Laura Rivas 22 tahun, seorang bintang film dewasa Spanyol dengan nama panggung Karen Monroe di L.A., diasingkan ke Portugal oleh calon kakak iparnya, Diego Torres, setelah skandalnya menjadi "gadis penghibur" Kartel Meksiko menghancurkan reputasi sosial kakaknya, Julia Rivas, dan membatalkan pernikahan Julia.
Asisten utama Diego, Pablo Reyes (32), ditugaskan mengurus Laura di pengasingan, namun Laura yang selalu bermasalah terus melanggar protokol keamanan. Untuk mengatasi kekacauan ini, Diego menyetujui keputusan drastis Pablo untuk menikahi Laura Rivas.
Pernikahan ini, yang mencakup perjanjian pra-nikah dengan klausul properti dan kewajiban kegiatan ranjang, bertujuan memberikan Laura status, perlindungan, dan memindahkan seluruh tanggung jawab pengawasannya ke tangan Pablo.
Awalnya hubungan intim sebagai tugas untuk pengamanan Laura agar tak liar, namun Pablo kecanduan pada kemahiran Laura di ranjang, mengubah "tugas" menjadi candu bak kokain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilla Ice Creamm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Soal Anak
Dengan cepat, Pablo membuka robe Laura yang telah acak-acakan.
Laura mengabaikan keringat yang membanjiri tubuh Pablo. Entah dirinya sudah gila atau apa, tetapi Pablo justru terlihat semakin jantan dan mendominasi dengan tubuh basah oleh keringat dan napas yang terengah-engah. Rasa takut yang sebentar terasa kini berganti dengan dorongan hasrat yang tak terduga.
Pablo mengangkat tubuh Laura dan memanggulnya seperti karung beras, meski terpekik pada awalny.. Laura tertawa ketika kedua telapak tangan Pablo menangkup pantat Laura yang padat.
Mereka tidak sampai ke kamar tidur. Setibanya di ruang kerjanya, ia menjatuhkan Laura di sofa kulit besar yang nyaman. Keheningan malam dipenuhi hanya dengan napas berat Pablo dan rintihan Laura.
Keintiman mereka selalu keras, menuntut, dan penuh kontradiksi. Pablo, yang sedetik lalu memukul samsak karena menganggap Laura menjijikkan, kini bergerak dengan urgensi yang hampir putus asa. Tubuhnya yang basah keringat menekannya, menghilangkan jarak yang mati-matian ia pertahankan dalam pikiran.
"Berteriaklah untukku, Laura," bisik Pablo tajam, kata-katanya penuh perintah dan pengakuan terselubung. Ini adalah satu-satunya tempat di mana Pablo mengizinkan dirinya melepaskan kendali, dan satu-satunya tempat di mana Laura diizinkan menjadi liar tanpa hukuman.
Laura tidak menolak. Rasa sakit dari gigitan sebelumnya kini justru menjadi pemicu gairah baru. Ia meraih tengkuk Pablo, mengabaikan banyaknya keringat dan tembakau, dan membalas ciumannya dengan intensitas yang sama berbahayanya. Semua perlawanan verbalnya seolah lenyap; di bawah dominasi fisik Pablo, ia menemukan jenis kebebasan yang tidak pernah ia dapatkan dalam pengasingan di sangkar emas.
"Ah Pablo.. jangan berhenti." ucap Laura dalam gulungan badai gairah
Mereka berdua terjerat dalam badai gairah yang kontroversial dan tanpa nama. Bukan cinta, bukan kelembutan suami-istri, melainkan kebutuhan brutal untuk saling mendominasi dan diredam. Bagi Pablo, ini adalah pelampiasan amarahnya dan cara untuk menegaskan bahwa tubuh Laura, terlepas dari masa lalunya, hanya miliknya sekarang. Bagi Laura, ini adalah pengakuan fisik bahwa dia masih diinginkan, bahkan oleh pria yang membencinya.
Di tengah semua kekacauan dan kenikmatan yang mereka ciptakan di sofa itu, perjanjian kontrak mereka sejenak terlupakan, digantikan oleh hukum alam yang lebih tua.
Di sofa besar itu, Laura meraih lingerie dan robe-nya. Namun, Pablo segera mencegahnya.
"Jangan dipakai. Tidurlah," perintah Pablo, suaranya kini lebih serak dan rendah, tanpa jejak kekerasan tadi.
Laura menurut, kembali ke posisinya bersandar nyaman dalam pelukan hangat Pablo. Tangannya ia letakkan di dada bidang Pablo yang sedikit berbulu. Dalam momen tenang pasca-gairah ini, kehangatan itu terasa nyata, kontras dengan kekejaman kontrak mereka.
"Apa kau sudah sedikit merasa lebih baik sekarang, Pablo?" tanya Laura lembut.
Pertanyaannya tidak menyinggung fisik, melainkan kondisi emosi Pablo yang kacau beberapa waktu lalu.
Pablo terdiam. Sentuhan tangan Laura di dadanya terasa nyaman, namun ia langsung memasang kembali dinding mentalnya.
"Aku selalu baik-baik saja," jawab Pablo dingin. "Dan ya, stres kerjaku sudah teratasi. Tidur, Laura. Aku akan berada di sini sampai kau tertidur."
"Tidak kusangka, asisten dingin Diego Torres ternyata nakal juga," ujar Laura, tersenyum jahil seraya menatap mata cokelat gelap Pablo.
Pablo tidak membalas senyumnya, tetapi tatapannya melembut sesaat, sebelum kembali mengeras. "Aku hanya memastikan klausa kontrak terpenuhi, Nyonya Reyes. Dan aku selalu menyelesaikan tugas dengan tuntas."
"Hmmm, baiklah." Laura mengalah
"Apa dia menggemaskan? Kau menyukainya, 'kan?" Laura bertanya, merujuk pada dadanya yang sintal di mana telapak tangan besar Pablo berada di sana, tersenyum jahil seraya menatap mata cokelat gelap Pablo.
Pablo tidak membalas senyumnya, tetapi tatapannya melembut sesaat, sebelum kembali mengeras. "Sempurna. Itu saja yang perlu kau tahu."
"Kamu sudah memberikanku segalanya... properti mewah, perlindungan, dan menjagaku. Aku tak akan mencari pelampiasan di luar karena kau memuaskanku." Pengakuan frontal Laura, dengan mata yang menantang dan senyum puas, membuat Pablo memerah.
Wajah Pablo seketika memerah, menjalar dengan cepat dari leher hingga ke batas rambutnya. Itu adalah reaksi yang sangat langka, sebuah celah yang sangat ia benci pada kendali dirinya yang sempurna. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha keras menekan pengakuan Laura yang blak-blakan.
Pablo segera melepaskan dekapannya, menciptakan jarak fisik yang seolah-olah tak pernah mereka lewati. Ia menatap tajam ke langit-langit menghindari tatapan Laura.
"Itu adalah kewajibanmu sebagai istri kontrak," balas Pablo dingin, suaranya sedikit serak karena upaya keras menahan diri. "Aku menyediakan segalanya, dan kau memastikan tidak ada damage control yang gagal. Itu bukan pujian yang kubutuhkan, Nyonya Reyes, itu adalah laporan status. Jangan pernah lupa batasan itu."
"Ayolah Pablo, jangan terlalu kaku. Kita menikah karena suatu hal dan diikat oleh kontrak. Setidaknya biarkan semua berjalan secara alami, yang penting aku tak akan kabur. Lagi pula aku sudah nyamam di sini, menjalankan peranku sebagai istrimu." Ucap Laura mencairkan kekakuan Pablo.
Mata Pablo menyipit. Kemerahan di wajahnya perlahan surut, digantikan oleh kekakuan yang lebih dalam, yang bahkan terasa lebih dingin daripada sebelumnya. Ia menarik napas berat, matanya menatap tajam ke arah Laura.
"Jangan salah menafsirkan kenyamananmu sebagai kelonggaran, Laura. Kau terikat. 'Alamiah' hanya berlaku sejauh itu tidak mengganggu tujuan utama," balas Pablo, nadanya datar namun dingin. Ia lalu bergerak mendekat lagi, tatapannya menyiratkan peringatan, membatalkan jarak yang baru saja ia ciptakan.
"Tetapi... ya. Tetaplah di sini, dan tetaplah memuaskan. Jika itu membuatmu patuh dan terkontrol, aku tidak punya masalah dengan kenyamanan itu," lanjutnya, suaranya kembali rendah dan serak, sebuah nada yang hanya dia gunakan untuk urusan personal.
"Ingat, aku memegang kendali penuh atas segalanya, termasuk seberapa 'nyaman' kau boleh merasa."
Ia menekan pinggang Laura, mengunci mata istrinya, dan menegaskan setiap kata-katanya. Kontrol telah dipulihkan, tetapi kehangatan sesaat yang diminta Laura kini telah diberi izin, asalkan itu tetap dalam batas yang ia tentukan.
Laura mengangguk tanpa menjawab. "Aku sudah bilang padamu waktu di Lisbon saat kau akan menikahiku, seumur hidup itu lama. Apa kita akan memiliki anak kelak?" tanya Laura, memastikan.
Pablo menarik tangan Laura dari pinggangnya, menggenggamnya kuat alih-alih melepaskannya. Tatapannya kembali menjadi serius, memancarkan kalkulasi yang dingin.
"Anak. Itu bukan bagian dari kontrak awal, Laura," jawab Pablo, nadanya menandakan topik ini adalah persoalan bisnis yang pelik.
Ia mencondongkan tubuh sedikit, memaksa Laura untuk menatap matanya.
"Namun, Diego punya rencana jangka panjang. Jika pernikahan ini stabil dan kau terus menjalankan peranmu tanpa celah dan terutama, jika skandal Karen Monroe benar-benar terkubur tanpa pernah bangkit—maka kemungkinan itu ada."
dan... akhirnya /hr 5 bab selama 4 hari done!
dari karakter Laura, Laura ini blak-blakan dan grusa grusu ya... cocok sm karakter Pablo yg disiplin spy lbh terarah.