Seorang gadis Pustakawan yang merupakan seorang kutu buku harus menerima kenyataan bahwa ia tewas saat ia menamatkan novel kesukaannya berjudul "Moonira".
Namun bukannya menuju akhirat, gadis itu justru masuk ke dunia novel kesayangannya dan ditunjuk sebagai calon Helena yang menyalurkan berkat dari dewi Selene kepada kerajaan Welf. Disana ia ditemukan oleh seorang Adipati kerajaan Welf yang merupakan high Elf.
Bagaimana kisah gadis itu di dunia Moonira? Apakah gadis itu berhasil menjadi seorang Helena dan bagaimana kisah cinta gadis itu dengan sosok Adipati yang terkenal sebagai dewa kematian di dalam peperangan? Apakah cinta mereka bersatu atau justru kandas di tengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arthystrawberry23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
XII Keputusan Sang Ratu.
Pangeran Aegis dan Roselina melompat kebelakang untuk menjaga jarak satu sama lain, nafas keduanya terengah-engah. Pangeran Aegis menarik pedangnya dari sarungnya dan memasang kuda-kuda untuk kembali menyerang Roselina, melihat kuda-kuda itu, nyonya Zerena memasang barier di sekitar Roselina dan pangeran Aegis untuk mencegah dampak serangan pangeran Aegis akan melukai para ksatria dan prajurit yang menonton latih tanding Roselina dan pangeran Aegis.
Pangeran Aegis melapisi tubuhnya dengan sihir cahaya untuk memperkuat fisiknya, menambah kecepatannya, dan memasang perlindungan jika saja Roselina melayangkan sihir. Roselina pun sama mengikuti pangeran Aegis agar Roselina bisa mengimbangi serangan dari pangeran Aegis. Dengan kecepatan tinggi pangeran Aegis melesat kearah Roselina melayangkan serangan pedang, namun dengan mudah Roselina menangkis serangan pangeran Aegis.
Dengan kecepatan tinggi Roselina dan pangeran Aegis saling melayangkan serangan yang membuat dentuman pedang keduanya terdengar kuat, karena saling menyerang dengan kecepatan tinggi membuatnya sulit untuk dilihat melalui mata, hanya terlihat kilatan cahaya dari pedang Roselina dan pangeran Aegis yang saling beradu.
Para ksatria dan prajurit yang melihat pertarungan Roselina dan pangeran Aegis terkejut dan terpaku, mereka tidak menyangka bahwa Roselina mampu mengimbangi kekuatan pangeran Aegis yang terkenal sangat kuat bahkan melebihi kekuatan Ernathan yang dijuluki sebagai dewa perang.
Bahkan pangeran Alarion dan Robert terkejut dan terpaku melihat pertarungan pangeran Aegis dan Roselina yang sangat hebat, bahkan mereka tidak bisa melihat Roselina dan pangeran Aegis.
Serangan Roselina dan pangeran Aegis terhenti dengan Roselina dalam posisi bertahan dengan tubuh bersimpuh sembari menahan pedang pangeran Aegis yang ada di posisi atas. Tangan Roselina bergetar karena menahan kekuatan pangeran Aegis.
Roselina dengan kuat mendorong pedang pangeran Aegis membuat tubuh pangeran Aegis terdorong ke belakang, dan mengikuti serangan pangeran Aegis sebelumnya, ia melayangkan tendangan berputar dengan posisi tubuh di bawah membuat pedang di tangan pangeran Aegis terlepas.
Roselina melayangkan tendangan bertubi-tubi dengan posisi tubuh di bawah dan Roselina menggunakan kedua tangannya untuk menumpu tubuhnya, pangeran Aegis menahan serangan Roselina sehingga membuat pangeran Aegis dalam posisi bertahan.
Setelah mengetahui frekuensi waktu serangan Roselina, dengan memanfaatkan beberada detik sebelum tendangan Roselina mengenai tubuhnya, ia mengumpulkan sihir cahaya di kepalan tangannya dan melayangkan tinjuan pada Roselina, melihat serangan itu Roselina melompat kebelakang untuk menghindari serangan tinju pangeran Aegis membuat tanah dimana Roselina berpijak sebelumnya retak dan membentuk kubangan cukup dalam membentuk tinjuan pangeran Aegis.
Memanfaatkan itu, pangeran Aegis kembali mengambil pedangnya dan dengan kecepatan tinggi ia melesat kearah Roselina, Roselina menangkis serangan pedang pangeran Aegis membuat pedang Roselina patah, pangeran Aegis melompat mundur namun tidak cukup seperkian detik ia kembali melesat kearah Roselina dan memasang posisi untuk menusuk Roselina, dalam bayang pangeran Aegis ia tahu bahwa Roselina akan menangkis serangannya, pangeran Aegis semakin serius dalam bertarung untuk memancing Roselina menggunakan sihir yang dirumorkan bahwa sihir itu sangat kuat.
Namun tanpa pangeran Aegis duga bahwa bukannya membalas serangan pangeran Aegis dengan sihir, justru Roselina membuat barier lemah yang tentu saja tidak mampu menahan serangan pangeran Aegis, dan dalam beberapa detik, pedang pangeran Aegis menembus perut Roselina membuat semua elf yang melihat kejadian itu terkejut bahkan nyonya Zerena pun terkejut.
Mata pangeran Aegis membelalak ketika ia melihat Roselina memuntahkan darah dari mulutnya. Roselina tersenyum lalu memukul pelan dahi pangeran Aegis.
"Tak usah me.. menatapku seperti itu, aku baik-baik saja" ujar Roselina dengan nada terbata-bata.
Roselina menyentuh pedang pangeran Aegis dan menarik pedang pangeran Aegis yang menancap dari tubuhnya, tubuh pangeran Aegis masih mematung, melihat tubuh Roselina tumbang membuat pangeran Aegis menangkap tubuh Roselina dan mendekapnya dalam pelukannya.
Nyonya Zerena menghampiri pangeran Aegis dan Roselina yang masih sadar, ia segera memberikan sihir penyembuh pada Roselina berharap ia bisa menutup luka Roselina.
Disaat nyonya Zerena menyembuhkan Roselina, Roselina yang masih tersadar menggenggam tangan nyonya Zerena membuat nyonya Zerena terkejut melihat tatapan Roselina.
"Tak usah menyembuhkanku yang mulia ratu" gumam Roselina sembari menatap tajam kearah nyonya Zerena dengan sorot matanya tampak redup, yah sejak awal Roselina tahu identitas asli nyonya Zerena yang tidak lain adalah ratu Serena.
Nyonya Zerena yang melihat cahaya putih menyelimuti luka Roselina terkejut, yah, Roselina menggunakan sihir Regenerasi untuk menyembuhkan luka yang ada di perutnya, ia tidak menyangka jika Roselina sudah bisa menguasai sihir regenerasi yang belum sempat ia ajarkan pada Roselina, nyonya Zerena awalnya berniat memperkenalkan sihir kuno para elf yaitu sihir Regenerasi padanya untuk menambah wawasan Roselina namun ia tidak menyangka jika Roselina bisa menguasainya dengan cepat yang bahkan dirinya tidak bisa menggunakan sihir itu.
Setelah luka di tubuh Roselina sembuh tak berbekas, Roselina menjauh dari dekapan pangeran Aegis dan tersenyum lemah kearah nyonya Zerena dan pangeran Aegis.
"Sudah kukatakan aku baik-baik saja" ujar Roselina sembari tersenyum walaupun tak bisa dipungkiri tubuh Roselina lemah dan wajahnya pucat karena kehabisan energi setelah menggunakan sihir regenerasi.
Mengetahui bahwa Roselina baik-baik saja membuat pangeran Aegis menghela nafas lega dan tubuhnya lemas karena ia terkejut melihat Roselina terluka parah, tak lama Roselina kehilangan kesadarannya dan lagi-lagi pangeran Aegis menangkap tubuh Roselina agar tidak menghantam tanah.
"Pangeran Aegis, kau bawa Roselina ke istana dan minta Cassandra untuk mengecek kondisi Roselina" pinta nyonya Zerena, mendengar itu pangeran Aegis menggendong Roselina yang tak sadarkan diri dan segera membawanya ke istana.
Nyonya Zerena bangkit dan menatap kearah pangeran Alarion dengan tatapan dan raut wajah serius.
"Alarion, perintahkan komandan militer, ayahmu, dan beberapa mentri dan petinggi milter untuk menemuiku di ruang rapat, aku ingin mendiskusikan sesuatu pada mereka" pinta nyonya Zerena.
"Hal apa yang ingin ibunda diskusikan pada mereka?" Tanya pangeran Alarion.
"Tentang merekrut Roselina untuk masuk militer kerajaan" jawab nyonya Zerena membuat pangeran Alarion dan Robert terkejut.
"Merekrut nona Roselina masuk militer kerajaan? Apa kau yakin akan hal itu ibunda? Roselina adalah seorang wanita, apa ibunda lupa aturan kerajaan yang melarang wanita untuk masuk militer kerajaan?" Protes pangeran Alarion yang terkejut mendengar ucapan ibundanya yang tentu melanggar aturan kerajaan.
"Tapi kerajaan membutuhkan Roselina, selain tugasnya sebagai Helena agung yang akan menyebarkan berkat dewi bulan pada seluruh kerajaan, tapi kita juga membutuhkan kekuatan tempur Roselina untuk melawan monster baik saat insiden Cladis berlangsung ataupun tidak" tegas nyonya Zerena.
"Tapi ibunda, kita tidak bisa melakukan hal itu, aku yakin kak Ernathan juga menolak keputusan ibunda untuk memasukkan Roselina dalam militer kerajaan, aku mohon ibunda pikirkan baik-baik keputusan yang ibunda ambil" jelas pangeran Alarion berusaha untuk menyadarkan ibunya dari pemikiran gilanya.
Aura sihir menguar dari tubuh nyonya Zerena membuat pangeran Alarion dan Robert serta para ksatria dan prajurit yang melihat itu terkejut dan merinding, bisa pangeran Alarion lihat ekspresi murka ibunya yang menandakan bahwa keputusan nyonya Zerena sudah bulat dan tidak ada yang bisa membantah keputusan nyonya Zerena.
"Baiklah yang mulia, perintahmu adalah hal yang mutlak bagiku" ujar pangeran Alarion sembari menundukkan kepalanya.
"Apakah ini yang kau inginkan, dewi"
To be continued...