NovelToon NovelToon
Korban Perceraian

Korban Perceraian

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cerai / Keluarga / Ibu Tiri
Popularitas:21.7k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Kata orang, roda itu pasti berputar. Mereka yang dulunya di atas, bisa saja jatuh kebawah. Ataupun sebaliknya.
Akan tetapi, tidak dengan hidupku. Aku merasa kehilangan saat orang-orang disekitar ku memilih berpisah.
Mereka bercerai, dengan alasan aku sendiri tidak pernah tahu.
Dan sejak perceraian itu, aku kesepian. Bukan hanya kasih-sayang, aku juga kehilangan segala-galanya.
Yuk, ikuti dan dukung kisah Alif 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rasa Bangga

Karena sudah sah bercerai dengan Nanda, sekarang Haris luntang-lantung. Dia mengandalkan tempat kerja sebagai tempat tinggal. Bahkan tak jarang Haris harus tinggal di jalan, karena masa kerjanya sudah habis.

Seperti sekarang, Haris memilih untuk memulung dan sesekali dia menjadi pengemis.

Miris, namun itulah, pilihan hidupnya. Sedangkan Nanda sendiri, dia telah memilih menghilang dari kehidupan Haris. Bahkan, kabar terakhir, dia telah menjual rumah yang tempat, dia dulu tinggal sama Haris. Dan sekarang, tak ada yang tahu dia tinggal di mana. Karena sang keluarga pun, memilih untuk tutup telinga.

Haris berjalan dari satu toko ke toko lainnya, dia menadahkan tangannya berharap belas kasihan sama orang-orang. Sesekali, dia menanyakan tentang pekerjaan pada orang-orang.

Akan tetapi, orang-orang mulai tak percaya padanya. Apalagi, tubuhnya yang terlihat tak bertenaga.

"Bu, minta sedekahnya bu ..." lirih Haris, menyodorkan plastik bekas permen.

"Loh, ini Haris kan? Kenapa jadi minta-minta gini?" tanya salah satu pembeli yang ada di toko, yang dimintai sedekah oleh Haris.

Haris mengangkat wajahnya, dan menatap orang yang bersuara tadi.

"B-bu Ni-Nila?" Haris tergagap.

Yang semula dia berdiri sedikit membungkuk, sekarang di tegapkan.

"Kenapa kamu jadi pengemis begini?" Nila mengernyit dahinya.

"A-anu ... Aku, udah di usir sama istriku." bohong Haris, dia enggan mengatakan di cerai.

"Kalo begitu, kenapa gak ke kota nusa indah aja? Aku dengar dari Akmal, Alif udah berhasil loh disana. Kebetulan, sekarang Akmal juga mau kuliah disana, ini lagi belanja, untuk keperluannya." jelas Nila, tanpa diminta.

"Oya, gak mungkin juga kan kamu kesana, kan selama ini, kamu gak mengganggap Alif." sambung Nila tersenyum miring.

Haris semakin menunduk, kemudian dia berlalu pergi dengan langkah yang terlihat berat.

Dan Nila, malah acuh, dia tak memperdulikan bahwa perkataannya tadi, menyakiti hati Haris.

Seminggu setelah pertemuannya dan Nila, Haris memantapkan hatinya untuk ke kota nusa indah, dia ingin berkelana seraya mencari Alif.

Dia ingin mencari perlindungan pada Alif, karena memang kewajiban seorang anak ialah berbakti pada orang tuanya.

Karena tahu Alif disana kuliah. Hal pertama yang dilakukan Haris ialah, berdiri di gerbang fakultas-fakultas yang ada di kota nusa indah, dia berharap jika Alif merupakan salah satu mahasiswa dari fakultas yang di tungguinya.

Namun, sampai semua mahasiswa-mahasiswi kembali, wajah Alif tak kunjung terlihat. Dan Haris, terpaksa mencari toko ataupun, tempat-tempat terbengkalai, agar dia bisa istirahat.

Sebulan lebih Haris berada di sana, dia mampir ke satu falkutas ke falkutas lainnya. Berharap segera bertemu dengan Alif.

Sampai akhirnya, seorang satpam mulai terganggu dengan kehadiran Haris, yang hampir setiap hari ada di depan gerbang utama.

"Maaf pak, ada apa ya? Saya lihat, beberapa hari ini, bapak terlihat berdiri terus-menerus." tanya seorang satpam, berdiri di hadapan Haris.

"E-anu, saya lagi nungguin anak saya. Kami hilang kontak, terakhir aku dengar kabar dia kuliah di kota nusa indah ini." jawab Haris menunduk.

"Kalo boleh tahu, nama anaknya siapa ya? Dan jurusan apa?" kembali satpam bertanya.

"Alif, Alif Al-fatih. Untuk jurusannya, aku gak tahu pak." lirih Haris.

"Kalo begitu, aku gak bisa bantu pak. Kan bapak tahu sendiri, jika fakultas ini merupakan tempat favorit. Dan bukan maksud menghina ya pak, mungkin saja bapak mendapatkan informasi yang salah, karena kebanyakan yang sekolah disini merupakan anak orang kaya." ujar satpam terkekeh geli. Bahkan dia beranggapan jika Haris orang yang tak waras.

...🍁🍁🍁...

"Lif ,,, tadi saat aku mengantar pacarku, tak sengaja aku melihat bapakmu ..." ujar Aziz dengan napas memburu, begitu membuka pintu kosan.

Alif mengernyit, belum yakin dengan apa yang di dengarnya.

"Ayah mu loh Lif, dia ... Jadi pengemis di jalanan." sambung Aziz.

Alif terdiam, kembali dia mencerna ucapan Aziz. Jika itu benar, kenapa harus ke sini, ke kota ini.

"Halah, bentar ya, aku suruh Sisilia kirim fotonya dulu, tadi aku sempat menyuruhnya memotret orang itu. Tapi tenang aja, aku gak bilang jika itu ayahmu kok, aku bilangnya orang kampung." jelas Aziz, dia takut jika nanti Alif malu.

Alif mengamati foto yang di sodorkan oleh Aziz, kemudian dia menghela napas.

"Iya, ini ayahku." lirihnya.

"Tapi, kenapa dia jadi pengemis ya?" Alif bergumam penasaran. "Tunggu, tadi kamu bilang Sisilia? Bukannya pacarmu namanya Caca?" Alif menyadari sesuatu.

Aziz langsung menggeplak bahu Alif. "Ah, hidup hanya satu kali Lif, jadi bersenang-senang lah ..." kekeh Aziz.

"Nah tahu hidup sekali, maka belajar lah." peringat Alif.

"Kamu yang belajar, aku yang senang-senang, lagipula salah sendiri, mereka yang tergoda dengan wajah tampanku." cibir Aziz.

"Bukan tampan, tapi sok tampan." ralat Alif.

Walaupun tahu jika ayahnya jadi pengemis, Alif tak menumbuhkan pikiran sedikit pun. Karena informasi itu pun, tak penting baginya.

Dan saat nanti dia bertemu tanpa sengaja pun, Alif sudah punya rencana sendiri.

Bukankah, selama ini mereka kejam? Jadi, gak salah kan, jika dia ingin bermain-main dengan kedua orang tuanya.

Bukan orang tua sih, lebih tepatnya yang memberi benih, dan yang melahirkan benih.

Kejam? Salah mereka, mereka yang membuat Alif tumbuh sekejam ini.

Sudah beberapa bukan sejak kabar yang disampaikan Aziz, hari ini Alif melihat sendiri keadaan ayahnya. Eh, lelaki yang pernah di panggil Ayah olehnya.

Haris menadahkan plastik, pada setiap kendaraan yang berhenti di lampu merah. Sampai akhirnya, dia tiba di kendaraan milik Alif, dan Alif malah tersenyum di puas di balik helmnya. Bahkan dia enggan mengeluarkan uang seribu rupiah, untuk lelaki bertubuh kurus di depannya.

Aziz yang duduk di bonceng Alif, menarik jaket. "Kamu gak apa-apa kan?" bisiknya. "Kita gantian aja?" lanjutnya, takut jika Alif terbawa perasaan.

...🍁🍁🍁...

Di tempat lain, Misna mendatangi rumah ibunya. Hal pertama yang dilihatnya ialah Dika. Dika akhirnya putus kuliah, bukan pihak kampus yang menghentikannya. Tapi Jaka dan istrinya, akibat rasa malu yang tak tertahankan.

Namun, ternyata melarang Dika tidak kuliah, tidak menyelesaikan masalah. Dika malah malas-malasan, dia enggan keluar jika untuk mencari kerjaan.

Tapi sebaliknya, dia rela menghabiskan waktunya di warkop ataupun pos ronda, serta tempat-tempat tongkrongan lainnya.

"Ada apa? Jika niat mau nambah masalah, sebaiknya kamu pulang aja. Karena kepala inu udah mumet." keluh Ratna, sembari mengambil bolu yang ada di tangan Misna. "Kamu tahu? Aku pusing mikirin anak Jaka, mereka bertiga gak ada yang benar tahu gak? Dika jadi pencuri, Faiza hamil luar nikah, dan sekarang malah Faiz yang ikut-ikutan jadi pecandu judi online." keluh Ratna, sambil menatap tajam ke arah Dika, yang sedang merokok di teras, karena kebetulan pintu depan, dibiarkan terbuka oleh Misna.

"Terus, bang Jaka sama istrinya kemana?" tanya Misna lirih, karena abang dan istrinya tak terlihat.

"Mereka ke kampung sebelah, karena kemarin malam Dika ketahuan mencuri ayam sama teman-temannya." sahut Ratna, menggeleng-gelengkan kepalanya. "Entah, dosa apa yang telah aku lakukan, sampai-sampai tak satupun cucuku yang terlihat benar." lanjutnya, memijit pelipis.

"Tapi, Alif kuliah bu. Aku dapat kabar, dia kuliah karena beasiswa." gumam Misna dengan mata berkaca-kaca.

Bangga.

1
NurAzizah504
ah, typo sedikit, Thor. Menenggelamkan
NurAzizah504
sudh benar2 menyesal kayaknya. kalo dimaafkan, gunakan kesempatan itu sebaik2nya
Wanita Aries
Akhirnya alif bisa legowo
Drezzlle
semoga haris nggak balik ke kampung
Drezzlle
Akmal kamu jahat banget
Zenun
hehehe
Zenun
baik juga kamu, Lif
⛧⃝ UHUY𓂃Room13943SclProVN'Ice
kok kayak kasus Ono ya /Facepalm/
⛧⃝ UHUY𓂃Room13943SclProVN'Ice: owalah pantas /Facepalm/
Muliana: Terinsipirasi /Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
R 💤
wah, bahaya nih Raniii
R 💤
widihh...widihhhh,, /Facepalm/
neni nuraeni
semangat lif kejar cita" mu dan raihlah masa dpnmu lif lnjut thor
Wanita Aries
Ciee alifff udah dewasaaaa,, bahagialah alif brsama eliza
NurAzizah504
kalo gini, sedih juga
NurAzizah504
terserah kau saja lah, ziz
Giandra
semangat Lif jangan rapuh teguhkan pendirianmu semoga sukses sesuai yang kau niatkan
NurAzizah504
kayak kasus yang baru2 viral /Sob/
Muliana: Terinspirasi /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NurAzizah504
haris mau diserahkan ke sana kah?
NurAzizah504
genit betul
Anne Soraya
lanjut
Teteh Lia
Kalau seperti ini. termasuk anak durhaka tidak ya? 🤔
Muliana: Gak tahu juga sih, tapi jika orang-orang yang gak tahu alasannya pasti menganggap dia durhaka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!