Istri Manja Kesayangan CEO

"Tiara tunggu," seseorang mencekal pergelangan tangan Tiara saat Tiara ingin masuk ke dalam tempat kost nya.

Ya setelah pulang tadi Tiara menolak untuk diantar oleh supir perusahaan karena Tiara sedang janji dengan teman-teman untuk makan-makan. Tiara pun berinisiatif meminta nomor pak supir saja, rencana nya nanti setelah sampai di tempat kost nya Tiara juga ingin berkemas lebih dulu jadi setelah selesai Tiara baru berfikir untuk meminta supir datang nanti saja setelah semua selesai.

Tiara bersenandung senang, meskipun harus pindah dan berpisah dengan temannya namun Tiara senang karena nantinya dia tak perlu menyewa rumah atau kos dan gaji di sana juga lebih besar.

Namun saat ingin masuk ke dalam tempat kost, tangan Tiara di tarik seseorang.

"Aaaahhh....." Tiara memekik karena kaget.

"Kamu...." Tiara melotot saat melihat siapa pelakunya.

"Tiara sayang, maafkan aku," lirih pria itu penuh dengan penyesalan.

"Cih lepaskan tangan ku," Tiara menyentak tangannya karena kaget.

"Sayang, please.... Maafkan aku," pinta nya memelas.

"Maaf, enteng sekali mulut mu itu bicara maaf," sinis Tiara menatap benci ke arah pria masa lalu nya itu.

"Please sayang maafkan aku, aku tidak melakukan apa-apa kemarin, aku cuma ngobrol saja dengan Desi dan kemarin aku tanpa sadar bicara seperti itu," jelas nya dengan memelas.

Ya pria itu tak lain adalah Reno, Biarin lu menyempatkan diri untuk mampir ke santiara dari tadi dia menunggu Tiara namun tak kunjung tiba, saat dirinya bosan dah hendak berbalik sorot matanya menangkap seseorang perempuan yang berjalan dari kejauhan yang begitu mirip dengan Tiara. Reno pun mengurungkan niatnya untuk pulang dan memastikan kalau itu adalah Tiara dan benar saja ternyata itu Tiara. Semakin lebar saat mendapati sang kekasih berjalan menuju ke arah kosnya, Reno pun memilih bersembunyi dalam gelap agar Tiara telat lari ataupun menghindarinya.

***

Sedangkan saat ini seseorang tengah gelisah.

"Kenapa bos seperti cacing kepanasan," kata Beni saat melihat bos nya sedari tadi duduk tak tenang.

"Hei aku ini bos mu, kenapa kamu tidak ada sopan-sopan nya sama sekali," bentak Alex menatap tajam ke arah Beni.

"He he he he he he he, santai saja bos kita kan teman, nih lihat sudah jam 5 jadi jam kerja ku habis," kata Beni tanpa rasa takut.

"Kamu...." Alex meremas tangannya dengan kesal.

"Kalau bukan teman, kamu sudah ku depak kamu dari sini kalau perlu ku kirim ke kutub buat mandikan beruang atau kamu mau ku pindahkan menjaga Raja di rumah opa, kalau di sana kan enak kamu bisa ngoceh-ngoceh tiap hari," kata Alex dengan santai namun membuat Beni memucat seketika.

"Hiks hiks hiks hiks hiks hiks, ampuuuun bos! Masa bos tega nyuruh aku buat jagain raja, bagaimana kalau aku di jadikan makanan nya, hiks hiks hiks hiks hiks jangannnn bos," Beni langsung menghampiri Alex dan mencium tangan Alex sebagai permintaan maaf tak lupa tangisan palsu penuh drama nya.

"Ishhhh lepasin, hus hus hus hus.... Jauh-jauh sana nanti kalau ada yang lihat dikira aku suka pisang," kata Alex bergidik ngeri.

"Ish bos mah ada-ada saja, saya juga masih suka perempuan. Lagian kantor dah sepi, semua sudah pulang, tinggal kita saja bos yang masih lembur," jawab Beni dengan cemberut.

"Eh jadi Tiara sudah pulang," kata Alex mengingat perempuan cantik itu.

"Ya iya lah bos secara tuh dah jam berapa," kata Beni menunjuk ke arah jam di dinding.

"Ha ....."

Dengan cepat Alex membereskan tumpukan berkas yang ada di atas meja dan memasukkannya ke dalam tas.

"Hei bos kenapa semua di masukkan?" Kata Beni heran melihat atasannya itu tentang berberes.

"Mau pulang lah," ketus Alex.

"Ha.... Pulang," beo Beni karena kaget mendengar ucapan bos nya itu.

"Kita belum selesai bos," grutu nya menatap ke arah Alex.

"Terserah kamu, mau pulang atau di sini," kata Alex dengan acuh.

"Mana boleh begitu, kalau bos pulang ya aku ikut pulang," protes Benintak terima.

Sedangkan Alex hanya mendelik acuh.

"Oh ya jangan lupa bereskan semuanya, jangan sampai ada yang tertinggal karena kita besok sudah harus kembali ke kantor pusat," jelas Alex mengingatkan asistennya itu.

"Baik bos, tetapi tunggu aku beres-beres dulu ya," pinta Beni dengan tatapan memelas kepada atasannya itu.

"Ck memang kamu siapa," kata Alex dengan tatapan cuek.

"Ish bos sama asisten sendiri saja jahat banget, bosss..... Jangan tinggalkan aku ya, aku takut," protes Beni karena dia merasa takut di kantor sendirian meskipun baru jam segini.

"Bilang saja takut," grutu Alex bersiap berdiri menuju ke arah pintu.

"Bos...." Tatapan Beni memelas.

"Hmmm....! Nyusahin banget sih jadi asisten," grutu Alex.

Beni nampak memberikan tatapan mata memelas sehingga membuat Alex memutar bola matanya malas.

Meskipun begitu namun dia merasa tak tega meninggalkan Beni di sini sendirian.

"Ya sudah cepat, ku tunggu sampai 10 menit kalau lewat dari itu ku tinggal," jelas Alex sembari menatap ke arah pergelangan tangan nya.

"He he he he he he, terimakasih bos memang terbaikkkkkk...." Kata Beni mengacungkan jempol nya ke arah Alex.

"1...." Kata Alex memperingatkan Beni agar tak membuang waktu nya sat ini.

"Eh eh .... Iya bos," kata beni kaget.

Setelah itu Beni pun berlari cepat menuju ruang kerjanya membersihkan sua barang nya agar besok tak ada yang tertinggal.

Beni bergegas membereskan semua barang-barangnya dengan mulut yang tak berhenti menggerutu.

"Aku harus cepat kalau tidak bisa-bisa bis meninggalkan ku di tempat ini, mana seram lagi tempatnya berbeda dengan ruang kerja ku yang di sana,"

"Uhhh mana kerjaan masih menumpuk begini,"

"10. Ayo waktu habis jangan mengomel tak jelas seperti ibu-ibu," kata Alex yang sudah berada di depan pintu ruangan Beni.

"Astaghfirullah, bos mengangetkan saja. Untung aku tidak jantungan," kata Beni sambil memegang jantungnya.

"Sudah jangan bawel, cepat," kata Alex melangkah meninggalkan Beni.

"Eh bos tunggu," Beni berlari menyusul Alex yang sudah melangkah menjauh.

Tap tap tap tap tap tap....

Beni bersusah paya mengejar Alex, apalagi barang yang di bawa Beni cukup banyak.

Sampailah mereka berdua di tempat parkir.

Ceklek...

Saat Alex membuka pintu mobilnya, dia melihat Beni juga ikut membuka pintu mobilnya membuat Alex menyergit heran.

"Hei kenapa kamu ikut mobil ku," Kata Alex dengan nada binggung.

"He he he he he he he, bos ," bukannya menjawab malah Beni cengengesan tak jelas.

"Ah sudahlah, cepat masuk," bentak Alex.

Beni pun masuk dengan cepat.

Alex mengemudikan mobil nya dengan cepat, dia tak sabar ingin bertemu dengan seseorang.

Alex membelokkan mobilnya ke suatu tempat dengan ragu-ragu.

"Apa betul ini tempatnya," gumannya pelan.

"Bos ini bukan hotel tempat kita menginap?" Tanya Beni saat melihat jalan yang saat ini dia lalui berbeda.

"Berisik," kesal Alex.

Alex pun memberhentikan mobilnya, dia celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang untuk bertanya.

Deg...

Matanya melotot saat melihat pemandangan yang membuatnya panas.

"Sialan..." Umpat Alex pelan.

"Kamu di sini jangan pernah keluar mobil atau gaji kamu ku potong," kata Alex memperingatkan Beni.

Alex bergegas keluar dari mobil, dia mengatur nafasnya agar tak terbawa emosi.

"LEPASKAN TANGAN ANDA DARI KEKASIH SAYA,"

Kata itu keluar dari mulut Alex.

Mendengar seseorang berkata, sontak keduanya menoleh. Tiara begitu kaget sedangkan Reno langsung menatap Alex tajam.

"Kekasih," Beo Reno dan Tiara secara bersamaan.

Bersambung....