Seorang gadis yang malang dia titipkan di panti asuhan oleh ayahnya sendiri selama bertahun tahun.
Banyak ujian yang pahit yang ia lalui sendirian tanpa sosok ayah di sisinya.
Dan suatu musibah terjadi, membuatnya harus terjebak bersama sosok pria yang terus menyiksanya.
Namun apakah ia sanggup untuk bertahan, di sisi Zein Alexander yang terkenal kejam dan terus menyiksanya?.
Dan bagaimana dia bisa lepas dari Zein Alexander?, apakah Celin akan terus terjebak bersama pria itu?.
Ikuti Kisah Mereka Yuk:
_Gadis Milik Tua Muda Kejam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Les07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
"Hallo!!"
"Alex, di mana kamu sekarang!!" Tanya William di seberang telpon.
"Di rumah!!" sahut Zein singkat, dia bisa mendengar helaan nafas William dari seberang telpon.
"Katakan lah ada apa!!" Ucapnya datar kepada asisten sekaligus sahabatnya itu. Dia sudah menduga bahwa William pasti akan membicarakan mamanya.
"Lex kamu tau kan, mama Veny masih terus menghubungiku menanyakan keadaanmu. Sudah dua bulan ini kamu tidak pernah pulang ke rumah, aku harus bilang apa lagi kepada mama? dia terus mendesak supaya kamu pulang, memberi alasan kamu sibuk pun dia sudah tidak percaya!!!"
Zein hanya terdiam, tanpa mengucapkan sebuah kata. Entah apa yang dia pikirkan.
"Pulang lah Lex kamu nggak tega apa kepada mama kamu!!." bujuk William, karena tidak ada jawaban dari Zein, William tambah pusing.
Yah dia juga telah di anggap oleh mama Veny sebagai anaknya sendiri, dia juga mendapatkan kasih sayang yang sama seperti Zein sedari kecil.
Jika di rumah Zein kerap di panggil Alex, namun jika di luar dan di kantor ia di panggil dengan sebutan Zein. Panggilan Alex hanya untuk orang yang akrab dengan dirinya, seperti William.
Zein menghela nafas panjang, dia sudah tau tujuan mamanya terus mencari dirinya. Sudah pasti untuk membahas soal perjodohan. Hal itulah yang membuat Zein malas pulang ke rumah utama.
"Aku akan pulang nanti!".
"Aku harus bilang apa kalau mama Veny menelponku lagi??!!" Sahut William kesal kepada sahabatnya.
"Bilang saja aku sibuk!!" Ucap Zein datar. Mendengar jawaban itu membuat William prustasi, jika nyonya besar menelpon dirinya terus, dialah yang paling repot mencari alasan.
"Sebenarnya apa susahnya sih menerima perjodohan yang telah di rencanakan mama kamu? mama Veny pasti memilihkan wanita yang baik baik untuk anaknya!!" tukas William dengan nada jengkel.
"Aku belum siap menikah!!." selalu kalimat itu yang di ucapkan Zein jika di tanya soal menikah!
Dia tidak habis pikir kepada sahabatnya itu, sudah baik mamanya mencarikan jodoh untuknya dia malah menghindar tidak pulang berbulan bulan menemui mamanya.
Jangankan pulang menjawab telponnya saja tidak. Dan hal itulah yang membuat William repot jika sang nyonya menelpon dirinya.
"Jadi kapan siapnya??." Tegas William kesal.
Zein berdecak malas untuk saat ini hatinya benar benar kosong, apalagi menikah bukanlah tujuan utama hidupnya.
Selain itu dia masih betah melajang, dia masih terus menganggap bahwa wanita itu sama saja, bisa bisanya mengkhianati seperti mantan kekasihnya.
Tidak ada wanita yang benar benar tulus menurut Zein, selain mamanya sendiri. "Aku belum menemukan wanita yang pas!!."
William di buat pusing dengan jawaban Zein. Dia juga heran sebenarnya bukanlah hal sulit bagi Zein untuk mencari jodoh. Dia juga terus di kelilingi banyak wanita cantik dari berbagai kalangan.
Namun sejauh ini dia masih betah melajang, mengabaikan setiap wanita cantik yang mendekati dirinya.
Sekalipun Zein mendekati perempuan pasti akan bermain, namun setiap yang di dekatinya cuma bermain mulut dan selebihnya, dia tidak pernah memasuki goa tempat pusakanya berlabuh.
Karena dia tidak ingin mengecewakan sang mama, karena dia terus di wanti wanti mama Veny agar tidak ceplas ceplos, merusak anak orang.
Dia pun juga ingin merasakan kenikmatan surga, namun sejauh ini belum ada yang membangun kan adik kecilnya, maupun sang mantan kekasih.
William pun heran wanita seperti apa yang di cari bos sekaligus sahabatnya itu. "Kalau kau begitu terus bisa jadi bujang lapuk!!."
Cibir William, mendengar itu Zein langsung memutuskan telpon. Sehingga membuat William mengerang kesal.
...****...
Celin yang di kurung Zein di dalam ruangan gelap sehingga dia berteriak ketakutan.
"Aaaaaaaa. tolong hiks hiks!!!".
Dia terus berteriak sambil menutup telinganya, hal ini membuat traumanya di masa lalu terulang kembali. Ya Celin memiliki fobia kegelapan, hal itu dia dapat sewaktu dia masih di panti asuhan.
#Flashback
Celin kecil yang telah menjadi yatim waktu ibunya meninggal, dan belum lama ayahnya menikah lah kepada seorang janda kaya.
Karena istri baru ayahnya tidak mau mengurus Celin dia di titipkan ke panti asuhan. Memang miris kan. Dia di besarkan di panti asuhan sampai dia tamat SMA.
Setelah tamat dia memutuskan untuk hidup mandiri, menyewa kos kosan, dan makan seadanya. Dia bekerja keras mencari uang untuk hidup sehati harinya dan sambil kuliah.
Dan beruntungnya dia memiliki sahabat yang bernama Alya, yang telah dia anggap seperti saudaranya sendiri.
Beruntung ia memiliki otak yang cerdas, sehingga sedari sekolah dasar hingga menengah atas dia selalu mendapatkan nilai terbaik.
Dan hal itulah yang membuat dia mendapatkan beasiswa sehingga bisa melanjutkan pendidikan di jenjang kuliah. Karena kecerdasannya yang bisa di bilang di atas rata rata Celin juga lulus dengan nilai gang sangat baik.
Dan karena memiliki otak yang sangat cerdas dia bisa bekerja di perusahaan besar Bride's Company, milik Zein Alexander.
Ya walaupun Celin bekerja di perusahaan anak cabang bukan di pusat, namun dia juga mendapatkan gaji yang menggiurkan. Banyak orang yang memimpikan supaya bisa bekerja di perusahaan raksasa itu.
Namun Bride' Company sungguh memiliki kebijakan dalam memilih karyawan. Setiap tahunnya biasanya hanya ada dua sampai tiga orang yang lulus seleksi penerimaan pegawai baru dari ribuan orang yang ingin bekerja di sana, dan beruntung Celin salah satunya.
Mengenai fobia kegelapan, Celin sudah beberapa kali ingin mencoba menghilang kan ketakutannya. Dan apa bila dia berada di kegelapan tanpa penerangan cahaya sedikitpun.
Dia akan berteriak meraung raung ketakutan. Karena sewaktu dia belum lama di panti asuhan di kurung oleh temannya di sebuah gudang yang gelap dan pengap.
"Elis main yuk!!" Ajak anak perempuan yang rambutnya di kepang dua.
"Hmm boleh!!" Sahut Celin kecil polos. Dan mereka main sepak bola dengan riang. Dan tiba lah salah satu anak lelaki menendang bola sampai masuk kedalam gudang.
"Yaah bolanya masuk ke sana!!" Ucap anak laki laki itu.
"Duh gimana yah aku nggak berani ngambilnya." ucap anak perempuan satunya lagi.
"Hmm bagaimana kalo Elis aja yang ngambil bolanya!!" tawar Celin kepada mereka. Semuanya saling menatap satu sama lain, lalu menganggukan kepala.
Melihat itu Celin kecil langsung berlari masuk kedalam gudang yang gelap, dan dengan isengnya teman temannya menutup pintu gudang.
Dan membuat suara menakutkan supaya Celin ketakutan. Dan hal itu berhasil membuat dirinya berteriak ketakutan sampai pingsan.
Dia terkurung semalaman dan tanpa ada satupun yang membuka pintu, karena teman temannya meninggalkan dirinya.
Dan sampai sekarang hal yang mengerikan menurut Celin, masih membekas sampai saat ini.
#FlashBack
"Akhhhhhh!! To-long buka pintunya hiks hiks." teriak Celin dan semakin lama dia berteriak suaranya semakin lemah.
Tubuhnya telah bergemetar hebat, dan keringat dingin telah membasahi tubuhnya. Celin meringkuk ketakutan rasa sakit di siksa oleh Zein seakan hilang, di gantikan dengan ketakutan yang menyelimuti dirinya..
Penglihatan Celin semakin pudar, dan dia akhirnya pingsan terkapar di lantai yang berdebu, di gudang di lantai bawah.
Setelah selesai berbicara dengan Wiliam di telpon, hal itu berhasil membuat Zein kesal. Dia memutuskan untuk keruang kerja mengerjakan pekerjaaan nya melalui tabnya, supaya pikirannya teralihkan dengan bekerja.
Pukul 2 dini hari dia teringat, bahwa mengurung gadis itu di dalam gudang. "Arghh, aku lupa dengan gadis sialan itu!!."
Zein mengusap wajahnya dengan kasar. Dia langsung berdiri, berjalan menuju gudang di lantai bawah. Namun alangkah terkejutnya dia melihat keadaan Celin.
_To Be Continue_
woyy alice enk ajja nuduh sembarangan
lanjut thorr