Li Yuchen adalah seorang kaisar yang memiliki kekuatan yang kuat hingga melegenda di Daratan Wuzhou namun tanpa disadari Hukum Dunia datang yang mengakibatkan dirinya gagal dalam melakukan terobosan yang lebih tinggi lagi.
Bagaikan orang yang terjatuh lalu tertimpa tangga, Li Yuchen dikhianati dan dibunuh oleh selir dan musuhnya hanya demi sebuah Harta.
Li Yuchen yang mengira ini adalah akhir dari hidupnya tidak menyangka ternyata dirinya mendapatkan kesempatan kedua dan dapat terlahir kembali.
Li Yuchen yang tidak ingin mengalami hal yang serupa di masa lalu pun mencoba mengubah takdirnya.
Apakah Li Yuchen dapat berhasil dalam mewujudkan keinginannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syila hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10. Membuat Kekacauan
Keesokan paginya, Seo Xiqin menyimpan semua bahan makanan yang ada di dapur di dalam halamannya ke dalam cincin yang diberikan oleh ibunya dengan dibantu kedua pelayan pribadinya.
Seo Xiqin yang telah memiliki rencana untuk mengubah masa depannya pun memerintahkan Luo'er dan Sui'er untuk ke dapur utama untuk melakukan sesuatu.
"Pergilah ke dapur utama lalu mintalah bahan makanan dan jika mereka menolak kau boleh membuat keributan tapi ingat jangan sampai membuat diri kalian dalam masalah." ucap Seo Xiqin dengan ekspresi wajah yang penuh misteri sambil duduk bersandar di kursinya sambil mengipas-ngipas dirinya.
"Baik, Nona." ucap Luo'er dan Sui'er secara bersamaan dengan ekspresi wajah yang patuh dan tekad yang kuat.
Luo'er dan Sui'er yang pergi ke dapur utama meminta bahan makanan tidak menyangka jika ternyata keduanya ternyata langsung dihadang oleh Bibi Sun.
Bibi Sun adalah orang yang menjadi ibu asuh Seo Wan'er dan karena itulah Bibi Sun memiliki status yang tinggi meski hanya sebagai seolah Pelayan.
"Berhenti disana! Apa yang kalian berdua lakukan disini? Ini bukanlah tempat dimana pelayan rendahan seperti kalian!" ucap Bibi Sun dengan nada yang tinggi dan merendahkan serta sikap yang sangat sombong.
"Kami datang kemari ingin meminta beberapa bahan makanan karena bahan makanan di Dapur Barat telah habis." ucap Sui'er dengan nada bicara yang lantang dan tanpa rasa takut.
"Kami hanya ingin meminta beberapa bahan untuk membuat mie untuk Nona." ucap Luo'er dengan nada bicara yang rendah dan sikap yang malu dan takut di saat bersamaan.
Bibi Sun yang tidak menyukai kedua pelayan yang ada di depannya tidak bisa menyembunyikan perasaannya sehingga Bibi Sun yang melihat sikap sombong di wajah Sui'er membuat Bibi Sun menjadi marah ditambah melihat sikap Luo'er yang pengecut menjadikan Bibi Sun semakin berani untuk menindas keduanya.
"Beraninya kedua pelayan ini bersikap sombong di depanku! Lihat bagaimana aku memberi kalian berdua pelajaran!" ucap Bibi Sun dalam hati dengan tangan yang terkepal erat dan senyum sinis yang terlihat di bibirnya.
"Plak! Plak!" suara tamparan yang mendarat di pipi kanan Luo'er dan Sui'er.
"Pelayan rendahan seperti kalian tidak pantas menginjakkan kaki di dapur utama! Aku ingat bukankah setiap tempat di Kediaman Keluarga Seo telah mendapatkan bagiannya masing-masing, jangan-jangan kalian melakukan pencurian makanya bahan makanan itu sudah habis." ucap Bibi Sun dengan nada sinis dan ekspresi wajah yang terlihat sangat culas serta sorot mata yang tajam.
"Tidak! Kami tidak melakukannya!" teriak Luo'er dengan ekspresi wajah yang ketakutan dan suara yang tinggi sambil terua berdiri di belakang Sui'er.
"Tidak melakukannya pencurian! Pelayan rendahan seperti kalian yang kekurangan uang tentu saja akan melakukan itu. Jangan kalian fikir aku tidak tau!" teriak Bibi Sun dengan nada tinggi dan cara bicara yang menghina.
"Kalian berdua datang kemari untuk membuat mie untuk Nona kalian. Jangankan saya yang seorang pelayan bahkan Tuan Besar pun tidak menganggapnya sebagai Nona di Kediaman Keluarga Seo. Nona Wan'er lah Nona Muda Keluarga Seo yang sebenarnya." ucap Bibi Sun dengan ekspresj wajah yang sinis sambil terus mengina Seo Xiqin dan memuji Seo Wan'er.
Sementara itu, Seo Xiqin yang tidak bisa meninggalkan kedua pelayannya begitu saja melakukan tugas berbahaya itu pun mengikuti keduanya dari belakang secara diam-diam.
Seo Xiqin yang sedang bersembunyi di balik tembok di dekat dapur utama dan di dalam semak-semak yang mendengar dan melihat semua yang dilakukan Bibi Sun menjadi sangat marah.
"Sial! Meskipun aku terlahir kembali, kenapa aku masih tidak bisa melindungi orangku!" ucap Seo Xiqin dalam hati dengan ekspresi wajah yang marah sambil mengepal kedua tangannya dengan sangat erat karena menahan amarahnya.
"Bibi Sun! Aku tidak akan melupakan dendam ini. Kau yang telah membuatku dikirim menjadi Selir di Kota lain hingga menjadikan Luo'er dan Sui'er menghadapi kematian yang sangat menyedihkan. Aku bersumpah di kehidupan, kau akan membayarnya dengan nyawamu dan seluruh anggota keluargamu!" ucap Seo Xiqin dengan tatapan mata yang tajam dan ekspresi wajah yang marah dengan tetap bersembunyi di balik semal-semak.
Sedangkan, Sui'er yang mendengar semua nada menghina dari Bibi Sun menjadi sangat marah dan berniat untuk membalasnya tapi dihentikan oleh Luo'er.
"Dasar nenek tua! Beraninya dia menghina Nona Xiqin. Putri yang terlahir dari Selir saja dibanggakan sungguh menyedihkan Kediaman Keluarga Seo ini!" ucap Sui'er dengan ekspresi wajah yang marah serta sorot mata yang tajam dan niat membunuh yang tinggi.
"Jangan!" ucap Luo'er dengan nada rendah sambil menggeleng-gelengkan kepalanya berulang kali dengan ekspresi wajah memelas.
Sui'er yang memiliki emosi yang meledak-ledak sangat sulit untuk dikendalikan meskipun Luo'er telah menghentikannya tapi saat Sui'er ingin bertindak, dirinya melihat siluet Nona-nya dan seketika teringat akan pesan Seo Xiqin lalu memilih untuk pergi bersama Luo'er.
"Nona!" ucap Sui'er dengan ekspresi wajah terkejut sesaat dan langsung kembali ke ekspresinya yang semula agar tidak ketahuan Bibi Sun.
"Ayo kita pergi Luo'er!" ucap Sui'er dengan ekspresi wajah yang memerah karena menahan amarah sambil berjalan dengan manarik tangan Luo'er keluar dari halaman Dapur Utama.
Seo Xiqin yang telah melihat Sui'er dan Luo'er telah pergi dari tempat itu pun melaksanakan rencana keduanya dengan menjebak Bibi Sun.
"Aku tidak akan melepaskanmu kali ini, Bibi Sun! Kau harus menerima balasan untuk perbuatanmu!" ucap Seo Xiqin dengan senyum sinis yang terlihat di wajahnya.
Bibi Sun yang melihat kedua pelayan Seo Xiqin pergi merasa sangat senang dan puas lalu pergi menemui Seo Wan'er.
Sementara itu, Seo Wan'er yang telah kembali dari Paviliun Huanfu bersama Jia Ling disambung hangat oleh Ibu Seo Wan'er dan Seo Hong.
"Wan'er! Kau sudah pulang, putriku!" ucap Nyonya Seo dengan senyum lembut dan ekspresi wajah yang cerah.
"Ibu! Ayah!" ucap Seo Wan'er dengan wajah yang memerah karena malu lalu berjalan mendekati Nyonya Seo.
"Dasar gadis nakal tapi kau pintar juga dalam memilih pria!" bisik Nyonya Seo di balik telinga Seo Wan'er dengan senyum lembut di wajahnya.
"Tentu saja. Aku kan anak kesayangan ibu. Ibu harus membantuku meyakinkan ayah membatalkan pernikahanku dengan pecundang itu." ucap Seo Wan'er dengan nada rendah dan berpura-pura tersenyum dihadapan Seo Hong dan Jia Ling.
"Jangan khawatir. Serahkan masalah itu pada ibumu ini." bisik Nyonya Seo dengan penuh percaya diri sambil menarik Seo Wan'er mendekati Seo Hong.
Seo Hong yang sangat haus akan kekuasaan tidak bisa mengabaikan Jia Ling yang merupakan Putra Walikota Jinlin dan memiliki kemungkinan terbesar sebagai Walikota selanjutnya.
Seo Hong pun mengajak Jia Ling untuk masuk dan minum teh di dalam Kediamannya yang kemudian mendapatkan sambutan hangat oleh Jia Ling dan senyum bahagia di wajah Seo Wan'er.
Jia Ling yang mendapatkan lampu hijau dari Kepala Keluarga Seo pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada dan bersedia memberikan sesuatu untuk mempererat hubungan baik yang baru saja terjalin.
"Sepertinya aku harua memberikan hadiah yang dapat menyenangkan Tuan Seo dan Nyoya Seo." ucap Jia Ling dalam hati dengan senyum penuh misteri sambil terus mencuri pandang pada Seo Wan'er.
#Bersambung#
Jangan lupa Like, Komen dan tekan Love ya
Terima Kasih..
membacanya cukup sampai disini....
(memang begitu😛)
justeru alur jadi bajing luncatt...😅😜👌
sendu = sikap yg terbawa dalam kesedihan.
senduh = ?????!
belum lagi bbrp kata yg tidak tepat sesuai kebutuhan kalimat dan ....
+ langkah = gerakan kaki saat berjalan.
+ langka = sesuatu yg jarang/sulit dicari.
+ kesiann mantan guru bahasanya......!!
sadarkah anda sudah mempermalukan guru bhs indonesia dari SD, SMP, SMA....? 9 thn itu dipelajari lho...!!🧐🤔🙈
yakinlah pembaca yg normal anda buat jijik....!
silakan thor.... silakan siram toiletnya bersih² lalu cebokan nanti setelah bersih barulah anda bab...😅😜
+ makan dulu baru mulai memasak.
+siram toilet dulu baru buang air
+ tulis berita dulu baru ke tkp
😂😴😂😴😂😴😂😴😂😴😜😜🙊🙈😇😇😅😇😅😅😅😅😇
takutnya penulis ini bila buang air, toilet disiram dulu baru buang air..😜🙊🙈😂😂😂