NovelToon NovelToon
Kebangkitan Zahira

Kebangkitan Zahira

Status: tamat
Genre:Wanita Karir / Pelakor jahat / Cinta Lansia / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

pernikahan selama 20 tahun ternyata hanya jadi persimpangan
hendro ternyata lebih memilih Ratna cinta masa lalunya
parahnya Ratna di dukung oleh rini ibu nya hendro serta angga dan anggi anak mereka ikut mendukung perceraian hendro dan Zahira
Zahira wanita cerdas banyak akal,
tapi dia taat sama suami
setelah lihat hendro selingkuh
maka hendro sudah menetapkan lawan yang salah
mari kita saksikan kebangkitan Zahira
dan kebangkrutan hendro

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KZ 09

"Zahira, mau ke mana kamu?" tanya Adit sambil menatap langkah Zahira yang mulai menjauh.

"Ya mau pulang lah, kamu kan nggak mau antar," jawab Zahira ketus, masih memegang koper dengan tangan gemetar.

"Astaga… kampung kamu itu jauh banget. Bahkan pakai motor aja bisa sampai delapan jam. Gimana mau jalan kaki?" ucap Adit setengah frustasi.

Tanpa menunggu balasan, Adit melangkah cepat menghampiri Zahira dan menyerahkan sebuah jaket.

Sebagai tukang ojek online, tentu masuk akal jika Adit punya jaket cadangan—begitu pikir Zahira. Tapi ada yang aneh. Warna jaket itu adalah warna favoritnya, dan ukurannya pas sekali di tubuhnya, seolah memang dibuat khusus untuknya. Bahkan masih tercium aroma kain baru, belum pernah dipakai sebelumnya. Zahira menatap jaket itu dengan bingung, jantungnya berdetak sedikit lebih cepat, tapi ia memilih diam.

"Ini, pakai jaket. Perjalanan jauh kalau nggak pakai jaket nanti kamu masuk angin," ucapnya sambil menyodorkan jaket itu ke tangan Zahira.

Zahira tertegun. Tangannya menerima jaket itu dengan ragu. Ada kehangatan dan perhatian dalam sikap Adit—sesuatu yang tak pernah ia dapat dari rumah yang baru saja ia tinggalkan.

"Kenapa diam saja? Ini sudah mau petang. Cepat pakai jaketmu," ujar Adit, suaranya kini terdengar lebih lembut.

Zahira pun perlahan mengenakan jaket itu. Hidungnya mencium aroma parfum yang familiar—wangi favoritnya. Entah kenapa, aroma itu membuat dadanya terasa hangat dan matanya memanas.

"Ini, pakai helmnya," ucap Adit sambil menyerahkan helm ke Zahira.

Zahira menerimanya dengan ragu, lalu tersenyum tipis. Dalam hati, ia menggumam, Ah, ini benar-benar seperti adegan romantis antara wanita dan pria paruh baya.

Ia pun mengenakan helm, tapi terlihat kesulitan saat mencoba mengunci tali di bawah dagunya. Adit mendekat tanpa banyak bicara, lalu perlahan membantu mengunci tali helm dengan tangan yang penuh kehati-hatian. Gerakan mereka begitu lembut—seolah pasangan kekasih yang hendak memulai perjalanan jauh bersama.

"Kamu… kamu benar-benar mau antar aku sampai ke desa?" tanya Zahira pelan, dengan nada malu-malu.

"Astaga, kamu udah pakai jaket dan helm aku, kurang serius apa lagi coba aku sama kamu? Kamu tuh dari dulu selalu aja meragukan aku," jawab Adit sambil tersenyum geli, namun ada ketulusan dalam suaranya.

Zahira hanya membalas dengan senyum kecil, lalu berjalan malu-malu menuju motor Adit. Ia duduk di jok belakang, dan Adit meletakkan koper di bagian depan motor.

Mereka pun bersiap berangkat—seperti sepasang keluarga kecil yang sedang mudik di hari lebaran. Sunyi jalan dan semilir angin sore menambah hangatnya perjalanan yang diam-diam mengobati luka di hati masing-masing.

Adit melajukan motor dengan kecepatan sedang. Gerakannya tenang, tidak ada rem mendadak, tidak juga memanfaatkan situasi—hanya fokus pada jalan di depan.

"Zahira… ingat umur… Zahira," gumamnya dalam hati, mencoba menenangkan diri dari kegugupan yang tak ia pahami.

Zahira di jok belakang beberapa kali menarik napas panjang, istigfar pelan. Hatinya masih diliputi rasa tak menentu. Tapi kenyataannya, memang tidak ada pilihan lain. Desanya terlalu jauh untuk ditempuh dengan jalan kaki. Mau tak mau, ia harus mempercayakan perjalanan ini pada pria yang dulunya ia tolak... dan kini datang lagi, dalam bentuk yang berbeda.

Adit menghentikan motornya di pinggir jalan, di dekat sebuah masjid kecil yang tampak sepi namun bersih.

"Kenapa berhenti?" tanya Zahira heran, mengira ada masalah.

"Maghrib dulu. Nanti sekalian jamak sama Isya, biar kita nggak berhenti-berhenti di tengah jalan," jawab Adit dengan nada santai, sambil membuka helmnya.

Shalat? Zahira menoleh cepat ke arahnya, nyaris tak percaya. Adit… shalat? Dulu, dia adalah orang paling sulit diajak beribadah. Bahkan pembicaraan soal agama selalu berujung debat, karena cara pikir Adit yang terlalu keras dan ekstrem, sulit dimengerti.

Zahira hampir tertawa, tapi juga merasa bangga. Waktu dan hidup ternyata benar-benar mengubah seseorang. Diam-diam, ada rasa kagum muncul dalam hatinya.

Adit mengambil air wudu dengan tenang, sementara Zahira masih duduk di teras masjid, memperhatikannya dalam diam. Ia menghela napas panjang. Shalat memang tak pernah ia tinggalkan, tapi sering ia lalaikan. Hendro? Ah, setiap diingatkan shalat, yang ia dapat justru bentakan.

Zahira sengaja menunda shalatnya, memilih berjaga di luar karena khawatir dengan koper dan motor Adit. Dari teras masjid, ia melihat Adit sedang shalat. Gerakannya tenang, dan doanya tampak begitu khusyuk. Entah apa yang ia panjatkan dalam sujudnya. “Apakah dia mendoakanku?” gumam Zahira dalam hati. Ia lalu menggeleng pelan dan kembali beristigfar.

Adit keluar dari masjid dengan langkah tenang, memberikan ruang bagi Zahira untuk shalat. Zahira pun berdiri, mengambil wudu, lalu masuk ke dalam masjid dengan hati yang berat.

Dalam sujudnya, air matanya nyaris jatuh. Ia merasa begitu jauh dari Allah. Mungkin… mungkin perceraian ini adalah bentuk teguran dari-Nya. Tapi Zahira juga tak ingin kembali ke dalam lingkaran yang sama—disakiti, diabaikan, dan dihina.

“Maafkan aku ya Allah. Aku tahu, perceraian adalah sesuatu yang Engkau benci. Tapi aku juga tak sanggup terus-menerus dizalimi. Mudah-mudahan Engkau memaklumi,” lirih Zahira dalam doanya, penuh harap dan luka yang pelan-pelan mulai ia pasrahkan pada Tuhan.

Zahira melangkah keluar dari masjid, angin malam mulai berhembus pelan. Di dekat motor, Adit sudah menunggunya sambil membawa sebungkus nasi.

"Makan dulu, perjalanan kita masih jauh. Jangan sampai kamu masuk angin," ucap Adit sambil menyodorkannya.

Zahira membuka mulut, hendak menolak, tapi belum sempat berkata apa-apa, perutnya justru berbunyi pelan.

Adit tersenyum geli. "Sudah, jangan sok menolak. Perut kamu nggak bisa diajak bohong," katanya sambil tertawa kecil, lalu duduk di samping motor, menunggu Zahira menerima makanan itu. Zahira hanya bisa tersenyum malu, lalu mengambil bungkus nasi itu dengan hati yang mulai terasa hangat.

Zahira dan Adit duduk di teras masjid pinggir jalan, menikmati makan malam sederhana ditemani cahaya bulan purnama dan angin sepoy-sepoy yang menenangkan.

Biasanya, dalam setiap perjalanan, Zahira lah yang selalu sibuk membeli makanan. Hendro dan anak-anaknya? Tak pernah benar-benar peduli apakah ia sudah makan atau belum. Kenangan itu membuat dadanya sesak—tanpa sadar, air mata pun menetes di pipinya.

Ia mengambil tisu yang sudah disiapkan Adit di depannya.

“Maafkan aku,” ucap Zahira pelan, lebih kepada dirinya sendiri, lalu menyeka air mata yang mengalir.

Adit tak berkata apa-apa. Ia hanya kembali fokus pada makanannya, memberikan ruang bagi Zahira untuk menenangkan diri. Setelah selesai makan, Adit berdiri, membersihkan sisa-sisa makanan di teras, memastikan tak ada satu pun sampah tertinggal di rumah Allah. Sikap kecil yang membuat Zahira kembali merenung—tentang perhatian, kepedulian, dan bentuk cinta yang sederhana, tapi nyata.

1
itin
kok lama lama flat ya 🫣
zahira terlalu mulus sekali perubahannya
dan ceritanya hanya disitu situ ajjah. maap. maap. maap
itin
apa begitu kali ya jalan cerita dunia perpolitikan uang dan jabatan. menggulingkan terbukti yang bersalah mengangkat naik jabatan bagi sekutunya yang kemudian nanti akhirnya justru terbukti sebagai pelaku/oknum kejahatan. pdahal ini masih tentang garment belum yang lahan basah tapi banyak sekali intriknya 😁😄
itin
angga anggi seumuran kan ya dgn senja dan kembarannya tp knp pendidikannya kayak lbh tinggi senja ya. anak magang status pendidikan sdh S1 atau setara kan ya sesgkan anggi msih anak kuliah ingusan
itin
kampung mana ini tempat tinggalnya zahira sekarang kok bodoh semua penduduknya. patutlah adit bilang kliniknya bisa tutup krn satu hasutan sekampung percayaan ternyata memang sesempit itu pola pikir sekampungnya zahira tinggal.
itin
padahal ada kata bijak "SEBURUK BURUKNYA INDUNG KANDUNGMU MENGASUH TAPI BILA MENDADAK DIDIKAN YANG BAIK DARI ORANG ORANG TERDEKAT YANG MENGASIHIMU SEDIKITNYA BISA PUNYA SISI BAIKNYA ITU ANAK ANAK BEDJATT" 😁🫣🥺
itin
wkwkwkwkwk betapa sang khalik maha pembolak balik keadaan
yang dengan setia menguji mental dan keimanannya zahira dan setelah zahira mulai mengambil sikap atas ujiannya beliau langsung membayar kontan kesetiaannya zahira dengan kehancuran tanpa jeda untuk hendro ibunya dan kedua anak perselingkuhannya 😄😄

saya suka
saya suka

seperti real kehidupan didunia yang fana ini
itin
bertahan sampai 20 tahun? moon maap itu jelas karena zahira lemah. lemah akan kata cinta dan pengabdian. sudah jelas dari 10thn pernikahan ada noda tapi justru bertahan. cuman mungkin kata kata yang tepat "MEMANG SUDAH WAKTUNYA KEWARASAN MENANG DARI KATA KEWAJIBAN"
malaikat juga paham lah saat mencatat dibuku dosa manusia 😄
itin
sianida zahira. sianidakan mereka atau minyak bensin. sieamkan bensin itu ke mereka. sudah ada kok yg melakukannya 🫣🥺. sakitnya jadi zahira masya ampun deh
itin
maap kalau kebiasaan saya setiap memulai baca novel baru pasti dari end nya dulu.
jadi maksudnya disini angga dan anggi ini anak twinsnya ratna ya sedangkan anak kandungnya zahira ditukar titip hendro ke orang lain. demi apa si hendro lakilaki bedjat ini coba.
bab awal yang sudah bikin candu 🥰
Sona Muchsin
dua kata..Ruarrrr Biasaasa
olra
semangat thor
Nur Bahagia
naif banget kamu zahra 😔 ayo sadarlah.. bangkitlah lawan mereka semuaaa
Ria Gazali Dapson
allhamdulillah , hendro berjodoh dg ratna , sama² penipu ulung , bentar lgi juga ratna dn hendro kena penyakit kelamin , ganti² pasangan, ank² hidupnya juga ancur²an 10 x masuk sel , masih ja zahira yg kau hina², hendro bodoh
Soraya
mampir thor
Erna Fkpg
mending tinggalin aja keluarga tonik kayak gitu
Mr T
👍
Yuliati Soemarlina
itu karena kamu hendro..terlalu memanjakan mereka..anak istri pada dmn...
Muffin: Hai sahabat pembaca!
Aku baru aja rilis cerita baru berjudul “Menjebak Cucu Presdir” ✨

Cleona hanya ingin menyelamatkan ibunya dari penyakit mematikan, tapi sebuah kesalahan membawanya ke kamar Batara, CEO muda yang dingin dan penuh rahasia. Kini, hidupnya terjerat antara bahaya, rahasia, dan perasaan yang tak pernah ia duga. Apakah ini awal kehancuran… atau takdir yang menunggu?

🔥 Jangan lupa mampir dan ikuti kisahnya yaa~
total 1 replies
Yuliati Soemarlina
kamu hendro seenak jidat..inget zahira hanya perlunya saja..nyesel deh sdh mengacuhkan..ini lg hendro tertarik dg pembantu baru
Yuliati Soemarlina
adit kan dr..kenapa gak kerja di rs ?
Dandelion
pantas anak2nya si zahira dan hendro pada durhakim ke ibunya...krn dikasih makan pakai uang haram 😁😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!