Dealova William gadis cantik mahasiswi seni rupa yang akan mengadakan pameran lukisan. Dia bersikeras akan ikut memamerkan lukisan almarhum Nenek Buyut nya. Namun Sang Mama melarangnya dan terjadilah saling rebut lukisan itu.. lukisan itu pun terjatuh dan menimpa tubuh Dealova menyebabkan dia tidak sadarkan diri..
Akan tetapi di saat Dealova membuka kedua matanya dia melihat tempat dan orang orang yang sangat asing baginya.. Dia pun juga sangat asing dengan tubuhnya sendiri.. jiwa Dealova terperangkap masuk ke dalam tubuh kurus petani perempuan yang punya tiga orang anak dan suami yang kasar.
Bagaimana kisah Dealova apakah dia bisa bertahan dari kehidupan mewah nya menjadi petani miskin yang tertindas? Apa Dealova bisa mengubah takdir perempuan miskin itu? Dan apa ada hubungannya dengan lukisan Nenek Buyut dengan fenomena kejadian yang dialami Dealova ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 26.
“Surat apa?” tanya Nenek Lili sambil menatap Sang pelayan yang masih berjalan tergopoh gopoh.
“Dari Pak Polisi, Nek. Tadi ada polisi ke sini ngasih surat ini.” Jawab pelayan itu.
DEG
Detak jantung Nenek Lili sesaat terasa bagai berhenti, namun langsung berdetak lagi dengan lebih kencang.. ekspresi di wajahnya yang tadi bahagia mendadak hilang menjadi tampak tegang urat urat wajah nya, senyum di bibir nya pun telah sirna.
“Si bodoh itu benar benar melaporkan aku ke polisi.” Gumam Nenek Lili di dalam hati.
Dengan tangan gemetar Nenek Lili menerima surat itu. Dan dia segera melangkah masuk ke dalam rumah nya. Sedangkan Stefani terlihat masih sibuk memberi petunjuk petugas dealer mobil yang sedang membawa mobil baru nya untuk di parkir.
Nenek Lili pun segera mengambil kaca mata plus nya, karena di saat dia pergi tadi tidak membawa kaca mata plus tetapi membawa kaca mata hitam.
Dengan cepat dia pakai kaca mata itu dan dia robek tepi amplop ber kop instansi Kepolisian Republik Indonesia, itu..
Keringat dingin Nenek Lili mulai bermunculan dari pori pori kulit nya yang sudah berkerut.
“Surat apa Ma?” tanya Stefani yang baru masuk ke dalam rumah.
“Si bodoh itu benar benar melaporkan kita. Kita harus datang ke kantor polisi besok Fan.” Ucap Nenek Lili yang sudah terduduk lemas di sofa.
“Ah santai saja Ma, tidak usah datang tidak apa apa. Nanti kalau ada polisi datang ke sini lagi kita kasih uang damai saja, beres!” ucap Stefani dengan santai dan bibir nya masih tersenyum bahagia karena sudah mempunyai mobil baru dan besok akan menemui Dokter Anthony, dokter tampan tambatan hati nya..
Wajah Nenek Lili yang tadi tegang pun kini bisa tersenyum lagi...
“Benar itu Fan, kita bayar saja Pak Polisi, apalagi Cuma masalah sepele, ayam juga tidak jadi kita curi.” Ucap Nenek Lili
“Iya Ma, kalau perlu ganti kita laporkan balik Si kurus bodoh itu karena sudah mencemarkan nama baik kita. Bisa kena pasal dia Ma.”
“Wah benar itu, dan si bodoh itu tidak punya uang untuk membayar polisi dan dia masuk penjara ha.. ha... ha... “ ucap Nenek Lili sambil tertawa terbahak bahak...
“Iya Ma, sudah lah aku mau istirahat biar besok saat menemui Dokter Anthony, wajah ku sudah segar lagi.. capek juga kita pulang pergi ke kota kabupaten hari ini.” Ucap Stefani lalu dia menuju ke kamar nya.
Sementara itu di lain tempat. Di rumah dinas Pak Dokter Anthony. Pak Dokter yang sudah selesai membuat laporan kerja, masih duduk di kursi.. dia yang juga mendengar berita viral tentang Regina Jelita, termenung menung memikirkan Regina Jelita..
“Kenapa Bu Regina Jelita bisa tiba tiba mengemudikan mobil ya..” gumam Dokter Anthony.. Bahkan ada beberapa orang yang mengira Regina Jelita diajari nyetir mobil oleh Dokter Anthony. Banyak perawat perawat dan pegawai puskemas perempuan sudah minta diajari nyetir mobil oleh Dokter Anthony.
“Coba besok aku datangi Bu Regina Jelita sekalian melihat keadaan dia dan anak anak itu.. “ gumam Dokter Anthony lagi sambil tersenyum..
“Kepolosan mereka dan semangat mereka benar benar hebat.. dekat dengan mereka aku pun ikut lebih bersemangat kerja di desa yang terpencil ini..” gumam Dokter Anthony lagi, lalu dia pun bangkit berdiri mematikan lampu kerja dan akan segera pergi tidur.. Dia berencana sore hari besok setelah kerja akan mengunjungi Regina Jelita dan ketiga anak nya..
Waktu pun terus berlalu, pagi hari pun telah tiba.. Di kebun milik Pak Kades. Dealova dan ketiga anak kecil itu sudah berada di kebun bekas tanaman ketela pohon yang sudah bersih..
Kakak Antony sudah memotong motong batang tanaman ketela pohon yang akan ditanam nya kembali..
“Gini Ma.. dipotong potong batangnya, sepanjang pencil baru atau sepanjang penggaris ku.. kita pilih batang yang bagus bagus.. Habis itu kita tancap tancapkan.. sudah gitu saja nanti akan tumbuh sendiri.. kita cari kotoran kotoran binatang di jalan untuk pupuk agar ketela nya besar besar..” ucap Kakak Antony mengajari Sang Mama dan adik nya..
“Oooo mudah sekali itu Kak, tapi kita sekarang jangan mengambil kotoran di jalan ya.. kita besok beli pupuk saja, dan pakai kotoran ayam kita ...” Ucap Dealova dengan penuh semangat dia pun ikut memotong motong batang ketela sepanjang 20 hingga 30 cm.
“Mama sudah ingat lagi?” suara imut Anjel yang membantu mengumpulkan bibit stek tanamam ketela yang sudah jadi.
“Iya iya sudah ingat he.. he... he...” ucap Dealova sambil tertawa bahagia..
Selanjutnya tampak tangan Dealova yang memegang satu stek batang itu dan menancapkan di tanah yang gembur.
“Tinggal ditancap tancap gini kan Kak?” tanya Dealova sambil praktek menanam ketela pohon..
“Terbalik itu Ma, yang pangkal di bawah.. kalau terbalik tidak tumbuh Ma.. “ ucap Kakak Antony dengan sabar dan merubah posisi stek batang yang tadi ditancapkan oleh Sang Mama..
“Ooo okey okey Kak, kasih tanda pangkal nya, agar aku dan Anjel tidak salah.. “ ucap Dealova selanjutnya..
Setelah matahari mulai bersinar terang di pagi itu. Mereka pun bersiap siap naik ke atas mobil yang di bak nya sudah berisi jagung jagung panen an.. Mobil terus berjalan menuju ke sekolah Antony, dan setelah mengantar Antony. Dealova menjalan kan mobil menuju ke pasar..
“Ma apa kita mau beli ayam lagi?” suara imut Anjel sambil menoleh ke arah Sang Mama.
“Yam .. yam... yam... “ celoteh Jendro dengan bibir tersenyum lebar, sambil mengangguk angguk kan kepala nya, dia sangat bahagia perut kenyang dan ngeng ngeng..
“Tidak Njel, aku mau beli alat alat yang sangat penting, agar kalau kita tidak panen masih bisa dapat uang.. nunggu panen jagung dan singkong lagi kan lama.. “ ucap Dealova sambil terus melajukan mobilnya.
“Kan masih ada shorgum dan kopi Ma..” suara imut Anjel lagi dengan serius..
“Iya tapi kan habis dipanen, lama lagi berbuah nya..” ucap Dealova lagi..
Dan tidak lama kemudian mobil sudah sampai di depan kios besar milik juragan Koh Sing. Juragan yang membeli hasil kebun masyarakat untuk dikirim ke Jawa.
Pegawai kios itu langsung membuka bak mobil Pak Kades dan mengangkut jagung jagung untuk ditimbang..
Dealova sambil menggendong Jendro dan menggandeng tangan mungil Anjel menuju ke kios tempat transaksi..
“Selamat pagi Koh..” sapa Dealova pada sosok laki laki keturunan Tionghoa pemilik kios itu..
“Pagi.. lajin cekali kalian..” ucap laki laki itu dengan logat agak celat celat.
“Iya Koh, sekalian antar anak sekolah..” ucap Dealova..
Laki laki keturunan Tionghoa itu mengangguk anggukkan kepala nya. Anjel tampak serius memperhatikan laki laki keturunan Tionghoa itu.
“Bagus bagus.. kalau dapat uang jangan dihabiskan tapi ditabung , aku dulu juga olang susah.. tapi lajin dan jujul ..hati hati kalau pegang uang, tidak bolos bolos.. jadi aku bisa cepelti cekalang ini..”
“Iya Koh, kemarin saya beli ayam ayam untuk di pelihara kok, biar bisa jadi banyak. Telur nya juga bisa untuk lauk ..” ucap Dealova sambil tersenyum..
Laki laki keturunan Tionghoa mengangguk angguk lagi sambil membetulkan letak kaca mata nya..
“Koh di sini yang jual alat parut dengan bahan bakar bensin di mana ya?” tanya Dealova selanjutnya memberanikan diri agar hemat waktu dan tenaga tidak mencari cari sendiri keliling pasar.
Laki laki keturunan Tionghoa itu tampak kaget...
“Tidak ada di desa ini, yang jual alat itu. Ada di kota kabupaten jauh..” Jawab laki laki keturunan Tionghoa itu.
“Haduh harus pakai SIM lagi kalau bawa mobil ke sana.” Gumam Dealova..
hadehhh di kira mau pindahan kali apa ya bawa2 kasur ma tv sekalian kiaps wis g ada tata krama blas
ayooook kira2 terungkap g ya klo yg di tubuh regina adalah dealova
yahhhh miga aja agak jera lah si yudas nya
dannn kenapa sih rajin sekali mendalak me delik kiiii hadehhh opo g wedi lak motone glinding opo yoooo🤔
Wkwkwk makanan dipesta habis ya stef kasian😁
ayoo kk thor lakukan sesuatu gitu
suruh si guguk gigit kek atau kasih gandol di celana akhirnya celananya ketarik dan buahahaaaaaaa.... 🤔🤔🤔🤔
tp ngaruh g tuhhhh nnti
liat aja apa yg di lakuiin sm otornya kira2 🤔
yaaa mgkin ada jalan rahisa khusus badan m3lebar kali
hahahaaaa
Ayo pak pol.Tangkap mereka.Jaring mereka pake jaring ikan saja biar ndak lari & berulah mereka 🤭