NovelToon NovelToon
25 ATURAN IBLIS

25 ATURAN IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:228
Nilai: 5
Nama Author: muhamad aidin

Sarah sang pemeran utama beserta para survivor lainnya telah berada di sebuah dunia tiruan yang nampak aneh. Mereka harus bisa bertahan hidup dengan melewati permainan yang di sebut dengan " 25 aturan iblis ", dimana permainan ini memiliki setiap aturan dan teka teki yang cukup menyulitkan. yang berhasil bertahan hidup sampai akhir, adalah pemenangnya. lalu hadiah yang akan di terima adalah satu permintaan apa saja yang diinginkan...... Mampukah Sarah dan para survivor lainnya keluar dari dunia aneh itu..? lalu bagaimana caranya Alena adik perempuan Sarah yang telah menghilang selama 12 tahun berada di dunia itu....?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muhamad aidin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 : permainan aturan kedua dimulai

Dua hari berlalu tanpa terasa. Senja kian terganti malam seiring perlahan matahari terbenam secara keseluruhan. Degup jantung kami seakan tidak dapat dikendalikan mengingat bahwa aturan game kedua malam ini akan berlangsung.Tidak ada jeda untuk menangis atau memohon, hanya bisa memikirkan caranya untuk tetap bertahan hidup di dunia penuh bayangan kematian

  Sebelum matahari terbenam, kami telah mendapat surat peringatan untuk berkumpul di stadion sepak bola tepat pukul delapan malam. Seratus orang, jumlah yang diperlukan dalam game ini, berarti jumlah survivor tidak hanya kami yang berpartisipasi, mereka-mereka yang datang dari segala penjuru mungkin akan berkumpul di stadion. Kami bermaksud untuk lebih banyak tahu tentang dunia ini, dan mencari cara untuk keluar dari sini dalam keadaan hidup-hidup. Tepat ketika matahari terbenam, kami semua mulai berangkat ke tempat yang di tuju menggunakan sepeda. Satu-satu alat transportasi tanpa menggunakan listrik maupun bensin. Cara manual walau sedikit melelahkan, harus kami jalani di dunia yang tidak adanya listrik namun melimpahnya bahan makanan.

   Tepat sebelum pukul delapan kami telah sampai di depan stadion, benar saja tidak hanya kami yang berkumpul, namun beberapa orang telah berkumpul di depan stadion. Di hadapan kami sebuah layar terpampang, jumlah survivor. Baru mencapai tujuh puluh dua orang. Mereka semua saling berbisik dan menatap satu sama lain. Ku perhatikan di sekitarku, wajah-wajah yang mungkin sudah melewati kematian.

Satu persatu mulai berdatangan tak lama setelah kelompok kami datang, tepat sekitar pukul delapan malam, layar besar di atas pintu masuk stadion sudah menunjukkan jumlah survivor sebanyak seratus orang. Tiba-tiba jeruji laser merah keluar dari dalam tanah. Memanjang hingga ke langit malam yang gelap. Jeruji laser merah itu mengelilingi seluruh stadion sehingga kami semua nampak terkurung di dalamnya.

" Selamat datang para survivor, di dua puluh lima aturan iblis. Kita akan melakukan babak kedua, bersama dengan saya sang master yang akan mengawal pertandingan ini... ". Lelaki aneh itu kembali muncul tiba-tiba di hadapan kami, di sampingnya sudah ada meja panjang dimana banyak berbagai jenis senjata tajam maupun tumpul berserakan.

" Silahkan di lihat, di samping saya ini adalah benda tumpul hingga senjata tajam, jumlahnya sudah di sesuaikan dengan jumlah para survivor yang berada di sini " Lelaki itu tersenyum menyeringai.

" Sebelum di mulai, seperti biasa, saya akan menawarkan kepada sang master ketiga belas, tawaran spesial yang ia miliki sebanyak tiga kesempatan... ". Aeter melirik Alena yang sekarang sudah berada di barisan depan. Semua mata tertuju kepada Alena.

" Kau ingin ikut atau tidak.... ? ". Pertanyaan yang sebelumnya telah dia lontarkan kepada Alena di game sebelumnya.

Alena melirik kakaknya, lalu melirik Luna, gadis kecil berusia delapan tahun itu dengan rasa iba. Seorang gadis delapan tahun yang di paksa ikut dalam game kematian ini.

" Saya ikut.... ". Dengan nada tegas Alena langsung setuju untuk ikut. Aeter tersenyum sumringah.

" Jawaban yang memuaskan, master.... ". Aeter memberi hormat dengan sangat elegan. Lalu kembali melanjutkan kalimat yang terpotong.

" Aturan kedua mudah, kalian semua telah di golongkan sebagai warga. Namun, saat ini wilayah kalian telah disusupi oleh lima serigala yang berada di dalam stadion ini. Tugas kalian mudah, yaitu temukan sang serigala sebelum pukul enam pagi. ". Aeter menunjuk arena dalam stadion sebagai lokasi perburuan.

" Lalu bagaimana jika kami belum bisa menemukan serigala itu setelah pukul enam pagi ..? ". Tiba-tiba seorang perempuan muda menyahut bertanya.

" pertanyaan bagus..... ". Aeter menarik nafas sambil masih tersenyum menyeringai. " Maka bom yang ada di seluruh stadion ini akan meledak, dan kalian semua akan mati ". Aeter menunjuk layar di atas, menampilkan. Ilustrasi ledakan dahsyat yang mampu menghancurkan stadion dalam sekejap Semua orang nampak terkejut, mereka semua di hinggapi rasa takut yang berlebihan.

" Jadi ini lah gunanya sel laser itu, mencegah kami untuk melarikan diri ". Seorang survivor kembali menyalak. Aeter mengangguk.

" Karena itulah, kalian akan di bekali senjata masing-masing yang bisa diambil di meja ini. Kalian bebas memilih senjata apapun, lalu kalian pun diperbolehkan melukai atau pun membunuh satu sama lain, demi kepentingan apapun ". Aeter terdiam sejenak lalu memberi sedikit waktu.

" bukan aturan jika tidak ada namanya permainan, di lain kesempatan, kami memberi bantuan. Tentu saja, setiap satu jam sekali, sebuah kota akan jatuh dari langit di tengah lapangan, kotak kecil itu adalah sebuah petunjuk untuk menemukan lima serigala itu. Dan waktunya hanya lima menit ketika kotak itu berhasil jatuh ke tanah, kelima serigala itu tidak akan bisa bergerak bebas ". Aeter menjelaskan panjang lebar. Lalu mempersilahkan seluruh survivor mengambil benda tajam maupun tumpul yang mereka inginkan.

" Luna pegang ini saja... ". Alena mengambil sebuah pisau kater lalu di berikan. Kepada Luna. Sarah yang melihatnya langsung merebut benda tajam itu.

" Gak boleh..... Luna masih kecil, dia gak boleh di ajarkan buat ngelakuin hal gila dan buruk ". Sarah sedikit terpancing emosi ketika di hadapkan oleh kenyataan.

" Game ini gak pandang usia maupun gender, mereka yang telah siap untuk ikut dalam permainan ini adalah mereka yang telah siap menghadapi kematian, bahkan anak kecil pun harus bisa memegang senjata ". Alena mempertegas ucapannya. Sarah masih memelotot tanda tidak setuju dengan usulan Alena itu.

" Luna bisa kok ngelindungi diri Luna sendiri ". Tiba-tiba Luna mengambil pisau kater kecil itu dari tangan Sarah. " Luna gak mau nyusahen kak Sarah sama kak Alena ". Sambil tersenyum anak berumur delapan tahun itu mencoba mempertegar dirinya. Sarah menatap dengan rasa iba dan prihatin, seharusnya gadis kecil ini tidak terlibat dalam permainan iblis ini.

" Jangan khawatir, kita sama-sama lindungi Luna ". Alena menepuk pundak Sarah, lalu memberikan sebuah Kampak berukuran sedang, sedangkan Alena berhasil mengambil pedang samurai tajam dan panjang.

" Luna jangan jauh-jauh dari kak Sarah dan kak Alena yah .. ". Sambil tersenyum Sarah mencoba menahan rasa sedihnya, lalu sekali lagi memeluk Luna. Luna mengangguk lalu tersenyum.

" Semua orang sepertinya telah mendapat senjata masing-masing. game di mulai, selamat berburu.... " Aeter tersenyum menyeringai dan tiba-tiba lampu stadion mati total secara mengejutkan. Tidak lama lampu kembali menyala dan menjadi lebih terang, namun seperti biasa, lelaki misterius itu telah menghilang termakan kegelapan. Pintu stadion telah terbuka lebar. Permainan dua puluh lima aturan iblis, aturan kedua telah resmi di mulai.

1
🍧·🍨Kem tình yêu
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
LaConstieConsti
Benar-benar merinding dan merasa terobsesi dengan cerita ini, thor! ❤️
muhamad aidin: terima kasih untuk masukannya.... semoga ke depannya bisa terus menulis untuk para pembaca.....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!