Seorang Ratu yang dikenal bengis dan jahat mengalami kekalahan dimana suaminya sang Kaisar memutuskan untuk menceraikannya dan memengal kepalanya dengan tuduhan percobaan pembunuhan terhadap wanita lain milik sang Kaisar
Apalagi sang Kaisar sudah memiliki wanita lain dan memutuskan untuk menikahinya.
Membuat hati Ratu sangat hancur dan di hari eksekusinya dia memohon kepada Tuhan untuk mengubah nasibnya.
Dia tidak bisa meninggalkan putri kecilnya yang besar tanpa seorang ibu...
Apa Tuhan bisa mengabulkan doa dari sang Ratu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reiza Muthoharah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke Kota
Setelah melihat kepergian Kaisar beserta rombongannya. Annelise langsung berjalan menghampiri Puteri Maria.
Puteri Maria anak perempuan berusia 10 tahun anak satu-satunya Kaisar Abraxas dan mendiang Ratu Catherine. Ia mengingat bahwa Kaisar sama sekali tidak mencintai ibu dari Puteri Maria. Pernikahan mereka hanya sekedar politik seharusnya yang menikahinya adalah kakak dari Kaisar Abraxas yang merupakan pewaris tahta asli. Tetapi sayangnya Pangeran Mahkota Arthur meninggal di usianya yang ke lima belas akibat sakit parah.
Menurut Annelise sikap Puteri Maria mirip dengan Kaisar Abraxas yang tegas berkemauan keras, dan sedikit keras kepala. Sayangnya Puteri Maria harus mati di usianya ke dua puluh delapan akibat pemberontakan yang sama sekali tidak menyukai cara nya memerintah dan tahta tersebut digantikan oleh puterinya Sofia sebab Puteri Maria tidak memiliki keturunan.
Memang sepertinya kedatangannya kembali ke masa lalu mungkin ada perubahan.
" Selamat pagi, Puteri Maria saya Annelise yang akan menemani anda ke kota." ucap Anne dengan sedikit membungkuk.
Puteri Maria yang mendengarnya hanya menatapnya datar sebelum memulai berbicara.
" Baiklah, tapi saya tidak suka di temani." ucap Puteri Maria menolak Annelise untuk menemaninya ke kota.
Annelise yang mendengarnya sedikit kesal melihat sikap anak perempuan berusia 10 tahun tidak memiliki sopan santun kepada orang yang lebih tua. Tapi ia harus menahannya karena walaupun begitu dia adalah seorang Puteri.
" Sayangnya saya tidak bisa mengabulkan permintaan anda Puteri. Karena kaisar sendiri yang memaksa saya untuk menemani anda, dan jika anda ingin sendiri saya akan meninggalkan anda dengan para pengawal. Karena sebenarnya saya ada tujuan lain selain menemani anda. Jadi apa anda setuju Puteri." ucap Anne yang mencoba Puteri Maria untuk mengajaknya ke kota.
Sebab Annelise ada tujuan lain untuk datang ke sana ini demi masa depan cerahnya.
...****************...
Sampai di kota Annelise dan Puteri Maria sama sekali tidak terlibat percakapan selama perjalanan mereka hanya diam satu sama lain.
Puteri Maria yang tidak mau berbicara dengan nya dan Annelise yang merasa canggung.
" Puteri apa yang ingin anda lakukan di kota?" tanya Anne yang penasaran dengan Puteri Maria.
Puteri Maria hanya diam sambil melirik sekilas Annelise.
" Kau yang ingin kemana Lady, bukannya seharusnya orang seperti anda sedang minum teh di kediaman Duke Orhan?" tanya Puteri Maria mengingat bahwa hari ini ada acara minum teh di kediaman salah satu Duke.
Annelise yang mendengarnya tersentak dirinya lupa bahwa hari ini ada acara minum teh di kediaman Duke. Itu adalah acara pertama kali dia bertemu Tania Klinshki anak dari Duke Klinshki. Mengingat wanita itu tanpa sadar Annelise mengepalkan tangannya dan itu di lihat oleh Puteri Maria yang menatapnya penasaran.
Menyadari bahwa Annelise menampakkan emosinya ia segera menghela nafasnya sebelum kemudian kembali berbicara.
" Tidak Puteri, saya harus pergi ke suatu tempat apa anda ingin ikut?" tanya Anne yang mengalihkan perhatian nya.
Puteri Maria tampak ragu sebelum kemudian ia menggangguk kepalanya menyetujui tawaran dari Annelise.
Annelise yang melihatnya tersenyum puas sebelum kemudian dia tanpa sadar meraih tangan Puteri Maria dan membawanya berjalan.
Puteri Maria yang tersentak terkejut merasakan genggaman tangan sehangat mendiang ibunya meski dia hadir tanpa perasaan cinta. Tapi ia sangat menyayangi kedua orang tuanya.
Entah kenapa melihat Annelise bersamanya dia bisa merasakan sesosok ibu yang sudah hilang.
" Siapa sebenarnya kamu...
Countine...