[Di sarankan membaca Transmigrasi Istri Pemburu Season 1 terlebih dahulu]
↓↓
Sesama Reinkarnasi yang mencari misteri kisah kehidupan masa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
belanja
"Baiklah ayo kita menyewa kios." Ajak Yue.
"Untuk apa?." Kaget Yuwen.
"Sudah sampai kota, tidak mungkin kita akan langsung kembali ke desa kan? kita harus langsung memulai usaha selagi masih ada modalnya." Ucap Yue.
"Itu semua uangmu, aku akan menjadi pekerjaan di pelabuhan saja." Yuwen merasa malu.
"Berhenti bersikap tidak percaya diri begitu, kau bisa membantuku dengan tenaga. Kita bisa saling melengkapi, jadi berhentilah bersikap seperti ini." Ucap Yue.
"Kau ingin memiliki suami tidak berguna?." Heran Yuwen.
"Hahahaha ini namanya memulai bisnis bersama, memang modalnya dariku tapi kau ikut serta dalam perjalanannya." Yue tersenyum manis.
"Tidak mau___
"Sudahlah dasar keras kepala." Yue menarik Yuwen pergi dari sana dan berlari.
Yuwen terpaksa ikut, meskipun dia merasa malu dan harga dirinya sebagai laki-laki terinjak-injak. Tapi memang saat ini dia tidak memiliki apapun, dia adalah pria tidak berguna.
Yue melihat beberapa kios kosong yang disewakan, bukan kois pasar melainkan kios bangunan berlantai dua karena Yue juga akan tinggal di kios itu. Setelah survei beberapa kios, akhirnya Yue memilih kios yang paling dekat dengan pusat keramaian.
Sebuah kios berlantai dua yang cukup luas, harga sewanya 1 koin perak setiap bulan. Yue sudah membayar sampai satu tahun ke depan, Yuwen hanya diam pasrah dan mengikuti kemanapun Yue pergi.
"Yuwen, karena kios ini kosong kita perlu membeli banyak barang. Apa kau bisa membantuku membeli barang?." Tanya Yue.
"Ya." Jawab Yuwen.
"Beli tungku tanah yang tinggi dan kokoh, beli wajan besar dan alat masak lainnya seperti pisau dll. Belikan alat penggiling daging juga dan alat tumbuk yang terbuat dari batu." Ucap Yue.
"Apa perlu kayu bakar juga?." Ujar Yuwen.
"Iya, astaga aku hampir lupa." Yue menepuk keningnya.
"Baiklah kita berpencar ya, kau bisa membeli barang lainnya yang menurutmu di perlukan. Kita bertemu lagi di kios ini ya." Ucap Yue tersenyum cerah.
"Kau tidak lapar?." Tanya Yuwen.
"Aku masih kenyang, kau bisa membeli makanan enak di jalan." Jawab Yue.
Mereka berdua akhirnya berpencar untuk membeli aneka macam barang. Yue pergi ke toko sembako, dia harus mencari ide agar bumbu dan rasa jadi nikmat dan lezat.
"Berikan tepung putih satu karung, tepung hitam satu karung, beras satu karung, minyak satu botol besar, dan semua bumbu dapur yang ada di sini berikan masing-masing 5 kati." Ucap Yue.
"Baik-baik." Pegawai dengan senang melayani.
"Bibit palawija dan sayuran juga berikan padaku masing-masing 30 bibit. Pohon jeruk ini berikan padaku yang sudah tumbuh saja." Yue menunjuk kesana kemari.
"Baik nona." Semua pegawai dalam toko bergerak cepat.
"Aku berencana membuat sebuah usaha paman, jika berjalan lancar saya akan berlangganan di toko ini dan memberikan banyak bonus. Bisakah anda membantu promosi?." Ucap Yue.
"Tentu, usaha apa yang ingin anda buka?." Pemilik toko penasaran.
"Nugget, daging halus yang di goreng renyah dengan citarasa gurih dan lezat." Ucap Yue menjalankan trik marketing.
"Saya akan menanyakannya, semoga usaha anda berjalan lancar." Ucap pemilik toko.
Yue membayar semua tagihan, meminta pemilik toko mengantarkan pesanan ke kios milik Yue saat sore hari. Yue melanjutkan perjalanan menuju pasar, mencari calon distributor daging yang fresh dan amanah.
"Paman, apa anda menerima pesanan daging segar?." Tanya Yue pada seorang penjagal yang terlihat menakutkan.
"Tentu nona." Jawabnya.
"Saya ingin membeli tiga kati dulu hari ini." Ucap Yue.
Saat penjagal sedang membuatkan pesanan Yue, Yue melihat ada tulang yang bertumpuk di belakang sana. Yue jadi kepikiran membuat sup tulang dengan sayur untuk di jual, banyak sekali ide marketing dalam kepalanya.
"Apa tulang itu tidak dijual?." Tanya Yue.
"Hanya beberapa orang yang mau membeli, apa kau tertarik?." Tanya Penjagal.
"Berapa harganya?."Tanya Yue.
"10 koin tembaga untuk satu kati." Ujar penjagal.
"Saya ingin membeli tulang yang masih segar untuk besok apa bisa? saya berencana memberikan diskon sup tulang geratis." Ucap Yue keras.
"Geratis?." Kaget Penjagal.
"Benar, saya akan menjual makanan di kios depan sana besok. Saya akan selalu memberikan gratis sup tulang setiap hari untuk satu kali pembelian, tentu saja jumlahnya terbatas." Yue mode sales.
"Wah jam berapa anda akan mulai buka?." Banyak orang mulai tertarik.
"Mulai pukul 07.00 pagi." Jawab Yue.
Yue pergi dari sana membawa daging segar yang sudah di ikat dan juga tulang segar. Meskipun di bilang tulang, tetap masih ada daging dan sumsum yang sangat lezat jika di buat sup.
Yue buru-buru pulang ke kios, sampai kios Yuwen sedang menerima pesanan yang baru datang dari toko sembako. Yue bergegas masuk ke rumah dan merasa tidak sabar untuk mulai berjualan.
"Wahh apa ini kasur lipat?." Yue tersenyum senang.
"Ya, aku pikir kita membutuhkan nya untuk tidur dengan nyaman. Ada beberapa selimut dan kelambu juga." Ucap Yuwen.
"Baguslah, ayo kita mulai rapihkan semua barang-barangnya." Yue sangat Excited.
"Duduklah, makan penekuk ini dan beristirahat. Biarkan aku yang bekerja." Yuwen menarik Yue untuk duduk.
"Terimakasih." Yue tersenyum terharu.
Yue memakan penekuk sambil melihat Yuwen menata dapur, sesekali Yue mengarahkan. Karena Yue ingin memperlihatkan tempat penggorengan pada pembeli, Yue sengaja membuat dapur menjorok ke depan.
Semua stok bumbu dapur di simpan di bawah tangga. Setelah lantai bawah sudah siap untuk berjualan, Yuwen naik ke atas untuk menata tempat tidur beserta kelambunya. Yue mengamati ruko nya dengan seksama.
"Semoga memuaskan." Gumam Yue.
Setelah mandi dan beristirahat sejenak, Yue di temani Yuwen mulai membuat resep. Yue membuat sedikit sup tulang dan nugget, karena tidak ada tepung panir Yue membuatnya manual.
Membuat tepung panir tidak begitu sulit, jadi Yue sama sekali tidak kesulitan. Yuwen membantu menggiling daging dan memotong tulang menjadi lebih kecil-kecil lalu mencucinya.
Yue menumbuk bumbu halus yang akan di campurkan pada daging giling. Tidak lupa juga dengan campuran sedikit tepung, agar adonan tidak hancur saat di goreng.
Pembuatan nugget berjalan dengan lancar, bahkan Yuwen mengamati dengan mata penasaran. Merasa makanan yang di buat Yue terlalu cantik untuk di makan, terasa sangat menggiurkan apalagi Yue sengaja mencetak nugget dengan ukuran panjang besar.
Akhirnya semuanya selesai dan saatnya penilaian, sambil mencicipi Yue juga sudah mulai merebus semua tulang, agar besok pagi tinggal masak saja.
"Nah ini bintang utamanya, nugget daging sapi. Aku berencana menjualnya seharga 10 koin tembaga." Ucap Yue.
"Apa? Dengan daging sapi bukankah harganya terlalu murah?." Kaget Yuwen.
"Tidak, karena aku juga akan menjual bakpao tepung dengan sup tulang geratis." Ucap Yue.
"Kau hanya akan buang-buang modal jika seperti itu." Yuwen tidak setuju.
"Ini namanya teknik promosi, dengan tawaran menggiurkan maka banyak pembeli dan pelanggan yang akan datang. Nugget ini menggunakan campuran 50% daging dan 50% tepung, jadi harganya sudah sangat masuk akal. Untuk label sup tulang geratis itu aslinya tetap membayar Karena harga nugget ini sudah termasuk mahal." Yue menjelaskan.
"Apa benar begitu?." Yuwen sedikit tidak percaya.
"Percaya saja, dan bersiaplah untuk bertempur memasak besok pagi." Yue bahkan sudah merasa remuk redam.
"Kau sudah bekerja keras." Ucap Yuwen.
"Kita berdua sudah bekerja keras, terimakasih banyak Yuwen." Yue tersenyum mengapresiasi.
Yuwen nampak tersipu, dia sengaja memberikan bantuan tenaga karena cukup tau diri tidak memberikan nafkah dengan baik. Yue juga tau jika Yuwen masih merasa minder, sepertinya Yue harus mencari cara agar Yuwen tidak merasa menjadi beban.
yang pasti aku suka dengan cerita dan cara menulismu 😁