Di sebuah universitas yang terletak kota, ada dua mahasiswa yang datang dari latar belakang yang sangat berbeda. Andini, seorang mahasiswi jurusan psikologi yang sangat fokus pada studinya, selalu menjadi tipe orang yang cenderung menjaga jarak dari orang lain. Dia lebih suka menghabiskan waktu di perpustakaan, membaca buku-buku tentang perilaku manusia, dan merencanakan masa depannya yang penuh dengan ambisi.
Sementara itu, Raka adalah mahasiswa jurusan bisnis. raka terkenal dengan sifatnya yang dingin dan tidak mudah bergaul, selalu membuat orang di sekitarnya merasa segan.
Kisah mereka dimulai di sebuah acara kampus yang diadakan setiap tahun, sebuah pesta malam untuk menyambut semester baru. Andini, yang awalnya hanya ingin duduk di sudut dan menikmati minuman, tanpa sengaja bertemu dengan Raka.
Yuk guys.. baca kisah tentang perjalanan cinta Andini dan Raka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 PANTAI II
Di saat andini sedang berbincang dengan kedua sahabat nya Tiba-tiba, di kejauhan, Andini melihat seseorang yang tampaknya sedang berjalan ke arah mereka. Sosok itu terlihat familiar, dan setelah beberapa detik, Andini baru sadar bahwa itu adalah Raka,
Tanpa berpikir panjang, Andini segera bangkit dan menyapa, "Raka? Kok bisa ada di sini?"
Raka tersenyum lebar ketika mendengar suara Andini. "Wah, Andini! Kayaknya kita punya tujuan yang sama, ya?" jawab Raka sambil mendekat. "Aku sama teman-temanku juga ke sini, nih."
Ternyata, Raka tidak datang sendirian. Di belakangnya, ada dua orang laki-laki yang Andini kenal. Mereka adalah Denis dan Irfan teman-teman Raka yang juga sering diajaknya dalam kegiatan kampus. Andini sudah sering mendengar nama mereka, meskipun belum pernah benar-benar berbicara lebih dekat.
"Kenalin, ini Denis dan ini Irfan " kata Raka sambil menunjuk kedua sahabatnya. "Mereka juga teman sekelas aku."
Andini tersenyum, merasa sedikit canggung, tapi mencoba untuk ramah. "Hai, Denis dan irfan. Senang akhirnya ketemu kalian."
Nana dan sofi yang mendengar percakapan itu, langsung menyapa mereka juga. "Wah, jadi kita berdua yang nongkrong di pantai ini ya?" kata Nan sambil tertawa. "Kalau gitu, kita jadi nggak sendirian."
Raka tertawa. "Yup, kayaknya kita harus bergabung nih. Pantai seru kalau rame-rame, kan?"
Mereka semua setuju untuk duduk bersama di bawah payung yang sudah disiapkan Andini dan teman-temannya. Obrolan pun mengalir dengan santai. Raka menceritakan bagaimana dia dan teman-temannya tiba lebih awal dan langsung menuju pantai, sementara Denis dan Irfan menyarankan mereka untuk bermain voli pantai bersama. Andini merasa senang bisa berbincang lagi dengan Raka, meskipun suasananya sedikit canggung di awal. Namun, seiring waktu, keakraban mereka mulai terasa kembali.
Setelah beberapa waktu duduk dan menikmati camilan, Denis menggoda Andini, "Jadi, Andini, kamu ke sini sama sahabat-sahabat kamu, ya? Gimana, sudah ada rencana liburan lagi? Atau masih sibuk dengan tugas-tugas kampus?"
Andini sedikit tersenyum, " Tugas sih pasti ada, tapi weekend ini emang sengaja aku ambil waktu buat santai bareng sahabat. Kadang kita butuh waktu kayak gini buat recharge."
Irfan yang sedang bermain frisbee dengan Nana, tiba-tiba berlari mendekat. "Ayo, Andini, Raka! Main frisbee! Kita bikin tim!" ajaknya sambil tersenyum lebar.
Andini melihat ke arah Raka dan kedua sahabatnya yang sudah siap bermain. "Ayo, kita main!" jawab Andini dengan antusias, lalu ikut berdiri dan berjalan ke lapangan pasir.
Permainan frisbee dimulai dengan tawa dan sorak-sorai. Andini, yang sedikit canggung di awal, akhirnya mulai nyaman bermain bersama mereka. Raka, yang ternyata cukup lihai dalam bermain frisbee, beberapa kali melemparkan frisbee ke arah Andini. Andini merasa senang bisa mengikuti permainan dengan baik, apalagi dengan kehadiran Raka yang penuh semangat.
Setelah beberapa putaran permainan, mereka semua duduk di pasir, beristirahat sambil menikmati air kelapa muda yang baru mereka beli dari kios terdekat. Pemandangan matahari yang perlahan tenggelam menambah suasana yang semakin hangat.
Raka mengalihkan perhatian Andini dari keramaian sekitar, "Aku senang banget akhirnya bisa ngobrol sama kamu lagi, Andini."
Andini tersenyum, sedikit malu. " Masa sih. Tapi aku senang bisa ketemu lagi, apalagi di tempat yang seindah ini."
Nana dan sofi yang melihat obrolan mereka hanya saling berpandangan, tertawa ringan. Nana berkata, "Kayaknya ada chemistry nih antara kalian berdua. Kapan-kapan kita ajak jalan lagi, ya?"
Andini hanya tersenyum dan menggelengkan kepala, merasa sedikit malu. Namun, di dalam hatinya, dia merasakan kebahagiaan yang sederhana. Meskipun perjalanan mereka hari itu penuh tawa dan kebersamaan, Andini merasa bahwa pertemuan dengan Raka membawa sesuatu yang berbeda sesuatu yang bisa dia nikmati tanpa terburu-buru, tanpa tekanan apapun.
Hari itu berakhir dengan kebersamaan yang hangat di bawah langit yang berwarna keemasan. Andini tahu, meskipun hanya sesekali bertemu, hari-hari seperti ini akan selalu meninggalkan kenangan yang indah, apalagi ketika itu melibatkan sahabat-sahabat terbaik dan orang-orang yang membuatnya merasa nyaman.