Sebuah organisasi pembunuh di era kekacauan dimana terdapat banyak penguasa sering memakai jasa pembunuh bayaran, organisasi pembunuh yang di sebut Sekte Naga hitam, setelah berhasil menjalankan misi, malah di jebak dan di fitnah hingga menjadi bulan bulanan kaum dunia persilatan saat itu, semua anggota sekte naga hitam yang di dada anggotanya terdapat rajah naga berwarna hitam.
Dari semua anggota hanya tersisa seorang anak, yang baru saja dadanya di gambar sebuah naga berwarna hitam.
Dan anak itu menyaksikan pembantaian, oleh mereka yang di sebut golongan putih dan hitam
Bagaimana Han ciu menemukan ke 4 selir nya yang masing masing berbeda karacter dan terkadang membuat pusing, dan suka duka mereka memberantas musuh yang telah menghancurkan kehidupan keluarganya,
Sebuah kisah imajinasi dari penulis.
tak ada unsur modern dalam novel ini, karna hanya sebuah kisah cerita silat jadul.
kritik dan saran di harapkan
asalkan dengan sopan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jack mad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch : 9 Keributan Di Kota Changsa
Pada masa akhir dari dinasty Zhou, dan masa itu adalah masa kekacauan karna negara negara kecil berperang, dan banyak penguasa penguasa diantara mereka mendirikan negara negara kecil., dan saling serang, keadaan sangata kacau dan banyak orang di tangkap dan di curigai.
Perguruan perguruan silat bermunculan, sekte, aliran kepercayaan, dan banyak penduduk yang merasa tak nyaman lalu mengungsi, dan jika mereka banyak teman, mereka memilih jalan mudah untuk menjadi kaya dengan cara menjadi rampok atau begal gunung, dan mereka aman karna ke adaan yang tak menentu, membuat kerjaan juga malas untuk mwmberantas para rampok dan pengacau ke amanan, karna mereka tak mempunyai banyak prajurit untuk menanggulangi, sehingga banyak yang di biarkan oleh kerajaan tempat mereka melakukan aksiny.
Partai partai besar, golongan hitam maupun putih, saling berebut dukungan dan berupaya memperbesar partainnya sendiri.
Perguruan Pedang perak yang di ketuai Tang san, adalah perguruan yang cukup besar, sedangkan adiknya Tang bu, dan kedua anaknya Diao chan dan Tang chan, markas terbesar meraka ada di kota Changsa yang tak jauh dari tempat mereka di sergap oleh orang orang berpakaian hitam di hutan itu.
Han ciu berjalan memasuki Kota Changsa, Han ciu sangat takjub dan matanya terus melihat ke arah rumah rumah dan gedung, orang orang yang hilir mudik berjalan, para pedagang yang menjajakan barang dagangannya menambah suasana hangat kota Changsa.
Han ciu terus menatap ke arah keramaian yang belum pernah ia lihat dari kecil.
Seorang pelayan rumah makan yang menjajakan masakan di rumah makan tempatnya bekerja ketika melihat Han ciu berjalan di depannya, dan melihat pakaiannya yang hitam dan terbuat dari sutra lembut yang mahal.
Pelayan itu langsung menarik narik tangan Han ciu.
''Tuan sudah makan ?'' pelayan itu bertanya.
''Belum'' Han ciu menjawab pertanyaan pelayan itu.
Mendengar perkataan Han ciu, pelayan itu langsung menarik tangan Han ciu, ''mari sini tuan..!!'' di rumah makan kami banyak makanan makanan enak, tuan pasti tak kan menyesal,'' pelayan itu berkata, sambil menarik Han ciu masuk kedalam rumah makan miliknya.
Karna tangannya terus di tarik pelayan itu, Han ciu masuk dan tak lama kemudian, masakan masakan yang masih mengepulkan asap dan berbau harum keluar, dan berada di meja tempat Han ciu duduk. banyak tamu di rumah makan itu, dan sebagian melihat ke arah Han ciu yang rambutnya acak acakan, tapi memakai baju yang bagus dan mahal.
Melihat makanan di meja yang berbau harum, dan perutnya yang sedang lapar, Han ciu langsung menyantap makanan yang ada di meja di depannya.
Setelah semua makanan habis ia makan, Han ciu lalu minum arak yang tersedia di meja, Han ciu mengerutkan dahinya ketika merasakan arak yang baru ia minum, berasa pahit dan asam, tapi semakin lama kepalanya semakin pusing dan wajah nya mulai merah.
Han ciu lalu berdiri dan hendak meninggalkan rumah makan itu.
Pelayan yang menarik Han ciu masuk ke rumah makan, melihat Han ciu hendak meninggalkan rumah makan itu dengan langkah gontai, langsung berlari menghampiri.
''Tuan, tuan tunggu dulu, biaya makan dan arak semuanya 2 tail perak,'' pelayan itu berkata.
Han ciu mengerutkan keningnya mendengar perkataan pelayan itu, dan berkata.
''Dua tail perak apa ?'' pelayan rumah makan itu mendengar perkataan Han ciu, mengerutkan keningnya dan berkata.
''Dua tail perak untuk makan dan minum yang sudah tuan habiskan tadi, tuan harus membayarnya,'' pelayan itu berkata.
''Membayar..!!'' Han ciu yang memang masih tak mengerti, merasa bingung mendengar perkataan dari pelayan itu.
''Bukankah kau yang tadi menarik dan mengajak aku makan, lalu bayar apa, dan apa itu 2 tail perak ?" Han ciu berkata.
Wajah pelayan itu berubah mendengar perkataan dari Han ciu.
''Jadi kau tidak mau bayar makanan dan minuman yang sudah kau habiskan ?'' pelayan itu berkata.
''Bayar, aku harus bayar pake apa ?'' Han ciu berkata, sambil menatap heran ke arah wajah pelayan itu.
Perdebatan antara keduanya di depan rumah makan, mengundang banyak orang yang datang menghampiri dan melihat.
Centeng rumah makan ikut keluar, melihat adu mulut antara pelayan dan Han ciu, 5 orang pemuda yang membawa pedang di punggungnya juga ikut menghampiri mereka.
2 orang centeng rumah makan itu, mendengar cerita pelayan bahwa Han ciu tidak mau membayar makanan yang sudah ia makan.
langsung meraih baju Han ciu yang dadanya agak terbuka, dan ketika kelima orang pemuda yang membawa pedang di punggungnya melihat sekilas rajah naga hitam di dada Han ciu langsung berbisik bisik, kemudian salah seorang pemuda itu lalu pergi meninggalkan kerumunan.
Han ciu mengerutkan kening, ketika centeng rumah makan itu memegang pinggiran baju dadanya yang agak terbuka.
Tangan Han ciu langsung menampar kepala centeng itu.
Plak,..kraak.
Centeng yang terkena hantaman Han ciu langsung terlempar dan tak bangkit lagi, karna kepalanya langsung pecah.
Suasana di tempat itu langsung geger, para penduduk yang melihat langsung mundur ketika sekali tampar, centeng yang bertubuh besar dan wajahnya beringas langsung tewas.
Centeng yang tersisa, langsung mencabut golok, dan 4 orang yang membawa pedang di punggung nya juga ikut mencabut pedang dan langsung mengurung Han ciu.
Han ciu yang di kurung oleh lima orang, lalu tertawa.
Ha ha ha.
''Aku tidak tahu makan itu harus bayar,'' Han ciu berkata, dan jika kalian memaksa ku, jangan salahkan aku jika kalian akan ku bunuh semua.''
''Kau pembunuh, tak usah banyak bicara,''
salah seorang dari 4 pemuda itu berkata.
Han ciu mengerutkan kening, ketika mendengar perkataan pemuda di depannya.
''Baik, kau korban pertama,'' setelah berkata, Han ciu, langsung melesat ke arah pemuda yang tadi bicara.
Whuut..tap.
Pemuda yang tadi berkata, wajahnya langsung pucat, ketika pemuda berbaju hitam, dengan rambut panjang acak acakan di depannya,
tiba tiba menghilang dan kini sudah berada di depannya dan tangan kanan pemuda itu sudah memegang tenggorokannya.
Pemuda itu sudah pasrah, apalagi ketika merasakan tangan yang memegang tenggorokannya, mulai mengeras dan ia susah bernafas.
Han ciu yang sudah merasa kesal, ketika akan mematahkan leher pemuda yang menyebutnya pembunuh, mendengar sebuah suara keras.
''Tahan tuan pendekar..!!''
Terdengar suara nyaring, 4 buah bayangan melesat dan berdiri tak jauh dari Han ciu.
Han ciu menoleh ke arah 4 orang yang baru saja datang.
Dan tiga diantaranya adalah orang yang bertemu dengannya di hutan, dan seorang kakek berambut putih keperakan yang membawa sebuah pedang berwarna perak di punggungnya.
Han ciu lalu melepaskan leher pemuda itu, lalu menatap tajam ke arah, Tang san dan Tang bu, kakak beradik pemimpin dari perguruan pedang perak.
''Apa kalian juga ingin di bunuh ?'' Han ciu berkata.
Pemuda yang tadi tenggorokannya di lepaskan oleh Han ciu, melihat kedatangan ketuanya apalagi di situ juga ada Diao chan gadis yang merupakan kembang di perguruan pedang perak, nyali pemuda itu bertambah besar.
dan berkata.
''Jaga mulutmu..!!'' yang sopan bicara pada ketua," pemuda itu berkata dengan suara kencang.
Han ciu langsung melesat ketika mendengar perkataan pemuda itu.
Whuuut, plaaak, aarrrgh.
Sebuah tamparan keras, membuat beberapa gigi pemuda itu berhamburan keluar, dan pipi pemuda itu sembab, dan berubah warna menjadi biru, dari mulut pemuda itu terdengar teriakan kencang dan darah berhamburan dari mulutnya.
Tang san terkejut melihat kecepatan Han ciu menampar murid nya, wajahnya mulai berubah kelam, tapi ketika tangannya di pegang oleh sang adik, dan melihat adiknya menggelengkan kepala.
Kemarahan Tang san mereda.
''Tuan pendekar, maaf kan kelancangan anak murid perguruan pedang perak.'' Tang bu berkata.
''Jika kalian masih memaksa, jangan salahkan, jika aku akan menghabisi kalian di sini,'' Han ciu berkata sambil menatap tajam ke arah Tang bu dan ketua perguruan pedang perak Tang san.
''Tuan pendekar, kami hanya ingin mengundang mu ke perguruan pedang perak.''
''Masalah di tempat ini, biar kami bantu untuk membereskannya.'' Tang bu berkata.
''Tang chan, bereskan masalah di sini.'' Tang bu berkata kepada anaknya.
''Baik ayah,'' Tang chan berkata.
''Mari tuan pendekar''
Tang bu berkata, lalu mempersilahkan Han ciu untuk berjalan bersamanya.
Sementara itu di sebuah kedai arak, seorang berpakaian hitam dan bercaping menatap tajam ke arah Han ciu dan rombongan pedang perak
Pedang perak rupanya sudah tahu akan di serang, dan sekarang sedang mengumpulkan jago.
Hmm..!!
''Kau pikir siluman goa iblis akan gentar.''
kakek berwajah bengis itu berkata dalam hati, sambil menyeringai ke arah Han ciu.