NovelToon NovelToon
Istri Paksa Tuan Arka

Istri Paksa Tuan Arka

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta Terlarang
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Alya, gadis kelas 12 yang hidup sederhana, terkejut saat mengetahui ayahnya terlilit hutang besar pada Arka Darendra — CEO muda paling berpengaruh di kota itu.

Saat debt collector hampir menyeret ayahnya ke polisi, Arka datang dengan satu kalimat dingin:

“Aku lunasi semuanya. Dengan satu syarat. Putrimu menjadi istriku.”

Alya menolak, menangis, berteriak—tapi ayahnya memaksa demi keselamatan mereka.

Alya akhirnya menikah secara diam-diam, tanpa pesta, tanpa cinta.
Arka menganggapnya “milik” sekaligus “pembayaran”.

Di sekolah, Alya menyembunyikan status istri CEO dari teman-temannya.
Di rumah, Arka perlahan menunjukkan sisi lain: posesif, protektif, dan… berbahaya.

Mereka tinggal seatap, tidur sekamar, dan gairah perlahan muncul—walau dibangun oleh luka.

Konflik berubah ketika masa lalu Arka muncul: mantan tunangan, dunia bisnis yang penuh ancaman, dan rahasia gelap kenapa ia sangat tertarik pada Alya sejak awal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Deklarasi Arka

​Setelah panggilan telepon yang penuh ketegangan, Alya tahu bahwa Arka tidak akan mundur. Pria itu menolak pengorbanan Alya, dan sebaliknya, memilih untuk menjadikan Alya sebagai garis pertahanan terakhirnya. Ini bukan hanya tentang menyelamatkan Darendra Group; ini tentang Arka menegaskan kekuasaannya dan kepemilikannya di depan mata publik yang mengintip.

​Arka tiba di villa beberapa jam kemudian, bukan dengan kemarahan posesif yang biasa, melainkan dengan ketenangan yang dingin dan mematikan. Dia berjalan langsung ke kamar tidur, di mana Alya sudah berganti pakaian—bukan lagi seragam sekolah, tetapi gaun koktail sutra berwarna champagne yang dipilihkan oleh Jeevan. Alya sudah mempersiapkan diri.

​“Kau terlihat siap tempur,” kata Arka, mengamati penampilan Alya. Ada sedikit kebanggaan di matanya.

​“Jika saya adalah kelemahan Anda, Tuan Arka, saya akan menjadi kelemahan yang mematikan. Saya tidak akan lari,” jawab Alya, nadanya tenang dan tegas.

​Arka mendekat, menyentuh rambut Alya yang sudah tertata rapi. “Bagus. Karena kau tidak akan sendirian. Aku yang memulai permainan ini, dan aku yang akan mengakhirinya.”

​Arka menjelaskan rencananya: konferensi pers mendadak di ballroom kantor pusat Darendra Group dalam waktu satu jam.

​“Aku akan mengakui pernikahan itu. Aku akan menyatakan bahwa kau adalah istriku yang sah. Tetapi aku akan menolak keras untuk membahas usiamu. Tim hukumku akan merilis pernyataan yang mengancam tuntutan hukum kepada siapa pun yang mencoba menyebarkan informasi pribadi tentangmu. Fokus mereka akan beralih dari usiamu ke ancaman Tanaya terhadap reputasi kami.”

​“Apakah Anda akan membawa saya ke sana?” tanya Alya, jantungnya berdebar kencang. Ini adalah debut sosialnya, yang paling berbahaya.

​Arka tersenyum dingin. “Tentu saja. Tanaya ingin mempublikasikan statusmu? Aku akan memberinya publikasi. Tapi aku akan memastikan bahwa publik melihat Nyonya Darendra yang dihormati, bukan gadis kecil yang ketakutan.”

​Perjalanan Menuju Medan Pertempuran

​Perjalanan dari villa ke kantor pusat Darendra terasa seperti berjalan menuju medan pertempuran. Mobil hitam anti-peluru mereka dikawal oleh iring-iringan mobil keamanan. Di dalam mobil, Arka memegang tangan Alya erat-erat.

​“Dengar, Alya. Kau hanya perlu melakukan satu hal. Tetaplah diam. Tersenyumlah. Dan tetaplah di belakangku. Jangan biarkan mata siapa pun, kecuali mataku, melihat ketakutanmu. Kau adalah Nyonya Darendra. Kau adalah ratu di sana,” instruksi Arka, suaranya mengandung perintah.

​Alya mengangguk. Dia melihat dirinya di pantulan jendela mobil. Di sana, ia melihat wanita dewasa, dengan mata yang tajam, mengenakan gaun mahal dan cincin berlian besar. Gadis SMA itu telah menghilang.

​Setibanya di kantor, lobi dipenuhi oleh ratusan wartawan, kamera, dan mikrofon. Arka berjalan keluar dari mobil, aura kekuasaannya memancar kuat. Dia mengulurkan tangan kepada Alya.

​Alya mengambil tangan Arka.

​Langkah pertama Alya ke publik itu dipenuhi lampu flash kamera. Arka berjalan tegap, memimpin. Alya berjalan sedikit di belakangnya, dengan anggun dan tenang, memegang lengan Arka dengan erat. Dia menatap lurus ke depan, memberikan senyum tipis, dingin, dan sempurna—senyum yang Arka latih selama ini.

​Saat mereka memasuki ballroom, keheningan sesaat menyelimuti ruangan, digantikan oleh hiruk pikuk seruan wartawan. Arka dan Alya berdiri di podium, di depan logo besar Darendra Group.

​Deklarasi Arka

​Arka meletakkan tangannya di pinggang Alya, sebuah tindakan yang sangat protektif, yang langsung menjadi headline visual. Dia menyentuh bahu Alya dan kemudian menggerakkan mikrofon lebih dekat.

​“Terima kasih sudah datang. Saya akan langsung ke intinya,” Arka memulai, suaranya bergema di ruangan itu, tenang dan berwibawa.

​“Pagi ini, Darendra Group diserang oleh rumor tidak berdasar yang didorong oleh kepentingan pribadi dan dendam mantan mitra bisnis. Saya tegaskan di sini, di hadapan Anda semua, bahwa saya memang menikah.”

​Wartawan heboh, berteriak mengajukan pertanyaan.

​Arka mengangkat tangannya, menuntut keheningan. “Wanita yang berdiri di samping saya ini adalah Nyonya Alya Darendra, istri sah saya, yang telah dinikahi dalam upacara pribadi. Pernikahan ini sah dan diakui secara hukum, dan semua prosedur telah kami ikuti dengan ketat.”

​Alya hanya tersenyum tipis, menatap Arka dengan penuh kekaguman dan kepatuhan—sebuah sandiwara yang sempurna.

​“Mengenai rumor tentang usianya, itu adalah informasi pribadi yang tidak relevan dengan bisnis. Saya akan berikan satu peringatan keras: Siapa pun, media mana pun, yang berani mengganggu privasi istri saya, atau menyebarkan informasi yang merusak nama baiknya, akan berhadapan langsung dengan tim hukum Darendra Group. Saya jamin, tuntutan itu akan menghancurkan karir Anda.”

​Arka menoleh ke Alya, menatap mata Alya. Tatapan itu dipenuhi dengan intensitas yang hanya dipahami oleh mereka berdua. Alya merasakan perutnya bergejolak. Tatapan itu berujar: Aku memilihmu. Aku mempertaruhkan segalanya untukmu.

​Arka kemudian kembali menatap wartawan. Suaranya menjadi lebih rendah, lebih posesif, dan lebih ikonik. Ini adalah deklarasi yang akan dicetak di semua surat kabar.

​“Anda harus mengerti satu hal dengan sangat jelas,” Arka berkata, jeda sejenak untuk memastikan setiap kata tertanam.

​“Dia adalah isteriku. Saya memilih dia untuk menjadi Nyonya Darendra. Dia adalah satu-satunya yang memegang kunci kehidupan dan bisnis saya. Dia berada di bawah perlindungan saya, dan dia adalah milik saya.”

​Arka kemudian menekankan klaim terakhirnya, sebuah ancaman yang jelas kepada Tanaya dan dunia.

​“Jangan sentuh dia. Aku tidak mentolerir pengkhianatan, dan aku tidak akan mentolerir kerugian. Jauhkan tangan Anda dari Nyonya Darendra.”

​Dia menyelesaikan kalimat itu, memeluk Alya dengan lengan kuat, dan mencium kening Alya di depan semua kamera. Ciuman itu adalah sinyal yang jelas: ini adalah pernikahan, ini adalah cinta, dan ini adalah wilayah terlarang.

​Wartawan menjadi semakin heboh. Tetapi Arka tidak menunggu. Dia mengambil tangan Alya, dan berjalan keluar dari ballroom secepat mereka masuk.

​Reaksi Alya

​Saat mereka kembali ke mobil, Alya masih gemetar. Bukan karena takut, tetapi karena adrenalin dan kekuatan yang Arka pancarkan. Arka telah mengambil semua konflik dan menanggungnya sendiri. Dia telah membuat Alya menjadi wanita yang diinginkan oleh dunia bisnis dan wanita yang ditakuti oleh Tanaya.

​“Bagaimana saya, Tuan Arka?” tanya Alya, suaranya sedikit bangga.

​Arka melepaskan nafas lega yang panjang. Dia menatap Alya, dan senyum tulus muncul.

​“Sempurna, Alya. Kau benar-benar sempurna. Kau adalah Nyonya Darendra yang aku inginkan. Kau menyelamatkan reputasiku dengan keberanianmu, dan kau memadamkan api di antara media,” kata Arka, lalu ia mencium bibir Alya dengan cepat, ciuman yang penuh rasa terima kasih.

​“Aku ingin dunia tahu, Alya, bahwa kau adalah yang paling penting bagiku. Lebih penting daripada saham, lebih penting daripada bisnis. Tanaya telah gagal.”

​Namun, di balik semua kemenangan ini, Alya tahu: Tanaya tidak akan menyerah. Dia pasti sedang merencanakan serangan berikutnya. Deklarasi Arka telah memenangkan pertempuran publik, tetapi perang pribadi masih jauh dari kata usai. Dan Arka, dengan semua kekuatannya, telah menunjukkan kelemahannya—cintanya yang obsesif pada Alya—di depan mata publik.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!