dari aplikasi salah satu dating ku install di ponsel ku, untuk mengisi waktu gabut ku dan juga aku baru saja kehilangan pekerjaan ku, karena seseorang yang ku anggap baik ternyata dia lah yang membuat ku kehilangan pekerjaan ku, lalu aku juga menulis novel, ketika menggunakan aplikasi dating itu aku mengenal pria yang membuat ku nyaman untuk mengirim pesan singkat, dia selalu menyempatkan waktu untuk merespon pesan dari ku melalui ponsel kita masing masing, dan dari awal aku hanya iseng mengenal pria tersebut dan karena dia lebih matang usianya dari ku, yang selalu ku panggil suhu yang sudah ku anggap seperti seorang kakak, semua keluh kesah ku selalu ku curahkan kepada dia, dan aku semakin merasa nyaman mengenal dengan pria yang ku kenal secara online, dan tidak tahu perasaan itu tumbuh begitu saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afifah Dewi Masithoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Livy berbeda dari ???
Livy dan yang lainnya pun memilih untuk bermalam di sana, karena sudah terlalu malam dan jarak dari clubbing menuju ke kos nya sangat jauh, dan dia juga merasa jika tidak buruk juga jika bermalam di sana, karena tempat itu juga milik teman Franny yang tak lain David pria tampan blasteran bule Jerman dan Indonesia, dan memang dia kelahiran Jerman dan salah satu orang tuanya yang memiliki darah Jerman dan mereka memutuskan kembali ke Indonesia ketika David tumbuh dewasa,, sehingga dia memiliki gen seperti pria bule Jerman sedangkan steve dia memang bule dari Australia, dan mereka berteman karena Steve ikut serta menjadi investor di club' milik nya sedangkan Andrew teman nya dari masa di bangku sekolah hingga di bangku kuliah dan mengenal wanita bernama Franny.
keesokan harinya mereka pun terbangun lalu segera membersihkan diri, dan mereka hanya ingat jika semalam mereka sangat menikmati musik DJ, dan berjoget-joget ria karena terpengaruh oleh minuman beralkohol, Livy hanya sebagai dokumenter momen tersebut serta ikut berjoget-joget meski dia tidak mabuk.
"kamu dari mana kenapa tadi pagi sudah tidak ada" ucap Steve yang melihat tidak ada sosok Livy di tempat itu, ketika dia baru bangun dan membuka mata melihat sekeliling, tetapi nampak ada yang kurang dan tak lain wanita bernama Livy pergi entah kemana.
"aku membeli beberapa makanan buat kita makan pagi, dan aku tidak tahu kalian biasa makan apa di pagi hari dan ku belikan kalian sandwich dan kopi saja serta salad buah karena aku tahu jika kedua teman ku akan makan salad di pagi " ucap Livy yang menjelaskan secara detail apa saja yang dia beli tadi pagi serta kebiasaan kedua teman nya dia juga tahu, dan banyak beberapa sandwich untuk mereka serta minuman pereda mabuk.
"dia sangat baik dan peduli kepada kedua teman teman nya" gumam Steve yang mengagumi sifat Livy dan dia pun membantu menata makanan di meja, serta dia juga membantu membersihkan meja bekas makanan yang berceceran, karena ulah teman temannya karena dirinya merasa tidak enak hati jika tidak membantu Livy.
"pagi semuanya" ucap Franny yang menyapa teman temannya, dan mereka pun membalas sapaan Franny dia pun duduk di di antara Livy dan Dyani.
"ini minum buat pereda mabuk kamu" ucap Livy dan Franny pun menerima minuman botol kecil tersebut, dan yang lainnya pun sama minum agar meredakan pusing nya karena pengaruh minuman alkohol.
"terimakasih Livy sudah menjadi mommy kita, tahu saja tadi aku sangat pusing sekali setelah minum ini sudah merasa mendingan" ucap Dyani memeluk Livy yang merasa sangat senang jika kini Livy mode seorang ibu yang mengurus bay bayi gedenya, meski Livy lebih mudah 2 tahun dari dirinya maupun dari Franny.
"mommy sangat menyayangi kamu berdua" ucap Franny yang ikutan memeluknya dan membuat Livy susah bernafas.
"kasihan anak orang di peluk oleh 4 gunung lepasin tuh gak bisa bernafas, emang kalian mau jadi anak piatu gak punya mommy lagi" ucap David yang sangat random dan kedua wanita itu melepaskan pelukannya lalu menginjak kaki kaki David secara bergantian.
"kalian hobi banget merundung ku" ucapnya lagi dan di abaikan oleh ketiga wanita itu dan memilih menikmati makan pagi.
"apakah Livy lebih tua dari kalian, kenapa aku melihat jika Livy lebih mudah dari kalian" ucap Andrew yang merasa jika wajah Livy sangat mudah, mungkin lebih cocok dia masih di bangku sekolah SMA atau di bangku kuliah, karena terlihat baby face meski Livy tidak secantik Franny maupun Dyani, karena Livy identik Jawa China meski dia memang keturunan Jawa, akan tetapi mata kecil dan sayu membuatnya terlihat seperti wanita China.
"Livy lebih mudah dari kita 2 tahun, tetapi dia sudah kami anggap seperti mommy karena seperti yang kalian tadi lihat, jika tanpa Livy kita mungkin kelaparan dan akan merasa pusing" ucap Dyani menjelaskan lebih detail tentang perbedaan usia mereka, dan dirinya juga merasa jika Livy masih usia 20 tahun dan bukan usia 27 tahun, akan tetapi dia tahu jika wanita ini sangat menggemaskan, dan memiliki kepribadian yang baik yang memiliki vibe positif, sehingga membuat nya terlihat mudah dari usianya.
"kamu dari pulau Jawa" ucap Andrew dan Livy mengangguk sebagai jawaban akan tetapi dia tidak percaya, karena melihat Livy seperti wanita China meski tidak sepenuhnya.
"kami pun mengira dia keturunan China tetapi tidak, dia memang Jawa akan tetapi dia seperti berbeda dari keluarga nya" ucap Franny yang membuka pendapat yang sama seperti Andrew, dan dia juga bertanya lebih banyak tentang keluarga Livy meski dia tahu jika memang benar adanya, jika Livy memang keturunan Jawa karena keluarga nya memang dari Jawa.
"apakah kalian sudah pernah bertemu dengan keluarga Livy" ucap Steve yang bertanya dan Franny beserta Dyani menggeleng sebagai jawaban, karena mereka hanya tahu dari foto keluarga yang di tunjukkan oleh Livy.
"apa mungkin kamu memang dari keluar China dan keluarga kandung yang sekarang bukan keluarga kandung akan tetapi kamu di angkat oleh mereka, sehingga kamu berbeda dari yang lain" ucap David dengan argumen yang bisa di jadikan sebuah novel, yang berjudul *aku adalah putri angkat* sedangkan Andrew serta Steve tidak heran jika teman nya memiliki karakter yang random, dan membuat Livy tertawa terbahak-bahak karena David, dia juga tidak habis pikir dengan pola pikir pria yang baru dia kenal itu, karena dia merasa jika memiliki kesamaan wajah yang sama dengan saudara saudara nya tersebut.
"sudah abaikan saja dia biarkan dia sibuk dengan imajinasinya itu" ucap Franny tidak heran dengan David yang memang random, dan setelah itu mereka selesai makan pagi lalu pergi pulang pulang, karena mereka juga ingin istirahat di kamar nya masing-masing, dan merasa pegal-pegal karena semalam tidur di kursi sofa, akan tetapi mereka berdua memilih untuk tidur di kos Livy.
Dan keesokan harinya mereka berangkat kerja berbarengan, karena mereka berdua menginap di kos Livy.
"seperti nya aku ingin tinggal di Apartemen atau kos" ucap Dyani tiba-tiba memiliki ide random, dan Franny pun setuju dengan ide miliknya.
"aku merasa juga begitu yang merasa bosan jika setelah pulang kerja lalu pulang, dan jarak dari rumah ke kantor cukup jauh" ucap Franny dan dia juga dari dulu ingin mencari tempat apartemen yang memiliki jarak yang dekat dengan kantor, akan tetapi belum bisa mendapatkan izin dari kedua orang tuanya, karena dirinya putri tunggal yang sangat berharga, dan sang mama nya tidak ingin berpisah dari sang putrinya.
"terlebih kedua orang tua kamu sering berpergian ke luar negeri, dan itu pasti membuat mu bosan juga di rumah yang sebesar itu hanya berisi kamu dan para maid mu" ucap Dyani dan Franny mengangguk membenarkan fakta yang di katakan oleh Dyani, dan Livy juga merasakan hal yang sama meski dia memiliki kakak maupun adik di rumah, akan tetapi dia juga merasa kesepian karena kakak nya sudah keluar dari rumah yang telah memiliki keluarga masing-masing, dan sang adik sibuk dengan kegiatan nya sehingga membuat nya sibuk di luar rumah, dan jika dia di rumah hanya numpang tidur akan tetapi setiap hari weekend mereka akan berkumpul dan hanya hari tertentu saja.
"bagaimana jika kita menyewa apartemen untuk kita tempati bertiga, atau kita menyewa apartemen di gedung yang sama" ucap Franny tiba-tiba yang memiliki ide yang membuat Livy bingung, karena harga sewa apartemen sangat mahal karena harga sewa kos dia juga dia merasa sudah mahal apalagi harga sewa apartemen.
"apakah kamu bisa mendapatkan izin dari kedua orang tua kamu, dan juga aku belum yakin bisa menyewa apartemen karena mahal" ucap Livy dan Franny serta Dyani memaklumi dengan keadaan Livy.
"untuk harga sewa apartemen itu urusan belakangan, karena aku baru ingat jika salah satu rekan bisnis papa ku memiliki apartemen, kita bisa kesana" ucap Franny yang tahu betul memang harga sewa apartemen sangat mahal dua kali dari harga kos, akan tetapi dia tidak kehabisan ide yang cemerlang.
"berarti yang kita sekarang pikirkan cara agar kamu mendapat kan izin dari kedua orang tua kamu" ucap Dyani dan Franny mengangguk sebagai jawaban, dia pun memiliki ide yang yang sangat cemerlang dan akan di lakukan dari saat ini, setelah sepulang kerja akan melakukan ide yg di usulkan oleh Dyani, tidak terasa mereka mengobrol dalam perjalanan ke kantor dan kini sampai dan tak lupa mereka memarkirkan mobil milik Franny dan Dyani yang menyetir, di sebelah nya ada Livy dan di bangku penumpang belakang ada Franny, dan tak lupa mereka membeli kopi sebelum menuju lift, sebelum pintu lift di tutup salah satu staf yang lain pun menekan tombol untuk pintu tidak tertutup.