NovelToon NovelToon
Sistem: Pembalasan Pengantin Yang Dibuang

Sistem: Pembalasan Pengantin Yang Dibuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Time Travel / Sistem / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Romantis
Popularitas:18.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yita Alian

Selma, pewaris utama keluarga konglomerat terpandang, dikhianati di malam pengantinnya. Dengan mata kepalanya sendiri, Selma menyaksikan suami yang dia cintai malah beradu kasih di atas ranjang bersama saudari tirinya.

Hati Selma semakin pedih mengetahui ibu tiri dan kedua mertuanya juga hanya memanfaatkannya selama ini. Semua aset keluarganya direnggut sepihak.

"Kalian semua jahat, kalian tega melakukan ini..."

Di tengah laut yang disertai badai dan hujan deras, Selma dibuang oleh suami dan adik tirinya, lalu tenggelam.

Namun, sebelum air menguasai penuh paru-parunya, seorang perempuan sekecil tinkerbell bercahaya biru muncul di hadapannya dengan suara mekanis yang bergema di kepala Selma.

[Ding! Sistem Waktu Eri Aktif. Apakah Anda ingin menerima kontrak kembali ke masa lalu dan membalas dendam?]

IYA!

Begitu Selma membuka mata, dia terbangun di tubuhnya saat berusia 16 tahun. Di kesempatan keduanya ini, Selma berjanji akan menghancurkan semua orang yang mengkhianatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yita Alian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9: Menyelamatkan Pasien

"Kok nggak aktif, yah," gumam Selma. "Tadi kata papa, dia ada meeting, tapi apa iya sampai jam segini meetingnya?"

Selma mengerucutkan bibir kemudian mengedikkan bahu sekali. "Kayaknya papa ada kerjaan lain makanya nonaktifin hape."

"Terus aku harus gimana buat nyelametin pasien itu."

Selma melirik Eri yang hanya membalasnya dengan tatapan bodoamat.

Detik berikutnya, sebuah pelangi tak kasat mata melingkar di atas kepala Selma. Dia ada idea lagi.

Gadis itu menggulir layar dan memilih kontak dokter Vinz untuk ditelfon. Yap, itu dokter yang menangani Selma di rumah sakit ini.

Panggilan pertamanya tak terjawab.

Barulah panggilan kedua, dokter Vinz ada respons.

"Selamat malam, Selma."

"Untung dokter Vinz angkat." Selma bernapas lega.

"Oh, iya, selamat malam, dok."

"Ada apa, Selma? Kamu punya keluhan?"

"Saya nggak papa, dok, aman banget kok. Saya cuma butuh bantuan, dok, pleeeeeaseeeee…"

"Oo-kay, ada apa sebenarnya, Selma."

"Dok, salah satu pasien di bangsal umum butuh operasi segera, tapi dokter yang harusnya melakukan itu malah mendahulukan pasien anak pejabat, katanya sih cuman nyeri biasa tapi pasien itu beneran butuh operasi. Suster-suster juga nggak ada yang mau percaya sama saya."

"Selma, coba tarik napas dulu, mungkin itu efek trauma pasca koma makanya kamu jadi sensitif terhadap hal yang sebenarnya tidak terjadi, tapi dibayangkan kamu itu terjadi."

"O-M-G, dok, ini nggak ada kaitannya sama kondisi saya, pasti dokter Vinz juga tahu keadaan saya gimana waktu pemeriksaan tadi sore."

"Dok, ini menyangkut nyawa seseorang, bagaimana kalau anak dokter Vinz yang ada di keadaan itu?"

"Dokter Vinz, pleeeeeaseeee, demi hidup seperti Larry, saya nggak ngarang, dok."

"Tapi, rumah sakit punya prosedur yang harus dipatuhi, Selma. Apalagi itu pasien dokter lain juga, bukan pasien saya, kamu paham kan maksud saya?"

"Paham banget, dok, tapi ini menyangkut nyawa seseorang, dok. Kalau dokter nggak percaya, dokter bisa cek sendiri pasien yang saya maksud."

Ada jeda beberapa jenak sebelum dokter Vinz mengeluarkan suara lagi.

"Oke, Selma, saya ke rumah sakit sekarang dan akan cek sendiri, tapi kalau perkataan kamu tidak benar, apa kamu bersedia menanggung risikonya?"

"Siap kuadraliun persen, dok."

"Baik, Selma."

Telepon itu berakhir. Selma menoleh pada Eri dengan senyum cerah. Gadis itu mengangkat hapenya setinggi wajah lalu menggoyangkannya sebentar.

"Aku dapetin idenya," kata Selma.

"Iya, Selma, kamu tadi sudah memberitahu Eri."

Selma kemudian turun dari tempat tidur lagi pelan-pelan untuk ke kursi roda. Tentu, dia tidak boleh berdiam diri di sini. Selma harus memastikan pasien yang ada dalam misinya itu benar-benar dioperasi segera.

Eri mengikutinya lagi di belakang, si mungil itu menatap Selma lama. "Semoga sifat kamu yang selalu mau menolong orang tertidas itu terus bertahan sampai balas dendam kamu selesai, Selma."

***

[DING]

[Waktu misi tersisa 38 menit]

Selma menepuk-nepuk sisi hapenya dengan kedua jari telunjuknya. Dia menunggu kedatangan dokter Vinz.

"Duh, kok belum nongol, yah," gumam Selma, menggigit bibir bawahnya.

"Kamu mengganggu waktu istirahat dokter Vinz itu, Selma, harusnya kamu bersabar sedikit."

"Nggak bisa, Eri. Kalau waktunya habis, pasien itu bakalan meninggal, kan? Aku nggak mau itu sampai kejadian."

Selma kemudian menelepon dokter Vinz lagi.

"Dok, udah di mana?"

"Saya sudah di parkiran, Selma."

"Oke, dok, saya tunggu di depan lorong ketiga menuju bangsal umum, yah, dok."

"Oke, Selma."

Beberapa menit kemudian, dokter Vinz muncul dan segera masuk ke bangsal umum, Selma mengikutinya.

Seorang suster menyapa. "Dokter Vinz ada apa malam-malam ke sini?"

"Saya mau cek pasien dokter Jordi."

"Tapi, dok, dokter Jordi sudah menangani pasien tadi dan katanya cuma mengalami nyeri biasa di bagian dada." Suster yang bernama Melanie melirik Selma di kursi rodanya. Anak gadis ini beneran ngotot.

"Saya harus periksa dia sekarang, sus, saya akan tanggung jawab dengan segala risikonya," kata dokter Vinz penuh keyakinan.

Dan, akhirnya dokter Vinz bergegas memeriksa pasien itu. Selma menunggu di depan pintu masuk bersama Eri. Gadis itu lalu menatap ibu pasien yang memegang dadanya khawatir begitu anaknya diperiksa.

"Ini bukan nyeri biasa, segera siapkan ruangan operasi sekarang!" titah dokter Vinz.

"Tapi, dok, ini melanggar prosedur rumah sakit," kata suster.

"Saya sudah bilang saya siap menanggung risikonya!" dokter Vinz menatap tajam pada suster Melanie.

"Ba-baik, dok."

Ranjang pasien segera didorong keluar oleh beberapa suster dan dokter Vinz menghampiri Selma sejenak.

"Maaf, saya sempat ragu dengan kamu, Selma," kata dokter Vinz.

"Tidak apa-apa, dok, yang penting pasiennya bisa diselamatkan."

"Kalau begitu kamu harus kembali ke ruangan kamu, Selma. Kamu juga butuh istirahat, saya harus segera ke ruangan operasi sekarang."

"Baik, dok, terima kasih."

Setelah itu, dokter Vinz buru-buru melangkah meninggalkan Selma. Sementara gadis itu masih deg-degan karena waktu misinya masih berjalan.

[DING]

[Waktu misi tersisa 12 menit]

Selma menoleh pada Eri. "Kok masih berjalan misinya, bukannya udah selesai?"

"Dia belum dioperasi Selma, jadi misinya masih berjalan."

Astaga. Selma kemudian menjalankan kursi rodanya menuju area tunggu ruangan operasi. Waktu juga terus berjalan dan pemberitahuan misi berhasil juga belum kunjung muncul.

Selma mulai menggigit bibir bawahnya dan  menepuk-nepuk senderan tangan kursi rodanya.

10…

9…

8…

7…

"Duhhhh, kok masih berlanjut waktunya, apa pasiennya belum dioperasi juga?" racau Selma.

6…

5…

4…

3…

[DING]

[Misi Berhasil]

[Silakan memilih Ya untuk klaim hadiah]

Selma bernapas selega-leganya. Memang bukan dia dokter yang melakukan operasi, tapi gadis itu merasa berhasil menyelamatkan pasien itu.

"Finally pasien itu dioperasi juga, semoga aja operasi lancar dan berhasil," kata Selma.

[DING]

[Bonus hadiah misi tersedia]

[Silakan memilih ya untuk mengklaim bonus hadiah]

Selma memutar kursi roda menggerakkannya meninggalkan area itu.

"Bonus hadiah?"

Eri melayang di samping Selma. "Iya, Selma, itu bonus karena kamu menyelesaikan misi tanpa menimbulkan kekerasan, tidak memakai status sosial kamu, dan bisa menguasai kemampuan baca pikiran kamu dengan cepat."

Selma melipat bibirnya menahan senyum. "Wowww… aku nggak nyangka loh dapetin apresiasi sespesial ini."

"Kemu berhak mendapatkannya, Selma."

"Makasih yah, guardian mini cantik," kata Selma.

"Pujian kamu tidak akan mampu menyogok Eri, Selma."

"Siapa juga yang mau nyogok," Selma tersenyum tipis.

"Eh, tapi gimana nasib dokter Vinz, yah, pasti dia dapetin masalah karena ngoperasi pasien itu. Aku harus bantuin dia, Eri."

"Iya, tapi sebaiknya kamu istirahat dulu, Selma, kamu mau dibawa paksa ke kamar lagi oleh suster-suster tadi?"

"Nggak mau dong." Selma akhirnya mempercepat jalan kursi rodanya dan Eri juga mengambang mengikuti laju Selma.

"Oh iya, tadi bonus hadiahnya apaan, aku langsung klaim doang lagi tanpa baca, bukan racun dari sistem, kan?"

"Bukan Selma, Eri tidak akan melakukan hal seperti kecuali kamu memang dihukum dan gagal menyelesaikan misi."

"Ohhh gitu… terus hadiah bonusnya apa?"

"Kamu bisa membacanya sendiri, Selma."

"Aku pusing, Eri," kata Selma dramatis.

"Kamu baik-baik saja, Selma." Eri geleng-geleng.

1
siti solihah
caritanya bangus thor ditunggu upnya
siti solihah: sama sama kaka...kalau boleh upnya ditambahin thor🤭
total 2 replies
Nanin Rahayu
kyrann dewasa, mengerti keadaan Selma
Yita Alian: penenang di segala situasi/Smile/
total 1 replies
Eva Evelly
terlalu brtele tele crta nya'' jd pusing jg baca nya..
Eva Evelly
kasih smbuh dlu lh emang nya''baru kasih misi..
Eva Evelly
sistem ny g bisa smbuhin selma dulu agar lbih leluasa bergerak..
Nanin Rahayu
udh jauh nih hubungan papah Selma 😏
Yita Alian: udah jauh kak/Proud/ papanya selma kepincut, tapi, memang tante Livia itu secara visual dia cantik
total 1 replies
Nanin Rahayu
Selma,terpesona ku pada pandangan pertama 🤭😂
Yita Alian: nyesel dia bilang cupu kak/Hey/
total 1 replies
Uncle A
nextttt thour
Yita Alian: ditunggu yaaa
total 1 replies
Nanin Rahayu
lanjut thorr
Yita Alian: ditunggu yaaa🥰
total 1 replies
Nadiraa Star
iuhhh/Drowsy/
Nanin Rahayu
cie cieee ❤️❤️
Yita Alian: salting 💯
total 1 replies
Nadiraa Star
panasss 🤣
Yita Alian: real💯
total 1 replies
Nanin Rahayu
Selma udh tau sifat mu JD ga posesif LG yg ada enek lihat km...
yg datang kyrann pasti
Yita Alian: bener tuh kak Selma sbnrya udah muakk
total 1 replies
Nanin Rahayu
Selma seperti aku LBH suka uang 🤭🤣🤣
Yita Alian: aku juga kak suka uang /Hey//CoolGuy/
total 1 replies
Nanin Rahayu
sabar kyrann lht apa yg Selma lakukan,jgn cemburu dl😁
Yita Alian: belum tau dia kalau Selma lagi jadi mak comblang
total 1 replies
Nanin Rahayu
hbs malmingan thorr up nya MLM🤭
Yita Alian: nggak malmingan kaka, lagi demam 😔udah dua hari
total 1 replies
Diah Susanti
aluna🤨🤨🤨, trus irish diatas itu siapa?
Yita Alian: sekretaris papanya Selma
total 1 replies
Nanin Rahayu
good job Selma tanpa huru hara 👍👍
Yita Alian: thanks kak/Smile//Smile/
total 1 replies
Nadiraa Star
asiiikkk mau ketemuan di rumah selma🤭🤭🤭
Yita Alian: kerja tugas bareng first time bareng crush/Slight/
total 1 replies
Uncle A
ngg kok selma kiran emang nksir kok
Yita Alian: wkwkwk/Hey/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!