Definisi pernikahan menurut Alya yaitu saling mencintai dan menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing, akan tetapi Bagaimana jika pernikahan itu hanya menguntungkan pasangan sedangkan kita merasa dirugikan?
Belum lagi suami yang dipilih oleh orang tuanya adalah Pria beristri bahkan tidak tanggung-tanggung istrinya itu sampai ketiga yaitu Alya, hanya karena menginginkan anak cowok sebab kedua istrinya yang lain yaitu hanya bisa memberikan dirinya anak cowok membuat Bagas mau tidak mau memilih pasangan hidup satu lagi.
jika kata orang istri muda bakalan selalu disayang tetapi sepertinya kata orang itu hanya kebohongan, karena buktinya Bagas tidak pernah menghampiri istri mudanya itu lagi ketika mengetahui Alya sudah hamil Jadi untuk apa sering bersama jika hasilnya sudah terlihat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mima ah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meja Makan
Davina tertawa sinis ketika melihat wajah Safira yang sedang ditekuk karena mungkin wanita itu tidak menyukai Bagas yang malah masuk ke dalam kamar Aulia, sebab menurutnya itulah gambaran perasaan hatinya Dulu ketika suami yang dipujanya selama bertahun-tahun malah membawa seorang wanita asing yang berstatus sebagai madunya..
rasa sakit yang dirasakan Safira sudah pernah ia rasakan dulu makanya sekarang dirinya sudah kebal dan ingin menikmati hidup tidak ingin terlalu mempermasalahkan hal itu, toh entah Bagas masih mencintai atau tidak yang penting dirinya Masih diberi nafkah dan tidak perlu harus memikirkan besok mau makan apa terus kalau mau membeli sesuatu harus melihat harganya dulu.
untuk sekarang nafkah batin dirinya tidak mempermasalahkan toh segala macam tidak menjadi tolak ukur keharmonisan rumah tangga Jika mereka saling menghargai, Jadi kesimpulannya Davina bertahan dalam pernikahan itu bukan karena cinta melainkan karena bertahan untuk anak-anak sebab menurutnya anak-anak itu pantas mendapatkan kebahagiaan dan juga masa depan yang layak.
"kamu Ingin menyusul mereka berdua ke atas? ya mungkin sekedar ingin mencari tahu kira-kira wanita itu sedang berbuat apa dengan suami kamu, dan aku juga sepertinya penasaran kira-kira reaksi Mas Bagas Bagaimana ya kalau sampai kamu berani naik ke atas dan memergoki mereka melakukan hal itu?"tanya Davina sambil berbisik karena di tempat itu masih ada Nella yang sedang memasang tatapan datarnya karena dari tadi yang ia tunggu yaitu kehadiran menantunya nomor 3 dan juga Bagas.
Ceklek
sedangkan di lantai atas terlihat Bagas baru mulai membuka pintu kamar mereka yaitu kamar dirinya dan juga Aulia, dirinya tidak melihat wanita itu sama sekali sampai-sampai pikirannya yang mulai aneh-aneh berseliweran di dalam benaknya untuk saat ini.
"perempuan itu di mana? Kok bisa-bisanya saat ini tidak ada, jangan sampai dia kabur karena merasa aku lengah kali ini? "tanya Bagas penasaran dengan ketidakberadaan Aulia di tempat itu.
"tapi jendelanya masih terkunci rapat dan juga tidak ada tanda-tanda wanita itu kabur Tetapi kok sampai sekarang tidak terlihat batang hidungnya, tidak mungkin juga kan dia bersembunyi di bawah kolong tempat tidur soalnya kan tempat tidurnya tidak ada kolong sama sekali?"terlihat Bagas begitu frustasi sebab tidak mungkin di hari pertama dirinya sah menikah dengan istri nomor 3 Tetapi malah wanita itu kabur.
"Abang pilih yang mana Perawan Atau Janda, perawan memang menggoda janda lebih menggoda! kalau abang Pilih Perawan...
terdengar nyanyian seorang wanita yang begitu bahagia di dalam kamar mandi membuat Bagas mendengus kesal karena ternyata dirinya dari tadi khawatir orang yang jelas-jelas masih ada dalam lingkup rumahnya, tanpa banyak bicara dirinya langsung membuka pintu kamar mandi itu dan menatap tajam ke arah Aulia bahkan menatap tubuh polos wanita itu pun Bagas tidak merespon sama sekali karena saking kesalnya.
"Kamu cepat mandi dan setelah itu kita turun ke bawah soalnya semua sudah menunggu kita untuk makan sama-sama, terus Usahakan kalau mandi tidak usah nyanyi soalnya nyanyian kamu itu membuat telinga Saya merasa sakit!"perintah Bagas tegas membuat Aulia buru-buru menutup area terlarangnya Itu sebab menurutnya biarpun Bagas itu suaminya tetapi hubungan mereka itu tidak layaknya suami istri seperti yang lainnya.
"eh kamu ngomong saja di luar pintu pun aku bisa dengar tidak perlu harus nyelonong seperti begitu kan, cepat sana keluar Jangan pernah muncul lagi di hadapanku dasar pengganggu dan juga pria mesum yang tidak tahu malu! "sungut Aulia yang benar-benar wajahnya memerah karena malu bukan karena Tersanjung melainkan karena dirinya yang tidak bersiap apapun sampai-sampai area terlarangnya pun harus dilihat oleh lawan jenisnya.
"tidak usah kamu tutup soalnya aku juga tidak ingin karena yang aku inginkan dari kamu itu ya itu hamil keturunanku sekaligus penerusku, jadi mau kamu telanjang seperti apapun aku tidak bakalan tergoda sedikitpun!"sinis Bagas sambil tersenyum mengejek padahal jangan lupakan jika dirinya merupakan pria normal otomatis disuguhi pemandangan surga dunia seperti itu palingan otak liarnya sedikit berfungsi.
"Aduh kenapa sih harus melihatnya seperti begitu di saat seperti begini, coba saja kalau semua tidak menunggu kami berdua saat ini otomatis aku sudah membuatnya bakalan berteriak histeris minta ampun!"sungut Bagas dalam hati lalu memilih untuk melakukan olahraga kecil seperti sit up dan back up agar melupakan Gejolak yang tengah muncul di dalam dirinya kini karena Biar bagaimanapun pria normal otomatis bakalan merespon secara normal juga jadi jangan salahkan jika perasaan itu tiba-tiba muncul.