( Musim Ke 2 : Perjalanan Menjadi Dewa Terkuat )
Setelah menepati janjinya yang tersisa pada Sekte Langit Baru dan Tetua Huo, Tian Feng tidak lagi bersembunyi. Didorong oleh sumpah pembalasannya, ia memulai perburuan sistematis terhadap Aula Jiwa Bayangan. Bersama Han Xue dan Ying sebagai mata-mata utamanya, mereka membongkar satu per satu markas rahasia Aula Jiwa Bayangan, bergerak seperti dua hantu pembalas dendam melintasi Benua Tengah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 305
Pertanyaan Tetua Pertama yang dipenuhi teror—"Siapa... KAU?!"—menggema di halaman yang bergetar. Halaman benteng kini berada di bawah dua tekanan yang berlawanan: aura kematian Dou Sheng Puncak yang jahat, dan Domain Fisik Absolut Tian Feng yang agung, yang memancarkan panas samar dari Api Naga Surgawi dan kekuatan mentah setara Dou Di.
"Tuan Muda!" Xu Zhao (Dou Sheng 1) mendarat di dekat Tian Feng, tubuh barunya bergetar karena antisipasi pertempuran. Ia baru saja akan meminta izin untuk bergabung.
"Dia milikku," kata Tian Feng datar. Ia menunjuk ke arah Gu Yao (dalam tubuh Mo Chen), yang kini gemetar ketakutan di bawah tekanan gabungan dua Dou Sheng.
"Bersihkan sampah itu. Cepat."
"Dengan senang hati!" Xu Zhao menyeringai buas.
Gu Yao, melihat tatapan Tian Feng terkunci pada Tetua Pertama, melihat celah. Ia mencoba merobek ruang untuk melarikan diri.
"KAU PIKIR KAU MAU KEMANA, SERANGGA?!"
Xu Zhao, sebagai Jenderal Naga Dou Sheng, telah mengunci ruang di sekitarnya. Ruang spasial Gu Yao hancur. Gu Yao menjerit dan melepaskan Domain Ilusi Cermin Bulan miliknya, mencoba menjebak Xu Zhao dalam mimpi buruk.
Xu Zhao hanya tertawa. "Raungan Naga Penghancur Ilusi!"
Gelombang sonik yang dipenuhi oleh Hukum Dao Dou Sheng murni meledak darinya. Ilusi-ilusi rumit itu hancur seperti kaca. Di bawah tatapan ngeri Gu Yao, Xu Zhao menerjang maju, tangannya membentuk cakar naga hitam. "Cakar Naga Penyegel Jiwa!"
Tubuh Dou Zun Puncaknya meledak menjadi kabut darah saat cakar itu menembusnya. Jiwa Gu Yao yang hitam pekat dan menjerit melesat keluar, mencoba melarikan diri sebagai roh. Tapi Xu Zhao sudah ada di sana. Cakarnya menutup, menangkap jiwa Dou Zun Puncak yang ketakutan itu dan memadatkannya menjadi sebuah mutiara hitam kecil yang bergetar hebat. "Penuai Jiwa... mari kita lihat bagaimana kau suka dituai," katanya, sebelum menyegel mutiara itu.
Sementara itu, pertempuran utama telah mencapai puncaknya.
Melihat bawahannya yang paling berharga ditangkap dengan mudah dan menyadari lawannya memiliki kekuatan fisik setara Dou Di, Tetua Pertama Aula Jiwa Bayangan tahu ia tidak bisa lari. Didorong oleh keputusasaan seekor binatang yang terpojok, ia meraung.
"Jika aku harus mati di sini," desisnya, mata merahnya menyala. "Aku akan membawamu serta! DOMAIN IBLIS JIWA PENYUCIAN!"
Ia melepaskan Domain Dou Sheng Puncak miliknya sepenuhnya. Langit merah darah di atas mereka menjadi hitam pekat. Tanah di seluruh benteng retak, dan ribuan jiwa yang menjerit, ditarik paksa dari Formasi Api Penyucian di bawah, meledak keluar. Jiwa-jiwa yang penuh kebencian ini tidak hanya menyerang secara mental. Mereka mulai berkumpul, menyatu dengan magma di bawah benteng, membentuk Tangan Magma Hantu raksasa yang tak terhitung jumlahnya, semuanya menerjang untuk meremukkan Tian Feng.
"Hahahaha! Kau mungkin memiliki tubuh yang kuat!" teriak Tetua Pertama dari tengah badai jiwa. "Tapi bagaimana fisikmu akan melawan serangan jiwa murni?! Mati!"
Tian Feng hanya berdiri tak bergerak di tengah lautan tangan hantu itu. "Domain?" katanya, suaranya dipenuhi oleh ejekan yang dingin. "Kau menyebut genangan kotor ini sebuah Domain?"
Ia melepaskan auranya sendiri. "DOMAIN NAGA ABADI!"
Sebuah medan kekuatan yang tak terlihat namun absolut meledak dari Tian Feng. Itu bukanlah Domain spiritual, melainkan Domain fisik murni yang ditenagai oleh Fisik Dou Di-nya dan didukung oleh Dou Qi Ban Sheng Puncak. Medan itu memancarkan aura Yang primordial yang agung dan panas dari Api Naga Surgawi.
Saat tangan-tangan magma jiwa yang penuh kebencian itu memasuki Domain Naga Abadi, mereka tidak meledak. Mereka... meleleh. Jeritan kebencian mereka berubah menjadi desisan pemurnian saat aura Yang murni Tian Feng membakar energi Yin jahat mereka menjadi ketiadaan.
Lautan kematian itu menguap bahkan sebelum bisa menyentuhnya.
"Kau... kau menghancurkan Domain-ku?!" pekik Tetua Pertama ngeri. Domain-nya, yang merupakan musuh alami dari Domain Tian Feng, sedang dilahap habis.
"Mainanmu sudah rusak," kata Tian Feng datar.
Ia menggunakan Langkah Naga Menembus Bayangan. Sosoknya berkedip, melintasi jarak ratusan meter dalam sekejap, muncul tepat di depan Tetua Pertama yang kini tak berdaya. Ia melayangkan satu pukulan lurus yang sederhana.
Tetua Pertama adalah seorang veteran perang kuno. Ia meraung, menyilangkan tangannya di depan dada. "Perisai Tulang Iblis Abadi!" Sebuah perisai tulang hitam pekat yang diukir dengan rune-rune Dou Sheng Puncak muncul, memancarkan aura pertahanan absolut.
BOOOOOOM!
Benturan itu mengguncang seluruh Tanah Tandus Iblis.
Pukulan Tian Feng menghantam perisai itu. Untuk sesaat, perisai itu bertahan. Lalu, retakan-retakan halus muncul. Api Naga Surgawi merayap masuk ke retakan itu, memurnikan energi jahat di dalamnya.
KRAAAAAAAAAKKK!
Perisai Tulang Iblis Abadi, pertahanan terkuat Tetua Pertama, hancur berkeping-keping.
Tinju Tian Feng, meskipun kekuatannya telah berkurang, terus melaju dan menghantam dada sang Tetua.
DENTUM!
Tetua Pertama terlempar ke belakang seperti meteorit, menghancurkan menara obsidian utama di belakangnya hingga runtuh total. Ia terbatuk hebat, memuntahkan darah hitam pekat yang bercampur serpihan organ dalam. Ia menatap Tian Feng dengan ngeri. "Kekuatan... macam apa ini... ini nyata!"
Ia bangkit perlahan dari reruntuhan, tubuhnya gemetar karena marah dan takut.
"HAHAHA!" ia tertawa serak. "Kau pikir membunuhku akan mengakhiri ini?! Aku hanyalah Tetua Pertama! Aku hanyalah salah satu dari Sembilan Jenderal Iblis yang melayani Tuan kita! Masih ada yang lain yang tersebar di benua ini, jauh lebih kuat dariku! Mereka akan memburumu! Tuan kami... Master Aula... akan bangkit!"
"Kalau begitu," Tian Feng menyela tawa itu, sosoknya muncul di depannya sekali lagi. "Aku akan memburu kalian satu per satu. Dimulai darimu."
"Aku tidak akan mati sendirian!" raung Tetua Pertama. Tubuhnya mulai bersinar dengan cahaya merah darah yang tidak stabil. Ia akan meledakkan jiwanya.
"Terlambat," bisik Tian Feng.
Ia tidak meninju. Ia meletakkan telapak tangannya di dahi Tetua Pertama. Api Naga Surgawi yang murni dan terkonsentrasi mengalir masuk.