Sheila yang dibesarkan dari orang tua yang tak pernah menyayanginya dan selalu dianggap sebagai pembantu di rumah sendiri, dia tak pernah menyangka bahwa dia akan menikah dengan seorang pengusaha terkenal dan ternama juga seorang mafia yang sangat kejam.
Menikah dengan orang asing apa lagi dengan seseorang yang belum ia kenal sama sekali karena dia harus menggantikan kakaknya yang kabur di pernikahannya karena harus membayar hutang.
Brian seorang pengusaha terkenal di New York dan memiliki banyak bisnis di berbagai negara namun tidak banyak orang yang tahu bahwa dia juga seorang mafia kejam yang tak segan-segan untuk melenyapkan orang yang mengganggunya. Sedangkan Sheila wanita periang dan juga lemah lembut harus dipasangkan dengan mafia kejam yang bisa saja menyakitinya.
Bagaimana kelanjutannya???
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
FOLLOW INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
FOLLOW TIKTOK @LALA_SYALALAA13
FOLLOW FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10_Pendaftaran Pernikahan (REVISI)
Pagi harinya, Sheila sudah bangun dan sudah siap untuk penjemputan, dia mencoba menenangkan hatinya meski pun ia sangat berat menerima pernikahan ini namun dia harus bisa membahagiakan orang tuanya karena bagaimanapun dia telah di besarkan oleh mereka.
"Sheila!" panggil mama dari luar.
"Iya ma."
"Buruan itu jemputan kamu udah dateng!" ucap mama dengan seperti menghinanya sembari membuka pintu kamar Sheila.
Sheila pun keluar dengan membawa beberapa barang saja yang ia taruh di koper kecil karena memang dia tidak memiliki barang yang terlalu berharga kecuali laptop dan juga Handphonenya, miris memang kalau di lihat.
Sampai di pintu keluar mama dan papa juga mengantar Sheila keluar tetapi tidak sampai di tempat pendaftaran pernikahan, karena memang mereka malas untuk keluar rumah dan ingin merayakan bebasnya hutang yang menumpuk.
Brandon kemarin juga mengabari kepada Aris kalau semua hutang sudah tidak ada lagi karena sudah menyerahkan anaknya kepada tuan Steven di situ lah Aris dan juga Ketty sangat senang sekali.
"Pa, ma. Aku pamit dulu ya, dan doakan semoga pernikahan ku lancar dan langgeng terus." ucap Sheila dengan senyum yang memaksakan.
"Udah sana pergi!" usir Ketty.
Sheila pun pergi dengan koper yang di ambil oleh supir yang sudah menjemputnya dari tadi.
Setelah itu Sheila pun masuk ke dalam mobil dan di bawa ke tempat pendaftaran pernikahan.
Sesak rasanya melihat dia di usir oleh keluarganya sendiri tetapi mungkin ini yang terbaik dari pada harus berada di rumah seperti neraka ini terus meski pun dia berfikir mungkin akan masuk ke kandang singa.
🥕🥕🥕
Sedangkan pagi hari di mansion Ardolph seperti biasa tenang dalam sarapan, Brian yang sedang sarapan dan akan menuju ke kantor sipil untuk pendaftaran pernikahannya dengan entah siapa calonnya, lucu memang namun ini dia lakukan demi sang mami tercinta.
Tak lama berselang terdengar dering telepon dari handphone Brian yang serasa di atas meja.
Drreettt drreett
Itu adalah dari Aldo, segera Brian mengangkatnya karena tidak biasanya Aldo meneleponnya jam segini.
^^^[Halo, ada apa?]^^^
[Bos, ada masalah di markas!]
^^^[Apa! Ada apa?]^^^
[Tahanan yang menyelundupkan kokain kabur!]
^^^[APA! MENGAPA BISA! Aku akan segera ke sana!] teriakan Brian tadi mengagetkan mami Salma dan juga papi Boni yang sedang asyik sarapan romantisnya bagaimana tidak mereka saling menyuapi satu sama lain melupakan adanya Brian di sana.^^^
"Ada apa son?" tanya papi Boni.
"Tahanan kabur Pi!" ucap Brian.
"Apa! Bagaimana bisa?"
"Brian juga kurang paham makanya sekarang Brian akan ke sana," ucapnya.
"Oke, segera ke sana. Kemudian kabari papi ya," ucap papi dan mendapat anggukan dari Brian, mami Salma hanya dia saja melihat tingkah anak dan suaminya karena dia tahu kalau sudah membahas soal dunia mafia maka mami Salma akan menjadi kacang yang terlupakan
Brian pun segera pergi menuju ke markasnya hingga melupakan rencana menikahnya, saat ini dia sedang berada di mobil mengendarai mobil sportnya, tiba-tiba ada telepon masuk yang dia lihat adalah telepon dari uncle nya.
^^^[Halo, uncle!]^^^
[Halo, bri. Kamu di mana?]
^^^[Brian mau ke markas ada urusan penting uncle.]^^^
[Apa! Markas! Brian bukan kah hari ini adalah pernikahan mu, mengapa kamu malah pergi ke markas!]
^^^[Astaga Brian lupa uncle, uncle tolong urus itu untuk Brian ya, tahanan sedang kabur uncle Brian harus mengurus ini, semua pernikahannya Brian serahkan kepada uncle! Terus setelah pendaftaran pernikahan bawa istri Brian ke apartemen aja dulu uncle biar nanti Brian yang jemput dia,] ucap Brian kemudian mematikan teleponnya.^^^
"Astaga ini anak bagaimana bisa di hari pernikahannya malah dia tidak bisa datang!" ucap Steven yang sekarang ini sudah berada di lokasi pendaftaran pernikahan menunggu Sheila.
Tak lama sebuah mobil mewah pun datang yang membawa Sheila di dalamnya, saat keluar Sheila melihat seorang pria paruh baya yang ia tebak adalah tuan Steven itu.
"Sheila?" sapa uncle Steven.
Jujur uncle Steven sudah melihat foto Sheila dari Brandon tetapi jika di lihat secara langsung ternyata lebih cantik dari pada Maria yang ia lihat di rumah Aris kemarin, tak sia-sia dia melakukan barter tersebut.
"Iya, tuan Steven?" tanya Sheila karena jujur dia tidak pernah melihat seperti apa wajah tuan Steven tersebut.
Setelah di telisik ternyata sudah berumur dengan uban yang muncul di rambutnya namun tetap terlihat cukup gagah.
"Mari kita masuk." perintah Steven membuat Sheila hanya mengikuti saja, di sana juga sudah ada Brandon yang menemani juga.
Sheila masuk ke dalam dengan gugup, namun anehnya dalam pendaftaran pernikahan semuanya berjalan dengan cepat padahal banyak yang sedang antri untuk mendaftarkan pernikahan mereka juga.
Setelah hampir 15 menit semuanya sudah selesai dan secara resmi Sheila sudah menjadi seorang istri. (kalau ngerasa cara nikahnya aneh ya maaf, ini dunia novel ya jadi gak sama sama dunia nyata okey, gak usah di ambil hati.)
Sungguh proses yang sangat singkat bahkan Sheila merasa hanya duduk saja tanpa berbuat apa pun.
Setelah selesai uncle Steven pun mengajak Sheila untuk keluar dari ruangan tersebut, sampai di parkiran Steven meminta Sheila untuk pergi dengan supirnya.
"Sekarang ini saya kasih buku nikah kamu, dan setelah itu kamu ikut dengan Thomas dia adalah supir kamu sekarang." Steven berbicara dengan lugas kepada Sheila.
"Apakah kita tidak pulang bersama tuan?" tanya Sheila dengan hati-hati.
"Tidak nak, saya hanya mengantarkan kamu sampai sini saja. Nanti Thomas akan mengantarkan kamu sampai di apartemen suamimu." lanjut uncle Steven.
"Maksud tuan, suami? Bukankah suami saya tuan Steven," ujar Sheila polos.
Mendengarkan hal itu Steven pun tak bisa menahan ketawanya karena dia sudah bisa menebak bahwa Sheila akan salah mengartikan siapa pria di pernikahannya.
"Hahahaha, astaga nak kamu ternyata selama ini berfikir seperti itu." ucap Steven dan mendapat anggukan dari Sheila.
Sedangkan Brandon dan Thomas yang mendengarkannya pun tak bisa menahan ketawanya sama seperti Steven, Sheila yang mendapatkan tertawaan dari para pria itu pun di buat bingung.
"Astaga, asal kamu tahu Sheila saya ini sudah tua dan punya istri, punya anak lagi, mana berani saya menikah lagi bisa-bisa saya di gorok sama istri saya!" ujar Steven.
"Terus suami Sheila siapa dong?" tanya Sheila sambil melihat ke arah Steven kemudian berganti ke Brandon dan juga Thomas.
"Suami kamu itu keponakan saya, dan mulai sekarang kamu panggil saya uncle saja kamu ubah panggilan kamu tadi kepada saya." ujar uncle Steven dan mendapat anggukan dari Sheila.
"Terus orangnya gak dateng gitu uncle?" tanya Sheila.
"Iya, dia ada urusan mendadak. Sebenarnya dia tadi udah ada di jalan tapi karena ada urusan mendadak sehingga dia pun pergi dan menyuruh uncle untuk mengurus segalanya." Uncle Steven menjelaskan ketidakhadirannya sang suami di sini.
Sheila hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti, sungguh orang kaya menikah saja pengantin nya tidak harus datang.
.
.
TBC
gak ku lanjutin bacanya
dikaji dlu deh klo ngomong gak usah kyk bocil