NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Calon Kakak Ipar

Menikah Dengan Calon Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: roseraphine

Pada hari pernikahannya, Naiya dengan kesadaran penuh membantu calon suaminya untuk kabur agar pria itu bisa bertemu dengan kekasihnya. Selain karena suatu alasan, wanita dua puluh lima tahun itu juga sadar bahwa pria yang dicintainya itu tidak ditakdirkan untuknya.

Naiya mengira bahwa semuanya akan berjalan sesuai rencananya. Namun siapa sangka bahwa keputusannya untuk membantu calon suaminya kabur malam itu malah membuatnya harus menikah dengan calon kakak iparnya sendiri.

Tanpa Naiya ketahui, calon kakak iparnya ternyata memiliki alasan kuat sehingga bersedia menggantikan adiknya sebagai mempelai pria. Dan dari sinilah kisah cinta dan kehidupan pernikahan yang tak pernah Naiya bayangkan sebelumnya akan terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon roseraphine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sarapan Bersama

Pagi hari ini, disaat Bi Nur sedang menghidangkan makanan di meja, wanita paruh baya itu mengernyitkan keningnya heran melihat Shaka yang berjalan menuruni tangga diikuti Naiya yang membawakan jas pria itu. Sebenarnya hal itu wajar-wajar saja, namun baru pertama kali ini mereka terlihat ingin sarapan bersama.

"Pagi, Bi!" sapa Shaka yang lebih dahulu sampai ke meja makan dengan tersenyum ke arah Ni Nur. Pria itu kemudian mendudukkan dirinya di salah satu kursi meja makan tersebut.

"Pagi, Nak Shaka," balas Bi Nur dengan tersenyum lembut ke arah Shaka. Netranya kemudian melihat ke arah Naiya yang terdiam agak jauh dari mereka seperti terlihat ragu untuk mendekati meja makan.

"Loh, Nak Naiya kenapa diam disitu? Sini duduk! Bibi sudah masak banyak untuk sarapan pagi ini," Bi Nur menarik kursi di samping Shaka agar ditempati Naiya.

Dengan langkah ragu, Naiya mendekati meja makan tersebut dengan tangannya yang masih membawa jas hitam Shaka. Ia sebenarnya ingin sarapan setelah Shaka menyelesaikan sarapannya seperti biasa. Namun karena pagi ini ia harus berangkat pagi karena hari pertamanya bekerja, Naiya mencoba untuk sarapan bersama pria itu. Semoga saja Shaka tidak marah.

"Sini, Bibi bawakan jasnya," Bi Nur meraih jas Shaka yang ada di tangan Naiya dan menuntun wanita itu duduk di sebelah Shaka.

Sedangkan Shaka yang sedang memilih lauk untuk makan itu hanya diam tak bereaksi apapun. Walaupun tadi ia sempat tersenyum hangat kepada Bi Nur, tapi wajah pria itu kembali datar saat Naiya berada di dekatnya.

"Terima kasih, Bi. Maaf merepotkan Bi Nur," balas Naiya merasa tidak enak.

"Gak repot, kok. Ayo dimakan. Apa mau Bibi ambilkan? Ini ada ayam kecap, ikan balado, sayur kangkung..." tawar Bi Nur kepada Naiya dengan menunjukkan satu persatu makanan yang tersaji di meja.

Perlakuan Bi Nur kepada Naiya itu membuat Shaka yang sedang makan itu merasa heran. Bagaimana bisa wanita paruh baya itu begitu perhatian kepada Naiya. Bahkan dengan Vira yang dulu seringkali datang ke mansion utama keluarga Wijaya saja tidak pernah seperhatian ini.

"Gak usah repot-repot, Bi. Aku bisa ambil sendiri, kok. Terima kasih, ya," tolak Naiya halus seraya tersenyum kepada Bi Nur.

"Yasudah, Bibi tinggal dulu ke belakang sebentar, ya. Kalau sudah selesai nanti bisa panggil Bibi," pamit Bi Nur dan dibalas anggukan oleh Naiya.

Setelah Bi Nur meninggalkan ruang makan itu, Shaka yang sejak tadi hanya diam dan fokus pada makanannya menoleh kepada Naiya dengan tatapan sinis, "Dasar sok baik!"

Mendengar ucapan sinis suaminya itu membuat Naiya mengerjapkan matanya bingung dan menoleh kepada Shaka, "Maksudnya, Kak?"

Shaka yang baru menghabiskan setengah makanannya di piring itu tiba-tiba meletakkan sendok dan garpu kemudian menghabiskan segelas air putih yang tersedia di meja.

"Saya udah gak nafsu makan karena satu meja sama kamu," sungut Shaka dengan ekspresi juteknya. Pria itu kemudian mengenakan jasnya yang tadi di sampirkan oleh Bi Nur di kursi lalu keluar begitu saja meninggalkan Naiya yang masih dilanda kebingungan.

"Kak, tunggu!" panggil Naiya yang tentunya tak dihiraukan oleh Shaka. Wanita itu meninggalkan meja makan dan mengejar langkah kaki suaminya yang begitu cepat. Hingga akhirnya dengan sedikit berlari, Naiya berhasil menghentikan Shaka dengan menghadang pria itu dari depan.

"Minggir!" usir Shaka dengan menyingkirkan tubuh Naiya yang menghalangi langkahnya membuat Naiya sedikit oleng.

Namun wanita itu tidak putus asa. Ia kembali mengejar Shaka kemudian meraih ujung jas pria itu agar berhenti sebentar dan menatap ke arahnya.

"Apa lagi sih kamu?! Saya udah telat mau berangkat ke kantor!" bentak Shaka merasa terganggu. Paginya terasa begitu kacau karena ulah manusia di depannya ini.

"Tapi makanan kamu belum habis, Kak. Aku bisa makan di tempat lain kalau kamu gak nyaman. Ayo kamu habiskan dulu sarapan kamu," ajak Naiya lembut seraya menarik tangan Shaka agar mengikuti langkahnya kembali ke meja makan.

Naiya merasa bersalah karena membuat Shaka merasa tidak nyaman karena satu meja makan bersama dirinya. Naiya khawatir pria itu kelaparan nanti karena tidak menghabiskan sarapannya.

"Gak usah! Saya bisa makan di luar!" tolak pria itu lalu melepaskan tangannya dari genggaman Naiya dengan kasar.

Naiya yang sempat terkejut atas perlakuan Shaka itu kemudian menetralkan kembali ekspresinya.

"Tapi nan..."

"Gak usah sok peduli sama saya! Urus aja diri kamu sendiri yang belum bener itu!" hina Shaka dengan begitu teganya lalu pergi begitu saja dari sana.

Naiya menatap punggung lebar Shaka yang semakin menjauh darinya dengan mata yang berkaca-kaca. Kenapa hatinya terasa begitu sakit mendengar cemoohan yang keluar dari mulut suaminya itu.

Padahal selama ini ia sudah terbiasa mendengar kalimat menyakitkan yang keluar dari mulut papanya. Tapi kali ini rasanya sangat berbeda. Sangat sakit. Bisa dikatakan lebih sakit. Ternyata seburuk itu dirinya di mata Shaka.

Naiya mengusap air matanya kemudian berbalik ingin menyelesaikan sarapannya yang belum tuntas. Walaupun sebenarnya sudah tidak ada nafsu makan, tapi ia harus mengisi perutnya karena Naiya yakin pekerjaannya nanti pasti berat.

Namun tiba-tiba Naiya merasakan usapan lembut pada pundaknya yang membuatnya refleks menoleh. Ternyata ada Bi Nur yang sedang tersenyum lembut kepadanya.

"Gak usah terlalu dipikirkan ya ucapan Nak Shaka tadi. Mungkin di kantor ada banyak masalah jadi suka marah-marah seperti itu," ucap Bi Nur mencoba menghibur Naiya.

"Iya, Bi. Naiya gak apa-apa, kok," sahut Naiya dengan wajah yang dipaksa untuk tersenyum.

"Yasudah ayo lanjut sarapan. Kamu harus segera berangkat kerja, kan?" ajak Bi Nur yang kemudian diangguki oleh Naiya.

Bi Nur akhirnya menuntun Naiya masuk ke dalam rumah agar wanita itu kembali melanjutkan sarapannya yang sempat tertunda.

-o0o-

Naiya menatap bangunan yang menjulang tinggi di hadapannya itu. Ia sebelumnya memang mengetahui bahwa perusahaan Wijaya adalah salah satu perusahaan yang besar, namun tetap saja ia takjub ketika melihatnya langsung dari jarak sedekat ini.

Naiya berjalan perlahan memasuki lobi perusahaan kemudian menuju ke resepsionis. Wanita itu juga tak lupa menggunakan masker agar wajahnya tak terlihat dan dikenali oleh para karyawan di sini sesuai permintaan Shaka. Bagaimanapun di saat mereka menikah, karyawan di sini pasti banyak yang datang dan sedikit banyak pasti tak asing dengan wajahnya.

"Permisi mbak. Maaf sebelumnya, saya office girl baru yang akan mulai bekerja hari ini. Boleh saya tahu ruangannya di mana?" tanya Naiya kepada perempuan berambut sebahu dengan dandanan menornya.

"Oh, Mbak bisa lurus kemudian belok ke kanan. Ruangannya ada di sebelah kiri, Mbak," jelas perempuan itu kepada Naiya.

"Baik. Terima kasih, Mbak," Naiya membungkukkan badannya sedikit sebagai isyarat undur diri dan segera mencari ruangan yang disebutkan oleh pegawai itu.

Naiya berjalan menunduk meskipun telah menggunakan masker untuk menutupi wajahnya. Ia merasa asing di tempat ini. Langkah kakinya akhirnya berhenti di depan pintu coklat yang bertuliskan "ruang pegawai".

Tangannya bergerak untuk memutar handle pintu tersebut. Namun sebelum itu Naiya dikejutkan dengan suara seseorang.

"Hei! Siapa kamu?"

1
cocondazo
Thor, aku udah nggak sabar nunggu next chapter.
call me sera: ditunggu yaw🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!