NovelToon NovelToon
Cinta Laki-laki Penghibur

Cinta Laki-laki Penghibur

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Dikelilingi wanita cantik / Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / PSK
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ibnu Hanifan

Galih adalah seorang lelaki Penghibur yang menjadi simpanan para Tante-tante kaya. Dia tidak pernah percaya Cinta hingga akhir dia bertemu Lauren yang perlahan mulai membangkitkan gairah cinta dalam hatinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibnu Hanifan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAAB 19

Pagi itu langit Jakarta tampak mendung, seolah ikut merasakan suasana hati Lauren. Mobil hitam yang mereka tumpangi berhenti tepat di depan gedung Pengadilan Agama. Lauren melangkah perlahan, menggandeng tangan ayahnya, Pak Gunawan, dengan wajah murung. Hari ini adalah hari yang dia tak pernah bayangkan akan datang—hari sidang perceraian orang tuanya.

Lorong pengadilan itu dingin dan sepi. Tapi ketika langkah mereka melewati tikungan menuju ruang sidang, mata Lauren langsung menangkap sosok yang sangat dia kenal: Tante Liana, ibunya. Mengenakan blus putih dan celana panjang krem, wajah wanita itu tampak tegar… tapi sorot matanya mengandung luka.

Tanpa pikir panjang, Lauren langsung berlari dan memeluk ibunya.

“Mama… tolong jangan cerai sama papa… Lauren mohon…” isaknya lirih.

Tante Liana memeluk putrinya erat. Dibelainya rambut Lauren yang jatuh berantakan di bahunya. Napasnya berat, namun suaranya tetap lembut dan tenang.

“Sayang… kadang dalam hidup, cinta itu nggak cukup buat mempertahankan sesuatu yang sudah retak terlalu lama.”

“Tapi kita kan keluarga, Ma… Lauren nggak bisa kalau papa dan mama pisah…”

Tante Liana tersenyum, pahit namun tulus.

“Mama tetap sayang kamu, Nak. Meskipun mama dan papa tidak lagi bersama, kamu tetap anak mama. Rumah mama tetap rumah kamu. Peluk ini tetap akan selalu ada buat kamu… kapan pun kamu butuh.”

Air mata Lauren mengalir deras. Dia menggenggam tangan ibunya erat, berharap waktu bisa berhenti.

Dari kejauhan, Pak Gunawan berdiri terpaku menyaksikan adegan itu. Matanya mulai memerah. Saat Lauren berjalan lebih dulu masuk ke ruang sidang, Pak Gunawan melangkah mendekat ke mantan istrinya.

“Aku kasihan lihat Lauren, Liana…” katanya lirih. “Kalau kamu mau, aku… aku bisa lupakan semua ini. Aku rela memaafkanmu… demi dia. Kita bisa batalkan saja perceraian ini.”

Tante Liana menatapnya lekat, air mata mulai menetes namun wajahnya tetap teguh.

“Terima kasih… Mas. Tapi aku nggak bisa lagi hidup dalam rumah yang isinya cuma diam dan formalitas. Kita udah terlalu lama pura-pura bahagia. Aku sudah nggak sanggup lagi. Kita sudah terlalu lama membohongi Lauren dengan kebahagian palsu. Ini juga yang terbaik buat Lauren cepat atau lambat dia akan tahu juga.”

Pak Gunawan mengangguk, walau sulit. Bibirnya bergetar menahan emosi, tapi dia tahu—kebebasan istrinya adalah bentuk cinta terakhir yang bisa dia berikan.

Sidang berlangsung singkat. Hakim mengetuk palu dan memutuskan:

“Dengan ini, pasangan Gunawan Handoko dan Liana Putri secara resmi dinyatakan bercerai.”

Suara palu itu seperti palu kematian bagi dunia kecil Lauren.

Di kursinya, Lauren menangis tanpa suara. Tangisnya mengalir bersama kenangan masa kecilnya—sarapan bersama, liburan ke Bali, pelukan hangat ibunya saat demam, dan gurauan ayahnya saat ulang tahunnya.

Sekarang… semua itu hanya tinggal kenangan.

---

Langit masih kelabu ketika Galih berdiri di balik dinding luar gedung pengadilan. Jaket hitamnya menutupi tubuh kurusnya yang tampak lelah, dan wajahnya sembab karena kurang tidur. Langkahnya gontai, nafasnya berat, dan matanya sembunyi di balik kacamata hitam yang tak mampu menyamarkan sorot kesedihan mendalam.

Ia tak tahu kenapa kakinya membawanya ke sini. Tapi sejak tahu hari ini adalah sidang perceraian antara Tante Liana dan Pak Gunawan, hatinya tak tenang.

Ia berdiri diam di pojok parkiran. Jaraknya cukup jauh, tapi cukup untuk melihat dengan jelas: Lauren menangis di pelukan ayahnya. Wajah gadis itu penuh luka yang dalam. Luka yang, entah bagaimana, Galih sadar bahwa ia ikut menciptakannya.

Tangannya mengepal.

“Ini semua salah gue...” bisiknya lirih, suara tercekat di tenggorokan.

Matanya menatap kosong pada keluarga yang perlahan-lahan runtuh di hadapannya. Meski tak berniat, hubungannya dengan Tante Liana telah menciptakan retakan yang makin menganga. Dan kini, ia hanya bisa berdiri—sebagai bayangan yang tak berhak hadir.

Langkahnya goyah. Ia berusaha tetap tegak, tapi lututnya terasa lemas. Air matanya menetes, tapi segera dia usap kasar. Galih tidak punya hak untuk menangis.

“Kalau tahu akan seperti ini akhirnya…Aku ngga pernah mau untuk bertemu denganmu Lauren” gumamnya.

Ia menoleh sekali lagi. Dari kejauhan, dia bisa melihat Lauren menggenggam tangan ibunya dengan air mata yang tak berhenti mengalir.

Galih menggertakkan gigi, menahan semua rasa yang berkecamuk di dalam dirinya. Rasa cinta, rasa bersalah, dan rasa hampa yang kini merayapi seluruh jiwanya.

“Semoga setelah ini kelak Lo bakal bahagia, Lauren… walaupun bukan sama gue.”

Tanpa suara, tanpa pamit, Galih membalikkan badan dan berjalan menjauh dari gedung itu. Hatinya seakan tertinggal di tempat itu, bersama gadis yang tidak akan pernah bisa ia miliki… dan keluarga yang secara tak sengaja telah ia runtuhkan.

1
Mawar Agung
saya suka ceritanya semangat ya Thor💪😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!