninggi karena frustrasi. “Ini bukan salah kamu.”

Ia mengusap wajahnya kasar. “Ini salah gue.”

Revan menatapnya tajam. “Katakan dengan jelas. Jangan bikin dia mikir kamu nyalahin dia.”

Athaya menarik napas dalam-dalam. “Gue yang nyusun semuanya,” katanya akhirnya, lebih terkontrol tapi masih tajam. “Gue yang minta kamu deket sama Danu. Buat pengalihan. Buat nutup celah.” Ia tertawa pendek, pahit. “Tapi bukan sampai sejauh ini. Bukan sampai kamu hamil.”

Gio terdiam. Dadanya naik turun. “Aku gak tau bakal sejauh itu.”

“Aku juga,” jawab Athaya cepat. “Karena gue salah ngitung.”

Hening kembali jatuh, lebih berat dari sebelumnya.

Revan berdiri di antara mereka secara halus. “Kemarahanmu ke kegagalan rencana, bukan ke Gio.”

Athaya mengangguk keras. “Gue terlalu percaya sama kontrol gue sendiri. Gue pikir gue bisa atur jarak, waktu, emosi orang lain.” Suaranya menurun. “Ternyata enggak.”

Gio berbicara pelan, nyaris berbisik. “Aku takut, Aya.”

Dua kata itu memotong sisa amarah Athaya.

Ia menatap sepupunya itu—pucat, lelah, tubuhnya jelas sedang menanggung sesuatu yang tidak seharusnya ia hadapi sendirian. “Harusnya gue tarik kamu lebih awal,” ucap Athaya lebih pelan. “Harusnya gue lindungin kamu, bukan libatin.”

Revan mengangguk setuju. “Sekarang fokus ke depan.”

“Aku belum mutusin apa-apa,” lanjut Gio lirih. “Aku cuma… gak mau bohong lagi.”

Kejujuran itu membuat Athaya menutup mata sesaat, lalu menghembuskan napas panjang. Amarahnya turun, berubah menjadi dingin dan terkendali—mode yang jauh lebih berbahaya, tapi juga lebih rasional.

“Mulai sekarang,” katanya tegas, “kamu gak ambil keputusan sendiri. Semua lewat Paman. Kamu gak ke mana-mana sendirian.”

Gio mengangguk kecil.

“Soal Danu,” lanjut Athaya, “itu berhenti di sini. Kamu fokus ke kondisi kamu. Gue yang nanggung sisa akibatnya.”

Athaya melangkah menuju pintu, lalu berhenti sejenak tanpa menoleh.

“Ini kesalahan gue,” ucapnya pelan tapi pasti. “Dan gue tanggung jawab.”

Pintu tertutup.

Gio menatap Revan, suaranya bergetar. “Paman… aku bikin semuanya jadi kacau, ya?”

Revan duduk di sampingnya, meletakkan tangan hangat di bahunya. “Tidak,” ucapnya lembut. “Yang kacau itu rencana. Kamu tidak.”

Di mansion itu, satu strategi runtuh sepenuhnya—dan satu nyawa kecil yang belum lahir kini menjadi pusat dari semua keputusan yang akan datang.

—bersambung—

1
panjul man09
lanjut
Mercy ley
yupp aku stuju..
Mercy ley
kasian respon nya ga sesuai harapan kan haha🤭
Mercy ley
yupp..biarin dia jadi gila..
Mercy ley
hadehh...
Mercy ley
setuju.. walau sakit bgt rasa ny..
Mercy ley
pembohong 🤗
Mercy ley
yup btull ini cuma pancingan aja makin di ladeni makin menjadi soalnya
Mercy ley
heem btull..
Mercy ley
itu bukan fakta tapi manipulasi yg kmu buat
Mercy ley
gegabah bgt si Dewi dia g nyadar bakal ngehancurin dirinya sendiri 🤭
Mercy ley
tenang aja cas jgn tertarik sama permainan di ular itu
Mercy ley
cih..
Mercy ley
asekkk.. semangat Authorr,LucasAya, DanuGio,dan babyy Aksaa🤍🤭
Mercy ley
kmu yg bakal mundur.. karena permainan ini milik mereka bukan lu dewi
Mercy ley
kasi paham si Dewi,cas.🤗
Mercy ley
so tau si dewi
Mercy ley
uhh makin menarik..
Mercy ley
mntap lucass lanjutkan 🤭
Mercy ley
semangat semuaaa🤍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!