Sienna Blair, seorang wanita mandiri dan kuat, dikhianati oleh kekasihnya Landon Pierce dan adik tirinya, Sabrina Horison. Setelah insiden tragis di Hotel Savoy yang mengguncang hidupnya, ia melarikan diri ke luar negeri dalam keadaan hamil. Lima tahun kemudian, ia kembali ke London bersama kedua anak kembarnya, Hunter dan Hazel, dengan tekad untuk membalas dendam dan membangun kembali kehidupannya.
Tanpa disadari, jalan hidup membawanya bertemu dengan Sebastian Cole, CEO dingin Cole Group, yang ternyata ayah kandung anak-anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Begitu Sebastian berkata demikian, ia langsung berjongkok dan memeluk kedua anak kecil itu. Mereka harum, dan mata mereka bening seperti mata rusa, bersinar dengan kilau kebahagiaan.
“Papa, aku mau dipeluk dan diangkat tinggi-tinggi” Hazel berseru gembira. Ia manja di pelukan Sebastian, menggesekkan kepala kecilnya ke dagu Sebastian, membuatnya geli.
“Oke, peluk, cium, dan angkat” jawab Sebastian sambil tersenyum. Melihat mata Hazel yang berbinar-binar dan wajah Hunter yang begitu mirip dengannya, dia tak bisa menolak.
Dengan lembut dia menyentuh pipi kedua anak itu, lalu memeluk mereka satu per satu dan mengangkat mereka tinggi-tinggi.
Ethan yang berdiri di samping hanya bisa terpana melihat pemandangan itu Sebastian yang akrab dan penuh kasih dengan kedua anak kecil.
Dia bersumpah, selama delapan tahun bekerja bersama Sebastian, belum pernah sekalipun dia melihat pria itu tersenyum begitu santai dan cerah!
“Papa, Mima mau beliin kita es krim Nanti kalau Mima datang, aku mau kenalin Mima ke Papa!” seru Hazel dengan semangat. Ia tak lupa dengan tujuan awal mereka mencari Sebastian.
Hunter ikut mengangguk. “Iya, Papa. Kalau Mima udah balik, kita bisa jadi keluarga beneran!”
Mendengar kata “Mima” dari mulut kedua anak itu, Sebastian tak bisa menahan diri untuk sedikit mengernyit. Ada keraguan di wajahnya.
Dalam perjalanan ke taman hiburan, dia sudah membaca semua informasi tentang wanita itu. Saat berada di luar negeri, wanita ini dikenal tidak stabil. Ditambah dengan semua yang terjadi akhir-akhir ini, Sebastian tak bisa menahan kecurigaan bahwa semua ini telah direncanakan oleh wanita itu membiarkan anak-anak datang padanya, memintanya melakukan tes DNA, bahkan pertemuan mereka di bar, serta berita-berita yang muncul di media. semua seperti disusun dengan cermat.
Dia bahkan menduga, wanita itu menggunakan cara-cara yang tidak sehat untuk melahirkan Hazel dan Hunter.
“Papa, Mima cantik banget dan super lembut!” seru Hazel dengan antusias.
“Iya, iya, Papa pasti suka kalau lihat sendiri. Aku janji” tambah Hunter.
Kedua anak itu saling bergantian mempromosikan Sienna kepada Sebastian. Ia tak kuasa menahan tawa, tidak tega menolak anak-anak secara langsung. Tapi saat membayangkan kemungkinan harus hidup dengan wanita seperti itu di masa depan, hatinya terasa berat.
Sementara Sebastian masih berpikir, dari kejauhan, Sienna melihat Hazel dan Hunter bersama seorang pria asing. Jantungnya langsung berdegup kencang!
Pikiran-pikiran buruk tentang penculik anak dan perdagangan manusia terlintas di benaknya. Tanpa pikir panjang, ia langsung berlari menghampiri anak-anak, meski sedang mengenakan sepatu hak setinggi sepuluh sentimeter.
Dengan cepat, ia meraih dan melindungi kedua anak itu. “Sayang, bukankah Mima sudah bilang, jangan bicara dengan orang asing?”
Kedua anak itu saling berpandangan. Hazel menggaruk kepalanya dan mengedipkan mata besarnya. “Tapi, Mima, dia bukan orang asing, dia Papa!”
Hazel menunjuk ke arah Sebastian.
Sienna terdiam sejenak, lalu menatap pria itu. Tadi, dari sudut samping, dia tidak melihat wajahnya dengan jelas. Tapi kini, hanya dengan satu tatapan, matanya membelalak.
Pria ini memiliki alis tajam, mata bersinar, hidung tinggi, fitur wajah yang tegas, dan bibir tipis nan seksi Bahkan kalau dia buta pun, dia pasti bisa mengenalinya wajah pria ini persis seperti Hunter, anak kesayangannya.
Tak mungkin mereka bukan ayah dan anak. Siapa pun yang melihat mereka pasti akan percaya hubungan darah di antara mereka!
Ya Tuhan.
Sienna langsung teringat mimpi buruk lima tahun lalu. Sebuah firasat buruk muncul di hatinya. Kemunculan pria ini tidak mungkin membawa kabar baik.
Secara refleks, Sienna menelan ludah. Ia menyerahkan es krim di tangannya satu per satu kepada anak-anak, lalu berkata dengan lembut, “Ayo, sayang kita pulang sama Mima, ya. Kita jauh dari rumah, jangan sembarangan bicara dengan orang asing. Kadang mereka suka ngaku-ngaku sebagai teman atau keluarga Mima. Itu cuma bohong."
Sebastian yang berdiri di samping hampir tertawa karena kesal. Bagaimana wanita ini bisa menjadi seorang ibu? Baru buka mulut saja, sudah bicara omong kosong.