NovelToon NovelToon
PEMBANGKANG SURGAWI

PEMBANGKANG SURGAWI

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:29k
Nilai: 4.8
Nama Author: Almeira Seika

Jiwa seorang ilmuwan dunia modern terjebak pada tubuh pemuda miskin di dunia para Abadi. Ia berusaha mencapai puncak keabadian untuk kembali ke bumi. Akankah takdir mendukungnya untuk kembali ke bumi…. atau justru menaklukkan surgawi?

**

Mengisahkan perjalanan Chen Lian atau Xu Yin mencapai Puncak Keabadian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almeira Seika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6—Murid Baru

Di ujung tebing tinggi yang berlautkan awan itu, terlihat bangunan yang sederhana namun tampak megah. Di sanalah sekte Tiangu berdiri.

Bibir Chen Lian menganga lebar seolah tak percaya. "Bagaimana mungkin, di pucuk tebing ini tersembunyi sebuah bangunan kuno?" Lagi-lagi batinnya bergumam sendiri.

Mereka berdua berhenti di pelataran bundar. Xu Liang segera memasukkan pedang terbangnya ke dalam tas kecil berwarna abu-abu yang berada di pinggangnya.

Tak lama ia mengeluarkan tas yang mirip, dan menyodorkan pada Chen Lian. "Ini adalah tas penyimpanan. Kau bisa menyimpan segalanya disini!" jelas Xu Liang saat memberikan tas berwarna abu-abu itu.

"Termasuk memasukkan pedang sebesar ini?" tanya Chen Lian, sembari menunjuk pedang terbang di sebelahnya.

Xu Liang tertawa, lalu menjelaskan lagi, "Bahkan jika kau mampu menaklukkan gunung, bisa kau masukkan juga ke dalam tas." Ia juga memasukkan pedang terbang yang digunakan Chen Lian ke dalam tas milik keponakannya.

"Bagaimana caranya?" tanya Chen Lian lagi.

Xu Liang tersenyum, "Tas itu terbuat dari sutra surgawi. Dan kau tidak bisa menggunakannya sekarang, karena energimu sangat terbatas."

"Simpan dulu tas itu, setelah kau mendapatkan energi Qi di dalam tubuhmu. Aku akan mengajarimu," jelas Xu Liang lagi, sembari memasukkan pedang milik Chen Lian ke dalam tasnya.

Chen Lian hanya mengangguk.

Xu Liang mengantarkan Chen Lian ke asrama sekte untuk mendapatkan kamarnya.

Dengan wajah datar tanpa ekspresi, Chen Lian berjalan melewati pelataran batu menuju asrama murid luar. Walau wajahnya menunjukkan ekspresi datar, tapi isi kepalanya berkecamuk. "Ternyata isi bangunan ini sangat besar!"

Beberapa murid luar yang mengenakan jubah berwarna biru navy memberi hormat dengan mengepalkan tangan kepada Xu Liang.

Chen Lian menatap pamannya. "Aku tak menyangka jika paman memiliki banyak penggemar."

Xu Liang tertawa, lalu menjelaskan. "Mereka adalah murid luar. Sementara, paman adalah mantan senior murid inti. Tentu saja mereka menghormati paman."

"Mantan senior murid inti? Maksudnya?" tanya Chen Lian.

"Aku pernah menjadi murid inti. Tapi, sekarang sudah tidak. Guruku sudah menjadi guru orang lain." Jelas Xu Liang pada keponakannya.

Chen Lian mengangguk.

Mereka berdua berhenti di depan pintu sebuah bangunan yang terbuat dari kayu dan batu giok. "Masuklah ke dalam bangunan itu, di sana kau akan diberi tanda pengenal dan kamarmu. Paman ada urusan mendadak."

Chen Lian mengangguk. Setelah Xu Liang pergi lima puluh langkah darinya, ia memasuki bangunan yang menjadi tempat tinggal para murid luar.

Di dalam, seorang murid senior telah menunggunya, berdiri dengan postur tegap dan senyum ramah. Aura Qi yang mengalir dari tubuhnya terasa tenang namun kuat. Murid itu telah mencapai Qi Awakening 18.

"Kau pasti murid baru yang dibawa senior Xu Liang, bukan?" tanya murid senior itu dengan ramah. "Namamu siapa?"

Chen Lian menatapnya sejenak, sebelum menjawab, "Xu Yin."

Mulai dari sekarang, Chen Lian akan menggunakan identitas Xu Yin di dunia ini. Mengingat, akan sangat berbahaya jika dia berterus-terang sebagai penjelajah dari dunia modern.

Murid senior itu mengangguk sambil jemarinya mengeluarkan sebuah giok biru navy. "Baiklah, Xu Yin. Kamarmu ada di sayap timur, nomor delapan. Kalau butuh sesuatu, tinggal panggil aku. Namaku Li Fengzhi."

Setelah menerima giok sebagai tanda pengenal murid luar sekte Tiangu, Xu Yin menuju sayap timur. Ruangannya cukup sederhana, tapi hangat. Di tengahnya ada tikar meditasi, satu meja rendah, dan rak kosong untuk kitab atau barang pribadi.

Saat duduk, ia membuka tas penyimpanan, menatapnya dengan rasa penasaran dan takjub yang belum hilang.

Tak lama, murid-murid lain mendatanginya. Mata mereka berbinar kagum pada Xu Yin.

“Apa kau murid senior Xu Liang?”

“Wahh… beruntung sekali kau.”

“Siapa namamu?”

Xu Yin hanya diam saat murid-murid itu antusias bertanya padanya. Ia merasa tidak nyaman saat harus berbincang dengan orang asing. Sifat ini berasal dari dunia lama, saat kedua sahabatnya tiada, hatinya menjadi beku. Hati yang membeku itu akan mencair hanya pada orang-orang tertentu saja.

“Nama dia Xu Yin!”

“Xu?”

“Dia… anggota keluarga guru Xu Liang?”

Mata mereka semakin berbinar cerah, dipenuhi dengan kekaguman. Sayang sekali… Chen Lian hanya bisa membalas dengan ekspresi dingin dan datar. Murid-murid itu segera bubar, merasa patah hati. Keramahan dibalas dengan tatapan dingin.

Namun, satu murid dengan postur tubuh agak gemuk mendekati Chen Lian. Ia tersenyum ramah dan berusaha memperkenalkan diri.

“Namaku Wu Ling. Apakah namamu Xu Yin?”

Detik demi detik, suara itu tak mendapat jawaban. Pemuda itu tak ingin menyerah, ia lanjut berbicara lagi. “Aku hanya ingin berteman denganmu.”

Lagi-lagi Xu Yin tak memberi tanggapan. Akhirnya, pemuda dengan ranah Qi Awekening 7 itu mundur dan pergi dari hadapan Xu Yin.

Xu Yin merebahkan tubuhnya di ranjang yang dilapisi kain lembut. Ia juga mengambil selimut sutra yang ayahnya berikan. "Arrghh... Akhirnya aku bisa tidur nyenyak." Malam itu ia tidur dengan lelap, bahkan mendengkur.

Keesokan harinya.

Xu Liang memanggil Xu Yin ke tempat pelatihan pribadi. Tempat itu dikelilingi oleh tebing curam dan pohon pinus, angin sejuk mengalir pelan.

Ia menatap Xu Yin dan kemudian tertawa pelan. “Aku dengar dari para Murid Luar dan Murid Dalam. Katanya kau tidak memiliki sopan santun sama sekali, bahkan tidak memberi hormat.”

“Apa maksud paman?” Tanya Xu Yin, ia tak mengerti apa-apa mengenai etiked di dunia abadi.

Xu Liang mengela napas panjang, lalu menjelaskan. “Jadi… jika kau sudah memiliki kekuatan nanti kau bisa melihat ranah, tingkat, dan tahap praktisi lain. Dan kau bertemu dengan seseorang dengan ranah, tingkat, atau tahap di atasmu, maka kau harus memberi hormat.”

“Bagaimana cara memberi hormat?” Tanya Xu Yin lagi.

Xu Liang tertawa lagi. “Kau tidak ingat bagaimana junior-junior berjubah biru navy memberi hormat pada paman?”

Xu Yin mempraktikkan cara memberi hormat. Menangkupkan tangannya, menunduk, dan mengucapkan kata-kata. “Junior memberi hormat pada Senior.”

”Bagus! Itu yang aku maksud.” Pungkas Xu Liang puas.

Lalu, Xu Liang berdiri di tengah lingkaran simbol giok yang bercahaya samar. Ia menatap keponakannya dengan serius. "Xu Yin, sebelum kau memulai pelatihan. Aku ingin memastikan lagi sesuatu... hal..."

Ia melambaikan tangan, dan formasi sihir menyala di bawah kaki Chen Lian. Cahaya biru lembut menyelimuti tubuhnya.

"Saat aku memeriksa meridian dan dantianmu..."

Xu Yin terdiam. Ia bisa merasakan aliran hangat mengikuti garis-garis tubuhnya, seperti sungai kecil yang mengalir dari pusat jantung ke seluruh tubuh.

Sementara itu, di mata Xu Liang saat melihat tubuh keponakannya. Cabang-cabang meridian menyala terang, tetapi... cabang itu memiliki dua aliran yang berbeda. Sangat aneh.

"Meridianmu... kurasa... bukan milik manusia biasa. Mereka bercabang ganda, dan seperti pola kuno yang hanya pernah kulihat... di gulungan warisan para leluhur."

Xu Liang berhenti sejenak. "Tapi yang membuatku terkejut, bukan itu."

Ia menunjuk dada Chen Lian. Dimatanya, tiga akar yang bersinar keunguan menyala terang. Kali ini, bentuknya terlihat lebih jelas karena mengeceknya menggunakan formasi sekte.

"Apa yang ada di dalam dantianmu... itu sangat langka. Bukan hanya satu, tapi tiga-tiganya memiliki Primordial yang tersegel."

Chen Lian mengernyit. "Apa artinya itu?"

Xu Liang menatapnya dalam-dalam. "Kau harus membuka segel Primordial ini agar hidupmu lebih mudah. Tapi... paman rasa, ini agak sulit dilakukan."

Ia berbalik, menepuk tasnya hingga tiga gulungan muncul di udara. "Mulai hari ini, kau akan menjalani pelatihan rahasia di bawah pengawasanku. Tapi sebelum itu..."

Xu Liang melempar satu gulungan ke arah Xu Yin. "Itu bukan gulungan yang berisi mantra... tapi berisi misi pertamamu. Sederhana, tapi sangat penting."

Ia menatap Xu Yin dalam-dalam, seolah menimbang sesuatu yang berat di dalam pikirannya. "Firasat paman sangat kuat tentang nasibmu."

"Pergilah ke perpustakaan. Kau sendiri yang harus mempelajari semua keanehan dalam dirimu. Hanya diri sendiri yang mampu memahami dirinya." Jelas Xu Liang.

Xu Yin menaikkan satu aliasnya. "Perpustakaan?"

"Ya. Tapi bukan bagian umum yang bisa diakses murid pemula. Aku sudah buatkan izin masuk tingkat satu ke lantai dasar 'Paviliun Warisan'. Di sana tersimpan catatan-catatan kuno tentang pengetahuan Qi, struktur meridian, dan sejarah kultivasi yang... tidak diajarkan pada murid luar." Jelas Xu Liang dengan nada yang meyakinkan.

Xu Yin sedikit membelalakkan mata. "Apa ada hubungannya dengan... Primordial dan meridianku?"

Xu Liang tersenyum samar. "Tepat."

"Tenang saja paman. Membaca adalah hobiku." Jawab Xu Yin dengan percaya diri.

Xu Liang menjelaskan lagi, tentang hal apa yang perlu keponakannya cari tahu. "Kau harus mencari kitab-kitab yang kuno yang dalamnya tercatat tiga kitab teori dasar Qi purba dan satu naskah rahasia. Tugasmu adalah mempelajari semua itu dalam waktu tujuh hari. Jika berhasil, baru kau boleh memulai pelatihan pertamamu."

Chen Lian mengangguk mengerti.

.......

[Karena Xu Liang adalah seseorang yang baru terjun di dunia kultivasi selama 16 tahun, tidak tahu bahwa Primordial yang dimiliki keponakannya bukanlah Primordial biasa. Karena berwarna ungu, ia menganggap Primordial itu telah 'tersegel' padahal aslinya itu adalah Void Primordial. Walaupun Xu Liang baru terjun ke dunia kultivasi, tapi, ia telah mencapai Golden Core dalam waktu 16 tahun. Itu adalah prestasi yang luar biasa. Walaupun, ia tidak memiliki Primordial.]

1
Donna
apakah mirip dg yg d gambar??
Filanina
maksudnya, pamannya itu pintar karena sudah golden core stlh belajar 16 tahun tapi walau pun pintar ttp blm bisa mengenali primordial keponakannya?
Filanina: tapi kurang pintar karena tidak bisa mengenali primordial kan?

soalnya kok kayak tolak belakang. dikatakan pintar tapi tidak mampu.
LaoTzy: Iya pamannya punya bakat terpendam mungkin😭
total 2 replies
Filanina
kayak orang kurang sopan nggak sih ga jawab pertanyaan. Jatuhnya bukan dingin tapi ga sopan.
LaoTzy: Bener banget
total 1 replies
Filanina
oh... berarti itu khusus pedang kendaraan ya.
LaoTzy: Iya. Terinspirasi dari novel sebelah😭
total 1 replies
B A B Y B U N N D
Uupp
༆ᴛᴀ°᭄ᴠᴇᴇʀᴮᴼˢˢ彡
Gaadsss lanjooottt thorr
Filanina
Kalau dalam novel china kayak gini emang jarang sih ngasih penjelasan... terjadi begitu saja dan diterima begitu saja.
Filanina
ini pedang terbang itu biasanya pedang yg dipakai bertempur atau bukan sih? Atau khusus kendaraan?
pedang biasa bisa apa nggak? tergantung ilmu seseorang atau tergantung pedangnya?
Filanina
lucu juga ya, siapa yang pertama kali dapat ide pedang jadi kendaraan?

mungkin padanan sapu terbang penyihir atau karpet terbang aladin. cerita2 benda terbang yg jadi kendaraan yang lebih kuno.
Filanina
mungkin diberikan bukan memberikan. kalau nggak memberikannya. objeknya diganti -nya. subjeknya ttp wanita itu.
Filanina
Thor, ini dalam narasinya bakal ditulis Chen lian terus sementara di sana namanya Xu Yin?
Filanina
owh... yang terkuat bukan yang nomor 1 ya... ?
Filanina
semnanti mungkin typo ya. apa sembari?
Filanina
kalau mau perbaiki, pakailah koma sebelum petik alih-alih titik. trus dialog tag ditulis huruf kecil.
Filanina
saya ngasih koreksian typo
Filanina
kok aneh sekali kalau sampai kedua orang tuanya seperti itu. padahal anak tunggal.
Filanina
wah, parah itu. Belum tahu apa2 langsung dihajar
Filanina
cuma basuh muka? /Shame/
Filanina
jangan2 Fu heng bakal jadi musuh...
Filanina
iya-ya
ibunya jadi hangat.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!