Tamat (Cerita belum di revisi, masih banyak kesalahan dan typo, mohon di maklumi yes)
Satya Satyawan, pria tampan, mapan dan kaya raya...
Risa Diandra, bocah SMA , cantik dan tomboy...
Satya dan Risa di jodohkan oleh orangtua mereka dan menyembunyikan status pernikahannya dari semua orang, kecuali mereka yang sudah tahu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Relaxaaa_id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10 Monster itu anak ayam.
BAB 10
***Istriku Bocah SMA.***
Satya menatap horor hewan yang ada di atas telapak tangan Risa.
"Bagaimana, cantik kan dia?" tanya Risa dengan senyum lebarnya.
Risa yang tidak mendapatkan respon dari Satya pun mendongak menatap Satya yang kini menatap hewan lucu di tangannya dengan horor.
"Kak Satya ini hewan apa?" Tanya Risa.
"Monster." ucap Satya horor.
"😆😆😆😆."
Risa sontak langsung tertawa keras saat mendengar jawaban Satya, apalagi mukanya yang terlihat ketakutan.
"Kak ini sangat lucu... Bagaimana bisa kamu menyebutnya monster?" ucap Risa mendekatkan hewan itu pada Satya.
Membuat Satya mundur satu langkah dan langsung terduduk di sofa.
"Risa tolong jauhkan monster itu dariku." ucap Satya, mukanya sudah pucat pasi karena saking takutnya dengan hewan yang ada dalam genggaman Risa.
"😂😂😂😂"
Risa mengusap sudut matanya yang berair karena tertawa. Perutnya bahkan sampai sakit karena kelamaan tertawa.
"Ya allah kak ini bukan monster." ucap Risa.
"Coba deh sini in tangan Kakak." lanjut Risa menjulurkan tangannya.
Satya sontak langsung menyembunyikan kedua tangannya di balik punggungnya.
"Tidak!" seru Satya.
"Ada apa ini?" tanya Ridwan yang baru saja sampai di ruang keluarga.
"Pa liat deh masa Kak Satya takut sama hewan lucu kayak gini." ucap Risa masih dengan tawa yang membahana.
"Risa, apa yang Kamu anggap lucu itu belum tentu lucu juga untuk orang lain.... Bukan begitu Satya?". Tanya Ridwan melihat Satya kasian karena mukanya sudah mirip mayat hidup.
"Pa ini hanya anak ayam." Dengus Risa.
"Walau pun hanya anak ayam. Tapi sepertinya bagi Satya itu adalah hewan yang mengerikan. Jadi tolong jauhkan anak ayam itu dari Satya." ucap Ridwan.
Risa mendengus dan menjauhkan anak ayam yang ada dalam genggaman tanganya Dari Satya.
"Cuma anak ayam aja takut, bagaimana sama hewan piraan Risa yang lain... Apalagi Robinson." ucap Risa kesal.
Ridwan tersenyum paksa. "Sebaiknya kamu tidak perlu menunjukkannya pada Satya."
"Itu tidak mungkin. Aku akan membawa mereka semua jika kami sudah punya rumah sendiri, iya kan kak Satya?" ucap Risa bertanya pada Satya.
"Hah?"
"Sudahlah Risa, sebaliknya kamu bantu Mama kamu di dapur sana." ucap Ridwan.
Risa mendengus kesal, namun tak urung ia juga mengangguk dan berjalan kearah dapur meninggalkan Satya dan Ridwan berdua di ruang keluarga.
Satya pun langsung menghela nafas lega setelah Risa membawa monster a.k.a anak ayam itu pergi menjauh darinya.
Ridwan tertawa menatap Satya yang menghela nafas lega, lalu ia duduk di sofa sebelah menantunya dan mengambil remot di meja untuk mengganti tayangan tv.
"Sama anak ayam saja kamu sudah takut, bagaimana dengan Robinson." ucap Ridwan tiba tiba buka suara.
Satya menelan ludahnya dengan sudah payah, dia memang sangat takut dengan hewan bernama ayam karena dulu saat kecil pernah di patok ayam jago milik tukang kebun di rumahnya. Sejak saat itu dia tidak berani bermain dengan yang namanya ayam. Jangankan bermain, melihat saja dia sudah takut.
"Memangnya hewan apa itu Robinson?" tanya Satya.
Ridwan melihat Satya dengan senyum lebarnya. "Nanti kamu akan tahu sendiri nak..." ucap Ridwan misterius.
"Robinson adalah hewan kesayangan Risa, dia sangat menurut jika bersama Risa. Tapi tidak dengan orang lain... Bahkan dengan Rio dan Revano pun Robinson tidak mau menurut." ucap Ridwan yang langsung membuat Satya bergidik ngeri. Kira kira hewan apa itu, kenapa Ayah-nya Risa tidak mau memberitahu dirinya?
Ridwan dan Satya pun menonton tv dengan sesekali membicarakan hal yang tidak penting, tentu dengan Satya yang agak canggung. Hingga waktu makan malam pun tiba.
"Satya kalau di rumah suka di masakin apa sama Risa?" tanya Rani.
"Risa tidak pernah masak Ma." balas Risa sebelum Satya buka suara.
"Lah kenapa kamu tidak masak Risa, sebagai istri harusnya kamu nyiapin semuanya buat suami kamu... Mama kan udah ajarin ke kamu apa aja yang harus kamu lakukan." ucap Rani menasehati Risa.
Risa mendengus. "Lah jangan Salahkan Risa to... Orang kak Satya aja tidak ngebolehin Risa masuk ke area dapur kok, takut meledak katanya. Yaudah, sebagai istri yang penurut ya Risa iya'in aja." ucap Risa santai.
Revano dan Rio menahan tawanya mendengar jawaban Risa yang kelewat santai itu.
Sementara Ridwan hanya tersenyum saja.
Dan Rani yang sudah melotot pada Risa.
Satya sendiri hanya bisa tersenyum canggung. Ya mana tau dia kalau Risa bisa masak?
Risa bahkan tidak memberitau kalau dia bisa masak, jadi jangan salahkan Satya to.
"Jadi selama beberapa bulan ini kalian makan diluar terus?" tanya Rani.
Risa dan Satya menggelengkan kepalanya kompak.
"Tidak Ma, kak Satya yang masak." jawab Risa.
"Ya Allah Risa, kenapa malah ke balik gitu." ucap Rani.
"Mulai besok kamu yang harus masak buat Satya, bukan malah Satya yang harus masak buat kamu." ucap Rani.
Risa mengangguk. "Oke."
"Dan Satya, kamu tidak perlu masak lagi. Biarkan Risa yang akan masak buat kamu." ucap Rani menatap Satya.
Satya mengangguk. "Iya Ma."
"Sudah sesi introgasinya? Sekarang ayo kita makan malam, aku sudah lapar." ucap Revano.
Lalu mereka berlima pun akhirnya makan malam dengan sesekali berbicara hal ringan.
Setelah makan malam Satya pamit untuk pulang karena mendapatkan telfon dari ayahnya. Sementara Risa mengingap di rumah orangtuanya untuk malam ini.
***Istriku bocah SMA.***
Satya memarkirkan mobilnya di halaman rumah kedua orang tuanya. Setelah mematikan mesin, Satya keluar dari mobil dan mengunci mobil.
Satya pun langsung melangkah memasuki rumah orang tuanya.
"Dimana Papa?" tanya Satya pada pelayan yang kebetulan bertemu Satya.
"Ada di ruang kerjanya tuan muda." balasnya.
Satya mengangguk lalu berjalan menuju lantai dua dimana ruangan kerja Ayahnya berada.
Tok tok tok.
Satya mengetuk pintu ruang kerja Ayahnya lalu masuk saat ayahnya berseru "masuk."
"Ada apa Papa nyuruh aku kesini? Tumben?" tanya Satya langsung.
Ayahnya tersenyum. "Duduk dulu Satya." ucapnya menyuruh Satya duduk di sofa yang ada dalam ruangan itu.
"Pa---
"Papa ingin kamu dan Risa tinggal bersama kami... Mamamu akan sangat senang kalau ada Risa di rumah ini, kamu tahu kan dari dulu Mamamu sangat ingin punya anak perempuan?" ucap Ayah Satya.
Satya menghela nafas panjang. Apa yang di katakan Ayahnya benar, Ibunya sangat ingin punya anak Perempuan.
"Tapi Pa, bagaimana dengan pekerjaanku... Terlalu jauh jarak kantor dan rumah?" tanya Satya.
"Lagi pula, tidak mungkin kan jika Risa harus pindah sekolah lagi." lanjut Satya mengingat sekolah Risa juga akan jauh jika mereka pindah kerumah orang tuanya.
"Papa saja masih bisa bekerja walau jarak kantor dan rumah ini jauh, kenapa kamu tidak? Dan sekolah Risa kan ada di tengah. Antara rumah ini dan Apartemenmu... Jadi disana dan disini itu sama saja jauhnya." jelas Ayahnya Satya.
Satya mengangguk pasrah. "Baiklah, nanti aku akan bicarakan ini dengan Risa."
Maaf bila masih ada yang menemukan adanya typo...
bahasanya kek umur 35an
25 sih masih abg 😷