Penikahan yang seharusnya berjalan bahagia dan penuh dengan keharmonisan untuk sepasang suami istri yang baru saja menjalankan pernikahan, tapi berbeda dengan Evan dan dewi. Pernikahan yang baru saja seumur jagung terancam kandas karena adanya kesalah pahaman antara mereka, akankah pernikahan mereka bertahan atau apakah akan berakhir bahagia. Jika penasaran baca kelanjutannya di novel ini ya, jangan lupa tinggalkan komen dan like nya… salam hangat…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sikap tidak suka Eros.
Evan yang baru saja datang ke kediaman Deri perlahan masuk ke dalam rumah, langkah perlahan tampan menimbulkan bunyi hentakkan kaki membuat Evan sangat berhati hati melangkah.
Suasana sunyi dan tenang Evan rasakan saat memasuki ruang tengah yang terlihat sedikit pencahayaan, karena lampu utama di matikan.
Tiba tiba terdengar suara memanggil Evan, Evan yang terkejut sampai menjatuhkan hand phone miliknya yang dia bawa.
bunyi suara handphone jatuh terdengar di indra pendengarannya, orang yang memanggil Evan tadi sampai berdecak kesal.
“Dari mana saja kamu van.”
Terdengar suara seorang laki laki yang sangat Evan kenal, Evan menatap sesosok orang yang tengah di samping pintu dapur.
“Papa…” lirih Evan melihat Eros yang tengah menatapnya.
“Dari mana saja kamu…?” Tanya Eros sekali lagi, Evan berjalan mendekati Eros. Dengan segera dia memeluk Eros, sebagai salam pertemuannya.
“Dari kafe Dion pa, papa kapan datang.”
Suara evan terdengar sangat senang melihat Eros yang berada di kediaman Deri, Eros sengaja menyalakan lampu dapur. Dia yang terbangun dan merasa haus, dengan sengaja berjalan ke dapat untuk menggambil air minum. Tapi Eros malah di kejutkan dengan Evan yang baru saja pulang, sedangkan jam di dinding menunjukkan pukul dua belas lebih sepuluh menit.
“Apa setiap hari kamu akan pulang di jam jam seperti ini.”
Evan tahu jika Eros saat ini sedikit kesal dengan tingkahnya, tapi Evan baru kali ini pulang dini hari. Karena setelah pulang dari kafe Dion, dia harus mengantarkan caca pulang terlebih dahulu.
“Tidak pa, aku antar pulang teman dulu sebelum pulang.”
Evan merasa dia sangat bersalah dengan Eros, sampai dia menundukkan kepalanya. Dia memilih memutar Munarman handphonenya, dibanding menatap Eros yang menatap Evan.
“Papa dengar kamu bertemu dengan caca, apa kalian kembali bersama…?”
Evan menatap Eros, dia menatap papanya tersebut dengan sorot mata terkejutnya. Di dalam hati Evan bertanya, pasti om dan tantenya yang sudah bilang jika dia bertemu caca.
“Iya pa…”
Terdengar decakan dari Eros, Evan tahu jika Eros tidak menyukai kedekatannya dengan caca. Entah kenapa orang tuanya sangat tidak menyukai caca, Evan tidak bisa membayangkan jika orang tuanya tahu caca tengah hamil anak Evan.
“Papa harap kamu bisa membuka mata kamu, ambil keputusan dan carilah kebenaran.”
Eros berbalik pergi meninggalkan Evan sambil membawa botol minuman yang dia ambil tadi, dia segera berjalan menuju ke kamarnya. Sedangkan Evan hanya bisa menatap kepergian Eros, Evan tidak mengerti dengan ucapan Eros.
Dari pada memikirkan perkataan Eros yang terdengar ambigu, Evan memilih masuk ke dalam kamar. Badannya sangat capek hari ini, besok Evan memilih akan pergi ke rumah caca yang ada di kota ini. Karena Evan mendengar dari caca, jika tiga hari lagi caca akan pergi ke LN.
Pagi hari nya, dewi yang baru saja bangun, dia segera bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Hari ini adalah hari Senin, hari dimana semua akan di sibukkan dengan pekerjaannya masing masing.
Sedangkan Evan yang masih terlihat tertidur nyenyak, terlihat masih berada di balik selimut tanpa mau membuka matanya. Padahal alarm di handphonenya terdengar berbunyi berulang kali, membangunkan dan empunya yang masih terbuai di alam mimpinya.
Dewi segera keluar kamar sambil membawa tas sekolahnya, pakaian ciri khusus sekolah dewi terlihat pas di badan dewi yang terlihat tinggi dan sedikit berisi. Dengan perlahan dia keluar dari dalam kamar, ketika akan menutup pintu kamarnya dia di kejutkan oleh dini yang terlihat tergesa gesa.
“Wi, kamu bangunkan kakak kamu sekalian. Om dan tantemu akan pulang pagi ini, sepertinya dia masih tidur. Tolong ya…”
Pinta Emi sambil berlalu pergi, dewi terbengong mendengar perintah dari dini. Tapi dia tidak bisa menolaknya, setelah melihat dini berlalu dia segera menghampiri kamar Evan yang terlihat tertutup.
Dewi berdiri di depan kamar Evan, sebelum mengetuk pintu kamar Evan dewi menghela nafasnya. Dengan perlahan dia mengetuk pintunya, ketukan perlahan yang terdengar pelan tidak dapat membangunkan Evan.
Melihat jam di tangan kirinya sudah menunjukkan waktu 06.13 dewi dengan tidka sabar mengetuk kembali pintu kamar Evan dengan sedikit keras, tapi masih saja tidak ada reaksi apapun di dalam kamar Evan.
“Sial, bisa bisa aku terlambat kalau harus nunggu kak Evan bangun.” Batin dewi yang berniat akan membuka pintu kamar Evan.
Dewi membuak handel pintu, dia terkejut ketika pintu kamar Evan tidak terkunci. Dengan segera dewi masuk ke dalam, dan melihat Evan yang bertelanjang dada dengan setengah bagian tubuh bawahnya tertutup bad cover.
Dewi yang melihat badan kekar Evan dan kulit putih Evan, seketika menelan ludahnya sendiri. Dia menetralkan detak jantungnya yang semakin berpacu cepat, dengan keberanian dan kesadaran yang masih tersisa dewi berjalan mendendami Evan.
“Kak… kak Evan bangun, om Eros dan tante Emi mau pulang hari ini.”
Dewi menggoyang goyangkan kaki evan yang tertutup bad cover, reaksi Evan masih sama saja. Akhirnya dewi memajukan tubuhnya, dia memilih menyentuh lengan kekar Evan. Dia menggoyang goyangkan lengan Evan, terdengar suara rintihan dari Evan.
Dewi terdiam sesaat sebelum menerusakan membangunkan Evan kembali, Evan masih saja tertidur nyenya. Dewi kembali menggoyang goyangkan lengan Evan, tapi di luar prediksi dewi. Evan malah menarik lengan dewi, dan akhirnya dewi jatuh ke dalam pelukan Evan.
Saat dewi akan memberontak agar Evan melepaskan pelukkanya, Evan semakin mempererat pelukkannya ke tubuh dewi.
“Kak Evan lepas…” ucap dewi berusaha melepaskan diri dari pelukan Evan.
“Nggak mau, kamu yang udah ganggu tidur nyenyak aku wi.” Lirih evan yang dapat dewi dengar.
“Kakak tahu ini aku, Ish… kenapa nggak bangun dari tadi sih, lepas ah… nanti seragam aku bau asem, minggir kak…”
Evan tersenyum mendengar ucapan dewi, dia dengan perlahan melepaskan pelukkanya. Dewi yang sudah terlepas dari pelukan Evan segera berdiri dna menatap Evan dengan sorot mata tajamnya, dia sangat kesal karena Evan sudah mengisenginya.
“Kakak bangun gih, tuh om sama tante mau pulang sekarang. Aku keluar dulu, yang penting kakak jangan tidur lagi. Awas kalau tidur, aku siram pake air ntar.”
Dewi berbalik dan segera pergi dari kamar Evan, melihat kepergian dewi entah kenapa Evan menjadi tersenyum sendiri. Pengaruh hormon Testosteron di tubuh Evan pagi ini membuatnya sulit mengendalikan diri, dia sengaja memeluk tubuh dewi yang tiba tiba Evan teringat kejadian di kamar dewi waktu itu.
Untung saja dewi memberontak, jika tidak entah akan ada sesuatu yang terjadi antara Evan dan dewi.