NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tak Terduga By Leo Nuna

Cinta Yang Tak Terduga By Leo Nuna

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Romansa Fantasi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Leo.Nuna_

Neo terbiasa hidup dalam kekacauan.
Berantem, balapan liar, tawuran semuanya seperti rutinitas yang sulit ia hentikan. Bukan karena dia menikmatinya, tapi karena itu satu-satunya cara untuk melampiaskan amarah yang selalu membara di dalam dirinya. Dia tahu dirinya hancur, dan yang lebih parahnya lagi, dia tidak peduli.

Setidaknya, itulah yang dia pikirkan sebelum seorang gadis bernama Sienna Ivy masuk ke hidupnya.

Bagi Neo, Sienna adalah kekacauan yang berbeda. Sebuah kekacauan yang membuatnya ingin berubah.
Dan kini, dia harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya akan dikirim ke Swiss jauh dari Sienna, jauh dari satu-satunya alasan yang masih membuatnya merasa hidup.

Sienna tidak terima. "Biar aku yang atur strateginya. Kamu nggak boleh pergi, Neo!"

Neo hanya bisa tersenyum kecil melihat gadis itu begitu gigih memperjuangkannya.

Tapi, bisakah mereka benar-benar melawan takdir?
Yuk, kawal Neo-Siennaꉂ(ˊᗜˋ*)♡
Update tiap jam 14.59 WIB

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leo.Nuna_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CYTT(Part 35) Pagi Penuh Drama dan Cinta

Happy Reading (⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

⋇⋆✦⋆⋇

Setelah insiden kecil berupa hukuman pagi tadi, kini Neo dan Sienna duduk bersama di meja makan, mengenakan seragam sekolah mereka.

Sebelumnya, sempat terjadi sedikit drama. Neo terlihat enggan mengizinkan Sienna berangkat sekolah hari ini. Namun, Sienna dengan tegas memberikan ancaman: jika Neo masih melarangnya, maka ia akan marah dua kali lipat dari sebelumnya. Mau tak mau, Neo pun akhirnya mengalah dan mengizinkannya mengikuti pelajaran.

Dan kini, mereka duduk berdampingan, menikmati sarapan hangat yang diantarkan oleh Noah—yang memang diminta secara khusus oleh Neo untuk membawa seragam dan makanan mereka.

Di tengah-tengah sarapan, Sienna tiba-tiba menyodorkan selembar kertas ke arah Neo. Neo pun menatap kertas itu dengan dahi berkerut, lalu mengalihkan pandangannya ke Sienna dengan penuh tanda tanya.

“Seperti yang aku bilang tadi,” ucap Sienna santai, “ini hukuman kamu yang sebenarnya. Jadi, baca dulu baik-baik, lalu tanda tangani di bagian bawah. Oke?”

Neo menelan ludah, mulai merasakan firasat tak enak. Dengan ragu, ia mengambil kertas itu dan mulai membacanya perlahan, berharap isinya tidak seburuk yang ia bayangkan.

Neo sempat terkekeh pelan saat mulai membaca rangkaian kata-kata di kertas itu. Di awal, isi tulisan itu terdengar lucu dan seperti lelucon belaka. Namun, tawanya perlahan menghilang begitu ia sampai pada bagian pasal ketiga—bagian yang menjelaskan bentuk hukuman sebenarnya.

Ekspresinya berubah drastis. Alisnya bertaut, dan matanya menelusuri baris-baris tulisan dengan penuh kehati-hatian.

Melihat perubahan ekspresi Neo, Sienna langsung tersenyum lebar, tampak puas dengan reaksinya.

“Gak ada negosiasi,” ucapnya santai namun tegas, memastikan bahwa keputusan itu final.

“Dan aku mau hukuman itu mulai berlaku sekarang juga,” ujar Sienna sambil menyilangkan tangan di depan dada, senyum puas terukir di wajahnya.

Ucapan itu sukses membuat Neo yang tadinya pasrah langsung melotot kaget. Ia benar-benar tak menyangka. Dalam pikirannya, hukuman itu baru akan berlaku nanti—mungkin besok, atau setidaknya setelah ada waktu persiapan. Tapi ternyata, Sienna punya rencana lain.

Pacar siapa sih ini? Gemes banget, batin Neo, setengah frustasi namun tak bisa menyembunyikan rasa sayangnya.

“Kalau gitu ayo berangkat! Aku nggak sabar mau lihat pengumuman cinta kamu di mading sekolah!” seru Sienna dengan semangat menggebu, seolah benar-benar menantikan momen itu.

Neo sontak panik. Ucapan itu jelas memiliki maksud tersembunyi—dan itu artinya, ia harus segera menyiapkan bentuk pengumuman cinta yang dimaksud. Masalahnya? Ia belum mempersiapkan apa pun. Dan Sienna sudah menagih dengan penuh percaya diri.

Tanpa pikir panjang, Neo langsung menghubungi Noah.

“Noah, darurat. Aku butuh bantuan sekarang juga,” ujarnya cepat begitu sambungan tersambung.

Untungnya, Noah langsung merespons, memberikan sedikit rasa lega pada Neo. Meski tanpa ia sadari, kini gantian Noah yang kalang kabut menerima permintaan mendadak itu—tanpa tahu bahwa ia baru saja terseret ke dalam kekacauan manis buatan Sienna Ivy.

Akhirnya, Sienna dan Neo berangkat bersama menuju sekolah. Sepanjang jalan, suasana terasa tenang, meski Neo sengaja melajukan mobilnya dengan kecepatan jauh di bawah normal.

Sienna, yang duduk di kursi penumpang, memperhatikan gerak mobil yang lambat dengan mata menyipit geli. Ia lalu terkikik pelan sebelum membuka mulut, “Mobil kamu kok lambat banget sih? Kehabisan bahan bakar? Atau jangan-jangan pedal gasnya nyangkut?”

Neo hanya mendengus pelan tanpa mengalihkan pandangan dari jalan. Ia tak mengatakan apa-apa, meskipun dalam hati, ia berharap Noah segera mengabari bahwa semuanya sudah siap.

Sebenarnya, alasan di balik kecepatan mobil yang merayap itu sangat sederhana—Neo sengaja memperlambat waktu tiba mereka di sekolah, agar semua persiapan hukuman yang diminta Sienna sudah benar-benar terlaksana saat mereka sampai.

Ia tidak mau menghadapi Sienna yang kecewa—atau lebih buruk lagi, Sienna yang menagih hukuman versi tambahan hanya karena “telat eksekusi.”

Sienna yang tahu maksud tersembunyi Neo, hanya menikmati keanehan itu dengan senyum geli. Sedangkan Neo diam-diam menatap ponselnya di sela lampu merah, menanti notifikasi dari Noah seolah hidupnya bergantung pada itu.

Tepat saat lampu lalu lintas berganti hijau, notifikasi dari Noah akhirnya muncul di layar ponsel Neo. Pesannya singkat namun melegakan: “Semua sudah siap.”

Neo pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan normal, membuat Sienna yang duduk di sampingnya hanya menggeleng pelan sambil tersenyum penuh arti. Ia tahu pasti ada sesuatu di balik kecepatan siput Neo sebelumnya.

Sekitar sepuluh menit kemudian, mobil yang dikendarai Neo akhirnya tiba di area parkir sekolah. Begitu mereka keluar, kedatangan keduanya langsung menarik perhatian banyak siswa. Terutama mereka yang sudah lebih dulu melihat pengumuman cinta yang terpajang di papan mading sekolah.

Bisik-bisik pun mulai terdengar di antara kerumunan:

“Gue bilang juga apa, pasti pacarnya.”

“Tapi cocok sih mereka, ganteng dan cantik.”

“Gue rasa mereka saingan Max dan Amara sekarang.”

“Setuju. Couple gold selanjutnya nih.”

“Tapi cowok itu katanya deket sama Luna, kan?”

“Yeh, lu kayak gak tahu aja gimana citranya Luna…”

Dan masih banyak lagi komentar yang berseliweran, tapi Neo dan Sienna memilih untuk tidak menggubris semuanya. Mereka tetap melangkah santai, seolah dunia hanya milik berdua.

Dengan semangat yang hampir melompat-lompat, Sienna menggandeng tangan Neo menuju mading sekolah. Matanya berbinar-binar, tak sabar melihat wujud dari hukuman manis yang ia ciptakan sendiri.

Begitu tiba di depan mading sekolah, Sienna mendengus kecil. Papan pengumuman itu kini sudah dipadati oleh kerumunan siswa yang penasaran dan heboh dengan isi pengumuman yang terpajang di sana.

Namun, rasa penasaran dan ketidaksabarannya jauh lebih besar dari rasa malasnya untuk berdesakan. Tanpa pikir panjang, Sienna langsung menerobos kerumunan.

Neo yang menyadari gerakan spontan pacarnya itu langsung refleks bergerak mengikuti. Ia berperan sebagai “bodyguard dadakan,” membuka jalan dan melindungi Sienna dari dorongan para siswa yang tak sengaja menyenggol.

Setelah perjuangan kecil dan beberapa kali “permisi,” mereka berdua akhirnya berhasil menembus kerumunan dan berdiri tepat di barisan terdepan.

Begitu matanya berhasil menangkap isi pengumuman, Sienna langsung terkekeh geli. Sebuah poster berisi kalimat manis dan pengakuan cinta dari Neo terpampang besar, lengkap dengan ilustrasi hati dan tanda tangan si pembuat.

Meski mulutnya tertawa, perasaan hangat mulai merambat di dada Sienna. Ada rasa bahagia yang tak bisa disembunyikan—hangat, manis, dan sedikit tak percaya bahwa Neo benar-benar melakukannya.

Namun suasana itu tak berlangsung lama. Kerumunan yang semula riuh dengan bisik-bisik dan gumaman tiba-tiba terdiam saat sebuah suara berat terdengar dari belakang.

“Pada ngapain di sini?”

Suara itu cukup lantang untuk menghentikan segala gumaman. Sontak beberapa siswa menoleh. Sienna dan Neo juga ikut menoleh ke arah sumber suara—dan mendapati Max, berdiri dengan ekspresi datar namun sorot mata yang tajam, menatap langsung ke arah mereka.

»»——⍟——««

Hallo semua✨

Sebelum makasih udh mampir🐾

Buat yg penasaran sama isi surat perjanjian antara Sienna-Neo bisa cek di ig aku ya dan buat yg suka cerita aku mohon dukungannya ya, biar aku semangat updatenya💐

Dan jangan lupa follow akun ig aku @nuna.leo_ atau akun tiktok aku @im.bambigirls. Karena disana aku bakal post visual dan beberapa cuplikan.

Oke see you semua!(⁠◠⁠‿⁠◕⁠)

1
Saryanti Yahya
karya yg cukup bagus, lanjut thor, semangat
Leo Nuna: Makasih Kak😻
total 1 replies
Suluk Pudin99
Semoga sya jga sperti cinta mereka ,tak terduga.Sampai ke pelaminan,Amin Allahumma istajib dua,na ya Robb🤲🏻🤲🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!