NovelToon NovelToon
Obsession (Cinta Dalam Darah)

Obsession (Cinta Dalam Darah)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Romansa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Fantasi Wanita
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ricca Rosmalinda26

Seorang mafia kejam yang menguasai Italia bertemu dengan seorang wanita yang memiliki sisi gelap serupa dengannya. Mereka saling terobsesi dalam permainan mematikan yang penuh gairah, kekerasan, dan pengkhianatan. Namun, di antara hubungan berbahaya mereka, muncul pertanyaan: siapa yang benar-benar mengendalikan siapa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ricca Rosmalinda26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebangkitan yang Tak Terduga

Waktu berlalu. Enam bulan sejak nama Dante Salvatore dan Valeria Moretti menghilang dari dunia bawah, dunia kriminal mulai berubah.

Roma kini dikendalikan oleh beberapa kelompok kecil yang berebut wilayah, berusaha mengisi kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan mereka. Tapi di antara mereka, ada yang mulai bertanya-tanya—apakah benar Dante dan Valeria sudah mati?

Di Paris, Valeria masih berperan sebagai Isabelle Laurent, sang kurator seni misterius. Tapi ia tak sekadar mengamati. Dalam diam, ia mulai membentuk jaringan bawah tanahnya sendiri. Orang-orang yang setia padanya kini tersebar di berbagai kota besar: Milan, Berlin, New York. Mereka bergerak tanpa meninggalkan jejak, membangun kekuatan baru.

Sementara itu, Dante di Argentina tetap memainkan perannya sebagai Alejandro Costa, pengusaha anggur sukses. Namun, ia tidak hanya menikmati anggur dan kesunyian. Ia mengirim pesan-pesan rahasia ke orang-orang kepercayaannya di Eropa. Memerintahkan mereka untuk diam—tapi tetap bersiap.

Karena ia tahu, perang hanya tinggal menunggu waktu.

Pertemuan Rahasia

Suatu malam di Berlin, seorang pria bertubuh besar duduk di sebuah restoran mewah, tangan besarnya menggenggam sebuah amplop hitam. Dia terlihat gelisah, terus menoleh ke kiri dan kanan.

Tak lama, seorang wanita dengan gaun merah duduk di depannya. Bibirnya melengkung dalam senyuman menggoda.

"Apa kau membawanya?" tanya wanita itu.

Pria itu menelan ludah dan menyodorkan amplop hitam. "Semua informasi yang kau butuhkan ada di dalamnya."

Wanita itu mengambil amplopnya, membuka sedikit dan melihat foto-foto serta dokumen di dalamnya. Matanya bersinar penuh kegembiraan.

"Bagus sekali," katanya dengan suara lembut. "Dante pasti akan menyukainya."

Pria itu menegang. "Jadi… Dante benar-benar masih hidup?"

Wanita itu menyandarkan punggungnya, menyesap anggurnya sebelum menjawab, "Dante tak pernah benar-benar mati. Dia hanya menunggu saat yang tepat."

Malam itu, sebuah pesan dikirim ke Buenos Aires.

“Roma telah siap.”

Dante menerima pesan itu dengan senyum penuh arti.

Saatnya kembali.

Malam di Roma berhembus dingin ketika Valeria melangkah masuk ke dalam vila mewah yang tersembunyi di perbukitan kota. Bangunan itu dulu milik seorang bangsawan, tapi kini menjadi tempat pertemuan rahasia mereka.

Dante sudah ada di sana, berdiri di depan jendela besar dengan segelas whiskey di tangan. Dia tidak berbalik saat mendengar langkah Valeria, tapi dia tahu persis siapa yang datang.

"Kau terlalu lama," katanya dengan nada rendah.

Valeria tersenyum, melepas mantel bulunya dan melemparkannya ke sofa. "Kau selalu tidak sabaran, Dante."

Dia berjalan mendekat, berdiri hanya beberapa langkah di belakangnya. Sorot matanya mempelajari pria itu—Dante tidak berubah. Masih berbahaya, masih penuh obsesi.

Dante akhirnya berbalik, mata tajamnya menatap langsung ke dalam mata Valeria. "Jangan mengujiku, Valeria. Aku ingin tahu ke mana saja kau selama ini."

Valeria tertawa kecil. "Kita sepakat untuk menghilang, bukan? Aku hanya bermain-main sedikit. Menyiapkan caturanku sendiri."

Dante mengangkat alis. "Caturmu? Atau pasukanmu?"

Valeria mendekat, hingga hanya ada beberapa inci jarak di antara mereka. "Apa bedanya?"

Dante menyeringai, lalu dalam satu gerakan cepat, dia menarik Valeria lebih dekat, menekan tubuhnya ke dinding. Tangannya mencengkeram rahang wanita itu, tapi bukan untuk menyakiti—melainkan untuk menguji.

"Jangan lupa siapa yang memulai semua ini," Dante berbisik. "Dan jangan lupa siapa yang akan menyelesaikannya."

Valeria menatapnya balik tanpa gentar. "Dan jangan lupa, Dante… aku tidak pernah bermain untuk kalah."

Ketegangan di antara mereka membakar udara. Tidak ada kata-kata lagi, hanya permainan dua monster yang saling memahami.

Setelah beberapa saat, Dante melepaskan cengkeramannya, lalu berbalik mengambil gelas whiskey-nya. "Roma menunggu kita."

Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun hidup dalam bayangan darah dan kekuasaan, Dante dan Valeria mencoba sesuatu yang berbeda—hidup bersama, jauh dari dunia yang selalu menuntut mereka untuk bertarung.

Mereka memilih sebuah vila terpencil di Tuscany, dikelilingi oleh kebun anggur dan bukit hijau yang seolah memisahkan mereka dari dunia luar.

Setiap pagi, Valeria bangun lebih dulu. Ia bukan tipe wanita yang tidur lama. Dengan jubah sutra berwarna merah darah, ia berjalan ke dapur, membuat kopi untuk dirinya sendiri dan secangkir espresso pahit untuk Dante.

Dante selalu bangun setelahnya, terkadang dengan mata yang masih berat karena whiskey yang ia habiskan malam sebelumnya. Tapi begitu melihat Valeria, kantuknya seketika sirna.

"Mimpi buruk?" Valeria bertanya suatu pagi, melihat ekspresi Dante yang sedikit tegang.

Dante mengambil espresso-nya, menyeruputnya pelan. "Tidak. Mimpi tentangmu."

Valeria menyeringai. "Bagus atau buruk?"

Dante menatapnya, mata kelamnya berbinar dengan sesuatu yang berbahaya. "Tergantung dari sudut mana kau melihatnya."

Valeria hanya tertawa kecil, lalu kembali menikmati kopinya sambil membaca surat kabar.

Malam-malam mereka sering dihabiskan dengan anggur dan obrolan yang kadang berbahaya, kadang penuh nostalgia.

Suatu malam, mereka duduk di teras, hanya diterangi cahaya bulan dan lilin yang berkelip lemah. Valeria memutar gelas anggurnya, menatap Dante dengan tatapan penuh arti.

"Apa kau pernah berpikir untuk benar-benar meninggalkan semua ini?"

Dante menatapnya lama, lalu menggeleng pelan. "Dan kau?"

Valeria tersenyum tipis, memainkan ujung rambutnya. "Aku suka kekacauan. Tapi… untuk pertama kalinya, aku tidak keberatan dengan ketenangan ini."

Dante meraih tangannya, menggenggamnya erat. "Nikmati selagi bisa, Valeria. Karena kita sama-sama tahu, kita tidak diciptakan untuk hidup dalam kedamaian."

Mereka saling menatap, memahami bahwa ini hanya sementara. Bahwa di balik ketenangan ini, badai sedang menunggu.

Mereka sering bermain catur di perpustakaan, tapi permainan mereka lebih dari sekadar strategi di papan kayu.

Suatu sore, Valeria dengan santainya memakan bidak raja Dante, menyeringai puas. "Checkmate."

Dante menghela napas dan menatapnya tajam. "Kau selalu menikmati mengalahkanku, bukan?"

Valeria bangkit dari kursinya, berjalan mengitari meja dengan langkah menggoda. "Bukan hanya dalam permainan catur."

Dante menariknya dengan kasar, membuat Valeria tertawa kecil. "Jangan terlalu percaya diri, Valeria. Aku masih bisa membuatmu tunduk."

Valeria menatapnya dengan penuh tantangan. "Buktikan."

Dan Dante selalu membuktikannya.

Suatu malam, saat Valeria hampir tertidur di pangkuan Dante di depan perapian, pria itu membelai rambutnya pelan.

"Jika sesuatu terjadi padaku… kau tahu apa yang harus kau lakukan, kan?" suara Dante terdengar serak.

Valeria membuka matanya, menatapnya dengan ekspresi tajam. "Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu."

Dante tersenyum kecil, tapi ada sesuatu di matanya yang Valeria tidak suka—sesuatu yang mirip dengan perpisahan.

Valeria menggenggam tangannya erat, nyaris meremukkan jemarinya. "Jangan berani-berani meninggalkanku, Salvatore."

Dante terkekeh pelan, lalu mencium puncak kepalanya. "Kita lihat saja siapa yang pergi lebih dulu."

Di tengah malam yang hangat itu, mereka tahu satu hal—tidak peduli seberapa indah kebersamaan ini, pada akhirnya, mereka adalah dua monster yang akan selalu dikejar oleh takdir mereka.

1
nurzzz
ceritanya bagus banget semoga bisa rame yah banyak peminatnya
nurzzz
wow keren
nurzzz
wah keren
Naira
seruuu kok ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!