Dendam, cinta, dan kebohongan. Sebuah permainan yang berbahaya dan tak terduga. Amanda, seorang wanita yang memiliki tujuan yang jelas, mendekati suami Selena, Reagan, seorang pria tampan dan sukses.
Namun, Amanda tidak tahu bahwa Reagan memiliki rahasia yang tersembunyi di balik pernikahannya dengan Selena. Amanda terus beraksi tanpa menyadari bahwa dirinya sudah terlibat dalam permainan dan konflik yang besar.
Apa yang sebenarnya tersembunyi di balik pernikahan Reagan dan Selena yang terlihat sempurna itu? Dan apa yang akan terjadi ketika dendam dan cinta berbenturan?
Pleas yang baca dan gak suka skip aja🙏
Jangan tinggalkan jejak buruknya🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MCS 3. Kehilangan Pekerjaan.
Diberhentikan?! Maksud Bapak saya dipecat?" Netra Amanda melotot pada atasannya. "Tapi saya hanya membela diri, Pak. Dia... maksud saya Nyonya itu sudah menghina dan merendahkan harga diri saya."
"Ini sudah keputusan pihak catering, Amanda. Sikap berani mu terhadap klien sudah berdampak buruk terhadap nama usaha catering ini. Kau sepertinya tidak mengetahui siapa yang baru saja kau permalukan di depan umum. Bisa-bisa langsung tutup usaha ini jika Tuan Reagan menginginkannya."
Wajah pria yang merupakan manajer di tempat Amanda bekerja itu terlihat gusar. Tindakan Amanda yang sudah menyiram wajah Selena dalam pesta resmi perusahaan membuat pihak catering mendapatkan teguran.
"Beruntung mereka tidak mempermasalahkan ini semua dan hanya meminta kau diberhentikan." Wajah Amanda seketika terangkat dan menatap kembali pada manajer. Alisnya mengerut kala memahami ucapan itu. "Pekerjaan di luar sana masih banyak, aku harap kau mengerti, Amanda. Dan ini adalah gajimu." Manajer tersebut menyerahkan amplop berwarna cokelat pada Amanda.
"Kenapa hanya segini, Pak? Bukannya bulan ini aku bekerja dengan full?" Amanda kembali kaget kala membuka amplop dan menemukan hanya setengah gaji yang ia terima dari upah yang seharusnya, karena sudah bekerja dengan penuh.
"50% dipotong karena kau sudah merugikan pihak catering, Amanda."
Rahang Amanda jatuh. Ia ternganga tak percaya. Dirinya sudah dipecat dan sekarang separuh gaji terakhirnya harus melayang dengan sia-sia.
"Tapi, Pak..."
"Tidak ada tapi-tapian. Ini sudah peraturan."
Perkataan Amanda terhenti saat sekali lagi mencoba untuk melakukan protes. Manajer catering juga langsung memintanya untuk keluar.
Wajah Amanda begitu pias. Tangannya meremat kuat amplop coklat tersebut sebelum akhirnya keluar meninggalkan kantor manajer tempat beberapa tahun ini ia bekerja. Tak ada lagi yang dapat Amanda lakukan. Rasanya ia ingin mengumpat, kesal sekaligus marah.
Dengan gaji terakhir yang hanya ia terima setengahnya, bagaimana dirinya akan melanjutkan hidup. Amanda menutup mata, menarik napas dalam-dalam. Sial! Hanya karena membela diri, ia harus menerima akibat seperti ini. Jika tahu akan berakhir seperti ini, sekalian saja Amanda menjambak dan menguncir mulut Selena di depan umum.
Mengingat kembali kejadian itu dan kata-kata yang Selena berikan untuknya, seketika membuat kepala Amanda kembali panas. Ia melangkah cepat dengan berulang kali menarik napas. Awas saja jika ia bertemu si mulut berbisa itu lagi, ia tidak akan melepaskan Selena.
"Manda!"
Amanda berhenti. Ia menoleh dan menunggu rekan kerjanya saat mendekat pada Amanda. Ahh bukan lagi rekan kerja, karena wanita itu baru saja dipecat. Sekarang ia adalah pengangguran. Dan semoga saja ia secepatnya menemukan pekerjaan baru. Jangan sampai hidupnya nanti terlunta-lunta.
"Bagaimana?" tanya teman Amanda.
"Berakhir." Amanda mengangkat tangan, memperlihatkan amplop coklat yang bentuknya sudah kusut karena menerima kekesalan Amanda.
"Kau dipecat?" Amanda mengangguk lemah. "Tega sekali. Kau kan hanya membela diri." Amanda lagi-lagi mengangguk lemah. Benar, ia kan hanya membela diri seharusnya tidak berakhir seperti ini.
"Menghadapi orang kaya memang sulit. Kita yang lemah akan salah dan tetap kalah. Semoga kau segera menemukan pekerjaan baru ya, Amanda."
Amanda juga berharap demikian. Ia akan segera menemukan pekerjaan baru setelah ini. Jangan sampai penyambung napas yang tidak seberapa di dalam amplop coklat itu lebih dulu habis.
"Tunggu, Amanda. Apa kau ingin mencoba bekerja di perusahaan? Aku bisa menghubungi seseorang untuk membantu mu?"
Mantan rekan kerja Amanda itu kembali menahan langkah Amanda yang ingin pergi. Ia juga segera meraih ponsel tanpa menyadari tatapan Amanda yang terlihat aneh.
"Di perusahaan?" tanya Amanda dengan memperhatikan temannya yang sibuk terus mengutak ngatik ponselnya. "Terdengar bagus. Mungkin aku bisa mencoba melamar menjadi bos di sana."
Wajah yang dari tadi terlihat serius mencari sesuatu di dalam ponsel itu terangkat. Ia tersenyum kaget mendengar perkataan Amanda. Sepertinya karena tiba-tiba dipecat, Amanda jadi berhalusinasi.
"Kau ini ada-ada saja. Simpan nomor ini!" Teman Amanda memperlihatkan sebuah nomor ponsel. "Kau bisa menghubungi bibikku jika ingin mencari pekerjaan. Katakan saja kau adalah temanku. Dia sudah cukup lama bekerja menjadi office girl di perusahaan besar."
"Office girl? Bukan lowongan kerja sebagai bosnya?" Wajah Amanda polos, seakan tidak ada hal aneh dari pertanyaan yang ia berikan. Amanda menyimpan nomor ponsel itu. Sedangkan temannya sudah tertawa seraya menggeleng. Jika ada lowongan kosong sebagai bos tanpa memandang latar belakang pendidikan dan sebagainya, sudah pasti dirinya akan lebih dulu melamar di sana.
"Aku sudah menyimpannya. Terimakasih banyak," ucap Amanda tulus seraya mengembalikan ponsel temannya itu.
"Semoga kau cepat menemukan pekerjaan baru di sana, Amanda. Tetap semangat! Aku harus kembali masuk, ayam-ayam ku sudah menunggu, mereka pasti ingin segera berenang." Teman Amanda itu segera menghilang dari hadapan Amanda yang tertawa karena ucapan absurdnya.
Candaan itu sedikit bisa menghibur hati Amanda yang sebelumnya begitu kesal karena permasalahan bersama Selena. Amanda pun berlalu pergi dari sana seraya langsung mencoba menghubungi bibik temannya. Amanda tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Semoga ia segera menemukan pekerjaan. Dan tidak lagi mendapatkan masalah, termasuk jangan sampai bertemu kembali dengan Selena si mulut berbisa.
Memang tidak ada salahnya berharap. Meski masa depan sering meleset jauh dari angan. Karena tanpa disadari, takdir malah akan membawa Amanda lebih sering terlibat bersama Selena.
*
*
*
"Aku tidak menyukai sikapnya yang berani menatap mu!" ucap Selena dengan wajahnya yang terlihat kesal saat berhadapan dengan Reagan. Ia dan suaminya langsung meninggalkan ball room hotel setelah Selena berhasil mendapatkan kejadian yang cukup memalukan.
"Kau lebih tidak bisa menjaga sikap. Seorang pelayan pun kau tanggapi."
Suara itu berhasil mengubah udara di sekitar ruangan menjadi lebih dingin. Menekan jauh keberanian Selena yang sudah berniat ingin menjawab kembali ucapan Reagan. Suaminya itu pasti marah karena kejadian antara dirinya dan Amanda terjadi di depan semua rekan bisnis dan para kolega.
Reagan tidak bersuara keras. Dan juga tidak membentak. Namun saat ini Selena begitu tahu jika suaminya itu sangat kesal. Ini semua gara-gara Amanda. Dasar perempuan dekil! Karenanya Reagan jadi semakin bersikap dingin padanya.
"Kau mau ke mana, Rey?"Selena segera menahan langkah Reagan dengan berniat menyentuh lengan suaminya itu. Tapi belum sempat Selena melakukannya, netra Reagan sudah lebih dulu membuat Selena mengurungkan niatnya. "Aku minta maaf. Aku janji, aku tidak akan mengulanginya lagi."
Selena sangat tahu, Reagan tidak menyukai sesuatu yang dapat mencuri perhatian umum dan dapat mempengaruhi perusahaan maupun namanya di dunia bisnis. Pria itu begitu memiliki ambisi yang besar. Jika tidak, ia takkan bisa meraih semuanya sejauh ini dengan begitu cepat. Kekayaan, kekuasan, serta popularitas pria itu miliki dalam genggamannya. Dan Selena jelas sangat menyukai semua itu.
Reagan hanya menatap Selena tanpa memberikan tanggapan atas permintaan maaf istrinya. Setelahnya, ia benar-benar beranjak pergi meninggalkan Selena yang langsung mengepalkan tangan, karena merasa geram atas sikap dingin Reagan.
Mereka sudah bersama selama satu tahun. Tapi sikap Reagan pada Selena malah semakin dingin. Berbeda jauh ketika mereka tampil di hadapan banyak orang. Suaminya itu akan bersikap selayaknya suami yang begitu mencintai istrinya.
"Kau ada di mana?" Rasa kesal membawa Selena langsung menghubungi seseorang. "Temui aku di tempat biasa. Aku ingin dimanjakan hari ini."
Selena mematikan sambungan telepon dan langsung beranjak pergi meninggalkan kediaman mewahnya bersama Reagan. Lebih baik ia menemui Juliant dan melupakan sikap dingin suaminya serta kejadian bersama Amanda yang semakin membuatnya kesal saja.
kalo sampe pengen, emang ada yg di ajak maen😏😏😏
ada ronde 456 juga gak/Facepalm//Facepalm/
nikahin dulu atuhhh