Ashley adalah seorang yatim piatu yang bertransmigrasi ke dalam novel 'Nayla Love Story '. Ia menjadi Asheel, antagonis ke dua di dalam novel. Asheel Merupakan karakter yang akan mati di tangan kakaknya sendiri.
Bagaimana jadinya hidup Ashley sebagai Asheel?, akankah ia mati mengenaskan?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MWS~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9.
...☆HAPPY READING☆...
...----------------...
Hari ini, asheel dan keluarganya berencana untuk pergi piknik di taman. Asheel yang bersemangat sudah bangun sangat pagi untuk besiap. Ia juga tak lupa untuk membangunkan aska di kamarnya dengan cara menggedor-gedor pintu kamar hingga sang pemilik bangun.
Dan ya, disinilah ia. Duduk bersama aska di rungan tengah sambil tersenyum. Jangan lupakan ia yang memaksa aska untuk ikut tersenyum meskipun sang abang tengah itu masih nampak mengantuk. Tapi, bukan itu yang menjadi masalahnya. Masalahnya sekarang adalah jam masih menunjukan pukul 5 pagi, sedangkan mereka berencana untuk berangkat pukul 8 pagi. Mama, papa, angkasa sendiri sepertinya masih tidur nyenyak. Rumah ini nampak sepi, bahkan para maid saja sepertinya belum bangun karena memang waktu sarapan pukul setengah 7 dan mereka biasanya bangun pada pukul setengah 6.
" ASHEEL!." pekik aska kesal.
" lo gk liat ini jam berapa hah?!, jam 5 asheel, jam 5." kesalnya sembari menunjuk nunjuk jam dinding yang berada di depan mereka berdua.
" iya gw tau, gw gk buta!." ketusnya
" kalo lo gk buta, kenapa lo bangunin gw secepat ini hah!." geramnya. " lagian nih ya, kalo lo emang serajin itu bangun pagi. Gk usah ajak-ajak gw plis." lanjutnya.
" heh, sebagai adek yang baik, yang tau mana hal bermanfaat gk kayak lo. Gw harus senantiasa mengajak lo melakukan hal bermanfaat seperti ini contohnya, biar hidup lo gk penuh dengan hal yang gk bermanfaat." ucap asheel panjang lebar.
" serah lo aja dah, gw mau balik tidur. Bye!." ucap aska kemudian berlalu meninggalkan asheel menuju kamarnya.
" dihh." sinis asheel. " tapi kalo di pikir-pikir, gw emang ke pagian sih. Yaudah deh mending balik ke kamar aja. Lama-lama di sini sendiri bikin gw merinding, jangan bilang mbak kunti lagi ngawasin gw lagi, hiii." lanjutnya langsung berlari menuju kamarnya.
Asheel merasa malu sekarang, rasanya seperti ia ingin membanting, menjambak kemudian melempar aska ke kandang buaya sekarang juga. Sedari tadi sang mama terus tertawa mendengar cerita aska yang menceritakan seberapa semangatnya asheel ingin piknik hingga bangun sangat pagi dan mengganggu tidurnya.
" segitu semangatnya ya kamu sayang, hm?." ucap sang papa yang hanya bisa terkekeh mendengar cerita aska.
" hehe." cengir asheel.
" yaudah, buruan makan. Setelah itu kita siap-siap buat pergi piknik." ucap sang mama setelah berhenti tertawa. Mereka semua hanya mengangguk kemudian makan dengan tenang.
" gelar tikarnya sayang." perintah mama marissa pada asheel.
" siap mah."
Piknik keluarga yang sangat di tunggu-tunggu asheel hingga bangun sangat pagi akhirnya tiba. Asheel dengan penuh semangat menggelar tikar kemudian membantu sang mama merapikan makanan yang di bawa sang papa dengan di bantu oleh angkasa dan aska.
" yuhuu~, akhirnya piknik juga." ucap asheel semangat.
" kayak gk pernah piknik aja lo." sinis aska.
" lah, kan emang gak pernah." balasnya. Aska terdiam mendengarnya, ia tak bisa membalasnya karena memang ini adalah pertama kalinya mereka piknik. Ia yang tak ingin lebih malu, memutuskan untuk pergi berjalan-jalan keliling taman.
Melihat aska yang beranjak pergi, asheel langsung meraih tangan angkasa kemudian menariknya mengikuti angkasa. Ia juga tak lupa untuk berpamitan pada sang mama dan papa. " mah, pah, kita pergi cari jajan dulu ya."
" woy aska, tungguin!." teriak asheel pada aska yang berjalan santai di depannya.
" kenapa lo narik gw?." tanya angkasa saat asheel melepaskan tangannya.
" ya masa gw biarin lo ngeganggu mama sama papa yang akhirnya punya waktu buat ngedate. Emang kenapa sih ikut kita, kita kan saudara. Sekali kali jalan bareng lah." jelasnya.
Angkasa tak peduli, ia berjalan mendahului mereka. " kenapa tuh anak?." tanya aska, asheel mengangkat bahunya tanda tak tau. " kenapa juga lo bawa tuh anak ke sini." lanjut aska sedikit kesal.
" heh sini biat gw kasih tau." ucapnya menggerakan jarinya menyuruh aska mendekat padanya, aska hanya menurut saja. " nih ya, angkasa kan anak paling tua nih, terus dia juga sering menang olimpiade nih. Itu artinya apa." aska mengerutkan keningnya " apa?." tanyanya. " itu artinya dia punya banyak uang, dan sebagai anak tertua, dia harus dong belanjain kita adik-adiknya yang manis ini." jelas asheel. Aska yang mendengar itu mengangguk anggukan kepalanya paham. Mereka berdua kemudian saling pandang sejenak lalu dengan cepat berlari menyusul angkasa yang sudah berjalan cukup jauh.
" ekhm, babang angkasa." ucap asheel mencoba terlihat manis.
" apa?." tanya angkasa.
" gw mau beli cilok dong, yang di situ." ucapnya menunjuk penjual cilok yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
" gw juga, gw juga." seru aska tak mau kalah.
" hm." setuju angkasa kemudian berjalan menuju ke arah penjual cilok di ikuti kedua bocah besar itu. Mereka berdua dengan semangat mengikuti angkasa. Sesampainya di penjual cilok mereka berdua langsung memesan lalu angkasa yang membayarnya. Begitu terus, mereka terus berkeliling membeli berbagai jajanan di sekitar taman dan angkasa yang akan membayar jajanan mereka, dan sepertinya angkasa tak keberatan sama sekali. Ia justru dengan santai mengikuti kemana mereka ingin pergi. Ia juga terkadang tersenyum melihat betapa semangatnya mereka berdua dan betapa senangnya ekspresi mereka saat memakan jajanan yang menurut mereka enak.
Selesai berkeliling membeli berbagai jajanan, mereka bertiga memutuskan untuk kembali ke tempat mama dan papanya. Ini sih bukan piknik tapi ngeborong jajanan, pikir asheel.
" mah, pah." semangat asheel berlari kecil menuju kedua orangtuanya yang tengah duduk sembari berbicang bagaikan pasangan yang baru di mabuk cinta.
" jangan lari sayang." peringat sang mama. Asheel, gadis itu hanya menyengir saja.
" kalian udah laper ya?" tanya mama marissa.
" laper apanya mah, yang ada dia kenyang karena jajan." sinis aska.
" gk usah bilang orang, lo juga sama." pedas angkasa menyadarkan aska yang di balas cengirannya. Asheel yang mendengar angkasa membelanya langsung menjulurkan lidahnya, aska yang terima langsung menunjukan tatapan sinis, dan ya seprti biasa, mereka berdua malah beradu tatapan sinis.
" udah gk usah berantem." lerai mama marissa.
" bener itu, mending kita makan aja. Papa udah laper nih." ucap papa alex.
" ayo!." semangat asheel dan aska
" bukanya lo berdua udah kenyang ya." ucap angkasa mengingatkan seberapa banyak mereka makan jajanan tadi, bahkan tak membagikannya sama sekali padanya padahal ia yang membayar semuanya, ya meski ia tak masalah sama sekali.
" mana ada, kita masih laper ya. Apalagi liat masakan mama yang menggugah selera." ucap aska di angguki asheel.
" cih, dasar perut karet." sinis angkasa.
" biarin wlee." ucap asheel menjulurkan lidahnya.
Mama marissa dan papa alex tersenyum melihat ketiga anaknya yang tampak lebih akrab. Semoga mereka semakin dekat seperti ini, doa dua orang tersebut.
...****...
Malam yang sunyi, hanya ada pemandangan perkotaan yang terlihat dari kaca sebuah kamar apartemen. Seorang wanita nampak berdiri diam, memandang lalu lalang kendaraan yang berlalu di jalanan malam. Terdengar sebuah pintu terbuka, masuklah seorang pria dan wanita.
" sayang." panggil seorang pria pada wanita yang sedari tadi diam memandang pemandangan perkotaan membelakangi mereka. Wanita itu berbalik dan langsung di sambut dengan pelukan dari sang pria. " aku merindukanmu." bisik pria itu di telinga sang wanita. Wanita tersebut tak membalas, hanya mengecup singkat pipi prianya kemudian melepaskan pelukan mereka.
Wanita yang tadi datang bersama pria tersebut hanya memandang datar kedua pasangan di depannya, hingga pintu yang kembali terbuka mengalihkan atensi mereka. Masuklah seorang pria berhodie dengan santai langsung duduk begitu saja.
" bagaimana?, apakah sekarang sudah waktunya?." tanya pria berhodie pada mereka.
" ya." jawab wanita ke dua datar.
" aku sudah tak sabar!." seru pria ber hodie.
" kau benar, ini sangat menarik." ucap wanita pertama tersenyum smirk.
" waktunya mission number one di mulai." balas wanita kedua ikut tersenyum smirk.
Mereka semua tenggelam dengan berbagai pikiran mereka masing-masing. " baiklah kalo begitu, aku pergi." ucap pria berhodie mengalihkan mereka dari pikiran mereka. " aku juga." ucap wanita pertama, kemudian pergi mengikuti pria berhodie keluar entah kemana.
Menyisakan dua teman mereka, " kita harus segera menyelesaikannya, jangan bertele-tele." ucap pria itu. " ya, aku tau." balas wanita itu.
......................