damar aby sugito atau lebih sering di panggil sugi, seorang pemuda yang memiliki sebuah toko boneka, namun boneka yang di jualnya juga bukan boneka-boneka biasa melainkan boneka hidup yang melindungi tuannya, selain bukan bonekanya saja yang unik, sugi sendiri juga memiliki kekuatan yang tiada tanding. namun ia sendiri tidak menyadari bahwa dirinya itu sakti dan sugi juga tidak menyadari bahwa boneka-boneka yang di jualnya itu hidup. di season 2 kali ini akan terungkap bagaimana sugi bisa memiliki boneka-boneka hidup itu, dan bagaimana sugi bisa mendapat kekuatan tiada tanding, serta siapa yang telah membuat sugi tidak bisa menyadari kesaktiannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bermain seruling
Sugi tersenyum cerah, dengan cepat dia mengeluarkan seruling emas miliknya. Ketika seruling emas ini muncul, dengan cepat senyum seringai milik tuan tua sukmowijoyo menghilang begitu saja. Pasalnya seruling yang di keluarkan manusia biasa ini bukanlah seruling biasa, melainkan sebuah pusaka kuno yang kekuatannya jauh melebihi seruling yang berada di tangannya, bahkan hanya dengan melihat seruling itu saja jiwanya sudah bergetar tidak terkendali.
Seketika itu juga tuan tua sukmowijoyo memandangi seruling yang berada di tangannya, kini seruling yang ada di tangannya terlihat seperti seruling biasa, sebab seruling itu tidak berani mengeluarkan auranya di hadapan seruling sakti yang di pegang manusia biasa ini.
Butir butir keringat sebesar biji jagung mulai terlihat di pelipis tuan tua sukmowijoyo. Kemudian sugi dengan cepat meniup seruling miliknya, menciptakan sebuah melodi indah yang menyebar ke seluruh arah.
Seketika itu juga udara yang ada di tempat ini mengikuti irama dari permainan seruling sugi ini, seolah mengikuti irama kebahagiaan dari sugi.
Kali ini semua orang yang berada di mansion milik herlambang langsung terdiam. Para penjaga yang menjaga di berbagai tempat langsung termenung merasakan indahnya melodi ini.
Ayu yang awalnya bersedih di taman pinggir sungai itu langsung mendongak ke arah sumber melodi ini berasal. Kesedihan yang ada di dalam hatinya langsung sirna begitu saja mendengar melodi indah ini.
Citra yang sedang berwajah masam karena harus menemani rico, kini juga langsung termenung, "sungguh indah permainan seruling milik tuan tua sukmowijoyo.." ucap citra sambil tersenyum.
Bahkan rico, pemuda tampan yang memaksa citra untuk menemaninya, yang biasanya dia banyak tanya kepada citra, ikut termenung menikmati alunan melodi yang sangat indah ini.
Tuan herlambang yang sedang menerima tamu yang tidak menyenangkan juga langsung terdiam.
"Astaga, aku benar benar tidak tahu kemampuan musik mistis milik tuan tua sukmowijoyo benar benar sangat luar biasa..." ucap herlambang dalam hatinya.
Semua orang yang berada di sini seperti itu. Mereka semua memuji alunan melodi indah yang di mainkan oleh tuan tua sukmowijoyo ini.
Ya, tuan tua sukmowijoyo... karena semua orang yang berada di tempat ini, hanya mengetahui, orang yang berhasil mendapatkan seruling sakti lewat pelelasangan itu hanyalah tuan tua sukmowijoyo ini. Tidak ada orang lain yang memiliki seruling sakti itu.
Sementara itu di balik bukit, terlihat sukmowijoyo bergetar hebat melihat seseorang yang sudah ia anggap remeh, ternyata memiliki kesaktian yang sangat tinggi, sangat tinggi! Sehingga ia menganggapnya manusia biasa saking tingginya. Sukmowijoyo merasakan levelnya sangat jauh di banding manusia bia-- ahh tuan tidak terkalahkan ini.
Tiba tiba sugi menyelesaikan permainan serulingnya lalu berucap, "kali ini sebuah melodi yang tempo yang cepat.... mohon nilai permainan seruling saya.." dengan cepat sugi memainkan permainan seruling sakti miliknya, kali ini dia memainkan dalam tempo yang cepat.
Berbeda dengan sebelum ini, lagu yang sugi mainkan adalah sebuah lagu yang bertema perang dan darah.
Seketika itu juga semua orang yang berada di tempat ini, termasuk ayu, citra, herlambang, sukmowijoyo, rico, para penjaga dan semua orang yang berada di sana langsung melihat pemandangan perang besar dengan mayat yang berserakan di medan perang ini.
Mereka mendengar melodi ini hingga terseret ke dalam ilusi dari melodi yang di mainkan sugi.
Keringat dingin segera mengucur di sekujur tubuh semua orang, "tuan tua sukmowijoyo telah mencapai level tertinggi dalam ilmu musik mistisnya!" Itu adalah hal yang ada di benak setiap orang yang ada di sana. Tidak ada yang pernah mengira tuan sukmowijoyo akan bisa mencapai tingkatan yang di idam idamkan banyak orang, yaitu puncak musik mistis.
Dengan kekuatan semengerikan ini tidak akan ada yang berani menantang tuan tua sukmowijoyo!
"Tuan tua sukmowijoyo benar benar hebat, setelah ini aku harus berguru kepada beliau!"
"Benar, setelah ini mari kita coba hubungi beliau, kita harus berguru pada beliau."
Beberapa penjaga langsung menekadkan hatinya untuk berguru dengan tuan tua sukmowijoyo!
Sementara itu di balik bukit, tuan tua sukmowijoyo melorot dari tempat duduknya, dan kini malah bersimpuh di tanah sambil memasang wajah cemas.
Sugi dengan cepat menyelesaikan lagunya dan langsung menyimpan kembali seruling emas miliknya ke dalam tas.
"Loh, kek. Mengapa anda malah duduk di atas tanah?" Tanya sugi dengan kebingungan.
Tuan tua sukmowijoyo tersenyum kecut pada saat ini, mengapa tuan hebat ini masih saja bersikap sopan terhadap semut kecil seperti dirinya? Apakah tuan hebat ini mengejeknya karena sudah menunjukan ekspresi kesombongan?
Dalam musik mistis seperti ini, usia tidaklah berguna dalam senioritas, sebab ukuran senioritas di tentukan oleh ilmu kesaktian.
Jelas pada saat ini kemampuan yang di tunjukan sugi sudah melampaui akal sehatnya, oleh karena itu sukmowijoyo tidak berani menunjukan kesombongannya lagi.
Sukmowijoyo kemudian berucap, "tuan, saya ingin belajar kepada anda.."
"Hah? Tuan?" Tanya sugi dengan ekspresi kaget, "belajar seruling seperti ini?"
Sukmowijoyo menganggukan kepalanya secara perlahan. Sugi menghirup udara dalam dalam, kini dia tahu mengapa kakek tua ini sangat mahir dalam bermain seruling, sebab kakek tua ini sangat rendah hati, memiliki semangat belajar tinggi dan tidak malu untuk berguru kepada siapapun!
Sugi langsung berucap, "kakek tolong berdirilah, dan tolong jangan panggil aku tuan.." ucap sugi, "aku hanyalah orang biasa yang jauh lebih muda di bandingkan dengan anda!" Imbuhnya dengan sopan.
Sukmowijoyo terlihat kebingungan ketika tuan hebat ini berkata bahwa dia adalah orang biasa, apakah tuan ini sedang merendah?
Sugi dan sukmowijoyo akhirnya mengobrol singkat, dalam obrolan singkat kali ini sukmowijoyo bisa menarik sebuah kesimpulan yang cukup mengagetkan. Pemuda di depannya ini adalah seorang tuan hebat yang sedang menyembunyikan kekuatannya dan berusaha menjadi manusia biasa!
Berulang kali tuan hebat ini selalu mengelak bahwa ia adalah seorang tuan hebat, tuan hebat ini juga mengatakan berulang kali bahwa dirinya adalah manusia biasa.
Akhrinya sukmowijoyo mengikuti pola permainan dari tuan hebat ini! Dia harus menganggap tuan hebat ini adalah manusia biasa!
Sugi berucap kepada sukmowijoyo, "kek, meskipun saya memiliki kemampuan suling yang bagus, tapi saya tidak bisa mengajari anda permainan seruling saya..." ucap sugi kepada sukmowijoyo.
Sukmowijoyo sebenarnya juga sudah menebak bahwa dirinya akan di tolak, namun entah mengapa dia tetap merasa kecewa. "Kenapa kalau aku boleh tahu?" Tanya sukmowijoyo.
Sugi menjawab, "karena aku tidak ada waktu, aku hanya mampir sebentar di tempat ini, mungkin besok aku akan kembali.." ucap sugi dengan santai.
Sukmowijoyo hanya bisa menganggukan kepalanya secara perlahan ketika mendengar hal ini, ia sendiri menyadari bahwa tingkatan tuan di depannya ini jauh melebihi apa yang bisa dia bayangkan. Sedangkan dia sendiri kekuatannya hanya segini segini saja. Sungguh tidak tidak pantas untuk meminta ilmu dari tuan ini.
Sugi kemudian berdiri, ia hendak pamit dari kakek tua ini, namun sebelum pamit sugi meraih sesuatu dari tas kecilnya, kemudian sugi mengeluarkan sebuah batu akik dengan batu hijau tua.
"Kek, ini adalah hadiah untukmu, meskipun ini tidak ada haraganya namun semoga saja anda suka.." sugi sendiri sangat kagum dengan kakek tua ini, semangatnya benar benar patut untuk di tiru. Oleh karena itu sugi ingin memberikan sebuah hadiah kecil kepada kakek tua ini.
Sebuah hadiah yang tidak berguna sama sekali.